Kaskus

Story

yuda12333Avatar border
TS
yuda12333
[TAMAT] Cinta Terakhir
[TAMAT] Cinta Terakhir


tak gawe koper yo sam behaha Inoviq28

[TAMAT] Cinta Terakhir


Assalamu’alaikum..

Hai hai setelah sekian lama gue jadi penghuni goa SFTH dan terjebak dalam lingkungan SR, akhirnya gue pun tergerak untuk sedikit menceritakan pengalaman hidup gue.

Cerita ini mungkin terlihat aneh, tapi gue sadar walaupun aneh tapi ini jalan cerita yang udah Tuhan buat di kehidupan gue.

Cerita yang membuat gue jadi orang yang lebih baik, hehe oh yaa tapi mimin sih cuman mau ingetin ambil baiknya buang buruknya. Ibarat kalao di masjid kita bawa sandal jelek kemudian pas pulang kita ambil yang sandal yang bagus dan buang yang jelek.. hehe engga bukan gitu

Prolog aja dulu yaa, nama lengkap gue Muhammad Yuda Setiawan (nama samaran) sekalian suaranya di buat kayak di film the cimpmunk, eh dikira gue tersangka pencabulan kali yaa? Haha engga bercanda aja kok. Gue sekarang udah meried yeyyyemoticon-Ultahmeried dengan salah satu tokoh yang ada dalam cerita gue ini.

Alhamdulillah sih udah punya malaikat kecil sekarang hehe jadi maaf misal update radak ngadat yaa terus urusan gawean dan sampingan yang kadang menguras isi dompet ehh bukan menguras pikiran hehe

Pertama sih gue agak bingung nentuin judul yang pas buat cerita gue ini, namun akhirnya setelah seribu kali solat istikharah akhirnya gue dapat juga hehe lebay yaa gue haha biarin aja deh

Oh ya terakhir deh, misal dalam penulisan gue radak susah di pahamin, gue mohon maaf sebesar besar nya ya, karena keterbatasan penulis hihi bukan penulis profesional macam tere liye atau macam raditya dika cuman orang biasa kok gue aslinya hehe

Hehe dari tadik gue ngejunk aja ya? Langsung cek idot aja deh yaa semoga kalian sukaaa...



Spoiler for "Semester I":



Spoiler for "Semester II":



Spoiler for "Semester III":



Spoiler for "Semester IV":




Spoiler for "Okta's Said":


Spoiler for "Renny's Said":



Spoiler for "Side Story":



Spoiler for "Tokoh Pendukung:



emoticon-Rate 5 Star Dan Comment kalian membuat gw semakin semangat menulis emoticon-Leh Uga
Polling
0 suara
Siapakah yang nanti jadi tunangan gue?
Diubah oleh yuda12333 02-06-2017 08:15
kadalbuntingzzzAvatar border
efti108Avatar border
imamarbaiAvatar border
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
8
367.2K
1.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yuda12333Avatar border
TS
yuda12333
#1435
Part 79


Rintik hujan semakin lama semakin deras, dan mulai membasahi setiap benda yang berada di muka bumi ini. Sesekali terdengar suara keras yang keluar dari langit beserta kilapan yang khas. Angin yang berhembus lumayan keras pun membuat daun-daun yang berada di pohon bergerak-gerak dengan indah.

Sementara di tempat lain, Gw masih duduk di atas kursi kayu berwarna putih sambil termenung di depan ruangan ICU. Di dalam pikiran yang kalut ini, gw merasa khawatir akan keadaan salah satu perempuan yang gw sayang. Okta. Nama perempuan beberapa tahun bekalangan ini selalu membuat gw susah tidur. Apalagi dengan keadaannya yang seperti sekarang. Mustahil bin mustahal untuk gw tidak memikirkannya.

Di depan, berdiri sambil menyilangkan ke dua tangan di depan dadanya dengan wajahnya yang tak kalah cemasnya dengan gw, Papah kandung dari perempuan itu. Salah satu orang yang mungkin paling Okta sayang untuk saat ini. Kalian pernah berpikir engga kemana ibunya Okta? Ibu nya sudah meninggal ketika Okta mulai pertama kali menangis dan mulai melihat indahnya dunia ini. Jadi Okta ketika pertama kali mulai menangis dengan kencang, dia sudah di tinggal oleh Mamahnya.

Sedangkan duduk di samping gw sambil mengelus lembut bahu gw. Sosok perempuan yang beberapa tahun belakangan ini mulai hilang dari kehidupan gw. Renny, sosok perempuan yang dulu pernah membuat gw tergila-gila, namun karena suatu keadaan akhirnya kita di pisahkan oleh dua benua. Senyuman khasnya itu tidak bisa membuat gw menjadi lebih tenang.

Beberapa jam yang lalu Okta sempat sadar, namun baru menampakkan senyuman indah yang selalu gw tunggu ketika gw bertemu dengannya, dia kembali tak sadarkan diri lagi. Dan akhirnya di bawa dalam ruangan ini.

Kita bertiga menunggu cukup lama, hingga akhirnya sosok laki-laki yang biasa kita sebut itu dokter keluar dengan melepas masker yang menutupi mulutnya. Lalu kita bertiga mendekati laki-laki itu.

Laki-laki itu pun hanya tersenyum melihat ke arah kita bertiga. “Operasinya berjalan lancar dan kami pun sudah berbuat semaksimal mungkin. Tinggal sekarang kita butuh doa dari kalian semua, semoga semua nya akan baik-baik saja..emoticon-Smilie

Tak terasa air mata mulai mengalir dengan pelan dari sudut mata ini. Gw mulai lemas mendengar perkataan dari orang tersebut. Kata-kata “semaksimal mungkin” itu lah yang membuat gw merasa kalau harapan itu sudah mulai semakin memudar.

“istighfar Yud..”ucap perempuan yang sedang memapah gw.

Namun air mata ini semakin lama semakin susah untuk di bendung. Iya gw kembali terjatuh duduk jongkok sambil menyilangkan kedua tangan di atas lutut gw.
.
.
Sekarang dia sudah berada di ruang inap rumah sakit ini. Kondisinya masih belum sadarkan diri pasca operasinya tadi. Gw, Renny dan Papahnya Okta pun berharap-harap cemas dengan keadaan perempuan yang tengah tertidur lelap di atas kasur ini. sesekali gw berbicara sendiri kepada dia, walaupun gw tau itu engga bakalan mengubah keadaan, tapi paling engga dia sedikit mendengar apa yang gw bicarain.

Renny, dia tetep setia di samping gw dengan segala perkataannya yang berharap membuat gw tidak cemas, namun perkataan itu seperti masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

“Okta bakalan sadar Yud, tenang ya..”ucapnya sambil menepuk-nepuk punggung gw pelan.

Gw engga memperdulikannya, dan masih tetap fokus dengan perempuan yang berada di depan gw ini.

Cukup lama gw menunggu, dan akhirnya perlahan tapi pasti mata yang kelihatan sayu itu mulai berkedip. Perlahan-lahan hingga akhirnya bola mata yang indah itu mulai terlihat, di sertai dengan bibir yang tersungging agak terpaksa.

“Okta? kamu sudah saadar?”tanya gw senang.

Dia tersenyum lembut.

“syukurlah nak..”sahut Papahnya Okta.

“alhamdulillah..”lanjut Renny.

Dengan cepat, Papahnya mengabari dokter perihal kesadaran anak perempuannya ini. Tak lama kemudian dokter dan dua orang suster pun masuk ke ruangan ini, dengan cepat mereka memeriksa keadaan Okta.

“alhamdulillah operasinya berjalan lancar..”ucap dokter itu sambil tersenyum sumringah.

“alhamdulliah..”ucap kita bertiga.

“Okta pasti sembuh kan dok?”tanya gw.

“doakan yang terbaik saja ya mas..”jawab dokter tersebut.

Gw pun mengelus-elus lembut tangan yang tertancap infus itu.

“orang kok kerjaannya bikin khawatir aja..”gerutu gw.

Pletakkk..! kepala gw dijitak sama perempuan di samping gw ini.

“aduhhh..”teriak gw sambil mengelus-elus kepala gw.

“Sayang, kamu bakalan sembuh kok. Berjuang yaa..”ucap Renny ke Okta.

Okta hanya menjawab dengan senyuman.

“kita disini akan selalu doain kamu kok, kita kan kangen sama kamu..”lanjutnya lagi.

“halahh..”gerutu gw.

Pletaakkk!! Dan lag-lagi sebuah jitakan mendarat dengan mulus di kepala gw.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Dan waktu sudah menunjukkan sore hari. Gw ingat betul hari itu kita sempet ngobrol ringan, walaupun Okta engga menjawab. Dia hanya tersenyum membalas banyolan, lelucon dan cerita yang gw dan Renny sampaikan. Karena beberapa hari ini gw jarang pulang ke kosan, akhirnya sore ini gw pulang kosan bersama dengan Renny.

Singkatnya sekarang kita sedang berada di dalam mobil..

“Yud..”ucap perempuan di samping kemudi.

“hmmm..”

“Okta beruntung ya punya orang yang bener-bener sayang tulus sama dia..”

“kok bisa?”

“iya, aku jadi iri sama dia. Aku jadi nyesel dengan semuanya..”

“Renny, Renny..”

“aku dulu berharap kamu lah orang yang terakhir menjadi pilihan hidup ku, tapi sepertinya sekarang semuanya sudah terlambat..”

“mungkin udah saatnya aku harus merelakan kamu buat Okta Yud..”

Mobil pun berhenti di depan garis zebra cross.

Gw pun menengok ke arahnya.

“Ren, kamu itu cantik, pinter, supel, terus baik. Walaupun terkadang nyebelin sih. Kamu pasti dapetin orang yang terbaik di luar sana. Yang bisa sayang sama kamu dengan tulus..”

“engga ada yang sayang sama aku dengan tulus..”

Lampu berwarna hijau. Gw pun melajukan mobil ini.

“kamu salah Ren..”sergah gw. “banyak orang yang sayang sama kamu dengan tulus, cuman kamunya aja yang belum tau..”

“tapi siapa Yud? Siapa?!”

Gw tersenyum tanpa melihat ke arahnya lalu menghela nafas panjang. “pasti ada Renn, dan itu bukan aku..”lalu kembali berbalik ke depan.

“tapi aku maunya kamu, karena Cuma kamu orang yang beneran sayang dengan tulus..”

“Renny, Istighfar..”
.
.

Tak lama kemudian kita sampai di kosan gw.

“kamu langsung pulang atau mau disini dulu?”tanya gw.

“kalo disini dulu boleh?”balasnya.

“dengan senang hati..”jawab gw.

Dan gw pun memasukkan mobil ini di areal parkiran kosan gw ini.

Singkatnya sekarang kita sudah berada di dalam kamar gw.

“yuk di makan..”ajak gw.

Dia hanya membalas dengan anggukan kepala.

Cukup lama kita makan pada waktu itu hingga tiba-tiba telpon gw berbunyi. Gw pun bergegas berdiri dan melihat siapa yang nelpon. emoticon-phone“Papah Mertua Memanggil..”

emoticon-phone “halo Pahh..”jawab gw.

emoticon-phone “Okta kritis..”

Jediaarrr…!

emoticon-phone “kamu buruan kesini ya..”

emoticon-phone “haloo yudd. Haloo..!”

emoticon-phone “Yud..!”

emoticon-phone “Yudd, Yudaa..!!”suara disana agak berteriak sekaligus menyadarkan gw.

emoticon-phone “ehh iya Pahh..”

emoticon-phone “Oke Papah tunggu..”

Tutttt… telpon di matikan sepihak.

“kenapa Yud?”tanya perempuan di depan gw ini.

Air mata mulai menetes tanpa permisi.

“Okta Ren..”

“Okta kenapa? Everything is okay, isnt it?”

“Okta kritis..”ucap gw singkat dan langsung terjatuh lagi.

Mata gw mulai berkunang-kunang, hanya terdengar samar-samar suara dari perempuan yang bersama gw saat ini. Dan gelap semuanya menjadi gelap.

.
.

Di bawah pohon beringin yang lumayan rimbun dengan di temani angin yang sepoi-sepoi dan beberapa suara burung yang saling bersahutan.

“Yud..”ucap cewe di samping gw.

“hmm..”balas gw singkat.

“kamu mau berjanji satu hal sama aku?”tanyanya.

“apa? selagi aku masih bernafas pasti aku bakalan bisa..”

“berjanji untuk selalu sayang sama aku sampai mati..”

Gw terkekeh pelan mendengar permintannya. “engga kamu bilang gitu juga aku bakalan seperti apa yang omongin..”

“janji?”balasnya.

“janji. Aku Yuda akan selalu sayang dan cinta sama Oktavia hingga maut memisahkan kita. Kalo kamu?”

Dia tersenyum, “aku Oktavia akan selalu sayang dan cinta sama Yuda hingga maut memisahkan kita..”

“janji?”ucap gw sambil mengulurkan jari kelingking.

“janji..!”balasnya bersemangat sambil membalas uluran jari kelingking gw.

Kemudian,..

“Yud,, Yudaa..!!”teriakan yang menyadarkan gw sambil menepuk-nepuk pipi gw.

“astaghfirullohh..!”

“kamu ih lagi genting malah pake pingsan segala..!”gerutunya.

“aku kenapa?”

“tenang, semuanya baik-baik saja..”

“Okta?!”

“baik-baik saja..”

“Renny!”

“karena kamu sudah sadar, ayo kita sekarang ke rumah sakit..”

Dengan langkah yang cepat sangat, kita pun menuruni anak tangga menuju mobil putih yang terpakir rapi di halaman depan kosan gw ini.

Tak perlu waktu lama, layaknya Sebastian Vettel saat mengandarai mobil ferrarinya gw dan Renny pun tiba di rumah sakit. Gw parkirin dan mulai berjalan cepat ke arah ruangan dimana Okta di rawat.

Sesampainya disana, gw masuk dan ternyata sosok perempuan yang gw cari engga ada. Panik mulai menyerang.

“Lha kok engga ada?!”

“ahh mungkin sudah di pindahkan ruangan ICU, kamu tau ruangannya?”

“tau, Ayo cepat..!”

Dan kembali dengan langkah yang cepat sangat, kita berjalan menuju ke arah ruangan ICU. Setelah melewati beberapa lorong ruangan, akhirnya kita sampai di ruangan ICU. Disana sedang berdiri Pria paruh baya yang sepertinya berharap-harap cemas.

“Pah, gimana? Apa yang terjadi?”

“engga tau, tiba-tiba aja Okta kembali engga sadarkan diri Yud. Ini dia lagi di periksa intensif..”

“Kok bisa sih Pah, bukannya tadi Okta udah mulai membaik ya? Kok bisa gini sih..!”

“Yuda, sabar.. semuanya akan baik-baik saja..”ucapnya perempuan yang bersama dengan gw ini sambil menepuk-nepuk pundak gw.

“arrghhhh..!”

Dan setelah menunggu cukup lama, akhirnya dokter keluar masih memakai masker dan penutup kepalanya.

“gimana dokter..”ucap gw.

Dia tersenyum simpul, lalu menepuk pundak gw sekali.

“anak saya gimana dok keadaannya?”lanjut Papahnya Okta.

Dokter itu kembali tersenyum.

“dok..!”bentak gw.

“Yudaaa.!”bentak Renny.

Dokter itu kembali tersenyum sambil mengibas-ngibaskan telapak tanganya, “tidak apa-apa mbak..”

“jadi gini bapak, mas dan mbak. Keadaan pasien bener-bener kritis. Operasi yang saya kira semuanya berjalan lancar ternyata malah sebaliknya. Keadaan pasien sekarang semakin menurun. Kanker yang berada di Otaknya sudah mulai menjalar ke syaraf lainnya..”

Dokter itu menghela nafas panjang. “ikhlaskan yaa..”ucap singkat dokter itu sembari berjalan pelan menjauhi kita semua.

Tak terasa air mata ini kembali mencair dari balik sudut mata ini. Dan pela tapi pasti mulai terisak. Pundak gw masih di elus-elus lembut oleh perempuan ini.

.
.

Gw sedang duduk di kursi panjang yang berada di salah satu taman rumah sakit ini. Pikiran gw entah kemana. Gw udah layaknya orang yang engga punya semangat hidup lagi. Gw hancur. Semuanya hancur lebur tak bersisa. Orang yang gw sayangi, kali ini kembali pergi meninggalkan gw, bukan cuman sesaat namun untuk selamanya. Gw menerawang jauh dimana saat-saat yang indah bersama Okta. saat-saat yang tak akan pernah gw lupain sepanjang hidup.

Tak terasa ada seorang yang duduk di samping gw, lalu di menepuk paha gw ini dengan pelan. Gw pun reflek menengok kearahnya, lalu tersenyum. Gw engga tau kapan dia sudah berada disitu.

“Okta, Renn..”ucap gw sambil bergetar.

“Okta, akan baik-baik saja Yud..”balasnya.

“Okta akan meninggalkan aku lagi, bukan sesaat tapi selamanya..”

“semuanya sudah hancur lembur Ren, semuanya..”

Dia masih menepuk lembut paha gw. “Yuda..”

“aku..”ucap gw terbata-bata.

“Yuda, Okta akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja..”

“Okta itu orang yang kuat, dan akan berjuang hingga titik darah penghabisan. Kamu harus tau itu Yud..”

“engga Ren, Okta akan meninggalkan kita semua..”

“Yuda..”

Gw pun menghela nafas panjang mengelap air mata yang mulai membasahi pipi ini lalu tersenyum ke arahnya. “aku harus ikhlas Renn..”

“Yuda..”ucapnya kembali.

“aku harus ikhlas melepasnya, aku engga mau dia nanti kesusahan karena orang di dunia ini ada yang engga ikhlas melepasnya. Aku yakin Allah sayang sama Okta, makanya dia memanggil dia secepat ini..”

Renny sekarang menepuk pundak gw dengan lembut. “kamu engga akan kehilangan siapa-siapa Yud, Okta itu kuat pasti dia bakal melewati ini semua..”

Gw menggeleng pelan. “engga Ren, semuanya sudah berakhir..”

“Yuda..”ucapnya lirih dan kali ini memeluk gw dengan erat.

Cukup lama kami saling berpelukan, tak perduli dengan mereka yang melihat ke arah kami. Hingga akhirnya..

“Yud..”panggil Papah.

Kita pun saling melepas pelukan, dan merasa dalam posisi canggung.

“engga papa Yud, Okta ingin bertemu denganmu Yud..”lanjutnya.

“Okta sudah sadar Pah?”balas gw agak bersemangat.

Dia mengangguk pelan seraya tersenyum simpul ke arah gw.

Gw pun mulai berdiri dan setengah berlari menuju ke ruangan dimana Okta di rawat. Tak perlu waktu lama gw sudah berada di depan pintu ruangan bertuliskan ICU ini.

“maaf mas, harus memakai ini..”ucap suster.

Gw mengangguk mantap karena tak sabar ingin bertemu dengan Okta. selesai memakai tutup kepala, dan baju safety gw pun melangkahkan kaki ini ke dalam ruangan ini. Gw liat disana terbaring lemah perempuan yang bener-bener gw sayangi. Dengan di bantu alat pernapasan yang terhubung ke salah satu alat bernama Ventilator. Gw berjalan mendekati tubuh yang lemas itu.

“sayang..”ucap gw ke arahnya.

Dia menjawab dengan senyuman lembut.

“semuanya akan baik-baik saja kan? Kamu pasti kuat kan melewati ini semua?”

Dia kembali tersenyum.

“sayang, jangan buat khawatir lagi ya? Kamu janji ya ini yang terakhir..”

Dia kembali tersenyum. Belum ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

“sayang inget engga pas waktu kita muncak itu? pas waktu kamu kedinginan meluk aku dengan erat sampai-sampai aku terjatuh karena kamu meluk aku dengan erat, hehe”

“pas waktu kita makan di alun-alun wonosoba yank, kamu dengan asiknya bermain dengan anak kecil dan aku malah di anggurin. Tau engga yank, aku sebel tau sama kamu, tapi juga seneng. Engga tau kenapa aku seneng aja liat kamu main sama anak kecil itu..”

“sayang.. kemarin di tanyain sama keluarga di rumah. Kapan mau maen lagi ke rumah? Udah lama tau kamu engga maen ke rumah, hampir 9 bulan.. hehe”

“katanya ibuk ku kangen masak pepes ikan nila bareng kamu, kamu pinter racik bumbunya..”

Pundak gw di elus-elus oleh perempuan yang beberapa hari ini selalu berada di samping gw.

“sayang, aku..”

“Yuddaa..”ucapnya lirih sekali.

Gw pun menengok ke arahnya, lalu tersenyum dan mendekatkan telinga ini di depan mulutnya.

“sekarang saatnya kamu wujudin salah satu permintaanku..”

Gw mengangguk pelan, lalu menengok ke arah Papahnya. Papahnya hanya membalas dengan anggukan kepala lalu tersenyum seakan memberikan ijin.

Gw pun memegang tangannya dengan lembut, “Oktavia Prameswari Karim maukah kamu menikah denganku?”

.
.
.
Bersambung..
Herisyahrian
radityodhee
khuman
khuman dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.