- Beranda
- Stories from the Heart
Black Part Of Woman
...
TS
anism
Black Part Of Woman
Spoiler for Peringatan:
Spoiler for Anissa : Aku Bukan pramuria:
Spoiler for Ibu?!:
Spoiler for I Must Found a Father for You:
Wanita itu unik. Karena itu perlakuan terhadap mereka pun berbeda-beda dan spesial.
mereka selalu punya cerita menarik yang pantas disimak
Anism & (edit by) Fanzangela
Diubah oleh anism 30-05-2019 11:43
devarisma04 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
48.2K
379
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#133
Hujan
Kali ini Ario dan Anissa sama-sama gelagapan. Tapi Ario coba menenangkan diri dengan berdehem dan meneguk minuman. Anissa menatap Ario, tapi entah kenapa bayang-bayang foto mantan Ario masih berputar-putar di kepalanya. Iya. Dia cemburu buta pada wanita yang tidak pernah ditemuinya.
“Dia kan masih cinta mati sama mantannya. Tuh, tanya aja ma.”, seloroh Anissa.
Ario menatap Anissa dengan pandangan terluka. Dia tidak ingin membuat Anissa marah lagi, jadi ia memilih diam. Dia juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia mencintai Anissa. Tapi bukan berarti dia langsung bisa menghilangkan masa lalunya. Semua butuh proses. Tapi Anissa masih muda. Dan dia belum bisa mengerti itu.
“Namanya Reni ma. Cantik dan seksi. Sayang aku lupa mengirimkan fotonya ke hpku. Aku bisa tunjukkan buat mama.“, Anissa merasa puas bisa menyerang kembali Ario untuk membalaskan rasa sakit hatinya. 1-1. Ya, dia masih kekanak-kanakan. Tapi dia tidak perduli.
“Reni itu masa laluku Nis. Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya padamu. Kamu tidak bakal mau dengar.”, Ario merasa kepalanya pusing.
Mama Anissa memilih tidak bicara.
Anissa kesal dan mau bangkit meninggalkan ruang tamu. Tapi Ario menangkap tangannya.
Anissa mencoba mengibaskan tangannya. Tapi ia tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman Ario. Ario memegangnya dengan erat. Ario menundukkan kepalanya sementara Anissa berusaha mengenyahkan pegangan Ario sambil mengusap air matanya yang jatuh.
“Aku mencintaimu Nis! Tolong jangan mengungkit masa laluku lagi.”, mohon Ario dengan suara tercekat.
Mama Anissa sangat terkejut sampai menganga. Tapi sejenak setelah ia sadar, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan memberikan privasi pada Ario dan putrinya.
“Kenapa tiba-tiba kamu ngomong seperti itu?”, tanya Anissa setelah yakin mamanya tidak ada di sana.
“Ini tidak tiba-tiba. Aku juga tidak tahu kapan pastinya aku menyukaimu. Tapi semenjak kamu pergi dari galeriku sore itu. Aku merasa kehilangan.”, ujar Ario.
“Aku tidak percaya.”, tatap Anissa sinis.
Ario benar-benar frustasi dan putus asa. Dia memilih untuk berdiri dan mau pergi.
“Kamu mau lari begitu saja setelah mengacaukan perasaan aku?!”, teriak Anissa.
Ario berdiri mematung di sana. Jika sekarang dia berada di galerinya berdua saja dengan Anissa. Dia akan segera melumat bibir wanita itu. Setidaknya dia tidak perlu susah-susah menyampaikan perasaannya. Dia tidak tahu apa hanya Anissa atau semua wanita itu begitu membingungkan. Dia bilang tidak percaya. Artinya Anissa tidak mau percaya Ario mencintainya. Tapi saat dia mau pergi, wanita itu bilang dia mengacaukan perasaannya. Oh, Tuhan. Apa maksud dia sebenarnya?.
“Kamu tidak percaya atau kamu memang tidak mau percaya aku mencintaimu? Semuanya terserah padamu. Kalau tidak percaya, jangan datang ke galeri lagi. Itu bukan tempat yang baik untukmu.”,Ario pergi meninggalkan rumah Anissa.
Hujan pun turun. Ario merutuki hujan itu. Dengan kecepatan tinggi, Ario bersama motornya menerobos hujan deras tersebut. Entah kenapa hujan itu seperti menusuk kulitnya.
Kali ini Ario dan Anissa sama-sama gelagapan. Tapi Ario coba menenangkan diri dengan berdehem dan meneguk minuman. Anissa menatap Ario, tapi entah kenapa bayang-bayang foto mantan Ario masih berputar-putar di kepalanya. Iya. Dia cemburu buta pada wanita yang tidak pernah ditemuinya.
“Dia kan masih cinta mati sama mantannya. Tuh, tanya aja ma.”, seloroh Anissa.
Ario menatap Anissa dengan pandangan terluka. Dia tidak ingin membuat Anissa marah lagi, jadi ia memilih diam. Dia juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia mencintai Anissa. Tapi bukan berarti dia langsung bisa menghilangkan masa lalunya. Semua butuh proses. Tapi Anissa masih muda. Dan dia belum bisa mengerti itu.
“Namanya Reni ma. Cantik dan seksi. Sayang aku lupa mengirimkan fotonya ke hpku. Aku bisa tunjukkan buat mama.“, Anissa merasa puas bisa menyerang kembali Ario untuk membalaskan rasa sakit hatinya. 1-1. Ya, dia masih kekanak-kanakan. Tapi dia tidak perduli.
“Reni itu masa laluku Nis. Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya padamu. Kamu tidak bakal mau dengar.”, Ario merasa kepalanya pusing.
Mama Anissa memilih tidak bicara.
Anissa kesal dan mau bangkit meninggalkan ruang tamu. Tapi Ario menangkap tangannya.
Anissa mencoba mengibaskan tangannya. Tapi ia tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman Ario. Ario memegangnya dengan erat. Ario menundukkan kepalanya sementara Anissa berusaha mengenyahkan pegangan Ario sambil mengusap air matanya yang jatuh.
“Aku mencintaimu Nis! Tolong jangan mengungkit masa laluku lagi.”, mohon Ario dengan suara tercekat.
Mama Anissa sangat terkejut sampai menganga. Tapi sejenak setelah ia sadar, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan memberikan privasi pada Ario dan putrinya.
“Kenapa tiba-tiba kamu ngomong seperti itu?”, tanya Anissa setelah yakin mamanya tidak ada di sana.
“Ini tidak tiba-tiba. Aku juga tidak tahu kapan pastinya aku menyukaimu. Tapi semenjak kamu pergi dari galeriku sore itu. Aku merasa kehilangan.”, ujar Ario.
“Aku tidak percaya.”, tatap Anissa sinis.
Ario benar-benar frustasi dan putus asa. Dia memilih untuk berdiri dan mau pergi.
“Kamu mau lari begitu saja setelah mengacaukan perasaan aku?!”, teriak Anissa.
Ario berdiri mematung di sana. Jika sekarang dia berada di galerinya berdua saja dengan Anissa. Dia akan segera melumat bibir wanita itu. Setidaknya dia tidak perlu susah-susah menyampaikan perasaannya. Dia tidak tahu apa hanya Anissa atau semua wanita itu begitu membingungkan. Dia bilang tidak percaya. Artinya Anissa tidak mau percaya Ario mencintainya. Tapi saat dia mau pergi, wanita itu bilang dia mengacaukan perasaannya. Oh, Tuhan. Apa maksud dia sebenarnya?.
“Kamu tidak percaya atau kamu memang tidak mau percaya aku mencintaimu? Semuanya terserah padamu. Kalau tidak percaya, jangan datang ke galeri lagi. Itu bukan tempat yang baik untukmu.”,Ario pergi meninggalkan rumah Anissa.
Hujan pun turun. Ario merutuki hujan itu. Dengan kecepatan tinggi, Ario bersama motornya menerobos hujan deras tersebut. Entah kenapa hujan itu seperti menusuk kulitnya.
Diubah oleh anism 26-05-2017 18:54
mmuji1575 memberi reputasi
1