- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#5060
Part 4
“Say, aku kebawah dulu ya. “ kata ane ke Shela yang masih terbaring dengan posisi tengkurap di springbed.
“Hmmmmm… “ jawab Shela dengan badan masih tengkurap.
“Kenapa ? Lemes ? “ tanya ane dengan nada meledek.
Shela nggak menjawab dan cuma membalikkan badannya lalu tersenyum simpul sambil menyeka rambutnya yang menutupi wajah.
“Aku ke bawah dulu ya. “ kata ane lagi sambil mendekatkan wajah ane ke Shela.
“Iya. “ jawab Shela lirih. Dan sebagai “perpisahan” untuk malam ini, ane kembali memeluk lalu melumat bibir mungil Shela.
“Aku sayang kamu say. “ kata ane sambil menatap Shela dengan mesra setelah puas beradu bibir.
“Aku janji nggak akan bikin kamu sakit hati lagi. “ sambung ane, dan ane akan berusaha sekuat tenaga untuk menepati janji tersebut.
“Janji ya. Aku juga sayang sama kamu. “ jawab Shela tersenyum sambil memegang pipi ane. Ane lalu balas memegang tangannya Shela lalu menciumnya, kemudian beranjak berdiri.
“Ini dipakai say, ntar kamu masuk angin lho. “ kata ane ketawa sambil menyodorkan bawahan piyama ke Shela, yang langsung diambilnya seraya tersenyum malu.
Ane lalu keluar kamar dan dengan hati-hati ane menuruni tangga lalu menuju ruang tamu dengan celingukan kanan kiri, dan ternyata kondisi aman 86. Setelah menyalakan AC di posisi dry, ane kemudian berbaring di sofa ruang tamu dan nggak lama ane udah terlelap.
Paginya ane terbangun setelah alarm HP ane yang ane set pukul 05.30 berbunyi dengan nyaring. Ane lalu beranjak berdiri lalu berjalan menuju dapur, dan ternyata udah ada ibu yang lagi duduk di meja makan sambil mengiris-iris sayuran.
“Kuliah jam berapa Vin ? “ tanya ibu.
“Jam delapan bu. “ jawab ane sambil garuk-garuk kepala.
“Shela nggak ada kuliah ? Kok jam segini belum bangun ? " tanya ibu.
"Katanya sih hari ini dia kuliah jam sembilan. " jawab ane.
"Bangunin sana Vin, habis itu mandi lalu sarapan. Nggak baik lho anak perempuan kok bangunnya siang. " kata ibu. Ah elah, pasti ibu lagi bandingin sama Wulan.
Ane pun menuruti perintah ibu lalu berjalan menuju kamar ane, dan ane lihat Shela masih tertidur pulas sambil membekap guling.
"Sayang, bangun, udah siang lho. " kata ane sambil berbisik di telinganya Shela.
"Sayang... " kata ane lalu menggoyang-goyangkan pundaknya.
Shela akhirnya membuka mata lalu menggerakkan badannya. Saat melihat ane, dia tersenyum dengan manisnya. Ah ... bener-bener cantik pacar ane ini.
"Selamat pagi, tuan putri... " sapa ane.
"Kamu kok udah bangun ? Jam berapa sih ? " tanya Shela sambil bangkit duduk.
"Tuh. " jawab ane sambil menunjuk table clock di meja yang menunjukkan pukul 5.45.
"Waduh ?! Udah siang ya ?! Eh ibu kamu udah bangun belum ? " tanya Shela dengan nada agak panik.
"Udah lah, dari tadi. " jawab ane ketawa.
Ane lalu mengambil handuk baru dari lemari pakaian lalu memberikannya ke Shela yang lagi duduk di samping ranjang.
"Kamu mandi dulu aja say, habis itu kita sarapan. " kata ane.
"Say... " panggil Shela.
"Kenapa ? " tanya ane.
"Semalem ibu kamu nggak bangun kan ? Maksudku pas kita... " tanya Shela dengan nada kuatir.
"Nggak lah say, pokoknya aku jamin aman. " jawab ane meyakinkan.
"Dan aku akan tanggung jawab apapun yang terjadi. " timpal ane.
Shela nggak menjawab dan cuma tersenyum mengangguk. Ane lalu memegang dagunya lalu mendekatkan bibir ane ke bibirnya dan sebuah kissing singkat kami lakukan di pagi yang sangat cerah ini.
Setelah kami berdua selesai mandi ..ehm.. mandinya gantian ya, nggak barengan, meski ane pengen
.. oke selesai mandi, kami berdua lalu menuju meja makan. Disana masih ada ibu yang lagi meracik bumbu buat masak, dan Dina, yang ternyata udah bangun dan kini dia duduk sambil memeluk boneka Winnie The Pooh kesayangannya.
Tapi saat melihat sang guru Karate kesayangannya (dan calon kakak ipar
) turun dari tangga, dia langsung berlari dan menyambutnya.
“Kak Shela ?! “ teriak Dina sambil memeluk gurunya tersebut.
Shela hanya tersenyum sambil balas memeluk muridnya yang sangat menyayanginya tersebut.
“Kok kakak udah ada disini ? Kakak nginep ? “ tanya Dina dengan nada riang.
“Iya Din. Semalem kakak emang nginep disini. “ jawab Shela sambil mengelus rambutnya Dina.
“Oh iya. PR ku semalem ada yang belum selesai kak. Ajarin aku dong. “ pinta Dina sambil menarik tangan Shela.
“Woi Din, Kak Shela mau sarapan. PR kamu kerjain sendiri lah !! “ kata ane dengan ketus ke Dina.
“Nggak papa Vin, kamu sarapan dulu aja, nanti aku nyusul. “ jawab Shela.
“Bodo… weee.. “ kata Dina sambil menjulurkan lidah ke ane lalu menggandeng Shela menuju ruang tamu.
Ane cuma tersenyum melihat tingkah Dina. Meski ane akui selama ini Dina lebih akrab bersama Shela, tapi ane sama sekali nggak iri atau jeles. Justru ane malah senang karena Dina udah mendapat sosok seorang kakak perempuan yang mungkin sudah didambakan sejak lama.
“Vin, kamu udah mantap sama Shela ? “ tanya ibu.
“Jelas mantab bu. Aku mantap dan yakin 100 persen. “ jawab ane sambil mengambil sepotong roti tawar dan selembar keju Kraft.
“Bener nih nggak ada yang lain ? “ tanya ibu penuh selidik. Ah elah, pasti yang dimaksud ibu adalah Wulan.
“Kok ibu nanya gitu sih ? Shela itu pacarku bu, tentu saja aku udah yakin bersama dia, dan aku serius sampai besok kami menikah. “ jawab ane. Mendengar kata-kata ane, ibu langsung terdiam.
“Ya bukan apa-apa sih Vin. Cuma ibu nggak pengen aja kamu salah pilih. “ kata ibu sambil asyik mengupas bawang putih.
Ane males menjawab dan hanya diem sambil mengunyah roti isi keju ane, karena jelas-jelas yang dimaksud ibu soal “salah pilih” pasti berhubungan dengan Wulan. Ane sempatkan menengok ke ruang tamu, ane lihat Shela lagi asyik mengajari Dina menyelesaikan PR-nya sambil sesekali mereka ketawa-ketiwi bareng. Salah pilih ? Itu jelas tidak mungkin.
Jam setengah tujuh lebih, setelah semuanya selesai, ane dan Shela lalu berpamitan sama ibu untuk berangkat kuliah. Tentu saja tujuan pertama yaitu ke rumah ibu kos untuk meminjam kunci serep kamarnya Shela. Untung aja sang ibu kos berbaik hati untuk meminjamkan kunci serep tersebut, tentu dengan bonus wejangan agar lebih hati-hati dan mengembalikannya segera setelah di duplikat.
“Akhirnya… !!! “ teriak Shela dengan gembira setelah berhasil membuka dengan sukses pintu kamarnya.
“Segera di duplikat tuh kunci, ntar keburu ilang lagi. “ kata ane dengan nada meledek.
“Iya iya ..ah bawel. “ jawab Shela dengan sewot.
“Kamu kuliah jam sembilan kan ? “ tanya ane.
“Iya, kamu segera berangkat sana, udah jam setengah delapan lho. “ kata Shela sambil melihat jam tangannya.
“Nanti jemput jam berapa ? “ tanya ane.
“Jam tiga aja say kamu kesini. “ jawab Shela.
“Oke deh. Kalo gitu, sebelum berangkat kasih penyemangat dulu. “ jawab ane seraya mendekatkan bibir ane ke bibir Shela.
“Iih apaan sih !! Liat-liat tempat dong. “ kata Shela sambil mendorong badan ane.
“Eh iya sorry.. haha… “ jawab ane sambil nyengir.
“Kalo pipi boleh kan ? “ tanya ane kemudian.
“Ya boleh. “ jawab Shela dengan muka masam. Dan ane segera mencium pipi kanan cewek yang paling ane sayangi ini.
“Aku berangkat dulu ya. “ kata ane sambil melambaikan tangan meninggalkan Shela yang berdiri di depan pintu kamar.
“Hati-hati ya say. “ jawab Shela sambil balas melambaikan tangan.
Ah bener, udah jam setengah delapan kurang lima, batin ane setelah melihat jam di HP. Ane pun segera menggeber motor dengan cepat menuju kampus, soalnya jarak ke kampus lumayan jauh. Dan nggak berapa lama akhirnya ane sampai juga di parkiran motor. Saat melihat jam HP ternyata masih delapan kurang sepuluh, dan dengan santai ane berjalan menuju lobby.
“Vin. “ tiba-tiba terdengar suara cewek memanggil ane dari belakang.
“Eh, halo Lan. “ ane pun membalas menyapanya. Wulan, seperti biasanya, setiap selalu tampil cantik bak bidadari. Eh tapi kok ada yang beda ya ?
“Habis nganter Shela yah ? “ tanya Wulan tersenyum.
“Nggak, kalo pagi aku jarang sih nganter dia. “ jawab ane. Nggak mungkin juga ane cerita kalo Shela semalam nginep.
“Kok kamu keliatan pucet sih ? “ tanya ane sambil menatap wajahnya Wulan.
“Eh nggak, nggak kok… “ jawab Wulan berusaha mengelak.
“Nggak gimana ? Beneran kamu keliatan pucet banget. Kamu sakit ? “ tanya ane dengan nada mendesak.
“Tadi pagi pusing dikit, mungkin mau pilek. Biasa kan sekarang lagi musim. “ kata Wulan berkilah.
“Masa sih, coba aku pegang. “ kata ane berusaha memegang dahinya Wulan.
“Nggak usah Vin. Aku nggak papa kok. “ kata Wulan sambil menjauhkan kepalanya dari tangan ane.
“Udah ya Vin. Daah. “ kata Wulan sambil berlari kecil ke arah Putri dan Citra yang udah menunggunya di lobby.
Sejak dari villa, sikap Wulan bener-bener berubah ke ane. Dia nggak agresif lagi kayak kemaren, bahkan terkesan menjaga jarak dari ane. Beberapa kali dia ane ajak ke kantin tetapi selalu menolak. Padahal pas masih sama Yovie dulu, kami sering banget makan berdua disana. Memang sih, ane jadi lebih tenang dan hubungan ane dengan Shela nggak terganggu, tapi tetap saja ane merasa asing dengan sikap Wulan yang sekarang.
Kuliah berjalan sekitar sejam lebih. Ane bener-bener susah fokus dengan materi yang diberikan dosen karena sejak tadi mata ane tidak bisa lepas dari Wulan. Dia yang duduk di bangku deretan depan beberapa kali merebahkan kepalanya di meja, sedangkan Putri yang duduk di sebelahnya terlihat berbicara padanya, tapi Wulan cuma menggelengkan kepala. Kayaknya Wulan beneran lagi sakit nih, batin ane dalam hati.
Jam sepuluh kurang sepuluh kuliah akhirnya selesai dan setelah dosen meninggalkan ruangan, ane bergegas langsung menghampiri tempat duduk Wulan. Bener dia kelihatan makin pucat pasi dan lemas sambil sesekali menggigit bibir seperti menahan sakit, bahkan keringatnya bercucuran membasahi dahinya.
“Put, gimana kondisi Wulan ? “ tanya ane ke Putri.
“Dia sejak tadi mukanya pucet Vin, kayaknya demam deh soalnya aku pegang panas banget. Mending sekarang kita bawa ke balai kesehatan aja. “ kata Putri.
“Dia sakit karena stress gara-gara kamu PHP Vin !! “ kata Citra yang duduk di belakang dengan nada ketus. Putri spontan aja langsung mencablek lengan temennya itu. Ah elah..
“Put, tolong panggilin taksi. Aku mending pulang aja. “ pinta Wulan dengan lirih ke Putri.
“Eh jangan !! Aku antar kamu ke klinik lain naik mobilku aja, bahaya kalau kamu sakit sendirian naik taksi. “ jawab Putri dengan cepat.
“Tapi kamu habis ini kan ada kuliah Put. “ kata Wulan.
“Nggak papa. Nggak usah dipikirin. “ jawab Putri tersenyum.
“Kalo gitu biar aku yang nemenin kamu nganter Wulan. “ kata ane, dan Putri mengangguk tanda setuju.
“Eeeehh … nggak nggak ..!! Biar aku aja yang nemenin Putri !! “ kata Citra tiba-tiba dengan nada sewot.
“Mau cari-cari kesempatan yah ?! Dasar !! “ kata Citra ke ane dengan nada ketus.
“Apaan ?! Ngomong apa sih kamu ini ?! “ jawab ane nggak kalah ketus.
“Udah nggak papa Vin, biar Citra sama aku aja yang ngantar. “ kata Putri berusaha menengahi kami.
“Oke kalo gitu. “ jawab ane mengalah.
"Ayo Cit. " ajak Putri ke Citra yang bergegas berdiri lalu menghampiri Wulan.
"Minggir sana, dasar tukang PHP. " kata Citra sambil mendorong badan ane sampai ane terdorong mundur.
"Nggak usah pake dorong-dorong juga keles !! " kata ane dengan nada sewot.
"Awas ya berani deket-deket Wulan. " kata Citra dengan nada mengancam.
"Ih, suka-suka aku dong !! " ane nggak mau kalah.
"Udah udah, kalian kok malah ribut sih ?! Ini Wulan keburu pingsan lho. " kata Putri sambil memapah Wulan berdiri.
Karena males ribut sama Citra ane pun mengalah dan membiarkan Wulan berjalan keluar ruangan didampingi kedua sahabatnya tersebut. Sama seperti Wulan, sejak dari villa, sikap Citra ke ane juga berubah 180* hanya bedanya yang dulunya biasa aja menjadi ketus setengah mati. Bahkan dia selalu sewot dan terkesan cari gara-gara kalau ane kelihatan dekat dengan Wulan. Ah sudahlah, ntar kan ane bisa ke rumahnya Wulan kalau mau sekedar nengok. Semoga aja sakitnya nggak parah dan dia boleh segera pulang.
Wulanku sayang, kamu kenapa yang...
“Hmmmmm… “ jawab Shela dengan badan masih tengkurap.
“Kenapa ? Lemes ? “ tanya ane dengan nada meledek.
Shela nggak menjawab dan cuma membalikkan badannya lalu tersenyum simpul sambil menyeka rambutnya yang menutupi wajah.
“Aku ke bawah dulu ya. “ kata ane lagi sambil mendekatkan wajah ane ke Shela.
“Iya. “ jawab Shela lirih. Dan sebagai “perpisahan” untuk malam ini, ane kembali memeluk lalu melumat bibir mungil Shela.
“Aku sayang kamu say. “ kata ane sambil menatap Shela dengan mesra setelah puas beradu bibir.
“Aku janji nggak akan bikin kamu sakit hati lagi. “ sambung ane, dan ane akan berusaha sekuat tenaga untuk menepati janji tersebut.
“Janji ya. Aku juga sayang sama kamu. “ jawab Shela tersenyum sambil memegang pipi ane. Ane lalu balas memegang tangannya Shela lalu menciumnya, kemudian beranjak berdiri.
“Ini dipakai say, ntar kamu masuk angin lho. “ kata ane ketawa sambil menyodorkan bawahan piyama ke Shela, yang langsung diambilnya seraya tersenyum malu.
Ane lalu keluar kamar dan dengan hati-hati ane menuruni tangga lalu menuju ruang tamu dengan celingukan kanan kiri, dan ternyata kondisi aman 86. Setelah menyalakan AC di posisi dry, ane kemudian berbaring di sofa ruang tamu dan nggak lama ane udah terlelap.
Paginya ane terbangun setelah alarm HP ane yang ane set pukul 05.30 berbunyi dengan nyaring. Ane lalu beranjak berdiri lalu berjalan menuju dapur, dan ternyata udah ada ibu yang lagi duduk di meja makan sambil mengiris-iris sayuran.
“Kuliah jam berapa Vin ? “ tanya ibu.
“Jam delapan bu. “ jawab ane sambil garuk-garuk kepala.
“Shela nggak ada kuliah ? Kok jam segini belum bangun ? " tanya ibu.
"Katanya sih hari ini dia kuliah jam sembilan. " jawab ane.
"Bangunin sana Vin, habis itu mandi lalu sarapan. Nggak baik lho anak perempuan kok bangunnya siang. " kata ibu. Ah elah, pasti ibu lagi bandingin sama Wulan.
Ane pun menuruti perintah ibu lalu berjalan menuju kamar ane, dan ane lihat Shela masih tertidur pulas sambil membekap guling.
"Sayang, bangun, udah siang lho. " kata ane sambil berbisik di telinganya Shela.
"Sayang... " kata ane lalu menggoyang-goyangkan pundaknya.
Shela akhirnya membuka mata lalu menggerakkan badannya. Saat melihat ane, dia tersenyum dengan manisnya. Ah ... bener-bener cantik pacar ane ini.
"Selamat pagi, tuan putri... " sapa ane.
"Kamu kok udah bangun ? Jam berapa sih ? " tanya Shela sambil bangkit duduk.
"Tuh. " jawab ane sambil menunjuk table clock di meja yang menunjukkan pukul 5.45.
"Waduh ?! Udah siang ya ?! Eh ibu kamu udah bangun belum ? " tanya Shela dengan nada agak panik.
"Udah lah, dari tadi. " jawab ane ketawa.
Ane lalu mengambil handuk baru dari lemari pakaian lalu memberikannya ke Shela yang lagi duduk di samping ranjang.
"Kamu mandi dulu aja say, habis itu kita sarapan. " kata ane.
"Say... " panggil Shela.
"Kenapa ? " tanya ane.
"Semalem ibu kamu nggak bangun kan ? Maksudku pas kita... " tanya Shela dengan nada kuatir.
"Nggak lah say, pokoknya aku jamin aman. " jawab ane meyakinkan.
"Dan aku akan tanggung jawab apapun yang terjadi. " timpal ane.
Shela nggak menjawab dan cuma tersenyum mengangguk. Ane lalu memegang dagunya lalu mendekatkan bibir ane ke bibirnya dan sebuah kissing singkat kami lakukan di pagi yang sangat cerah ini.
Setelah kami berdua selesai mandi ..ehm.. mandinya gantian ya, nggak barengan, meski ane pengen
.. oke selesai mandi, kami berdua lalu menuju meja makan. Disana masih ada ibu yang lagi meracik bumbu buat masak, dan Dina, yang ternyata udah bangun dan kini dia duduk sambil memeluk boneka Winnie The Pooh kesayangannya.Tapi saat melihat sang guru Karate kesayangannya (dan calon kakak ipar
) turun dari tangga, dia langsung berlari dan menyambutnya.“Kak Shela ?! “ teriak Dina sambil memeluk gurunya tersebut.
Shela hanya tersenyum sambil balas memeluk muridnya yang sangat menyayanginya tersebut.
“Kok kakak udah ada disini ? Kakak nginep ? “ tanya Dina dengan nada riang.
“Iya Din. Semalem kakak emang nginep disini. “ jawab Shela sambil mengelus rambutnya Dina.
“Oh iya. PR ku semalem ada yang belum selesai kak. Ajarin aku dong. “ pinta Dina sambil menarik tangan Shela.
“Woi Din, Kak Shela mau sarapan. PR kamu kerjain sendiri lah !! “ kata ane dengan ketus ke Dina.
“Nggak papa Vin, kamu sarapan dulu aja, nanti aku nyusul. “ jawab Shela.
“Bodo… weee.. “ kata Dina sambil menjulurkan lidah ke ane lalu menggandeng Shela menuju ruang tamu.
Ane cuma tersenyum melihat tingkah Dina. Meski ane akui selama ini Dina lebih akrab bersama Shela, tapi ane sama sekali nggak iri atau jeles. Justru ane malah senang karena Dina udah mendapat sosok seorang kakak perempuan yang mungkin sudah didambakan sejak lama.
“Vin, kamu udah mantap sama Shela ? “ tanya ibu.
“Jelas mantab bu. Aku mantap dan yakin 100 persen. “ jawab ane sambil mengambil sepotong roti tawar dan selembar keju Kraft.
“Bener nih nggak ada yang lain ? “ tanya ibu penuh selidik. Ah elah, pasti yang dimaksud ibu adalah Wulan.
“Kok ibu nanya gitu sih ? Shela itu pacarku bu, tentu saja aku udah yakin bersama dia, dan aku serius sampai besok kami menikah. “ jawab ane. Mendengar kata-kata ane, ibu langsung terdiam.
“Ya bukan apa-apa sih Vin. Cuma ibu nggak pengen aja kamu salah pilih. “ kata ibu sambil asyik mengupas bawang putih.
Ane males menjawab dan hanya diem sambil mengunyah roti isi keju ane, karena jelas-jelas yang dimaksud ibu soal “salah pilih” pasti berhubungan dengan Wulan. Ane sempatkan menengok ke ruang tamu, ane lihat Shela lagi asyik mengajari Dina menyelesaikan PR-nya sambil sesekali mereka ketawa-ketiwi bareng. Salah pilih ? Itu jelas tidak mungkin.
Jam setengah tujuh lebih, setelah semuanya selesai, ane dan Shela lalu berpamitan sama ibu untuk berangkat kuliah. Tentu saja tujuan pertama yaitu ke rumah ibu kos untuk meminjam kunci serep kamarnya Shela. Untung aja sang ibu kos berbaik hati untuk meminjamkan kunci serep tersebut, tentu dengan bonus wejangan agar lebih hati-hati dan mengembalikannya segera setelah di duplikat.
“Akhirnya… !!! “ teriak Shela dengan gembira setelah berhasil membuka dengan sukses pintu kamarnya.
“Segera di duplikat tuh kunci, ntar keburu ilang lagi. “ kata ane dengan nada meledek.
“Iya iya ..ah bawel. “ jawab Shela dengan sewot.
“Kamu kuliah jam sembilan kan ? “ tanya ane.
“Iya, kamu segera berangkat sana, udah jam setengah delapan lho. “ kata Shela sambil melihat jam tangannya.
“Nanti jemput jam berapa ? “ tanya ane.
“Jam tiga aja say kamu kesini. “ jawab Shela.
“Oke deh. Kalo gitu, sebelum berangkat kasih penyemangat dulu. “ jawab ane seraya mendekatkan bibir ane ke bibir Shela.
“Iih apaan sih !! Liat-liat tempat dong. “ kata Shela sambil mendorong badan ane.
“Eh iya sorry.. haha… “ jawab ane sambil nyengir.
“Kalo pipi boleh kan ? “ tanya ane kemudian.
“Ya boleh. “ jawab Shela dengan muka masam. Dan ane segera mencium pipi kanan cewek yang paling ane sayangi ini.
“Aku berangkat dulu ya. “ kata ane sambil melambaikan tangan meninggalkan Shela yang berdiri di depan pintu kamar.
“Hati-hati ya say. “ jawab Shela sambil balas melambaikan tangan.
Ah bener, udah jam setengah delapan kurang lima, batin ane setelah melihat jam di HP. Ane pun segera menggeber motor dengan cepat menuju kampus, soalnya jarak ke kampus lumayan jauh. Dan nggak berapa lama akhirnya ane sampai juga di parkiran motor. Saat melihat jam HP ternyata masih delapan kurang sepuluh, dan dengan santai ane berjalan menuju lobby.
“Vin. “ tiba-tiba terdengar suara cewek memanggil ane dari belakang.
“Eh, halo Lan. “ ane pun membalas menyapanya. Wulan, seperti biasanya, setiap selalu tampil cantik bak bidadari. Eh tapi kok ada yang beda ya ?
“Habis nganter Shela yah ? “ tanya Wulan tersenyum.
“Nggak, kalo pagi aku jarang sih nganter dia. “ jawab ane. Nggak mungkin juga ane cerita kalo Shela semalam nginep.
“Kok kamu keliatan pucet sih ? “ tanya ane sambil menatap wajahnya Wulan.
“Eh nggak, nggak kok… “ jawab Wulan berusaha mengelak.
“Nggak gimana ? Beneran kamu keliatan pucet banget. Kamu sakit ? “ tanya ane dengan nada mendesak.
“Tadi pagi pusing dikit, mungkin mau pilek. Biasa kan sekarang lagi musim. “ kata Wulan berkilah.
“Masa sih, coba aku pegang. “ kata ane berusaha memegang dahinya Wulan.
“Nggak usah Vin. Aku nggak papa kok. “ kata Wulan sambil menjauhkan kepalanya dari tangan ane.
“Udah ya Vin. Daah. “ kata Wulan sambil berlari kecil ke arah Putri dan Citra yang udah menunggunya di lobby.
Sejak dari villa, sikap Wulan bener-bener berubah ke ane. Dia nggak agresif lagi kayak kemaren, bahkan terkesan menjaga jarak dari ane. Beberapa kali dia ane ajak ke kantin tetapi selalu menolak. Padahal pas masih sama Yovie dulu, kami sering banget makan berdua disana. Memang sih, ane jadi lebih tenang dan hubungan ane dengan Shela nggak terganggu, tapi tetap saja ane merasa asing dengan sikap Wulan yang sekarang.
Kuliah berjalan sekitar sejam lebih. Ane bener-bener susah fokus dengan materi yang diberikan dosen karena sejak tadi mata ane tidak bisa lepas dari Wulan. Dia yang duduk di bangku deretan depan beberapa kali merebahkan kepalanya di meja, sedangkan Putri yang duduk di sebelahnya terlihat berbicara padanya, tapi Wulan cuma menggelengkan kepala. Kayaknya Wulan beneran lagi sakit nih, batin ane dalam hati.
Jam sepuluh kurang sepuluh kuliah akhirnya selesai dan setelah dosen meninggalkan ruangan, ane bergegas langsung menghampiri tempat duduk Wulan. Bener dia kelihatan makin pucat pasi dan lemas sambil sesekali menggigit bibir seperti menahan sakit, bahkan keringatnya bercucuran membasahi dahinya.
“Put, gimana kondisi Wulan ? “ tanya ane ke Putri.
“Dia sejak tadi mukanya pucet Vin, kayaknya demam deh soalnya aku pegang panas banget. Mending sekarang kita bawa ke balai kesehatan aja. “ kata Putri.
“Dia sakit karena stress gara-gara kamu PHP Vin !! “ kata Citra yang duduk di belakang dengan nada ketus. Putri spontan aja langsung mencablek lengan temennya itu. Ah elah..
“Put, tolong panggilin taksi. Aku mending pulang aja. “ pinta Wulan dengan lirih ke Putri.
“Eh jangan !! Aku antar kamu ke klinik lain naik mobilku aja, bahaya kalau kamu sakit sendirian naik taksi. “ jawab Putri dengan cepat.
“Tapi kamu habis ini kan ada kuliah Put. “ kata Wulan.
“Nggak papa. Nggak usah dipikirin. “ jawab Putri tersenyum.
“Kalo gitu biar aku yang nemenin kamu nganter Wulan. “ kata ane, dan Putri mengangguk tanda setuju.
“Eeeehh … nggak nggak ..!! Biar aku aja yang nemenin Putri !! “ kata Citra tiba-tiba dengan nada sewot.
“Mau cari-cari kesempatan yah ?! Dasar !! “ kata Citra ke ane dengan nada ketus.
“Apaan ?! Ngomong apa sih kamu ini ?! “ jawab ane nggak kalah ketus.
“Udah nggak papa Vin, biar Citra sama aku aja yang ngantar. “ kata Putri berusaha menengahi kami.
“Oke kalo gitu. “ jawab ane mengalah.
"Ayo Cit. " ajak Putri ke Citra yang bergegas berdiri lalu menghampiri Wulan.
"Minggir sana, dasar tukang PHP. " kata Citra sambil mendorong badan ane sampai ane terdorong mundur.
"Nggak usah pake dorong-dorong juga keles !! " kata ane dengan nada sewot.
"Awas ya berani deket-deket Wulan. " kata Citra dengan nada mengancam.
"Ih, suka-suka aku dong !! " ane nggak mau kalah.
"Udah udah, kalian kok malah ribut sih ?! Ini Wulan keburu pingsan lho. " kata Putri sambil memapah Wulan berdiri.
Karena males ribut sama Citra ane pun mengalah dan membiarkan Wulan berjalan keluar ruangan didampingi kedua sahabatnya tersebut. Sama seperti Wulan, sejak dari villa, sikap Citra ke ane juga berubah 180* hanya bedanya yang dulunya biasa aja menjadi ketus setengah mati. Bahkan dia selalu sewot dan terkesan cari gara-gara kalau ane kelihatan dekat dengan Wulan. Ah sudahlah, ntar kan ane bisa ke rumahnya Wulan kalau mau sekedar nengok. Semoga aja sakitnya nggak parah dan dia boleh segera pulang.
Wulanku sayang, kamu kenapa yang...

Diubah oleh gridseeker 24-05-2017 09:11
khuman dan 4 lainnya memberi reputasi
5
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan