- Beranda
- Stories from the Heart
HANA [MINI SERIES] [TAMAT]
...
TS
orysetha
HANA [MINI SERIES] [TAMAT]
![HANA [MINI SERIES] [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/07/17/7464033_20170717010110.png)
Spoiler for intro:
Sebuah keisengan dari obrolan teman yang lagi ngewota banget sama salah satu GB kpop, akhirnya ditulislah cerita ini. atau alasan kabur dari cerita satu lagi

Cerita ini murni fiksi. nama karakter, latar kejadian, apapun yang ada di dalam cerita hanyalah permainan imajinasi saja walaupun inspirasinya adalah dari obrolan nyata teman saya sendiri yang tiap chat ngomongin GB melulu..

Ada beberapa unsur yang diambil dari dunia nyata dan hanya dipakai untuk mewarnai cerita.
Spoiler for sinopsis singkat:
Fadli adalah seorang mahasiswa biasa yang hidupnya sangat normal. suatu hari temannya Reza memperlihatkan sesuatu hal yang baru baginya yaitu Girlband Kpop dan dari situlah awal masalah di mulai.
[INDEX]
chp 1
chp 2
chp 3
chp 4
chp 5
chp 6 part 1
chp 6 part 2
chp 7 part 1
chp 7 part 2
chp 7 part 3
chp 8
chp 9
chp Final part 1
chp Final part 2
chp Final part 3 (END)
chp 1
chp 2
chp 3
chp 4
chp 5
chp 6 part 1
chp 6 part 2
chp 7 part 1
chp 7 part 2
chp 7 part 3
chp 8
chp 9
chp Final part 1
chp Final part 2
chp Final part 3 (END)
Spoiler for Word ver/Offline ver:
PM buat yang mau versi Word buat dibaca offline..

Diubah oleh orysetha 17-07-2017 13:01
anasabila memberi reputasi
1
4.2K
Kutip
20
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
orysetha
#1
Chapter 1
Quote:
“Bro, kosan donk. Mau ngopi tugas nih,” kira-kira seperti itulah pesan yang aku terima. Pesan sepuluh menit yang lalu. Teman dekatku Reza memang suka sekali ‘ngopi’ tugas kuliah, bukan tanpa sebab dia begitu. Dia baru saja sembuh dari kecelakaan yang dia derita 3 bulan lalu, saat malam hari motornya terpelanting karena menghindari lubang. Dia kehilangan keseimbangan lalu terbanting keras. Untung saja hanya beberapa tulang yang patah dan adanya geger otak ringan.
Aku memanaskan motor, lalu pergi kekosannya tanpa berpikir. Setiba di sana aku mengetuk pintu kosannya.
“Masuk aja Fad, woles!” aku membuka pintu dan berjalan dikit tuk menghampirinya. Dia sedang asik memandangi laptop, terdengar suara-suara asing yang belum pernah aku dengar.
“Bening bro!!..liat nih...,” dia menggeser tubuhnya sehingga aku bisa melihat dengan jelas
“Kpop?...,” ternyata dia sedang mendengarkan lagu k-pop.
“Mayan nih bro, bening-bening nih!”
“Lho, setau gw eluh kan seneng 4848 itu kan? Lu juga oshiin si...”
“Bosen gw, mencoba interlokal dulu,” tertawa girang. “oh iya mana tugasnya, udah di isi kan?”
Aku mengeluarkan usb dari saku ransel, lalu memberikan kepadanya.
Usb itu hanya berisi tugas-tugas kuliah saja, sebagian sudah aku isi karena format pengumpulan ada yang word dan ada yang manual ditulis tangan diselembar kertas polio. Reza kemudian mengopi semuanya sambil menawarkan sesuatu kepadaku.
“Dearest mau gw masukkin ga? Ya siapa tau eluh suka.”
“Dearest, paan?”
“Yang eluh barusan liat,” menaikan alisnya dua kali.
“Ah ga usah deh, gw ga terlalu suka kpop...” aku akui paras mereka cantik, namun aku tidak terlalu suka lagu-lagu dari kawasan Asia Timur.
“Sosoan ah! Eluh juga suka jazz gara-gara nonton Gundam Thunderbolt kan!”
“Engga, gw udah suka jazz dari dulu. Bawaanya kalem jazz itu.”
Perdebatan selera musik kami berakhir ketika penjual mie depan kosan Reza datang. Reza memesan mie goreng double dengan telor ceplok diatasnya. Baunya begitu menggoda sehingga akupun memesan menu yang sama. Selagi dia makan dia terus memutar video klip dari Dearest, karena aku tidak begitu tertarik aku hanya memainkan ponsel android sambil menunggu Kang Asep penjual mie datang.
Sesekali aku memperhatikan Reza, dia terlihat sangat lahap memakan mie gorengnya sambil melihat Dearest. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkahnya. Bayangkan, mahasiswa umur 21 yang sudah dekat dengan skripsi masih berkutat dengan hal ‘idol’ seperti ini. Dengan kacamata besar yang dia pakai dia terlihat seperti ‘nerd’ dalam bidangnya.
Dahulu saja ketika masih menggeluti dunia 48 sudah berapa jam terbang teater dia sanggahi, belum lagi event-event lainnya. Hanya bersalaman dalam sebuah bilik saja dia rela merogoh lebih dalam. Hobi seseorang memang berbeda-beda, dan ketika itu masih dalam unsur wajar dan positif aku tidak akan mengomentari hobi ngidol temanku Reza.
Kang Asep datang dengan wajah sumringah, aku dan Reza berbarengan memberikan Kang Asep uang yang harus kami bayar. Lalu kami makan bersama-sama, hanya saja aku lebih antusias untuk menonton televisi dibandingkan melihat kpop. Sudah berapa kali dia terus ngulik video-video Dearest, entah itu mv, acara reality show ataupun acara talkshownya. Yang penting Dearest nongol di sana maka akan dia tonton.
Cuaca sedikit mendung sangat mendukung untuk melahap dua mie goreng sekaligus. Reza menghabiskan makanannya duluan karena dia pesan lebih dulu.
“Nonton apa Fad?”
“Ya...ga tau nih apaan, acara tv lokal sekarang aneh-aneh.”
“Iya makanya gw jarang nonton tv, enakan ngeyutub jauh lebih asik. Mana itu tv bisa nyambungin ke lepi, makin mantap!”
“Hmm....wota!”
“Sirik luh!”
Sudah lebih dari 30 menit aku menonton tayangan tv lokal, sudah beribu-ribu kali berganti channel tetap saja tidak ada hal yang menarik. Menonton saluran berita malah membuatku mengantuk. Sialnya Reza malah membesarkan volume laptopnya.
“Za! Kecilin donk! Masa gw nonton tv lokal suaranya korea! Gw membentak dia.
Reza malah makin asik ngederin lagunya, “Bentar, ini lagu favorit gw..,” gw coba intip-intip sedikit ke arah laptopnya. Gw ngeliat ada sosok yang tidak asing di hidup gw.
“Za..za..coba di pause dulu deh,” sambil nunjuk kearah layar laptopnya.
“Pause? Kenapa?”
“Eh..itu tadi..coba di back sedikit,” Reza menuruti perkataanku. “nah, di sini..., kok mirip dia yah?”
Aku merasa sosok perempuan di video klip itu mirip seseorang, seseorang yang dulu pernah mengisi hariku.
Aku memanaskan motor, lalu pergi kekosannya tanpa berpikir. Setiba di sana aku mengetuk pintu kosannya.
“Masuk aja Fad, woles!” aku membuka pintu dan berjalan dikit tuk menghampirinya. Dia sedang asik memandangi laptop, terdengar suara-suara asing yang belum pernah aku dengar.
“Bening bro!!..liat nih...,” dia menggeser tubuhnya sehingga aku bisa melihat dengan jelas
“Kpop?...,” ternyata dia sedang mendengarkan lagu k-pop.
“Mayan nih bro, bening-bening nih!”
“Lho, setau gw eluh kan seneng 4848 itu kan? Lu juga oshiin si...”
“Bosen gw, mencoba interlokal dulu,” tertawa girang. “oh iya mana tugasnya, udah di isi kan?”
Aku mengeluarkan usb dari saku ransel, lalu memberikan kepadanya.
Usb itu hanya berisi tugas-tugas kuliah saja, sebagian sudah aku isi karena format pengumpulan ada yang word dan ada yang manual ditulis tangan diselembar kertas polio. Reza kemudian mengopi semuanya sambil menawarkan sesuatu kepadaku.
“Dearest mau gw masukkin ga? Ya siapa tau eluh suka.”
“Dearest, paan?”
“Yang eluh barusan liat,” menaikan alisnya dua kali.
“Ah ga usah deh, gw ga terlalu suka kpop...” aku akui paras mereka cantik, namun aku tidak terlalu suka lagu-lagu dari kawasan Asia Timur.
“Sosoan ah! Eluh juga suka jazz gara-gara nonton Gundam Thunderbolt kan!”
“Engga, gw udah suka jazz dari dulu. Bawaanya kalem jazz itu.”
Perdebatan selera musik kami berakhir ketika penjual mie depan kosan Reza datang. Reza memesan mie goreng double dengan telor ceplok diatasnya. Baunya begitu menggoda sehingga akupun memesan menu yang sama. Selagi dia makan dia terus memutar video klip dari Dearest, karena aku tidak begitu tertarik aku hanya memainkan ponsel android sambil menunggu Kang Asep penjual mie datang.
Sesekali aku memperhatikan Reza, dia terlihat sangat lahap memakan mie gorengnya sambil melihat Dearest. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkahnya. Bayangkan, mahasiswa umur 21 yang sudah dekat dengan skripsi masih berkutat dengan hal ‘idol’ seperti ini. Dengan kacamata besar yang dia pakai dia terlihat seperti ‘nerd’ dalam bidangnya.
Dahulu saja ketika masih menggeluti dunia 48 sudah berapa jam terbang teater dia sanggahi, belum lagi event-event lainnya. Hanya bersalaman dalam sebuah bilik saja dia rela merogoh lebih dalam. Hobi seseorang memang berbeda-beda, dan ketika itu masih dalam unsur wajar dan positif aku tidak akan mengomentari hobi ngidol temanku Reza.
Kang Asep datang dengan wajah sumringah, aku dan Reza berbarengan memberikan Kang Asep uang yang harus kami bayar. Lalu kami makan bersama-sama, hanya saja aku lebih antusias untuk menonton televisi dibandingkan melihat kpop. Sudah berapa kali dia terus ngulik video-video Dearest, entah itu mv, acara reality show ataupun acara talkshownya. Yang penting Dearest nongol di sana maka akan dia tonton.
Cuaca sedikit mendung sangat mendukung untuk melahap dua mie goreng sekaligus. Reza menghabiskan makanannya duluan karena dia pesan lebih dulu.
“Nonton apa Fad?”
“Ya...ga tau nih apaan, acara tv lokal sekarang aneh-aneh.”
“Iya makanya gw jarang nonton tv, enakan ngeyutub jauh lebih asik. Mana itu tv bisa nyambungin ke lepi, makin mantap!”
“Hmm....wota!”
“Sirik luh!”
Sudah lebih dari 30 menit aku menonton tayangan tv lokal, sudah beribu-ribu kali berganti channel tetap saja tidak ada hal yang menarik. Menonton saluran berita malah membuatku mengantuk. Sialnya Reza malah membesarkan volume laptopnya.
“Za! Kecilin donk! Masa gw nonton tv lokal suaranya korea! Gw membentak dia.
Reza malah makin asik ngederin lagunya, “Bentar, ini lagu favorit gw..,” gw coba intip-intip sedikit ke arah laptopnya. Gw ngeliat ada sosok yang tidak asing di hidup gw.
“Za..za..coba di pause dulu deh,” sambil nunjuk kearah layar laptopnya.
“Pause? Kenapa?”
“Eh..itu tadi..coba di back sedikit,” Reza menuruti perkataanku. “nah, di sini..., kok mirip dia yah?”
Aku merasa sosok perempuan di video klip itu mirip seseorang, seseorang yang dulu pernah mengisi hariku.
pulaukapok memberi reputasi
1
Kutip
Balas