Kaskus

Story

konigswoodAvatar border
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael


Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini





Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright

Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!

Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya

Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
konigswoodAvatar border
TS
konigswood
#190
Kalo bingung apa kesepakatan yang di buat antara Aku dan Papa coba di baca ulang bagian Papa sama Mama yang baru - baru pdk.

Baru berjalan 50 meter, tiba - tiba aku mendengar
"Ham, gua ikut" teriaknya
"Loh? Ngapain? Nggak nggak, kamu balik gih kerumah, kasian Papa sama Mama"
"Bodo amat, aku ikut kemana kamu pergi, kamu disuruh keluar kan juga karena aku jadi ya aku harus temenin kamu dong, masa aku mau enaknya doang" terangnya sambil lanjut menenteng tas
"Nggak Thia, kamu nggak salah, aku yang salah, aku yang buat perjanjian itu, aku yang melanggarnya, dan kamu bukan bagian dari perjanjian"
"Kalo aku nggak rayu - rayu kamu nggak mungkin seperti ini ham, pokoknya aku ikut titik!" Serunya
"Sekali lagi kamu melangkah ngikutin aku, aku nggak akan pernah kenal lagi sama kamu, dan ga akan lagi kita berhubungan baik"
"Ham..." Matanya mulai berkaca - kaca
"Dengar ya Thia, Papa sama Mama menaruh harapan besar sama kamu, tolong jangan buat mereka kecewa, doakan saja yang terbaik untukku, selamat tinggal Thia"
"Nggak ham, nggak...., Gua mau tetep sama lu, lu ngerti nggak sih?" Ucapnya yang malah semakin keras menangisnya, mana di komplek ini lagi ramai yang berlalu lalang pula
"Jaga diri kamu baik - baik ya, kalo emang nantinya kita berjodoh aku akan minta restu ke Papa dan Mama" Ucapku yang dengan berat hati mengucapkannya
"Janji ya? Kamu punya uang? Ini kamu bawa ya, pasti berguna, makasih buat Tas waktu itu ya!" Ucapnya tersedu - sedu dan mengacungkan jari kelingking, dan memasuka beberapa lembar uang soekarno hatta ke kantong celanaku
"Makasih ya!, udah dong masa Model yang strong gini nangis? Nggak malu sama tatoonya?" Ucapku sambil memegang bahunya agar ia yakin dengan apa yang ku katakan
"Huge?" Tanyanya
"Okay"

Kemudian kita berpelukan, cukup lama sekitar 3 menit dan rasanya beda kali ini, dan sulit untuk dilepas pelukannya, selama berpelukan itu Thia tetap nangis

"Cepat lamar aku ya!" Ucapnya sambil melepas pelukan dan menciumku kemudian ia juga mencium tanganku
"Aku tunggu kamu, calon kepala rumah tanggaku" lanjutnya

Kemudian Thia berlari ke arah rumah sambil menangis seperti anak kecil yang gagal mendapat mainan di department store, kalian tau anak kecil meraung - raung tangisannya sambil berlari? Ya seperti itulah

Ku langkahkan kaki menuju sekitaran senen ya, kawasan sekitaran Jakarta pusat ini sepertinya cocok untukku

Ditengah jalan aku melihat masjid, karena lelah berjalan kaki, aku beristirahat sejenak disini, Ya Tuhan sudah berapa lama aku tidak salat? Apa ini hukumannya? Aku menunaikan salat dan memohon ampun, sekitar 1 jam aku ada di masjid ini, kemudian aku mengecheck uang pemberian Thia, totalnya satu juta limaratus, wah beli gitar deh

Musisi jalanan, mencari nafkah dengan segala cibiran parasit di hiruk pikuk kota Jakarta, Jakarta just be nice with me please!.
Selagu dua lagu berkeliling kedai

Setelah dirasa cukup sore dan sudah mendapat uang aku mencari tempat untuk istirahat, kemana aku tidur malam ini? Masjid ya!!

Ku berjalan mencari kedai yang menjual makanan murah dengan porsi besar, warteg ya!!

Bukan bermaksud sombong atau mengecilkan, warteg ini jauh dari kata higenis, lalat dimana - mana, aku tidak nafsu makan, malah mual - mual yang ada, belum lagi sendok lauknya yang dari satu lauk ke lauk lainnya seperti kontaminasi silang, aku paham soal harga dan kualitas, tapi apasalahnya untuk memperhatikan higenis? Kurasa hanya sekedar membeli kelambu, dan juga sendok lauk lebih dan menjaga kebersihan tidak akan mengurangi omzet pendapatan bukan? Justru malah menambah omzet bukan? Jika kita abaikan faktor kehigenisan,terbayang kalau suatu hari ada pelanggan yang makan tiba - tiba mengalami sakit perut mendadak, dan terinfeksi bakteri jahat? Bukankah itu mengurangj jumlah pelanggan? Jujur saja, jika aku sedang hang out atau apapun itu, jika di dalam makanan terdapat satu helai rambut atau batu kerikil saja, aku bersumpah tidak akan pernah datang lagi ketempat itu untuk mengonsumsi menu

Selama 2 hari aku hanya makan roti saja, ah yang betul saja? Aku harus cari tempat tinggal supaya bisa memilki dapur, supaya aku bisa memasak!, but wait i cant cook, fuck this! Selama 2 hari itu aku juga tinggal di masjid

Di hari ketiga, aku sadar akan sesuatu ada orang yang diam - diam memataiku memetik gitar

"Bos, kayanya lu dari beberapa hari ini gua perhatiin lu ngamen disini bos, sekarang gua minta jatah bos" tanya seorang pria yang sudah menahanku
"Weits sorry nih bos, apaan ya maksudnya?"
"Lu kasih gua duit lu, kalo lu coba macem - macem ama gua lu abis disini bos"
"Hahahahah, siapa lu bos?" Tanyaku

Jakarta keras, pengangguran tinggi menyebabkan angka kriminalitas pun juga tinggi, termasuk organisasi kepremanan yang memperbudak pengamen serta pengemis ini, kurasa tak hanya di Jakarta, saat aku melawan preman itu, datang segerombolan preman di belakangnya

Dan habislah aku hari itu, dan terdapat satu luka tusuk, sepertinya pisau lipat menembus bagian tubuhku, beruntung kerumunan massa menyalamatkan hidupku dari amukan preman itu, tubuhku lemas terkapar, mereka hanya menonton bukan menolongku untuk diobati, mungkin pendarahnku sudah banyak, aku lemas dan langsung pingsan

Saat tersadar kudapati Gege ada di sampingku memeluk tanganku erat sambil tertidur, terlihat kelopak matanya menghitam, sepertinya dia kurang istirahat belakangan ini

"Mas, sadar juga kamu mas, udah 2 hari kamu nggak sadar, pendarahanmu cukup banyak"
"Siapa aja temen - temen kampus yang tahu kalo aku disini mbak?"
"Oh iya, saking paniknya aku lupa kasih kabar kemereka, bentar ya aku kabarin Lucas sama Thia ya"
"Mbak, sebaiknya jangan, cukup kamu aja yang tau ya mbak, kalau yang lain nanya bilang aja ga tau apa - apa soal aku ya!"
"Kenapa?" Tanyanya bingung
"Nanti kalau aku sudah sembuh aku jelasin, anyway nanti biaya rumah sakitnya aku cicil ya mbak"
"Ngomong apa sih mas, dah kamu istirahat dulu, aku mau kekampus dulu, hari ini aku ada kuis"

Aku dan Gege kan beda kelas untuk semua course, aku sekelas dengan Lucas di semua course tapi beberapa course sekelas dengan Nathan, Theo, Thia

"Makasih ya mbak, semangat ya kuisnya"
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.