- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Cinta Terakhir
...
TS
yuda12333
[TAMAT] Cinta Terakhir
Assalamu’alaikum..
Hai hai setelah sekian lama gue jadi penghuni goa SFTH dan terjebak dalam lingkungan SR, akhirnya gue pun tergerak untuk sedikit menceritakan pengalaman hidup gue.
Cerita ini mungkin terlihat aneh, tapi gue sadar walaupun aneh tapi ini jalan cerita yang udah Tuhan buat di kehidupan gue.
Cerita yang membuat gue jadi orang yang lebih baik, hehe oh yaa tapi mimin sih cuman mau ingetin ambil baiknya buang buruknya. Ibarat kalao di masjid kita bawa sandal jelek kemudian pas pulang kita ambil yang sandal yang bagus dan buang yang jelek.. hehe engga bukan gitu
Prolog aja dulu yaa, nama lengkap gue Muhammad Yuda Setiawan (nama samaran) sekalian suaranya di buat kayak di film the cimpmunk, eh dikira gue tersangka pencabulan kali yaa? Haha engga bercanda aja kok. Gue sekarang udah meried yeyyy
meried dengan salah satu tokoh yang ada dalam cerita gue ini.Alhamdulillah sih udah punya malaikat kecil sekarang hehe jadi maaf misal update radak ngadat yaa terus urusan gawean dan sampingan yang kadang menguras isi dompet ehh bukan menguras pikiran hehe
Pertama sih gue agak bingung nentuin judul yang pas buat cerita gue ini, namun akhirnya setelah seribu kali solat istikharah akhirnya gue dapat juga hehe lebay yaa gue haha biarin aja deh
Oh ya terakhir deh, misal dalam penulisan gue radak susah di pahamin, gue mohon maaf sebesar besar nya ya, karena keterbatasan penulis hihi bukan penulis profesional macam tere liye atau macam raditya dika cuman orang biasa kok gue aslinya hehe
Hehe dari tadik gue ngejunk aja ya? Langsung cek idot aja deh yaa semoga kalian sukaaa...
Spoiler for "Semester I":
Spoiler for "Semester II":
Spoiler for "Semester III":
Spoiler for "Semester IV":
Spoiler for "Okta's Said":
Spoiler for "Renny's Said":
Spoiler for "Side Story":
Spoiler for "Tokoh Pendukung:
Dan Comment kalian membuat gw semakin semangat menulis 
Polling
0 suara
Siapakah yang nanti jadi tunangan gue?
Diubah oleh yuda12333 02-06-2017 08:15
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
8
367.2K
1.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yuda12333
#1347
Part 74
Gw pun arahkan mobil ini ke kosan, karena hari ini gw free engga ada kelas. Tapi di jalan arah kosan gw ketemu dengan si Ratih yang terlihat jalan sendiri di trotoar jalanan komplek kampus ini. Kenapa dia? Bukannya dia biasanya bawa kendaraannya? Tau ah gw samperin aja deh gumam gw dalam hati.
Gw pun meminggirkan mobil ini, dan keluar lalu memanggilnya dengan agak keras. Karena dia berada di seberang jalan.
"Tihh Ratih.."teriak gw.
Dan dia pun menengok ke arah gw. Lalu gw mengayunkan tangan ke arahnya berharap dia nyamperin gw. Dan mungkin gw waktu itu lg hoki, dia pun berjalan agak cepat menghampiri gw.
"Ngapain kamu disni jalan kaki? Ini kan jauh dari fakultas kita?"
Dia masih diam tak bergeming.
Ada yang berbeda dari dia kali ini, wajah yang biasa nampak selalu ceria kini seperti ada sebuah masalah yang cukup berat menimpanya.
"Masuk dulu yuk, kita cari makan. Kamu belum makan kan?"ajak gw.
Dia mengangguk lemah.
Singkatnya kita sedang berada di salah kedai ayam geprek yang berada di depan UNY. Gw pun memesankan untuk dia, lalu gw jalan menghampiri tempat duduknya, dan duduk di depannya.
"Hei.."teriak gw.
"Hehe apaan sih yud, aku engga budek kali engga usah pake teriak segala..!"
"Lha kamu ngelamun aja kok dari tadi, kenapa kenapa? Sini cerita sama babang.."
"Engga papa kok.."balasnya sambil senyum manis ke arah gw.
"Haha kamu itu engga pinter bohong, apalagi bohongi aku. Udah cerita aja sama pacar sendiri juga..
"
"Pacar gundulmu amblek kui Yud
"sambil mencubit pelan lengan gw yang berada di atas meja ini.
"Haha nah gitu dong senyum dikit napa, dari tadi muka di tekuk aja udah kaya toko mau gulung tikar..
"
"Engga lucu.!"
Gw terkekeh melihat tingkahnya.
Tak lama kemudian ayam geprek kita datang. Dan langsung gw sikat aja dengan lahap.
"Makannya pelan-pelan aja napa Yud.."ucap cewe di depan gw.
"Haha.."
Uhuukkkkk... uhukkkkkkk gw tersendat.
Kemudian gw meraih segelas es teh yang berada di depan gw.
Glukkk... glukkk... glukkk...
"Ahhh.. uhukkk uhukkk.."
"Mampus lo! Hahaha"ucap cewe di depan gw sambil tertawa agak kenceng.
Gw mendengus kasar.
"Apa yang aku bilang Yud, pelan-pelan makanya.. hi hi hi"
"Nah kan kalo ceria gini kan enak di pandang engga kaya tadi..
"
"Apaan sih..
"
Gw terkekeh melihat wajahnya yang udah kaya kepiting rebus.
Kini makanan yang berada di depannya sudah hampir habis. Kalo makanan di depan gw mah udah jelas udah abis dari setegah jam yang lalu. Tau sendiri lah cewe kalo makan kaya apa kan? Udah engga perlu di jelasin pasti udah pada tau, kecuali yang jomblo
eace
"Mamah Yud.."ucapnya memulai pembicaraan.
"Mamah kenapa Tih?"balas gw.
"Mamah minta cerai.."ucapnya kali agak terbata-bata.
Deggg.. jadi ini masalah yang membuat Ratih seperti tadi. Emang berat masalahnya apalagi kalo menyangkut keluarga. Gw emang belum pernah ngerasain rasanya brokenhome (amit-amit mudah2an engga deh!) Tapi gw tau gimana rasanya, walaupun mungkin beda konteksnya.
"Aku..(ada jeda).. aku udah engga kuat melihat mereka setiap hari adu mulut terus selepas pulang kerja.."dan kini matanya mulai berkaca-kaca.
"Kamu yang sabar yaa, udah coba kamu omongin ke mereka belom?"balas gw.
Dia mengangguk lemah, "udah, malah aku sampai kena tampar dari Papahku..hiks"
"Ya Alloh sampai segitunya? Udah tenang aja deh aku selalu ada buat kamu butuhin kok.."ucap gw.
"Intinya kamu selalu doa sama yang di atas, kan cuman Beliau yang maha segalanya.."lanjut gw.
Kemudian gw pegang tangan kanannya. "Kamu yang sabar ya, aku disinu untuk kamu..
".
Dia kembali mengangguk lemah, "makasih ya Yud.."ucapnya agak terbata-bata.
"Udah-udah, engga malu apa segede gini nangis di tempat umum?
"ejek gw.
Lalu dia mengambil tisu yang berada di tasnya, lalu mengusapkannya ke matanya.
Bersyukur aja buat kalian yang masih punya orang tua utuh, tanpa embel-embel brokenhome. Gitu aja kalian yang masih punya orang tua lengkap aja kadang masih kasar atau seenaknya sendiri ke mereka. Kalo mereka udah engga ada atau cerai, apa yang bisa kalian lakuin? Paling juga ke miras atau narkoba. Udah pasti itu apalagi untuk yang lemah mentalnya.
Singkat cerita gw sekarang berada di depan gedung FK bersama dengan Ratih. Kita sedang duduk di kursi panjang yang berada di gedung ini. Kita ngobrol-ngobrol ringan seputar tugas dan skripsi.
Cukup lama kami ngobrol, akhirnya yang di tunggu pun datang.
"Tuh bukannya mantan kamu Yud?"tanya Ratih.
"Hehe tau aja sih.."jawab gw.
"Lha kalian balikan?"tanyanya lagi.
Gw menggeleng pelan, "kita mau nikah.."jawab gw sambil menyunggingkan senyuman lebar.
"Ciee selamat yaa.."ucapnya.
"Masih kama kali wkwk"balas gw.
"Beruntung dia bisa punya kamu Yud.."ucapnya.
"Beruntung gmana?"tanya gw.
Belom Ratih jawab, Okta udah datang aja. Ah kentang ini mah.
"Udah lama ya?"tanya Okta.
"Setahun.."balas gw.
"Seriusan!!"gertaknya sambil ancang-ancang mau melabuhkan cubitannya ke gw.
Gw cuman membalasnya dengan cenge2san.
Kemudian Okta menoel lengan gw, lalu memberikan gesture untuk mengenalkan siapa cewe di samping gw.
"Oh ya Tih, ini kenalin nama nya Okta.."
"Dan Ta, ini Ratih.."
Mereka pun lalu bersalaman seraya mengucapkan nama mereka masing-masing.
Mereka terlihat canggung satu sama lain. Melihat situasi yang awkward banget gw pun mengajak mereka berdua ke kampus sebelah untuk menjemput si Siska. Dan mereka mengiyakan ajakan gw.
Di jalan menuju parkiran kita masih diam-diaman udah kaya orang engga kenal. Gw juga lagi engga ada bahasan yang pas buat mereka. Iseng gw sms ke Okta, karena dia biasanya pinter banget mencairkan susasana.
Gw: "Ta mbok Ratih di ajakin ngobrol kesian dia.."
Tak lama kemudian sms gw di bales olehnya.
Okta: "bodo, siapa yang ngajakin aku yang suruh tanggung jawab."balasan yang singkat padat dan jelas.
Gw: "kesian loh dia ini orang tuanya mau cerai, aku tadi tuh liat di jalan sendirian mukanya agak frustasi gt, makanya aku ajak kesini biar agak terhibur gitu. Kan kamu pinter nyairin suasana. Tolong lah ya ya ya.."
Okta: "Ya."
Hasemmm aku sms banyak banyak cuman di balas dua huruf aja.
Tak lama kemudian Okta mulai pembicaraan dengan Ratih. Dan mereka mulai akrab. Syukurlah Okta emng the best lah. Sesampainya di depan mobil kemudian gw ajak mereka masuk. Dan lagi lagi di jadiin sopir oleh mereka dan mereka duduk di kursi belakang. Huft!
Tidak membutuhkan waktu lama, gw udah berada di depan gedung fakultasnya Siska. Dia udah sms katanya sebentar lagi keluar, dan memang iya tak berapa lama kemudian cewe manis dan cantik itu keluar dengan langkah yang agak berat.
Sesampainya di mobil, dia membuka pintu penumpang. Berharap dia bakal ngacangin gw lagi, dan ternyata kursi belakang sudah penuh. Mau engga mau dia duduk di samping gw. Asikkk engga bakal di kacangin lagi gw. Hehe
Setelah semua penumpang masuk dan menempati kursinya masing-masing gw menanyakan kepada mereka untuk pergi kemana. Dan mereka menjawab serentak untuk ngemall. Waduh bencana mulai keliatan sepertinya.
Gw sempet beberapa kali menolak, tetapi suara 1 orang udah pasti kalah dengan 3 orang. Dan dengan terpaksa gw mengikuti apa kemauan mereka.
Gw mulai mengarahkan mobil ini ke salah satu mall di kota ini. Sesampainya di mall, gw parkirin mobil ini, dan mulai mengikuti mereka bertiga dari belakang.
Di dalam mall gw hanya mengikuti mereka bertiga berjalan-jalan. Udah kaya jongos yang mengikuti nyonyahnya kemana saja. Pada tau lah kalo cewe-cewe ngemall bakalan kaya mana. Jadi engga perlu gw ceritain lebih detailnya penderitaan gw.
Skip.
Kita sedang berada di salah satu resto fastfood di mall ini. Duduk di depan gw, dua sosok cewe yang dengan asiknya ngobrol tanpa melihat ke arah gw sedikitpun. Cuman ada seorang cewe di samping gw ini yang mengajak gw ngobrol.
"Terus kamu mau ambil penelitian yang gimana yud?"tanyanya.
"Mungkin aku mau ambil kuantitatif aja deh, kalo kamu?"balik gw nanya.
"Belom tau ini, ngikut kamu aja kali ahh biar ada temen belajarnya hehehe"
"Huuu engga kreatif ngikutin aja.."ejek gw.
"Biarinn wlee
"
Sesekali gw melihat ke arah dua cewe yang berada di depan gw, masing-masing melihat gw dengan tatapan sinis. Ah bodo amat gumam gw dalam hati.
Hari semakin sore, Okta dan Siska udah merengek ngajakin pulang. Tapi tidak dengan Ratih. Gw liat mukanya seperti orang gelisah (bukan geli-geli basah ya bray
). Gw tau betul kalao dia sepertinya males pulang ke rumah. Kalo gw ngomong ke Okta dan Siska perihal masalah Ratih nanti di kira ember pula. Walaupun tadi di awal gw udah sempet bilang ke Okta.
Ahh daripada pusing mending gw terjun aja dari lantai 3 mall ini. Arrrggghhh!(oke gw ngayal)
Pertama gw anterin Siska dulu karena dia lah yang rumahnya jauh. Sesampainya di rumah Siska, dia pamit lalu segera bergegas masuk ke rumah tanpa sepatah dua kata sambutan ke gw sebagai pembawa acara.
Lalu gw lajukan mobil ini ke arah rumahnya Ratih di jalan arah kampus UII. Bagaikan melingkari bumi, gw ibaratkan perjalan gw sore menjelang malam itu. Di temani dengan suara mesin kendaraan lain, kita menerobos lebatnya kemacetan. Hingga engga terasa adzan maghrib berkumandang dan kita masih terjebak di antara ratusan kendaraan yang tumpah ruah di jalanan lingkar kota ini.
Gw pun meminggirkan mobil ini ke salah satu masjid. Kemudian gw ajak keluar mereka berdua.
"Kita solat dulu yahh.."ucap gw ke mereka.
Mereka hanya membalas dengan anggukan kepala tertanda setuju dengan ucapan gw itu.
Gw mulai melepas satu persatu yang kenakan di kaki gw, lalu berjalan pelan ke arah tempat wudhu masjid ini.
Gw mulai melapangkan kedua tangan hingga ke samping telinga. Allahu Akbar! Ucap gw lirih.
Selesai gw melaksanakan 3 rakaat, lalu gw berdoa kepada yang maha mengabulkan doa. Ada nama orang tua serta ke dua adik gw, dan ada nama kalian semua di dalam setiap doa gw. Semoga kalian semua tetap dalam lindungan Allah SWT. Dan masih banyak lagi doa yang malam itu gw panjatkan. Engga tau gw hari ini mempunyai banyak permohonan yang harus gw adukan kepada sang Khalid.
Selepas itu, gw melangkahkan kaki ini keluar dari masjid ini. Dan menemui mereka berdua yang tengah asik membahas sesuatu di sisi lantai masjid ini.
Gw tersenyum melihat sosok cewe yang dengan semangatnya bercerita dan membuat cewe yang berada di depannya sedikit tertawa. Tawa yang gw tau itu menutupi semua masalah yang kini tengah dia hadapi.
Kemudian gw panggil mereka, dan mereka serentak melihat gw dan berjalan mendekati gw.
Kita sudah berada di dalam mobil menuju ke rumahnya Ratih. Di perjalan gw cuman di jadiin laksana sopir yang harus nganterin nyonyahnya kemana saja dia mau. Awalnya gw sempet gondok, tapi makin kesini gw malah jadi biasa aja, karena sosok cewe yang berada di belakang gw itu. Bukan Ratih, tapi Okta.
Tak membutuhkan waktu lama mobil ini sudah berada di depan salah satu rumah tingkat di komplek perumahan yang cukup elit.
Gw liat muka Ratih bertambah gelisah, seperti menampakkan ketidaksukaannya berada di rumah. Namun dengan ucapan maut sang bunbun aka Okta, akhirnya dia berhasil di bujuk olehnya. Emang sangat pandai cewe satu itu kalo soal mempengaruhi orang batin gw.
Kemudian kita pamit, dengan tak lupa meminta kepada Ratih kalo ada apa-apa selalu hubungi gw. Dan dia hanya membalas dengan senyuman penuh arti dan ucapan terima kasih yang tersungging dari mulut indahnya itu.
Kemudian gw lajukan mobil ini kembali ke rumah Okta. Di jalan..
"Maafin aku ya Yud.."ucapnya.
"Maaf kenapa?"balas gw tanpa melihat ke arahnya.
"Maaf udah salah sangka sama kamu.."lanjutnya.
"Aku udah biasa kok di gituin.."balas gw sambil terkekeh.
"Apa kamu bilang barusan Yud?"sambil mencubit pinggang gw.
"Auwwww ampun ampun.."pinta gw.
"Makanya jangan gitu.."balasnya.
"Iy iya calon istriku.."sambil melihat ke arahnya.
Dia hanya tersipu malu mendengar ucapan gw barusan.
Dia adalah sosok cewe yang mungkin bukan cuman gw aja yang memujanya, tapi mungkin semua orang akan melakukan hal yang sama. Gw berharap nanti takdirnya gw akan menikah dengannya, dan gw akan menjalaninya karena dialah orang yang saat ini gw harapkan untuk menjadi nyonya Yuda.
.
.
.
Bersambung..
Gw pun arahkan mobil ini ke kosan, karena hari ini gw free engga ada kelas. Tapi di jalan arah kosan gw ketemu dengan si Ratih yang terlihat jalan sendiri di trotoar jalanan komplek kampus ini. Kenapa dia? Bukannya dia biasanya bawa kendaraannya? Tau ah gw samperin aja deh gumam gw dalam hati.
Gw pun meminggirkan mobil ini, dan keluar lalu memanggilnya dengan agak keras. Karena dia berada di seberang jalan.
"Tihh Ratih.."teriak gw.
Dan dia pun menengok ke arah gw. Lalu gw mengayunkan tangan ke arahnya berharap dia nyamperin gw. Dan mungkin gw waktu itu lg hoki, dia pun berjalan agak cepat menghampiri gw.
"Ngapain kamu disni jalan kaki? Ini kan jauh dari fakultas kita?"
Dia masih diam tak bergeming.
Ada yang berbeda dari dia kali ini, wajah yang biasa nampak selalu ceria kini seperti ada sebuah masalah yang cukup berat menimpanya.
"Masuk dulu yuk, kita cari makan. Kamu belum makan kan?"ajak gw.
Dia mengangguk lemah.
Singkatnya kita sedang berada di salah kedai ayam geprek yang berada di depan UNY. Gw pun memesankan untuk dia, lalu gw jalan menghampiri tempat duduknya, dan duduk di depannya.
"Hei.."teriak gw.
"Hehe apaan sih yud, aku engga budek kali engga usah pake teriak segala..!"
"Lha kamu ngelamun aja kok dari tadi, kenapa kenapa? Sini cerita sama babang.."
"Engga papa kok.."balasnya sambil senyum manis ke arah gw.
"Haha kamu itu engga pinter bohong, apalagi bohongi aku. Udah cerita aja sama pacar sendiri juga..
""Pacar gundulmu amblek kui Yud
"sambil mencubit pelan lengan gw yang berada di atas meja ini."Haha nah gitu dong senyum dikit napa, dari tadi muka di tekuk aja udah kaya toko mau gulung tikar..
""Engga lucu.!"
Gw terkekeh melihat tingkahnya.
Tak lama kemudian ayam geprek kita datang. Dan langsung gw sikat aja dengan lahap.
"Makannya pelan-pelan aja napa Yud.."ucap cewe di depan gw.
"Haha.."
Uhuukkkkk... uhukkkkkkk gw tersendat.
Kemudian gw meraih segelas es teh yang berada di depan gw.
Glukkk... glukkk... glukkk...
"Ahhh.. uhukkk uhukkk.."
"Mampus lo! Hahaha"ucap cewe di depan gw sambil tertawa agak kenceng.
Gw mendengus kasar.
"Apa yang aku bilang Yud, pelan-pelan makanya.. hi hi hi"
"Nah kan kalo ceria gini kan enak di pandang engga kaya tadi..
""Apaan sih..
"Gw terkekeh melihat wajahnya yang udah kaya kepiting rebus.
Kini makanan yang berada di depannya sudah hampir habis. Kalo makanan di depan gw mah udah jelas udah abis dari setegah jam yang lalu. Tau sendiri lah cewe kalo makan kaya apa kan? Udah engga perlu di jelasin pasti udah pada tau, kecuali yang jomblo
eace"Mamah Yud.."ucapnya memulai pembicaraan.
"Mamah kenapa Tih?"balas gw.
"Mamah minta cerai.."ucapnya kali agak terbata-bata.
Deggg.. jadi ini masalah yang membuat Ratih seperti tadi. Emang berat masalahnya apalagi kalo menyangkut keluarga. Gw emang belum pernah ngerasain rasanya brokenhome (amit-amit mudah2an engga deh!) Tapi gw tau gimana rasanya, walaupun mungkin beda konteksnya.
"Aku..(ada jeda).. aku udah engga kuat melihat mereka setiap hari adu mulut terus selepas pulang kerja.."dan kini matanya mulai berkaca-kaca.
"Kamu yang sabar yaa, udah coba kamu omongin ke mereka belom?"balas gw.
Dia mengangguk lemah, "udah, malah aku sampai kena tampar dari Papahku..hiks"
"Ya Alloh sampai segitunya? Udah tenang aja deh aku selalu ada buat kamu butuhin kok.."ucap gw.
"Intinya kamu selalu doa sama yang di atas, kan cuman Beliau yang maha segalanya.."lanjut gw.
Kemudian gw pegang tangan kanannya. "Kamu yang sabar ya, aku disinu untuk kamu..
".Dia kembali mengangguk lemah, "makasih ya Yud.."ucapnya agak terbata-bata.
"Udah-udah, engga malu apa segede gini nangis di tempat umum?
"ejek gw.Lalu dia mengambil tisu yang berada di tasnya, lalu mengusapkannya ke matanya.
Bersyukur aja buat kalian yang masih punya orang tua utuh, tanpa embel-embel brokenhome. Gitu aja kalian yang masih punya orang tua lengkap aja kadang masih kasar atau seenaknya sendiri ke mereka. Kalo mereka udah engga ada atau cerai, apa yang bisa kalian lakuin? Paling juga ke miras atau narkoba. Udah pasti itu apalagi untuk yang lemah mentalnya.
Singkat cerita gw sekarang berada di depan gedung FK bersama dengan Ratih. Kita sedang duduk di kursi panjang yang berada di gedung ini. Kita ngobrol-ngobrol ringan seputar tugas dan skripsi.
Cukup lama kami ngobrol, akhirnya yang di tunggu pun datang.
"Tuh bukannya mantan kamu Yud?"tanya Ratih.
"Hehe tau aja sih.."jawab gw.
"Lha kalian balikan?"tanyanya lagi.
Gw menggeleng pelan, "kita mau nikah.."jawab gw sambil menyunggingkan senyuman lebar.
"Ciee selamat yaa.."ucapnya.
"Masih kama kali wkwk"balas gw.
"Beruntung dia bisa punya kamu Yud.."ucapnya.
"Beruntung gmana?"tanya gw.
Belom Ratih jawab, Okta udah datang aja. Ah kentang ini mah.
"Udah lama ya?"tanya Okta.
"Setahun.."balas gw.
"Seriusan!!"gertaknya sambil ancang-ancang mau melabuhkan cubitannya ke gw.
Gw cuman membalasnya dengan cenge2san.
Kemudian Okta menoel lengan gw, lalu memberikan gesture untuk mengenalkan siapa cewe di samping gw.
"Oh ya Tih, ini kenalin nama nya Okta.."
"Dan Ta, ini Ratih.."
Mereka pun lalu bersalaman seraya mengucapkan nama mereka masing-masing.
Mereka terlihat canggung satu sama lain. Melihat situasi yang awkward banget gw pun mengajak mereka berdua ke kampus sebelah untuk menjemput si Siska. Dan mereka mengiyakan ajakan gw.
Di jalan menuju parkiran kita masih diam-diaman udah kaya orang engga kenal. Gw juga lagi engga ada bahasan yang pas buat mereka. Iseng gw sms ke Okta, karena dia biasanya pinter banget mencairkan susasana.
Gw: "Ta mbok Ratih di ajakin ngobrol kesian dia.."Tak lama kemudian sms gw di bales olehnya.
Okta: "bodo, siapa yang ngajakin aku yang suruh tanggung jawab."balasan yang singkat padat dan jelas.
Gw: "kesian loh dia ini orang tuanya mau cerai, aku tadi tuh liat di jalan sendirian mukanya agak frustasi gt, makanya aku ajak kesini biar agak terhibur gitu. Kan kamu pinter nyairin suasana. Tolong lah ya ya ya.."
Okta: "Ya."Hasemmm aku sms banyak banyak cuman di balas dua huruf aja.
Tak lama kemudian Okta mulai pembicaraan dengan Ratih. Dan mereka mulai akrab. Syukurlah Okta emng the best lah. Sesampainya di depan mobil kemudian gw ajak mereka masuk. Dan lagi lagi di jadiin sopir oleh mereka dan mereka duduk di kursi belakang. Huft!
Tidak membutuhkan waktu lama, gw udah berada di depan gedung fakultasnya Siska. Dia udah sms katanya sebentar lagi keluar, dan memang iya tak berapa lama kemudian cewe manis dan cantik itu keluar dengan langkah yang agak berat.
Sesampainya di mobil, dia membuka pintu penumpang. Berharap dia bakal ngacangin gw lagi, dan ternyata kursi belakang sudah penuh. Mau engga mau dia duduk di samping gw. Asikkk engga bakal di kacangin lagi gw. Hehe
Setelah semua penumpang masuk dan menempati kursinya masing-masing gw menanyakan kepada mereka untuk pergi kemana. Dan mereka menjawab serentak untuk ngemall. Waduh bencana mulai keliatan sepertinya.
Gw sempet beberapa kali menolak, tetapi suara 1 orang udah pasti kalah dengan 3 orang. Dan dengan terpaksa gw mengikuti apa kemauan mereka.
Gw mulai mengarahkan mobil ini ke salah satu mall di kota ini. Sesampainya di mall, gw parkirin mobil ini, dan mulai mengikuti mereka bertiga dari belakang.
Di dalam mall gw hanya mengikuti mereka bertiga berjalan-jalan. Udah kaya jongos yang mengikuti nyonyahnya kemana saja. Pada tau lah kalo cewe-cewe ngemall bakalan kaya mana. Jadi engga perlu gw ceritain lebih detailnya penderitaan gw.
Skip.
Kita sedang berada di salah satu resto fastfood di mall ini. Duduk di depan gw, dua sosok cewe yang dengan asiknya ngobrol tanpa melihat ke arah gw sedikitpun. Cuman ada seorang cewe di samping gw ini yang mengajak gw ngobrol.
"Terus kamu mau ambil penelitian yang gimana yud?"tanyanya.
"Mungkin aku mau ambil kuantitatif aja deh, kalo kamu?"balik gw nanya.
"Belom tau ini, ngikut kamu aja kali ahh biar ada temen belajarnya hehehe"
"Huuu engga kreatif ngikutin aja.."ejek gw.
"Biarinn wlee
"Sesekali gw melihat ke arah dua cewe yang berada di depan gw, masing-masing melihat gw dengan tatapan sinis. Ah bodo amat gumam gw dalam hati.
Hari semakin sore, Okta dan Siska udah merengek ngajakin pulang. Tapi tidak dengan Ratih. Gw liat mukanya seperti orang gelisah (bukan geli-geli basah ya bray
). Gw tau betul kalao dia sepertinya males pulang ke rumah. Kalo gw ngomong ke Okta dan Siska perihal masalah Ratih nanti di kira ember pula. Walaupun tadi di awal gw udah sempet bilang ke Okta. Ahh daripada pusing mending gw terjun aja dari lantai 3 mall ini. Arrrggghhh!(oke gw ngayal)
Pertama gw anterin Siska dulu karena dia lah yang rumahnya jauh. Sesampainya di rumah Siska, dia pamit lalu segera bergegas masuk ke rumah tanpa sepatah dua kata sambutan ke gw sebagai pembawa acara.
Lalu gw lajukan mobil ini ke arah rumahnya Ratih di jalan arah kampus UII. Bagaikan melingkari bumi, gw ibaratkan perjalan gw sore menjelang malam itu. Di temani dengan suara mesin kendaraan lain, kita menerobos lebatnya kemacetan. Hingga engga terasa adzan maghrib berkumandang dan kita masih terjebak di antara ratusan kendaraan yang tumpah ruah di jalanan lingkar kota ini.
Gw pun meminggirkan mobil ini ke salah satu masjid. Kemudian gw ajak keluar mereka berdua.
"Kita solat dulu yahh.."ucap gw ke mereka.
Mereka hanya membalas dengan anggukan kepala tertanda setuju dengan ucapan gw itu.
Gw mulai melepas satu persatu yang kenakan di kaki gw, lalu berjalan pelan ke arah tempat wudhu masjid ini.
Gw mulai melapangkan kedua tangan hingga ke samping telinga. Allahu Akbar! Ucap gw lirih.
Selesai gw melaksanakan 3 rakaat, lalu gw berdoa kepada yang maha mengabulkan doa. Ada nama orang tua serta ke dua adik gw, dan ada nama kalian semua di dalam setiap doa gw. Semoga kalian semua tetap dalam lindungan Allah SWT. Dan masih banyak lagi doa yang malam itu gw panjatkan. Engga tau gw hari ini mempunyai banyak permohonan yang harus gw adukan kepada sang Khalid.
Selepas itu, gw melangkahkan kaki ini keluar dari masjid ini. Dan menemui mereka berdua yang tengah asik membahas sesuatu di sisi lantai masjid ini.
Gw tersenyum melihat sosok cewe yang dengan semangatnya bercerita dan membuat cewe yang berada di depannya sedikit tertawa. Tawa yang gw tau itu menutupi semua masalah yang kini tengah dia hadapi.
Kemudian gw panggil mereka, dan mereka serentak melihat gw dan berjalan mendekati gw.
Kita sudah berada di dalam mobil menuju ke rumahnya Ratih. Di perjalan gw cuman di jadiin laksana sopir yang harus nganterin nyonyahnya kemana saja dia mau. Awalnya gw sempet gondok, tapi makin kesini gw malah jadi biasa aja, karena sosok cewe yang berada di belakang gw itu. Bukan Ratih, tapi Okta.
Tak membutuhkan waktu lama mobil ini sudah berada di depan salah satu rumah tingkat di komplek perumahan yang cukup elit.
Gw liat muka Ratih bertambah gelisah, seperti menampakkan ketidaksukaannya berada di rumah. Namun dengan ucapan maut sang bunbun aka Okta, akhirnya dia berhasil di bujuk olehnya. Emang sangat pandai cewe satu itu kalo soal mempengaruhi orang batin gw.
Kemudian kita pamit, dengan tak lupa meminta kepada Ratih kalo ada apa-apa selalu hubungi gw. Dan dia hanya membalas dengan senyuman penuh arti dan ucapan terima kasih yang tersungging dari mulut indahnya itu.
Kemudian gw lajukan mobil ini kembali ke rumah Okta. Di jalan..
"Maafin aku ya Yud.."ucapnya.
"Maaf kenapa?"balas gw tanpa melihat ke arahnya.
"Maaf udah salah sangka sama kamu.."lanjutnya.
"Aku udah biasa kok di gituin.."balas gw sambil terkekeh.
"Apa kamu bilang barusan Yud?"sambil mencubit pinggang gw.
"Auwwww ampun ampun.."pinta gw.
"Makanya jangan gitu.."balasnya.
"Iy iya calon istriku.."sambil melihat ke arahnya.
Dia hanya tersipu malu mendengar ucapan gw barusan.
Dia adalah sosok cewe yang mungkin bukan cuman gw aja yang memujanya, tapi mungkin semua orang akan melakukan hal yang sama. Gw berharap nanti takdirnya gw akan menikah dengannya, dan gw akan menjalaninya karena dialah orang yang saat ini gw harapkan untuk menjadi nyonya Yuda.
.
.
.
Bersambung..
khuman dan 4 lainnya memberi reputasi
5
![[TAMAT] Cinta Terakhir](https://s.kaskus.id/images/2016/06/28/8751802_201606280717580494.jpg)
![[TAMAT] Cinta Terakhir](https://s.kaskus.id/images/2017/04/30/8656089_201704301004480190.jpg)