- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#4246
Part 112
Rea : "Vin.."
Vina : "Ya.."
Rea : "Lo mabok ?"
Vina : "Ah nggak..", dia melepas pelukanku.
Vina : "Maaf, Re.. Gw suka ngaco kalo lagi begini.."
Rea : "Hhmm.. Beneran ?"
Vina : "Iya.. Udah lupain aja kata-kata gw yang tadi.."
Rea : "Udah makan ?"
Vina : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Rea : "Mau makan ngga ?"
Vina : "Iya.."
Rea : "Ya udah hapus dulu air mata kamu.. Cuci muka gih.."
Vina : "Lo mabok ?"
Rea : "Apaan ?"
Vina : "Manggilnya pake kamu.."
Rea : "Gw gak mabok, tapi laper.. Buruan ah.."
Vina keluar dari ruangan menuju kamar mandi.
Setelah selesai dia mencuci muka, aku ajak dia mencari makan.
Aku dan Vina masuk kedalam mobilnya dan langsung menuju tempat makan yang kami tuju.
Kebetulan juga Roy sudah kembali ke warnet.
Rea : "Kenapa lo diem aja ?"
Vina : "Nggak apa-apa.."
Rea : "Biasanya lo bawel kayak mak lampir.."
Vina : "Re.."
Rea : "Apa ?"
Vina : "Gw seneng loh tadi pas lo panggil gw pake 'kamu'.."
Rea : "Terus ?"
Vina : "Seterusnya aja kayak gitu gimana ?"
*DEG!*
Jantungku seketika berdetak kencang.
Aku langsung terdiam tanpa kata.
Vina terus memandangiku dan membuatku hilang konsenterasi.
Vina : "Sstt.."
Rea : "Apa ?"
Vina : "Andrea.."
Rea : "Lo kenapa sih, Vin ?"
Vina : "Tuh kan masih aja pake lo-gw !!"
Rea : "Ya terus.."
Vina : "Ah bodo amat lah.. Cowok gak peka.. Mati aja lo mendingan !!"
Aku langsung menepi dan menghentikan laju mobil ini.
Aku mulai marah dengan Vina.
Rea : "Lo tuh mau nya apa sih !! Gw diem salah !! Gw ngomong salah !! Apa-apa salah !! Kapan gw benernya dimata lo !!"
Vina : "...."
Rea : "Apa !! Nangis lagi ? Sono !! Sampe nangis darah juga gw bodo amat, Vin !!"
Benar saja, Vina langsung menangis lagi.
Kali ini, dia menangis dengan terisak-isak.
Aku lanjutkan laju mobil ini tanpa mempedulikan dia.
Tetapi, lama kelamaan aku kasihan juga.
30 menit perjalanan, tangisannya masih belum berhenti.
Sampailah kami di sebuah restoran didaerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Diparkiran, kami tidak langsung turun.
Aku mencoba untuk menenangkan Vina terlebih dahulu.
Rea : "Vina.."
Vina : "...."
Rea : "Vin..", aku beranikan diriku memegang tangannya dan menatap wajahnya.
Vina : "Mau apa lagi ?"
Rea : "Iya iya.. Mulai sekarang, kita pake aku-kamu untuk panggilan.."
Vina : "Bener ?"
Rea : "Iya.. Asal kamu seneng aja, Vin.."
Vina : "Hehehehe.. Iya aku seneng kok.. Makasih ya.."
Tangisannya berubah seketika menjadi senyuman yang manis.
Membuat wajahnya terlihat begitu cantik.
Dan lagi-lagi jantungku berdebar kencang.
Aku balas senyumannya dan mengajak dia turun dari mobil.
Kami memesan makanan yang ada disana.
Setelah itu kami langsung santap semua makanan yang kami pesan.
Vina makan dengan lahapnya.
Sepertinya memang dia lelah dan kelaparan.
Setelah itu, kami kembali lagi ke warnet.
Suasana didalam mobil ini kembali berubah.
Bukan menjadi mencekam, tetapi menjadi menyenangkan.
Aku tidak mendengar kicauan Vina seperti biasa.
Ternyata dia sudah tertidur disampingku.
Aku tidak tega membangunkannya.
Aku biarkan dia hingga kami sampai diwarnet.
Sudah ada Roy dan Adrian menunggu.
Rea : "Vin.."
Vina : "Hhmm.."
Rea : "Udah sampe.."
Vina : "Hah ? Oh, udah ya.."
Rea : "Kamu ngantuk, Vin ?"
Vina : "Iya.. Aku capek banget.."
Rea : "Yuk turun.."
Aku dan Vina turun dari mobil.
Kami berdua langsung disambut oleh Roy dan Adrian.
Adrian : "Wah enak bener lo malem mingguan.."
Roy : "Udah sembuh, Vin ?"
Vina : "Udah kok.."
Adrian : "Gw denger mau dijual ini warnet ?"
Vina : "Nggak jadi.. Gw gak mau jual kalo bukan kemauan gw.."
Rea : "Lo gak main, Dri ?"
Adrian : "Nggak ah.. Sepi.."
Rea : "Ya udah kalo gitu.. Eh Vin, kamu mau aku anterin pulang atau mau disini ?"
Vina : "Aku disini dulu deh.. Ngantuk.. Roy, pinjem kamar lo bentar ya.. Gw ngantuk.."
Roy : "Oh ya udah sana.."
Rea : "Gw balik dah.. Bye semua.."
Karena hari sudah malam, aku memutuskan untuk kembali ke rumah.
Aku langsung nyalakan motor papaku dan melaju ke rumah.
Sesampainya dirumah, aku langsung naik dan masuk ke kamarku.
Aku cek HPku ternyata ada pesan yang masuk.
Ternyata ada SMS dari Jenny dan Riska.
Tetapi, aku lebih dahulu membalas pesan dari Riska.
Lalu, aku membalas pesan dari Jenny
Agak kesal sih karena Jenny berkata seperti itu.
Padahal Riska itu ramah padaku.
Tidak ada rasa untuk menggoda atau mengganggu kehidupanku.
Aku yang penasaran, akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya kepada Riska.
Setelah itu aku memutuskan untuk mematikah HPku.
Aku rebahkan tubuhku diatas ranjang dan istirahat untuk hari esok.
Suara adzan shubuh membangunkanku.
Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan mengambil air wudhu.
Lalu aku segera mengerjakan sholat.
Setelah itu, aku nyalakan HPku dan mengecek isi pesan.
Ternyata ada pesan dari Jenny.
Aneh sekali perempuan ini.
Aku juga memutuskan untuk tidur kembali.
Karena aku akan pergi menemui Riska di siang harinya.
Vina : "Ya.."
Rea : "Lo mabok ?"
Vina : "Ah nggak..", dia melepas pelukanku.
Vina : "Maaf, Re.. Gw suka ngaco kalo lagi begini.."
Rea : "Hhmm.. Beneran ?"
Vina : "Iya.. Udah lupain aja kata-kata gw yang tadi.."
Rea : "Udah makan ?"
Vina : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Rea : "Mau makan ngga ?"
Vina : "Iya.."
Rea : "Ya udah hapus dulu air mata kamu.. Cuci muka gih.."
Vina : "Lo mabok ?"
Rea : "Apaan ?"
Vina : "Manggilnya pake kamu.."
Rea : "Gw gak mabok, tapi laper.. Buruan ah.."
Vina keluar dari ruangan menuju kamar mandi.
Setelah selesai dia mencuci muka, aku ajak dia mencari makan.
Aku dan Vina masuk kedalam mobilnya dan langsung menuju tempat makan yang kami tuju.
Kebetulan juga Roy sudah kembali ke warnet.
Rea : "Kenapa lo diem aja ?"
Vina : "Nggak apa-apa.."
Rea : "Biasanya lo bawel kayak mak lampir.."
Vina : "Re.."
Rea : "Apa ?"
Vina : "Gw seneng loh tadi pas lo panggil gw pake 'kamu'.."
Rea : "Terus ?"
Vina : "Seterusnya aja kayak gitu gimana ?"
*DEG!*
Jantungku seketika berdetak kencang.
Aku langsung terdiam tanpa kata.
Vina terus memandangiku dan membuatku hilang konsenterasi.
Vina : "Sstt.."
Rea : "Apa ?"
Vina : "Andrea.."
Rea : "Lo kenapa sih, Vin ?"
Vina : "Tuh kan masih aja pake lo-gw !!"
Rea : "Ya terus.."
Vina : "Ah bodo amat lah.. Cowok gak peka.. Mati aja lo mendingan !!"
Aku langsung menepi dan menghentikan laju mobil ini.
Aku mulai marah dengan Vina.
Rea : "Lo tuh mau nya apa sih !! Gw diem salah !! Gw ngomong salah !! Apa-apa salah !! Kapan gw benernya dimata lo !!"
Vina : "...."
Rea : "Apa !! Nangis lagi ? Sono !! Sampe nangis darah juga gw bodo amat, Vin !!"
Benar saja, Vina langsung menangis lagi.
Kali ini, dia menangis dengan terisak-isak.
Aku lanjutkan laju mobil ini tanpa mempedulikan dia.
Tetapi, lama kelamaan aku kasihan juga.
30 menit perjalanan, tangisannya masih belum berhenti.
Sampailah kami di sebuah restoran didaerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Diparkiran, kami tidak langsung turun.
Aku mencoba untuk menenangkan Vina terlebih dahulu.
Rea : "Vina.."
Vina : "...."
Rea : "Vin..", aku beranikan diriku memegang tangannya dan menatap wajahnya.
Vina : "Mau apa lagi ?"
Rea : "Iya iya.. Mulai sekarang, kita pake aku-kamu untuk panggilan.."
Vina : "Bener ?"
Rea : "Iya.. Asal kamu seneng aja, Vin.."
Vina : "Hehehehe.. Iya aku seneng kok.. Makasih ya.."
Tangisannya berubah seketika menjadi senyuman yang manis.
Membuat wajahnya terlihat begitu cantik.
Dan lagi-lagi jantungku berdebar kencang.
Aku balas senyumannya dan mengajak dia turun dari mobil.
Kami memesan makanan yang ada disana.
Setelah itu kami langsung santap semua makanan yang kami pesan.
Vina makan dengan lahapnya.
Sepertinya memang dia lelah dan kelaparan.
Setelah itu, kami kembali lagi ke warnet.
Suasana didalam mobil ini kembali berubah.
Bukan menjadi mencekam, tetapi menjadi menyenangkan.
Aku tidak mendengar kicauan Vina seperti biasa.
Ternyata dia sudah tertidur disampingku.
Aku tidak tega membangunkannya.
Aku biarkan dia hingga kami sampai diwarnet.
Sudah ada Roy dan Adrian menunggu.
Rea : "Vin.."
Vina : "Hhmm.."
Rea : "Udah sampe.."
Vina : "Hah ? Oh, udah ya.."
Rea : "Kamu ngantuk, Vin ?"
Vina : "Iya.. Aku capek banget.."
Rea : "Yuk turun.."
Aku dan Vina turun dari mobil.
Kami berdua langsung disambut oleh Roy dan Adrian.
Adrian : "Wah enak bener lo malem mingguan.."
Roy : "Udah sembuh, Vin ?"
Vina : "Udah kok.."
Adrian : "Gw denger mau dijual ini warnet ?"
Vina : "Nggak jadi.. Gw gak mau jual kalo bukan kemauan gw.."
Rea : "Lo gak main, Dri ?"
Adrian : "Nggak ah.. Sepi.."
Rea : "Ya udah kalo gitu.. Eh Vin, kamu mau aku anterin pulang atau mau disini ?"
Vina : "Aku disini dulu deh.. Ngantuk.. Roy, pinjem kamar lo bentar ya.. Gw ngantuk.."
Roy : "Oh ya udah sana.."
Rea : "Gw balik dah.. Bye semua.."
Karena hari sudah malam, aku memutuskan untuk kembali ke rumah.
Aku langsung nyalakan motor papaku dan melaju ke rumah.
Sesampainya dirumah, aku langsung naik dan masuk ke kamarku.
Aku cek HPku ternyata ada pesan yang masuk.
Quote:
Ternyata ada SMS dari Jenny dan Riska.
Tetapi, aku lebih dahulu membalas pesan dari Riska.
Quote:
Lalu, aku membalas pesan dari Jenny
Quote:
Agak kesal sih karena Jenny berkata seperti itu.
Padahal Riska itu ramah padaku.
Tidak ada rasa untuk menggoda atau mengganggu kehidupanku.
Aku yang penasaran, akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya kepada Riska.
Quote:
Setelah itu aku memutuskan untuk mematikah HPku.
Aku rebahkan tubuhku diatas ranjang dan istirahat untuk hari esok.
Suara adzan shubuh membangunkanku.
Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan mengambil air wudhu.
Lalu aku segera mengerjakan sholat.
Setelah itu, aku nyalakan HPku dan mengecek isi pesan.
Ternyata ada pesan dari Jenny.
Quote:
Aneh sekali perempuan ini.
Aku juga memutuskan untuk tidur kembali.
Karena aku akan pergi menemui Riska di siang harinya.
JabLai cOY memberi reputasi
1
