- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4818
Part 109
“Lho tapi kok kamu basah kuyup gini ? Kamu kenapa Vin ?! “ tanya Shela sambil mengusap-usap rambut ane.
“Oh nggak kok ini… “ ane kebingungan menjawab pertanyaan Shela, sedangkan Citra cuma menatap kami berdua dengan tatapan sinis.
“Mbak, ini ada apa sebenarnya ? “ tanya Shela ke Citra, tapi lagi-lagi Citra cuma diem aja.
“Mbak ?! “
“Shel, tolong kamu awasi bener-bener si Vino ini… “ kata Citra ketus sambil menunjuk ane.
“Kalau sampai dia meleng ke cewek lain, kamu jangan sungkan-sungkan buat menghajar dia sampai babak belur. “ kata Citra lagi seraya menatap ane.
Setelah berkata demikian Citra lalu pergi meninggalkan kami berdua sambil melempar botol Aqua yang isinya kosong karena udah pindah ke kepala dan badan ane. Shela cuma terbengong-bengong melihat sikap Citra. Duh, beneran deh Citra marah karena ane balikan sama Shela.
“Vin, Mbak Citra kenapa sih kok jadi sensi gitu ? Sikapnya sejak tadi aneh banget. “ tanya Shela.
“Mana aku tahu. “ jawab ane ngasal.
“Terus kok kamu bisa basah kuyup gini ? Jangan-jangan kamu disiram sama Mbak Citra ya. Soalnya aku lihat dia buang botol Aqua yang udah kosong. “ tanya Shela penuh selidik.
“Nggg, yaa iya sih. “ ane terpaksa ngaku.
“Kok dia sampai nyiram kamu ?! Kamu pasti mau berbuat macem-macem sama Mbak Citra ya ?! “ tanya Shela dengan nada tinggi.
“Nggak aku cuma ngajak dia pulang kok. “ jawab ane berkilah.
“Tapi kok dia sampai bisa semarah itu ? “ tanya Shela lagi.
“Aku nggak tahu Shel, aku cuma ngajak dia pulang terus tiba-tiba aja dia nyiram aku pake Aqua. “ jawab ane sebisanya.
“Kok gitu sih ?! Wah nggak bener nih. Aku harus bicara sama Mbak Citra !! “ jawab Shela ketus.
“Udah nggak usah, Shel. Ntar malah makin runyam. “ kata ane sambil memegangi lengannya Shela.
“Nggak bisa gitu dong, dia seenaknya main siram orang !! “
“Nggak papa Shel, tadi aku yang salah. Mungkin tadi aku rada memaksa jadi bikin dia marah. Kayaknya sih Citra emang lagi ada masalah, mungkin sama pacarnya atau gimana. “ jawab ane.
“Tapi setauku Mbak Citra itu jomblo deh. “ jawab Shela. Ah kampret !! Susah bener mau bohongi cewek satu ini.
“Ya mungkin sekarang dia udah punya pacar, kita kan nggak tau. Udah yuk balik. “ kata ane sambil buru-buru mendorong Shela keluar dari gubuk tersebut.
Kami berduapun balik ke tempat temen-temen berkumpul yang udah menunggu. Citra juga udah ada disana, dan nggak seperti tadi, dia udah mau ngobrol dengan temen-temennya termasuk Putri dan Wulan. Cuma pas bertatapan dengan ane dia kembali pasang wajah cemberut atau malah melengos. Moga-moga aja dia nggak cerita apa-apa ke Wulan.
Pas sampai di villa, udah jam dua siang. Setelah mandi dan bersih-bersih kami pun makan siang dan bersiap untuk kembali ke kota. Berhubung ane dan Shela nggak bawa apa-apa, jadi kami cuma bersiap ala kadarnya. Untung aja baju ane udah rada kering meskipun apek soalnya ane kan udah dari pagi nggak mandi dan nggak ganti baju. Sebenernya sih ane udah ditawari dipinjemi bajunya Aldo atau temen-temen cowok lain tapi ane tolak, soalnya ya risih aja pake baju punya orang lain.
Saat semua lagi mengemasi barang-barang dan memastikan nggak ada yang ketinggalan, ane lihat Putri dan Wulan ngobrol di dekat tangga. Putri nunjuk ke atas sambil mengatakan sesuatu dan Wulan cuma mengangguk. Wulan lalu naik tangga sambil membawa kresek besar dua buah.
“Put, Wulan ngapain tuh ? “ tanya ane ke Putri.
“Oh dia aku suruh bersihin sampah-sampah di rooftop. Nggak banyak sih, tapi kan tetep nggak enak juga kalo kita ninggalin sampah gitu. “ jawab Putri sambil berlalu meninggalkan ane.
Ane lihat Shela lagi ngobrol sama temen-temen yang lain di sofa ruang tamu. Ane pun diem-diem naik ke rooftop buat menemui calon ist.. eh Wulan. Bagaimanapun ane harus bicara dan setidaknya berterima kasih padanya, karena dia juga ane bisa balikan sama Shela.
“Boleh aku bantu ? “ tanya ane ke Wulan yang lagi asyik memunguti kardus dan bungkus snack yang berserakan.
“Vin ?! “ Wulan keliatan terkejut melihat ane udah berdiri di sebelahnya.
“Kenapa ? Kamu kok kayak lihat hantu ? “ tanya ane ketawa.
“Kamu ngapain disini ? Ntar kalo Shela tahu bisa marah lho. “ kata Wulan.
“Yee kenapa harus marah ? Emang kita mau ngapain ? “ tanya ane sambil mengambil beberapa bungkus plastik lalu memasukkan ke kantong yang dibawa Wulan.
“Justru aku kesini mau bantu kamu bersih-bersih, sekaligus mau nanya sesuatu ke kamu. “ kata ane lagi.
“Nanya apa ? “ tanya Wulan sambil meraih serok sampah dan sapu ijuk di pojokan.
“Kenapa kamu melakukannya ? “ tanya ane.
“Melakukan apa ? “ tanya Wulan sambil menatap ane.
“Membawa Shela kemari. Aku yakin pasti kamu yang membujuk agar dia mau kemari. “ jawab ane.
Wulan nggak menjawab, dia cuma tersenyum sambil menyapu lantai rooftop.
“Kemaren saat kamu seharian sedih, kamu cuma ingin satu hal, ketemu sama Shela kan ? “ tanya Wulan.
“Iya. “ jawab ane.
“Dan kamu juga bilang sama aku kan ? “ tanya Wulan lagi sambil membawa serok sampah yang udah penuh.
“Iya. “ jawab ane singkat sambil membuka kantung plastik, lalu Wulan menuang seluruh isi serok ke dalamnya.
“Terus pertanyaanmu udah kejawab belum ? “ tanya Wulan seraya menatap ane penuh arti.
"Iyaa sudah sih. " jawab ane. Ini Wulan kenapa ya, sikapnya nggak kayak biasanya.
"Terus kenapa kamu masih nanya juga ? "
“Nggak papa sih, cuma pengen tahu aja. “ jawab ane.
“Kamu emang kayak gitu deh, udah tahu jawabnya masih nanya juga. “ kata Wulan sembari menaruh serok dan sapu ke pojokan rooftop. Ane lalu mendekati Wulan yang lagi mencuci tangan di wastafel.
“Kalau begitu makasih ya. “ kata ane sambil merangkul pundak Wulan. Tiba-tiba aja Wulan mengibaskan tangan ane dari pundaknya.
“Tolong jaga sikap kamu Vin !! “ kata Wulan seraya menatap ane.
“Kamu udah punya Shela dan dia sangat mencintai kamu. Jadi aku mohon jangan bikin dia sakit hati lagi. “ lanjut Wulan dengan nada serius.
“Iya sih tapi kenapa kamu jadi serius kayak gini ? Nggak biasanya deh. “ jawab ane dengan penuh tanda tanya. Ini kenapa semua pada sensi gini sih ?
“Selama ini aku udah melakukan kesalahan besar yang membuat Shela sedih dan aku sangat menyesalinya. Dia cewek yang baik, dia tulus mencintai kamu. “ jawab Wulan.
“Jadi aku mohon sama kamu jangan bikin dia sedih lagi. “ kata Wulan dengan nada lirih.
Ane cuma tertegun melihat sikap Wulan yang beda banget dari biasanya. Ternyata Shela bener, Wulan sekarang udah berubah.
“Yah, aku ngerti Lan. Maafkan aku. “ kata ane.
"Nggak Vin, aku yang selama ini salah. Aku yang udah bikin hubungan kalian berantakan. Jadi aku yang seharusnya minta maaf. " jawab Wulan seraya menatap ane dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu mau kan, memaafkan aku... yang nggak tau diri ini ? "
"Iya Lan. " jawabku pelan.
"Makasih Vin. " kata Wulan tersenyum sambil menyeka air matanya.
“Tetapi kita masih tetap berteman kan ? “ tanya ane.
Wulan nggak menjawab cuma tersenyum sambil mengangguk, lalu pergi meninggalkan ane sambil membawa kantung plastik yang udah penuh terisi. Sepertinya Wulan bener-bener udah berubah, dia sekarang udah bisa menerima hubungan aku dan Shela. Emang bagus sih, cuma entah kenapa ane merasa sedikit asing dengan sikap Wulan tadi. Ah sudahlah...
Ane lihat jam di HP masih jam setengah tiga lebih, masih banyak waktu dan ane sempatkan memandang lautan dari atas rooftop. Wah indah juga ya pemandangan pantainya, coba kalau pas senja, pasti lebih indah lagi, batin ane dalam hati.
“Vin !! “ tiba-tiba ada suara cewek mengagetkan ane. Ternyata Shela yang datang.
“Yeee... sejak tadi aku cari-cari ternyata kamu malah ngelamun disini !! “ kata Shela dengan nada sewot.
“Ih siapa yang ngelamun keles, aku kan lagi liat pantai. “ jawab ane.
"Ngapain liat pantai lagi kan sejak tadi kita udah di pantai lama ? " tanya Shela.
"Ya beda lah. Dari sini kan sudut pandangnya bisa lebih luas. " jawab ane sambil tetap menatap lautan.
"Kalau pas sunset pasti pemandangannya bagus banget ya Vin. " kata Shela sambil memegangi rambutnya yang ketiup angin.
"Iya. " jawab ane singkat. Shela cantik banget, apalagi kalo rambutnya tertiup angin seperti itu, cantik... sangat cantik...
"Kamu tahu nggak, kata orang kalau kita mengajak pasangan kita melihat indahnya matahari terbenam, maka hubungan kita akan langgeng ? " kata ane lagi sambil menatap Shela.
"Nggak tau tuh. Emang kamu percaya ? " tanya Shela lagi.
"Yaa percaya aja sih, kalo pas senja itu kan pemandangannya indah jadi kesannya lebih romantis gitu. " jawab ane.
"Bener juga yah. Kalo gitu kapan-kapan kita kesini lagi ya Vin buat ngeliat sunset. " pinta Shela.
"Iya, pasti. " jawab ane tersenyum.
Ane lalu merangkul pundak Shela, dan Shela lalu bersandar di pundak ane. Kami berdua kemudian menikmati pemandangan pantai yang mulai beranjak sore. Wulan emang bener, Shela sangat sayang sama ane dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Semoga rasa diantara kita takkan hilang oleh waktu
Sehingga tiada celah bagi cinta lainnya
Dan maafkan diriku yang selalu membuatmu sakit hati
Karena bukan maksudku menyakitimu
“Oh nggak kok ini… “ ane kebingungan menjawab pertanyaan Shela, sedangkan Citra cuma menatap kami berdua dengan tatapan sinis.
“Mbak, ini ada apa sebenarnya ? “ tanya Shela ke Citra, tapi lagi-lagi Citra cuma diem aja.
“Mbak ?! “
“Shel, tolong kamu awasi bener-bener si Vino ini… “ kata Citra ketus sambil menunjuk ane.
“Kalau sampai dia meleng ke cewek lain, kamu jangan sungkan-sungkan buat menghajar dia sampai babak belur. “ kata Citra lagi seraya menatap ane.
Setelah berkata demikian Citra lalu pergi meninggalkan kami berdua sambil melempar botol Aqua yang isinya kosong karena udah pindah ke kepala dan badan ane. Shela cuma terbengong-bengong melihat sikap Citra. Duh, beneran deh Citra marah karena ane balikan sama Shela.
“Vin, Mbak Citra kenapa sih kok jadi sensi gitu ? Sikapnya sejak tadi aneh banget. “ tanya Shela.
“Mana aku tahu. “ jawab ane ngasal.
“Terus kok kamu bisa basah kuyup gini ? Jangan-jangan kamu disiram sama Mbak Citra ya. Soalnya aku lihat dia buang botol Aqua yang udah kosong. “ tanya Shela penuh selidik.
“Nggg, yaa iya sih. “ ane terpaksa ngaku.
“Kok dia sampai nyiram kamu ?! Kamu pasti mau berbuat macem-macem sama Mbak Citra ya ?! “ tanya Shela dengan nada tinggi.
“Nggak aku cuma ngajak dia pulang kok. “ jawab ane berkilah.
“Tapi kok dia sampai bisa semarah itu ? “ tanya Shela lagi.
“Aku nggak tahu Shel, aku cuma ngajak dia pulang terus tiba-tiba aja dia nyiram aku pake Aqua. “ jawab ane sebisanya.
“Kok gitu sih ?! Wah nggak bener nih. Aku harus bicara sama Mbak Citra !! “ jawab Shela ketus.
“Udah nggak usah, Shel. Ntar malah makin runyam. “ kata ane sambil memegangi lengannya Shela.
“Nggak bisa gitu dong, dia seenaknya main siram orang !! “
“Nggak papa Shel, tadi aku yang salah. Mungkin tadi aku rada memaksa jadi bikin dia marah. Kayaknya sih Citra emang lagi ada masalah, mungkin sama pacarnya atau gimana. “ jawab ane.
“Tapi setauku Mbak Citra itu jomblo deh. “ jawab Shela. Ah kampret !! Susah bener mau bohongi cewek satu ini.
“Ya mungkin sekarang dia udah punya pacar, kita kan nggak tau. Udah yuk balik. “ kata ane sambil buru-buru mendorong Shela keluar dari gubuk tersebut.
Kami berduapun balik ke tempat temen-temen berkumpul yang udah menunggu. Citra juga udah ada disana, dan nggak seperti tadi, dia udah mau ngobrol dengan temen-temennya termasuk Putri dan Wulan. Cuma pas bertatapan dengan ane dia kembali pasang wajah cemberut atau malah melengos. Moga-moga aja dia nggak cerita apa-apa ke Wulan.
Pas sampai di villa, udah jam dua siang. Setelah mandi dan bersih-bersih kami pun makan siang dan bersiap untuk kembali ke kota. Berhubung ane dan Shela nggak bawa apa-apa, jadi kami cuma bersiap ala kadarnya. Untung aja baju ane udah rada kering meskipun apek soalnya ane kan udah dari pagi nggak mandi dan nggak ganti baju. Sebenernya sih ane udah ditawari dipinjemi bajunya Aldo atau temen-temen cowok lain tapi ane tolak, soalnya ya risih aja pake baju punya orang lain.
Saat semua lagi mengemasi barang-barang dan memastikan nggak ada yang ketinggalan, ane lihat Putri dan Wulan ngobrol di dekat tangga. Putri nunjuk ke atas sambil mengatakan sesuatu dan Wulan cuma mengangguk. Wulan lalu naik tangga sambil membawa kresek besar dua buah.
“Put, Wulan ngapain tuh ? “ tanya ane ke Putri.
“Oh dia aku suruh bersihin sampah-sampah di rooftop. Nggak banyak sih, tapi kan tetep nggak enak juga kalo kita ninggalin sampah gitu. “ jawab Putri sambil berlalu meninggalkan ane.
Ane lihat Shela lagi ngobrol sama temen-temen yang lain di sofa ruang tamu. Ane pun diem-diem naik ke rooftop buat menemui calon ist.. eh Wulan. Bagaimanapun ane harus bicara dan setidaknya berterima kasih padanya, karena dia juga ane bisa balikan sama Shela.
“Boleh aku bantu ? “ tanya ane ke Wulan yang lagi asyik memunguti kardus dan bungkus snack yang berserakan.
“Vin ?! “ Wulan keliatan terkejut melihat ane udah berdiri di sebelahnya.
“Kenapa ? Kamu kok kayak lihat hantu ? “ tanya ane ketawa.
“Kamu ngapain disini ? Ntar kalo Shela tahu bisa marah lho. “ kata Wulan.
“Yee kenapa harus marah ? Emang kita mau ngapain ? “ tanya ane sambil mengambil beberapa bungkus plastik lalu memasukkan ke kantong yang dibawa Wulan.
“Justru aku kesini mau bantu kamu bersih-bersih, sekaligus mau nanya sesuatu ke kamu. “ kata ane lagi.
“Nanya apa ? “ tanya Wulan sambil meraih serok sampah dan sapu ijuk di pojokan.
“Kenapa kamu melakukannya ? “ tanya ane.
“Melakukan apa ? “ tanya Wulan sambil menatap ane.
“Membawa Shela kemari. Aku yakin pasti kamu yang membujuk agar dia mau kemari. “ jawab ane.
Wulan nggak menjawab, dia cuma tersenyum sambil menyapu lantai rooftop.
“Kemaren saat kamu seharian sedih, kamu cuma ingin satu hal, ketemu sama Shela kan ? “ tanya Wulan.
“Iya. “ jawab ane.
“Dan kamu juga bilang sama aku kan ? “ tanya Wulan lagi sambil membawa serok sampah yang udah penuh.
“Iya. “ jawab ane singkat sambil membuka kantung plastik, lalu Wulan menuang seluruh isi serok ke dalamnya.
“Terus pertanyaanmu udah kejawab belum ? “ tanya Wulan seraya menatap ane penuh arti.
"Iyaa sudah sih. " jawab ane. Ini Wulan kenapa ya, sikapnya nggak kayak biasanya.
"Terus kenapa kamu masih nanya juga ? "
“Nggak papa sih, cuma pengen tahu aja. “ jawab ane.
“Kamu emang kayak gitu deh, udah tahu jawabnya masih nanya juga. “ kata Wulan sembari menaruh serok dan sapu ke pojokan rooftop. Ane lalu mendekati Wulan yang lagi mencuci tangan di wastafel.
“Kalau begitu makasih ya. “ kata ane sambil merangkul pundak Wulan. Tiba-tiba aja Wulan mengibaskan tangan ane dari pundaknya.
“Tolong jaga sikap kamu Vin !! “ kata Wulan seraya menatap ane.
“Kamu udah punya Shela dan dia sangat mencintai kamu. Jadi aku mohon jangan bikin dia sakit hati lagi. “ lanjut Wulan dengan nada serius.
“Iya sih tapi kenapa kamu jadi serius kayak gini ? Nggak biasanya deh. “ jawab ane dengan penuh tanda tanya. Ini kenapa semua pada sensi gini sih ?
“Selama ini aku udah melakukan kesalahan besar yang membuat Shela sedih dan aku sangat menyesalinya. Dia cewek yang baik, dia tulus mencintai kamu. “ jawab Wulan.
“Jadi aku mohon sama kamu jangan bikin dia sedih lagi. “ kata Wulan dengan nada lirih.
Ane cuma tertegun melihat sikap Wulan yang beda banget dari biasanya. Ternyata Shela bener, Wulan sekarang udah berubah.
“Yah, aku ngerti Lan. Maafkan aku. “ kata ane.
"Nggak Vin, aku yang selama ini salah. Aku yang udah bikin hubungan kalian berantakan. Jadi aku yang seharusnya minta maaf. " jawab Wulan seraya menatap ane dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu mau kan, memaafkan aku... yang nggak tau diri ini ? "
"Iya Lan. " jawabku pelan.
"Makasih Vin. " kata Wulan tersenyum sambil menyeka air matanya.
“Tetapi kita masih tetap berteman kan ? “ tanya ane.
Wulan nggak menjawab cuma tersenyum sambil mengangguk, lalu pergi meninggalkan ane sambil membawa kantung plastik yang udah penuh terisi. Sepertinya Wulan bener-bener udah berubah, dia sekarang udah bisa menerima hubungan aku dan Shela. Emang bagus sih, cuma entah kenapa ane merasa sedikit asing dengan sikap Wulan tadi. Ah sudahlah...
Ane lihat jam di HP masih jam setengah tiga lebih, masih banyak waktu dan ane sempatkan memandang lautan dari atas rooftop. Wah indah juga ya pemandangan pantainya, coba kalau pas senja, pasti lebih indah lagi, batin ane dalam hati.
“Vin !! “ tiba-tiba ada suara cewek mengagetkan ane. Ternyata Shela yang datang.
“Yeee... sejak tadi aku cari-cari ternyata kamu malah ngelamun disini !! “ kata Shela dengan nada sewot.
“Ih siapa yang ngelamun keles, aku kan lagi liat pantai. “ jawab ane.
"Ngapain liat pantai lagi kan sejak tadi kita udah di pantai lama ? " tanya Shela.
"Ya beda lah. Dari sini kan sudut pandangnya bisa lebih luas. " jawab ane sambil tetap menatap lautan.
"Kalau pas sunset pasti pemandangannya bagus banget ya Vin. " kata Shela sambil memegangi rambutnya yang ketiup angin.
"Iya. " jawab ane singkat. Shela cantik banget, apalagi kalo rambutnya tertiup angin seperti itu, cantik... sangat cantik...
"Kamu tahu nggak, kata orang kalau kita mengajak pasangan kita melihat indahnya matahari terbenam, maka hubungan kita akan langgeng ? " kata ane lagi sambil menatap Shela.
"Nggak tau tuh. Emang kamu percaya ? " tanya Shela lagi.
"Yaa percaya aja sih, kalo pas senja itu kan pemandangannya indah jadi kesannya lebih romantis gitu. " jawab ane.
"Bener juga yah. Kalo gitu kapan-kapan kita kesini lagi ya Vin buat ngeliat sunset. " pinta Shela.
"Iya, pasti. " jawab ane tersenyum.
Ane lalu merangkul pundak Shela, dan Shela lalu bersandar di pundak ane. Kami berdua kemudian menikmati pemandangan pantai yang mulai beranjak sore. Wulan emang bener, Shela sangat sayang sama ane dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Semoga rasa diantara kita takkan hilang oleh waktu
Sehingga tiada celah bagi cinta lainnya
Dan maafkan diriku yang selalu membuatmu sakit hati
Karena bukan maksudku menyakitimu
khuman dan 6 lainnya memberi reputasi
5
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan