- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4744
Part 107
"Oh ya sekarang Mbak Shela udah ada disini, dan pastinya Vino udah nggak sedih lagi kan. Nah, gimana kalo kita nyusul yang lain ke pantai ? " cetus Putri tiba-tiba.
"Wah boleh tuh Mbak Put. " jawab Shela dengan antusias.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put ? " tanyaku sambil beranjak menghampiri Putri.
"Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri tersenyum.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " teriak Shela dengan gembira.
“Lho kamu kan nggak bawa ganti Shel, ntar kalo basah gimana ? “ tanyaku ke Shela.
“Nggak papa mbak, ntar celanaku digulung aja. “ jawab Shela.
“Sayang yah, padahal aku pengen liat kamu pake baju renang. “ seloroh Vino.
“Tuh kan kumat mesumnya. “ jawab Shela ketus sambil menunjuk Vino.
“Cewek pake baju renang mesumnya dimana say ? “ tanya Vino.
“Ah bodo. “ jawab Shela keliatan kesal.
Vino lalu memeluk Shela dari belakang sambil ketawa, dan Shela cuma tersenyum kecut melihat tingkah cowoknya itu. Ternyata mereka sudah seakrab itu, padahal belum lama kenal tapi chemistry diantara mereka udah terbangun kuat dan meskipun mereka baru aja putus nyambung tapi chemistry tersebut nggak berkurang sama sekali.
“Kamu hebat Lan. “ kata Putri tersenyum sambil menepuk pundakku.
“Yah, kamu bener Put, ternyata mereka memang saling mencintai. “ jawabku sambil menatap Vino dan Shela menuruni tangga sambil bergandengan tangan.
“Aku seneng kamu udah bisa menerima semuanya dan aku harap kamu nggak ganggu mereka lagi. “ kata Putri bernada serius.
“Ya nggak bakal lah Put. “ jawabku ketawa.
“Lagian jadi jomblo tuh nggak salah kan dan kalo dipikir-pikir ada enaknya juga kok. “ jawabku berusaha menghibur diri.
“Iya nggak Cit ? “ tanyaku ke Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
“Tau ah. “ jawab Citra ketus sambil ngeloyor pergi meninggalkan aku dan Putri. Aku dan Putri tentu saja heran dengan sikap Citra barusan.
“Lho Citra kenapa Lan ? “ tanya Putri dengan nada heran.
“Nggak tau tuh. Tumben sensi banget. “ jawabku juga penuh tanda tanya.
Aku dan Putri lalu menuju kamar masing-masing untuk ganti baju yang lebih rileks untuk ke pantai. Aku dan Putri sama-sama pakai kaos oblong, sedangkan dia pake celana pendek dan aku pake legging selutut. Sedangkan Citra, kayaknya dia masih pede pake tanktop dan hotpants.
Melihat kami bertiga muncul, Shela dan Vino yang menunggu di ruang tamu villa terlihat senang, dan kami semua lalu berjalan menuju pantai yang jaraknya nggak begitu. Aku, Putri, Citra dan Shela berjalan di depan sedangkan Vino berjalan agak memisah di belakang. Mungkin dia canggung karena cowok sendiri, apalagi Shela malah memilih bergabung dan nimbrung ngobrol ke aku, Citra dan Putri daripada berjalan bersama pacarnya.
Hanya ada yang sedikit aneh dengan sikap Citra. Dia yang biasanya ngoceh nggak karuan kali ini lebih banyak diam, cuma sesekali tersenyum. Apa karena ada Shela yang sekarang hadir di antara kami ? Entahlah, tapi kalo dibanding Citra, Shela jauh lebih menyenangkan kalo diajak ngobrol, nggak kayak Citra yang kalo ngomong sering ngaco dan suka ngeledek.
Setelah sampai di pantai kami langsung bergabung dengan temen-temen lain. Nggak sulit sih menemukan mereka soalnya hari ini pantai nggak terlalu ramai, apalagi Aldo langsung melambaikan tangan ke arah kami. Rupanya dia kebagian giliran menjaga barang-barang temen-temen yang ditumpuk diatas sebuah tiker.
“Ya udah aku jaga disini aja, kalian silahkan main sepuasnya. “ kata Vino tiba-tiba.
“Kok gitu sih ? Ngapain juga ke pantai kalo cuma duduk-duduk ? “ protes Shela.
“Lho aku duduk sambil menikmati pemandangan pantai kok say. Kamu disini juga deh nemeni aku. “ kata Vino sambil merangkul Shela.
“Ih ogah !! “ kata Shela sewot sambil berusaha melepaskan rangkulan Vino.
“Aku sama Mbak Wulan aja. Yuk mbak, kita ke sana. “ ajak Shela seraya menggandeng tanganku.
Wajar aja sih kalo Shela mengajak aku soalnya Putri udah langsung duluan ngeloyor pergi bersama Aldo bergabung dengan yang lainnya diikuti sama Citra.
“Ah elah malah pergi sama Wulan lagi. “ kata Vino dengan nada menggerutu.
“Awas lho Lan, ntar kamu dilempar sampai ke tengah laut sama dia !! “ teriak Vino dengan nada meledek.
“Bodo weeekk !! “ kata Shela balas mengejek.
Aku cuma tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua, dan kami berdua lalu ikut bergabung bersama yang lainnya yang lagi asyik bermain dan berfoto ria. Aku sebenarnya masih rada canggung bila bersama Shela, karena sebelumnya kami kan saling membenci satu sama lain. Cuma aku nggak yakin Shela juga begitu karena dia sejak tadi terlihat lepas saat ngobrol denganku. Mungkin aja dia memang pintar menyimpan perasaan atau ah entahlah.
“Aku nggak nyangka mbak, Vino bisa ngelakuin hal kayak gitu. “ kata Shela sambil menatap lautan.
“Soalnya pas aku tanya soal memar di pipinya dia bilang habis berantem. “ jawab Shela.
“Aku awalnya juga mikir gitu Shel, tapi aku lihat emang ada banyak kejanggalan dari sikapnya Vino waktu itu meskipun harus aku akui dia bisa merancang sebuah skenario drama yang hebat, hanya aja… “
“Kenapa mbak ? “ tanya Shela.
“Aktingnya payah. “ jawabku tersenyum simpul dan Shela cuma ketawa mendengar jawabanku.
“Ya aneh aja sih, dia yang tadinya angin-anginan, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba jadi agresif, peluk-peluk aku gitu dan tiba-tiba Yovie datang. “ kataku.
“Terus kenapa kamu nggak balikan sama Mas Yovie mbak ? Kayaknya dia masih sayang sama kamu. “ tanya Shela.
“Itu mustahil Shel… “ jawabku pelan sambil menggeleng.
“Mustahil gimana mbak ? Aku sama Vino aja bisa balikan, aku yakin kalian juga bisa kok. “ kata Shela.
“Nggak, kami beda dengan kalian, saat putus kamu dan Vino masih saling mencintai. Ikatan batin kalian masih sangat kuat sehingga saat balikan pun nggak ada masalah, sedangkan aku sama Yovie… “
“….saat kami mau putus, aku sama sekali udah nggak ada feeling ke dia. Dan Yovie juga tahu itu. “ kataku seraya menerawang ke arah lautan lepas.
“Ibaratnya saat kami udah bener-bener putus, aku merasa lega karena bisa bebas dari ikatan yang menyiksa tersebut. “ kataku lagi.
"Mbak, apakah saat kamu udah nggak ada feeling ke Mas Yovie, itu karena kamu mulai suka sama Vino ? " tanya Shela.
"Iya, benar. " jawabku pelan sambil tersenyum.
"Aku berharap setelah aku putus sama Yovie, aku bisa menerima cintanya Vino. Tapi ternyata dia udah punya pilihan lain yaitu kamu. " kataku lagi.
"Jadi saat di pesta ulang tahunnya Mbak Putri, kamu kelihatan sedih dan nggak semangat itu karena kamu cemburu melihat Vino datang bersama aku ? " tanya Shela lagi.
Aku nggak menjawab, cuma mengangguk pelan sambil tersenyum. Ah kenapa aku malah jadi curhat sama Shela.
"Maafkan aku ya mbak... " kata Shela lirih sambil memegang tanganku.
"Nggak Shel, kamu nggak salah, justru aku yang salah yang selama ini nggak mau terima kenyataan kalau Vino udah milih kamu. " kataku seraya menatap Shela.
"Shel, Vino sangat mencintai kamu jadi aku berharap kamu bisa jagain dia ya. " kataku lagi sambil balas memegang tangan Shela.
"Dia cowok yang baik, tapi sayangnya gampang terpengaruh jadi mungkin itu PR yang agak berat buat kamu. Tapi tolong jangan bikin dia kecewa, jangan bikin kesalahan seperti yang udah kulakukan pada Yovie. "
"Kamu mau kan jagain Vino demi aku ? " tanyaku sambil mengusap rambutnya Shela.
"Iya, aku pasti akan jagain Vino. Aku nggak akan kecewain dia. Aku janji mbak. " jawab Shela. Untuk kedua kalinya aku memeluk Shela, dan dia juga balas memelukku.
"Kamu cewek yang baik Shel, aku yakin Vino bakal bahagia bersama kamu. " kataku. dan nggak terasa mataku mulai berkaca-kaca.
"Makasih ya mbak. " jawab Shela lirih.
Berat rasanya aku harus mengatakan semua itu pada Shela, pada cewek yang selama ini aku anggap merebut Vino dariku. Tapi aku rasa itu udah jadi yang terbaik buat kami bertiga.
Tapi saat aku nggak sengaja melihat ke arah Vino, ternyata dia lagi duduk berdua dengan Citra. Ya ampun, si sableng itu, bener-bener nggak tahu situasi. Aku pun buru-buru melepas pelukanku ke Shela.
"Sekarang lebih baik kamu ajak Vino jalan-jalan. Kan lebih baik kalo dia ditemani sama pacarnya. " kataku ke Shela.
"Iya, iya mbak. " jawab Shela tersenyum senang.
Aku sama Shela lalu berjalan menuju ke arah Vino yang lagi duduk berdua sama Citra di tiker. Melihat kami datang Vino langsung tersenyum, sedangkan Citra cuma pasang muka muram. Citra kenapa ya ? Bener-bener nggak seperti biasanya.
"Cit, minum dong. " pintaku ke Citra, lalu dia memberikan sebotol air mineral.
"Vin, temani jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " ajak Shela ke Vino.
"Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab Vino berkilah.
"Kan sekarang udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " desak Shela sambil menarik lengan pacarnya tersebut.
"Ogah ah, capek. " jawab Vino sambil memalingkan muka.
"Kamu ini bener-bener nyebelin deh !! " kata Shela sewot. Dasar Vino, selalu aja nggak peka terhadap perasaan cewek.
"Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " aku mencoba membujuk Vino.
"Iya deh. " jawab Vino lalu beranjak berdiri.
"Nah gitu dong !! " kata Shela dengan wajah riang.
"Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. "
Shela lalu berjalan meninggalkan aku dan Citra. Sedangkan Vino berjalan dibelakangnya sambil tersenyum ke arahku. Aku pun membalas senyumannya sambil melambaikan tangan.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " kataku dengan nada berteriak.
"Iya mbak, beres !! " jawab Shela.
Aku menatap Shela dan Vino berjalan menjauh, lalu aku duduk di tiker di sebelah Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
"Kamu kenapa sih sejak tadi kok keliatan bete ? Katanya pengen ke pantai ? " tanyaku berseloroh sambil membuka botol air mineral.
"Diem ah, brisik !! " jawab Citra ketus sambil tetap menatap lautan.
"Jawabnya nggak usah pake nyolot keles, sensi banget sih !! " jawabku nggak kalah ketus. Mendengar aku marah Citra cuma diem aja.
Aku dan Citra nggak saling bicara selama beberapa menit. Kami cuma diem sambil melihat ke arah laut yang kebetulan ombaknya nggak begitu tinggi. Tiba-tiba aku denger suara Citra seperti terisak. Spontan aku langsung menoleh ke arahnya.
"Lho Cit ? Kok kamu nangis ? " tanyaku dengan nada heran.
"Eh... nggak kok... aku... " Citra keliatan kebingungan sambil mengangkat kacamatanya lalu mengucek-ucek matanya.
"Nggak gimana orang mata kamu aja sampai berair gitu kok. " jawabku sambil menunjuk ke wajahnya Citra.
"Udah kubilang aku nggak nangis !! " jawab Citra dengan nada tinggi sambil beranjak berdiri lalu ngeloyor pergi meninggalkan aku.
"Wah boleh tuh Mbak Put. " jawab Shela dengan antusias.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put ? " tanyaku sambil beranjak menghampiri Putri.
"Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri tersenyum.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " teriak Shela dengan gembira.
“Lho kamu kan nggak bawa ganti Shel, ntar kalo basah gimana ? “ tanyaku ke Shela.
“Nggak papa mbak, ntar celanaku digulung aja. “ jawab Shela.
“Sayang yah, padahal aku pengen liat kamu pake baju renang. “ seloroh Vino.
“Tuh kan kumat mesumnya. “ jawab Shela ketus sambil menunjuk Vino.
“Cewek pake baju renang mesumnya dimana say ? “ tanya Vino.
“Ah bodo. “ jawab Shela keliatan kesal.
Vino lalu memeluk Shela dari belakang sambil ketawa, dan Shela cuma tersenyum kecut melihat tingkah cowoknya itu. Ternyata mereka sudah seakrab itu, padahal belum lama kenal tapi chemistry diantara mereka udah terbangun kuat dan meskipun mereka baru aja putus nyambung tapi chemistry tersebut nggak berkurang sama sekali.
“Kamu hebat Lan. “ kata Putri tersenyum sambil menepuk pundakku.
“Yah, kamu bener Put, ternyata mereka memang saling mencintai. “ jawabku sambil menatap Vino dan Shela menuruni tangga sambil bergandengan tangan.
“Aku seneng kamu udah bisa menerima semuanya dan aku harap kamu nggak ganggu mereka lagi. “ kata Putri bernada serius.
“Ya nggak bakal lah Put. “ jawabku ketawa.
“Lagian jadi jomblo tuh nggak salah kan dan kalo dipikir-pikir ada enaknya juga kok. “ jawabku berusaha menghibur diri.
“Iya nggak Cit ? “ tanyaku ke Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
“Tau ah. “ jawab Citra ketus sambil ngeloyor pergi meninggalkan aku dan Putri. Aku dan Putri tentu saja heran dengan sikap Citra barusan.
“Lho Citra kenapa Lan ? “ tanya Putri dengan nada heran.
“Nggak tau tuh. Tumben sensi banget. “ jawabku juga penuh tanda tanya.
Aku dan Putri lalu menuju kamar masing-masing untuk ganti baju yang lebih rileks untuk ke pantai. Aku dan Putri sama-sama pakai kaos oblong, sedangkan dia pake celana pendek dan aku pake legging selutut. Sedangkan Citra, kayaknya dia masih pede pake tanktop dan hotpants.
Melihat kami bertiga muncul, Shela dan Vino yang menunggu di ruang tamu villa terlihat senang, dan kami semua lalu berjalan menuju pantai yang jaraknya nggak begitu. Aku, Putri, Citra dan Shela berjalan di depan sedangkan Vino berjalan agak memisah di belakang. Mungkin dia canggung karena cowok sendiri, apalagi Shela malah memilih bergabung dan nimbrung ngobrol ke aku, Citra dan Putri daripada berjalan bersama pacarnya.
Hanya ada yang sedikit aneh dengan sikap Citra. Dia yang biasanya ngoceh nggak karuan kali ini lebih banyak diam, cuma sesekali tersenyum. Apa karena ada Shela yang sekarang hadir di antara kami ? Entahlah, tapi kalo dibanding Citra, Shela jauh lebih menyenangkan kalo diajak ngobrol, nggak kayak Citra yang kalo ngomong sering ngaco dan suka ngeledek.
Setelah sampai di pantai kami langsung bergabung dengan temen-temen lain. Nggak sulit sih menemukan mereka soalnya hari ini pantai nggak terlalu ramai, apalagi Aldo langsung melambaikan tangan ke arah kami. Rupanya dia kebagian giliran menjaga barang-barang temen-temen yang ditumpuk diatas sebuah tiker.
“Ya udah aku jaga disini aja, kalian silahkan main sepuasnya. “ kata Vino tiba-tiba.
“Kok gitu sih ? Ngapain juga ke pantai kalo cuma duduk-duduk ? “ protes Shela.
“Lho aku duduk sambil menikmati pemandangan pantai kok say. Kamu disini juga deh nemeni aku. “ kata Vino sambil merangkul Shela.
“Ih ogah !! “ kata Shela sewot sambil berusaha melepaskan rangkulan Vino.
“Aku sama Mbak Wulan aja. Yuk mbak, kita ke sana. “ ajak Shela seraya menggandeng tanganku.
Wajar aja sih kalo Shela mengajak aku soalnya Putri udah langsung duluan ngeloyor pergi bersama Aldo bergabung dengan yang lainnya diikuti sama Citra.
“Ah elah malah pergi sama Wulan lagi. “ kata Vino dengan nada menggerutu.
“Awas lho Lan, ntar kamu dilempar sampai ke tengah laut sama dia !! “ teriak Vino dengan nada meledek.
“Bodo weeekk !! “ kata Shela balas mengejek.
Aku cuma tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua, dan kami berdua lalu ikut bergabung bersama yang lainnya yang lagi asyik bermain dan berfoto ria. Aku sebenarnya masih rada canggung bila bersama Shela, karena sebelumnya kami kan saling membenci satu sama lain. Cuma aku nggak yakin Shela juga begitu karena dia sejak tadi terlihat lepas saat ngobrol denganku. Mungkin aja dia memang pintar menyimpan perasaan atau ah entahlah.
“Aku nggak nyangka mbak, Vino bisa ngelakuin hal kayak gitu. “ kata Shela sambil menatap lautan.
“Soalnya pas aku tanya soal memar di pipinya dia bilang habis berantem. “ jawab Shela.
“Aku awalnya juga mikir gitu Shel, tapi aku lihat emang ada banyak kejanggalan dari sikapnya Vino waktu itu meskipun harus aku akui dia bisa merancang sebuah skenario drama yang hebat, hanya aja… “
“Kenapa mbak ? “ tanya Shela.
“Aktingnya payah. “ jawabku tersenyum simpul dan Shela cuma ketawa mendengar jawabanku.
“Ya aneh aja sih, dia yang tadinya angin-anginan, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba jadi agresif, peluk-peluk aku gitu dan tiba-tiba Yovie datang. “ kataku.
“Terus kenapa kamu nggak balikan sama Mas Yovie mbak ? Kayaknya dia masih sayang sama kamu. “ tanya Shela.
“Itu mustahil Shel… “ jawabku pelan sambil menggeleng.
“Mustahil gimana mbak ? Aku sama Vino aja bisa balikan, aku yakin kalian juga bisa kok. “ kata Shela.
“Nggak, kami beda dengan kalian, saat putus kamu dan Vino masih saling mencintai. Ikatan batin kalian masih sangat kuat sehingga saat balikan pun nggak ada masalah, sedangkan aku sama Yovie… “
“….saat kami mau putus, aku sama sekali udah nggak ada feeling ke dia. Dan Yovie juga tahu itu. “ kataku seraya menerawang ke arah lautan lepas.
“Ibaratnya saat kami udah bener-bener putus, aku merasa lega karena bisa bebas dari ikatan yang menyiksa tersebut. “ kataku lagi.
"Mbak, apakah saat kamu udah nggak ada feeling ke Mas Yovie, itu karena kamu mulai suka sama Vino ? " tanya Shela.
"Iya, benar. " jawabku pelan sambil tersenyum.
"Aku berharap setelah aku putus sama Yovie, aku bisa menerima cintanya Vino. Tapi ternyata dia udah punya pilihan lain yaitu kamu. " kataku lagi.
"Jadi saat di pesta ulang tahunnya Mbak Putri, kamu kelihatan sedih dan nggak semangat itu karena kamu cemburu melihat Vino datang bersama aku ? " tanya Shela lagi.
Aku nggak menjawab, cuma mengangguk pelan sambil tersenyum. Ah kenapa aku malah jadi curhat sama Shela.
"Maafkan aku ya mbak... " kata Shela lirih sambil memegang tanganku.
"Nggak Shel, kamu nggak salah, justru aku yang salah yang selama ini nggak mau terima kenyataan kalau Vino udah milih kamu. " kataku seraya menatap Shela.
"Shel, Vino sangat mencintai kamu jadi aku berharap kamu bisa jagain dia ya. " kataku lagi sambil balas memegang tangan Shela.
"Dia cowok yang baik, tapi sayangnya gampang terpengaruh jadi mungkin itu PR yang agak berat buat kamu. Tapi tolong jangan bikin dia kecewa, jangan bikin kesalahan seperti yang udah kulakukan pada Yovie. "
"Kamu mau kan jagain Vino demi aku ? " tanyaku sambil mengusap rambutnya Shela.
"Iya, aku pasti akan jagain Vino. Aku nggak akan kecewain dia. Aku janji mbak. " jawab Shela. Untuk kedua kalinya aku memeluk Shela, dan dia juga balas memelukku.
"Kamu cewek yang baik Shel, aku yakin Vino bakal bahagia bersama kamu. " kataku. dan nggak terasa mataku mulai berkaca-kaca.
"Makasih ya mbak. " jawab Shela lirih.
Berat rasanya aku harus mengatakan semua itu pada Shela, pada cewek yang selama ini aku anggap merebut Vino dariku. Tapi aku rasa itu udah jadi yang terbaik buat kami bertiga.
Tapi saat aku nggak sengaja melihat ke arah Vino, ternyata dia lagi duduk berdua dengan Citra. Ya ampun, si sableng itu, bener-bener nggak tahu situasi. Aku pun buru-buru melepas pelukanku ke Shela.
"Sekarang lebih baik kamu ajak Vino jalan-jalan. Kan lebih baik kalo dia ditemani sama pacarnya. " kataku ke Shela.
"Iya, iya mbak. " jawab Shela tersenyum senang.
Aku sama Shela lalu berjalan menuju ke arah Vino yang lagi duduk berdua sama Citra di tiker. Melihat kami datang Vino langsung tersenyum, sedangkan Citra cuma pasang muka muram. Citra kenapa ya ? Bener-bener nggak seperti biasanya.
"Cit, minum dong. " pintaku ke Citra, lalu dia memberikan sebotol air mineral.
"Vin, temani jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " ajak Shela ke Vino.
"Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab Vino berkilah.
"Kan sekarang udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " desak Shela sambil menarik lengan pacarnya tersebut.
"Ogah ah, capek. " jawab Vino sambil memalingkan muka.
"Kamu ini bener-bener nyebelin deh !! " kata Shela sewot. Dasar Vino, selalu aja nggak peka terhadap perasaan cewek.
"Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " aku mencoba membujuk Vino.
"Iya deh. " jawab Vino lalu beranjak berdiri.
"Nah gitu dong !! " kata Shela dengan wajah riang.
"Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. "
Shela lalu berjalan meninggalkan aku dan Citra. Sedangkan Vino berjalan dibelakangnya sambil tersenyum ke arahku. Aku pun membalas senyumannya sambil melambaikan tangan.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " kataku dengan nada berteriak.
"Iya mbak, beres !! " jawab Shela.
Aku menatap Shela dan Vino berjalan menjauh, lalu aku duduk di tiker di sebelah Citra yang sejak tadi cuma diem aja.
"Kamu kenapa sih sejak tadi kok keliatan bete ? Katanya pengen ke pantai ? " tanyaku berseloroh sambil membuka botol air mineral.
"Diem ah, brisik !! " jawab Citra ketus sambil tetap menatap lautan.
"Jawabnya nggak usah pake nyolot keles, sensi banget sih !! " jawabku nggak kalah ketus. Mendengar aku marah Citra cuma diem aja.
Aku dan Citra nggak saling bicara selama beberapa menit. Kami cuma diem sambil melihat ke arah laut yang kebetulan ombaknya nggak begitu tinggi. Tiba-tiba aku denger suara Citra seperti terisak. Spontan aku langsung menoleh ke arahnya.
"Lho Cit ? Kok kamu nangis ? " tanyaku dengan nada heran.
"Eh... nggak kok... aku... " Citra keliatan kebingungan sambil mengangkat kacamatanya lalu mengucek-ucek matanya.
"Nggak gimana orang mata kamu aja sampai berair gitu kok. " jawabku sambil menunjuk ke wajahnya Citra.
"Udah kubilang aku nggak nangis !! " jawab Citra dengan nada tinggi sambil beranjak berdiri lalu ngeloyor pergi meninggalkan aku.
radityodhee dan 4 lainnya memberi reputasi
5
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan