Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#4687
Part 105
“Aku kecewa sama kamu !! Aku nggak nyangka temen baikku selama ini punya hati batu kayak gini. “ timpal Putri sambil membuang muka.
“Udahlah, kamu nggak usah kuatir, biar Vino aku yang urus. Aku tetep yakin kok Vino nggak bakal kenapa-kenapa. “ kataku berkilah.
“Terserah !! Tapi saranku mending mulai sekarang kamu cari psikiater terbaik buat Vino. “ jawab Putri ketus.
“Kok kamu malah bilang gitu sih ? Itu sama aja kamu doa’in Vino bener-bener kena depresi. “ jawabku dengan nada tinggi.
“Hati kamu kayaknya udah bener-bener ketutup sama ego kamu, Lan !! Buka mata kamu !! Kamu udah bikin dua orang yang saling mencintai berpisah !! Dan salah satunya adalah Vino yang selama ini baik sama kamu !! “ kata Putri nggak kalah emosi.
“Emang kamu tadi nggak lihat apa, Shela nangis kayak gitu ?! Itu air mata kesedihan karena harus berpisah dengan cowok yang dia sayangi !! Masa kamu nggak ada sedikitpun empati ?! Kalian sama-sama cewek kan ?! “ kata Putri bertubi-tubi.

Aku pun terdiam mendengar kata-kata Putri, dan aku mulai merasa kalau aku sudah membuat sebuah kesalahan besar.

“Vino sampai stress seperti itu, dan Shela aja sampai nangis-nangis di depan kamu, apa itu semua masih belum cukup bukti buat kamu, kalau mereka berdua saling mencintai ?! Buka mata kamu, Lan !! “ kata Putri lagi.

Mendengar kata-kata Putri yang terakhir aku terhenyak, dan tanpa pikir panjang aku langsung beranjak berdiri dan berlari ke arah Shela pergi.

“Lan kamu mau kemana ?! “ teriak Putri tapi aku nggak memperdulikannya.

Aku terus berlari menuruni eskalator. Sampai dibawah ake menoleh kesana kemari mencari keberadaan Shela, tapi dia udah nggak ada. Ah celaka, pasti dia udah keluar dari mall, kataku dalam hati. Tapi tunggu, dia kesini pasti naik bis kan, kemungkinan dia pasti ke halte. Dia lagi galau, nggak mungkin mampir kemana-mana.

Aku lalu berlari keluar mall lalu ke arah halte bis terdekat. Ternyata dugaanku benar, aku melihat Shela lagi berjalan menyusuri trotoar di depan sebuah kompleks parkiran mobil sebuah pertokoan, yang berjarak beberapa puluh meter dari halte bis.

“Shela, tunggu.. !! “ aku pun berteriak memanggilnya. Dia pun menoleh sambil mengusap air matanya. Rupanya dia masih menangis.

“Mbak Wulan ? “ dia menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya.

“Shela… aku… “

Tanpa pikir panjang aku langsung memeluk Shela dengan erat. Entah kenapa setelah melihat dia, semua kebencianku padanya langsung sirna dan berganti dengan rasa penyesalan yang luar biasa. Aku telah membuat kesalahan besar pada pada mereka berdua, pada Vino, yang selama ini sangat baik padaku.

“Maafkan aku Shel… “ kataku dengan nada terbata-bata, nggak terasa air mataku mulai meleleh.

“Mbak.. ? “ Shela terlihat bingung karena tiba-tiba kupeluk.

“Maafkan aku yang udah jahat banget sama kamu, … “ kataku mulai terisak.

Aku pun melepaskan pelukanku dan menatap wajah Shela. Matanya masih kelihatan agak sembab, mungkin dia menangis semalaman. Lagi-lagi rasa penyesalan itu datang, aku udah sangat jahat sama Shela, yang jelas-jelas merupakan pacar dari sahabatku sendiri.

“Selama ini aku selalu mendekati Vino dan berusaha merebutnya dari kamu, karena aku nggak bisa menerima kenyataan kalau dia udah mencintai cewek lain. “ kataku sambil tetap menatap Shela.

“Aku selalu menganggap kamu sebagai penghalang antara aku dan Vino, dan dengan membuat kalian putus, aku harap Vino bisa mencintai aku, tapi ternyata aku salah… “

“Vino sangat mencintai kamu, Shel… “ kataku.

Mendengar semua kata-kataku Shela cuma menatapku dengan mata berkaca-kaca, tapi kemudian dia menggeleng pelan.

“Nggak mbak, kalo bener Vino sayang sama aku, kenapa dia mau berbuat nggak senonoh sama kamu ? “ tanya Shela.
“Aku yang merayunya, selama ini aku yang terus mendekati Vino dan memaksanya agar menuruti semua kemauanku. Aku yang salah Shel. “ kataku berusaha meyakinkan Shela.
“Iya, tapi Vino kan bisa aja menolak mbak ? Kenapa dia mau berbuat sama kamu ? “ tanya Shela lagi.
“Semua orang pasti pernah berbuat salah, Shel, begitu pula Vino. Aku tahu kamu pasti kecewa sama dia, tapi aku mohon… “ kataku sambil memegang lengannya Shela.
“… beri dia kesempatan sekali lagi. “ lanjutku dengan nada memohon.
“Tapi… “ Shela kelihatan ragu-ragu.
“Setelah kamu ninggalin Vino, aku merasa senang sekali, aku puas. Tujuanku telah tercapai. Aku berharap dengan nggak adanya kamu, aku bisa bebas mendekati Vino dan menjadi penggantimu. “
“Kukira karena dulu Vino suka sama aku jadi mudah merebut hatinya, tapi ternyata aku salah… “ kataku menerawang ke jalan raya sambil menyeka air mataku.
“Karena yang dicintainya bukan aku, tapi kamu Shel. “ kataku dengan lirih sambil menatap Shela. Sungguh, perasaanku bagai ditusuk2 saat mengatakan semua itu.
“Vino sekarang stress, dia kayak orang linglung, nggak mau makan apapun, diajak ngomong juga cuma diem aja. Semalem saat ada acara makan-makan dia nggak menyentuh apapun cuma diem di pojokan. Padahal selama ini Vino selalu antusias kalo ada acara pesta makan-makan. “
“Hah ? Vino jadi kayak gitu mbak ? “ tanya Shela dengan nada terkejut.
“Dia begitu terpukul saat kamu putusin dia Shel. Dia sangat mencintai kamu. “ jawabku.
“Sekarang dia gimana mbak ? Maksudku kondisinya terakhir saat kamu berangkat kesini ? “ tanya Shela dengan nada agak panik.
“Dia lagi duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Dia semalaman tidur di situ, aku suruh pindah ke kamar nggak mau. Dan pagi tadi dia juga nggak sarapan. Kata Putri, kondisinya persis seperti saudaranya yang kena depresi karena patah hati. Kuliahnya berantakan dan akhirnya dirawat di rumah sakit jiwa. “ jawabku.
“Dia sekarang butuh kehadiranmu Shel…
“Kamu yang dia butuhkan, bukan aku. “ kataku. Shela kelihatan makin gelisah dan bimbang.
“Aku tahu kamu masih marah sama Vino, tapi seperti yang udah aku bilang tadi, semua orang pasti pernah salah Shel, tapi aku mohon sama kamu, kembalilah ke Vino, beri dia kesempatan sekali lagi. “ aku masih terus membujuk Shela sambil memegang kedua tangannya.
“Aku janji nggak akan menganggu hubungan kalian lagi. Aku janji !! “
“Aku nggak tahu mbak, aku dan Vino udah putus dan aku… “
“Gini aja deh, kamu sekarang ikut aja sama kami ke villa dan temui Vino disana. Terserah kamu nanti mau gimana, yang penting kalian ketemu aja dulu. “ kataku dengan nada membujuk.
“Tapi… “ Shela kelihatan makin ragu, tapi aku yakin dalam hatinya dia pasti juga pengen ketemu Vino.
“Udahlah, ayo… “ kataku sambil menarik tangannya Shela.
“Tapi aku nggak bawa baju ganti mbak. “ kata Shela bernada protes. Ah bener dugaanku, dia pasti memang pengen ketemu Vino.
“Nggak usah ntar sore kita juga check out kok. “ kataku sambil tetap mengandeng tangannya Shela. HP-ku yang sejak tadi bergetar nggak aku pedulikan karena aku yakin itu panggilan dari Putri yang pasti kebingungan mencariku.

Putri yang ternyata masih berada di café mall terlihat senang sekali melihat aku kembali membawa Shela. Dia lalu memandangku dengan tersenyum cerita, sepertinya dia ingin menyampaikan kata-kata “wah hebat bener kamu Lan, nggak nyangka… “. Yah mungkin terlihat hebat, tapi tetep aja hatiku nyesek, karena sama aja semua usaha yang kulakukan untuk mendapatkan Vino sia-sia.

“Aku kira kamu bener-bener pergi, mbak. “ kata Putri dengan nada gembira.
“Niatnya sih gitu mbak, tapi kata Mbak Wulan Vino sekarang kondisinya lagi stress, jadi kuputuskan ikut kalian kembali ke villa. “ kata Shela tersenyum.
“Jadi kamu mau balikan sama Vino ? “ tanya Putri.
“Aku masih belum tahu… “ jawab Shela menggeleng pelan.
“….tapi yah kita lihat aja nanti. “ timpal Shela lagi.
“Nggak papa Shel, emang sulit sih menerima kembali seseorang yang telah menyakiti kita. Yang penting kamu mau nemuin Vino kami berdua udah seneng banget. “ kataku ke Shela, dan dia cuma mengangguk pelan.
“Oke deh, kalo gitu kita minum dulu habis itu kita kembali ke villa. “ kata Putri.
“Mbak Shela, kamu suka cafelate kan ? “ tanya Putri.
“Suka banget mbak, apalagi disini cafelate-nya lumayan enak lho. “ jawab Shela dengan antusias.
“Emang kamu sebelumnya pernah kesini Shel ? “ tanyaku ke Shela.
“Selasa kemaren mbak. Vino yang ngajak aku kesini. Habis itu kami ke arena bermain di lantai tiga. “ jawab Shela dengan riang. Ah salah nanya aku, kataku dalam hati.
“Lho kamu nggak ke lantai dua ? Disana sejak hari Senin ada obral baju lho. Kemaren Jumat aja aku, Wulan dan Citra borong banyak. “ kata Putri.
“Ya awalnya niat aku ke mall waktu itu emang buat kesana mbak, cuma pas sampai sana… “ Shela keliatan ragu-ragu buat menjawab.
“Kenapa ? “ tanya Putri penasaran.
"Pas aku milih-milih baju, aku lihat Vino lagi berduaan sama seorang cewek. Katanya sih temen lamanya. Aku marah mbak, terus langsung aja aku ajak Vino pergi dari situ. Aku udah hilang mood buat beli baju. " jawab Shela.
"Hah ? Beneran kamu Shel ? Vino berbuat gitu ? " tanyaku dengan nada terkejut.
"Emang cewek itu siapa mbak ? " tanya Putri.
"Dia bilang cewek itu siswi SMK yang magang di kampus. Mungkin Mbak Wulan sama Mbak Putri kenal. Ceweknya rambutnya pendek sebahu, pake kacamata. " jawab Shela. Hah, ternyata mantannya Vino yang kegatelan itu, gerutuku dalam hati.
"Oh iya aku tahu, namanya Rara kan ? Dia emang siswi SMK yang magang di kampus kita. Tapi kayaknya sih dia nggak begitu kenal sama Vino. Paling kemaren pas ketemu cuma say hello aja. Iya kan Lan ? " tanya Putri penuh arti ke aku.
"Iya iya, kayaknya sih mereka nggak ada hubungan apa-apa kok Shel, kamu nggak usah kuatir deh. Vino mana doyan sama cewek SMA. " jawabku ketawa.
"Oh gitu ya, mbak. Baguslah kalo emang mereka nggak ada hubungan apa-apa. Soalnya aku kira dia mantannya Vino, habis Vino pas menatap cewek itu kayaknya mesra banget. Mungkin cuma perasaanku aja kali ya. " jawab Shela sambil menyeruput caffelate-nya.

Mendengar jawaban Shela, aku dan Putri cuma berpandangan sambil tersenyum simpul. Shel.. Shel.. nalurimu emang tajam tapi sayang kamu masih polos banget, batinku.

"Kita balik ke villa sekarang ? " tanyaku ke Putri, soalnya sejak tadi aku rada kuatir kalo Vino berdua sama Citra.
"Masa balik sekarang sih ? Kan kita baru aja nyampai. " jawab Putri.
"Aku kuatir sama keadaan Vino, Put. " jawabku.
"Tenang, kan ada Citra yang jaga. Lagian sejak tadi nggak ada telpon dari dia berarti Vino baik-baik aja. " jawab Putri yakin.
"Lho emang Vino sekarang sama Mbak Citra ? " tanya Shela.
"Iya, temen-temen yang lain pada ke pantai makanya aku suruh Citra yang jagain biar Vino gak sendirian. Takutnya ada apa-apa lagi. " jawab Putri.
"Terus kita sekarang mau kemana ? " tanyaku ke Putri.
"Oh ya kalian lapar nggak ? Beli burger yuk. Habis itu baru kita balik ke villa " ajak Putri.
"Wah mau banget mbak. " jawab Shela cepat.
"Boleh, soalnya tadi aku nggak sempet sarapan. " jawabku meski sebenarnya aku juga nggak begitu suka sama burger.
"Sekarang jam berapa sih ? " tanya Putri ke aku.
"Jam sepuluh lebih. Gimana ? Sekarang beli burgernya ? McD udah buka kan ? " tanyaku.
"Jelas udah lah. Yuk kita ke bawah. Ayo Mbak Shel. " ajak Putri sambil beranjak berdiri.

Kami bertiga lalu menuju gerai McD yang ada di lantai satu mall. Karena masih pagi jadi gerainya nggak begitu ramai. Sampai di depan meja pelayan kami langsung memesan burger kesukaan masing-masing. Karena aku nggak begitu suka, jadi aku ngasal aja milih paket burger. Yang penting tau diri, nggak lebih mahal dari pesanannya Putri sebagai pihak yang traktir.

"Put, Citra dibeliin burger juga nggak ? " tanyaku ke Putri saat kami udah pada duduk dan siap menyantap hidangan masing-masing.
"Eh ya jelas dong. Dia suka banget sama beef burger. Kamu tolong beliin sana Lan. " jawab Putri sambil mengambil dompetnya.
"Vino beliin juga nggak ? " tanyaku lagi.
"Boleh. Coba kamu telpon Citra deh, suruh dia nanya ke Vino mau burger apa. Moga-moga aja Vino tertarik mau makan kalo dibeliin burger. " kata Putri lagi.
"Ocree boss. " jawabku sambil menempelkan HP ke telinga. Kebetulan, aku juga mau nanyain keadaan Vino. Semoga aja Citra nggak berbuat aneh-aneh.
emoticon-phone ***tuuut... tuuuutt***
emoticon-phone "Halo, gimana Lan ? " jawab Citra.
emoticon-phone "Kamu sekarang di mana ? "
emoticon-phone "Ya masih di villa lah, masa di kampus. " jawab Citra sekenanya.
emoticon-phone "Iyaaa aku tau keles !! Maksudku kamu sekarang ada di ruang tamu, di kamar, di halaman atau dimana ?! " tanyaku dengan nada jengkel.
emoticon-phone "Di kamar. " jawab Citra rada ogah-ogahan
emoticon-phone "Terus Vino di mana ? " tanyaku lagi.
emoticon-phone "Vino ada dibawah, lagi nonton TV. " jawab Citra.
emoticon-phone "Jadi Vino kamu tinggal sendirian ke kamar ?! Kamu lagi tidur yah ?! " tanyaku dengan nada keras. Putri dan Shela cuma ngeliatin aku sambil mengernyitkan dahi.
emoticon-phone "Sapa yang tidur keles, aku ke kamar cuma ngambil HP dan tiba-tiba aja kamu telpon. " jawab Citra nggak mau kalah.
emoticon-phone "Oh iya oke, oke sorry. Aku cuma mau ngabarin aja, kami udah mau balik. "
emoticon-phone "Oke deh kalo gitu. " jawab Citra singkat.
emoticon-phone "Jagain Vino baik-baik ya, inget jangan kamu ajak ngelakuin hal yang aneh-aneh. " kataku ke Citra sambil melirik ke Shela yang cuma tersenyum.
emoticon-phone "Iya jangan kuatir. Parno banget sih. " jawab Citra cuek.
emoticon-phone "Temen-temen udah pada balik belum ? " tanyaku lagi.
emoticon-phone “Belum pada balik, biasa kan kalo ke pantai kan lama. “ jawab Citra. Duh, berarti mereka berdua emang lagi berduaan sekarang.
emoticon-phone "Eh iya hampir lupa, kamu mau beef burger nggak ? "
emoticon-phone “Eh mau, mau dong. “ kata Citra semangat.
emoticon-phone "Sama aku minta tolong kamu tanyain ke Vino, dia mau burger nggak. "
emoticon-phone “Bentar ya, eh Vin, kamu mau beef burger nggak ? “ tanya Citra.

Mendengar kata-kata Citra barusan, kontan aja aku kaget sekali. Lho ?! Tadi Citra bilang ada di kamar, dan sekarang dia nanya seolah-olah Vino ada di dekatnya ?! Berarti mereka berdua sekamar ?! Citra !!! Kamu ngapain sama Vino di kamar ?!!

Aku lalu ngasih kode sebentar dengan mengacungkan angka lima ke Putri dan Shela yang sejak tadi memandangiku menelpon cewek sableng ini, lalu beranjak keluar gerai. Ini pasti ada yang nggak beres nih.

emoticon-phone "Cit !! Jadi Vino ada disitu ?! Katamu dia di ruang tamu ?! " tanyaku dengan nada keras ke Citra tapi Citra nggak menjawab.
emoticon-phone "Cit ?!! Woi... kamu kok nggak jawab sih ?! Vino ada disitu ya ?! Kalian lagi ngapain berdua di kamar ?! Cit ?!! "
emoticon-phone “Eh iya iya gimana Lan ? “ tanya Citra dengan nada tergagap.
emoticon-phone "Vino ada disitu ya ?! Kalian ngapain berduaan di kamar ?! " tanyaku lagi, sambil ngelirik ke arah Shela dan Putri yang lagi ngobrol.
emoticon-phone “Nggak… nggak kok, aku sekarang ada di ruang tamu. Vino masih di sini, nggak di kamar. “ jawab Citra seperti menyembunyikan sesuatu.
emoticon-phone "Beneran ? Cit, aku ingetin ya, kamu jangan berbuat macem-macem sama Vino. Aku nggak bakalan maafin kamu, sumpah !! " kataku dengan nada mengancam.
emoticon-phone “Ya nggak lah say, aku nggak bakal macem-macem sama Vino, orang Vino aja masih sedih gitu kok. Diajak ngomong juga masih gak nyambung. “ jawab Citra dengan nada meyakinkan, cuma aku merasa dia sepertinya ketawa.
emoticon-phone "Jangan bohong ya. Aku nggak percaya sama kamu soalnya aku yakin dulu kamu pasti pernah berbuat enggak-enggak sama Vino di kosan kamu. " kataku dengan nada menuduh.
emoticon-phone “Yaelaaa malah bahas itu lagi. Kamu lupa ya kesepakatan kita semalem ? “ jawab Citra dengan entengnya.
emoticon-phone "Iya iyaa aku inget !! Tapi beneran kan kamu nggak ngapa-ngapain sama Vino ?! " tanyaku lagi.
emoticon-phone “Iyaaa, percaya deh sama aku. Oke say. “ jawab Citra.
emoticon-phone **tut tut tut**

Ih nggak sopan banget sih langsung ditutup, gerutu aku dalam hati sambil menatap layar HP. Aku lalu kembali ke meja dengan perasaan dongkol dan nggak karuan. Aku yakin pasti beneran ada yang nggak beres sama Citra dan Vino sekarang.

"Kenapa Lan ? Kok pakai keluar segala ? Vino gimana ? " tanya Putri penuh selidik.

"Iya mbak, Vino nggak apa-apa kan ? " tanya Shela.

"Eh nggak, nggak apa-apa, cuma Citra tadi bilang Vino masih rada linglung. Mungkin masih sedih. " jawabku sekenanya.
"Tapi kamu nggak usah kuatir Shel. Ada Citra kok yang menjaga Vino. " jawabku ke Shela dengan tersenyum kecut.

"Oke, mbak. " jawab Shela sambil menggigit burgernya.

"Eh iya jadi nggak Put beliin buat Citra dan Vino ? " tanyaku ke Putri.

"Jadi lah. " kata Putri sembari mengeluarkan selembar lima puluh ribuan dari dompetnya.
Diubah oleh gridseeker 06-05-2017 05:32
radityodhee
khuman
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.