Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rzrdn62Avatar border
TS
rzrdn62
[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta
★Special Main cover by Special Somebody★



▓▓∷rvn894∷▓▓








Quote:







╠⇌≪PERKENALAN≫⇋╣


Quote:






╠⇌≪Frequently Asked Questions≫⇋╣

Spoiler for FAQ:





╠⇌≪RULES≫⇋╣
Spoiler for Rules:




Quote:


Quote:


Quote:


Quote:





╠⇌≪INDEX≫⇋╣
Spoiler for LIST All of INDEX:

Diubah oleh rzrdn62 15-06-2017 16:45
anasabila
efti108
efti108 dan anasabila memberi reputasi
2
80.1K
929
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
rzrdn62Avatar border
TS
rzrdn62
#648
Part 41: Meanwhile On Sunday
Sebelumnya di hari Jumat lalu, gw sempat main kerumah Aulia. Ya seperti biasa, kami mengobrol bersama. Walaupun gw sedikit kurang baik dalam menanggapi setiap yang dikatakannya, tetapi kelihatannya hal itu tak berpengaruh kepada Aulia. Jujur, sebenarnya gw paling tidak tegaan dengan seorang cewek. Makhluk terindah di dunia yang mempunyai perasaan paling lembut dan sangat sensitif itu seharusnya tidak gw perlakukan dengan cara seperti pada saat hari Jumat lalu.

*Flashback 2 hari yang lalu*

Pada Jumat sore ini kami mengobrol di depan teras rumah Aulia. Namun di hari ini gw menanggapi hampir semua ucapannya dengan kurang baik yang mungkin tidak mengenakkan diri Aulia. Ini terpaksa gw lakukan, untuk membuat perasaan yang ada pada cewek itu ke gw menjadi hilang. Yang biasanya kami juga bercanda, kini menjadi sangat jarang sekali. Bahkan hari ini, dirumah Aulia kami sama sekali tidak mengeluarkan canddan sama sekali.

Aulia: “Kak Reza?”
Gw: “Hmm?”
Aulia: “Sebenernya aku masih bertanya tanya...Apa...Apa kamu masih punya perasaan ke aku?”
Gw: “...” –gw hanya terdiam dan menundukkan kepala gw sejenak.
Aulia: “Ngga usah dijawab juga nggapapa kak. Pacar kamu tau ngga kalau kamu main disini?”
Gw: “Gak tau deh aku.”
Aulia: “Pasti kalau pacar kamu tau, dia marah ya kak?”
Gw: “Mungkin.”
Aulia: “Aku tau kamu lagi berusaha untuk ngebuat aku jadi benci sama kamu kak. Aku juga tau kamu perlahan mencoba untuk ngebuat perasaan aku ke kakak jadi hilang. Udah ketauan dari sikap kakak belakangan ini ke aku kok.”

Wah, kenapa dia bisa mengetahuinya? Apakah dia bisa membaca pikiran? Atau...Antek anteknya mama Loreng?

Aulia: “Kamu juga...Udah beda kak. Aku tau aku salah kalau deket sama pacar orang, tapi aku ngga mau kalau sampai kita memutus ikatan silaturahim kak. Nggapapa kamu mutusin aku, asal kita berdua tetap menjalin silaturahim.”
Gw: “Bukannya bermaksud begitu Lia. Emang bener si kalo aku mau bikin kamu jadi benci, ilang rasa sama aku. Tapi...Gini Lia. Aku gak bisa mencintai kamu disaat aku lagi mencintai cewek lain yang lebih dulu aku kenal dari kamu.”
Aulia: “Aku ngga minta kamu buat cinta lagi sama aku kak Reza ngga. Aku Cuma mau kamu kaya biasanya lagi sama aku ngga kaya gini.” –ucapnya dengan nada sedih sambil berlinang air mata.

Gw langsung memegang kepala Aulia dan menatap kedua matanya.

Gw: “Denger Lia. Aku gak bakal mutus tali silaturahim kita. Tapi aku begini karena ngejaga jarak aja. Dan perlu kamu tau, sebenernya aku juga masi sayang sama kamu. Tapi menurut aku pribadi, cowok kaya aku gak pantes buat kamu. Aku harap kamu bisa dapet yang lebih baik dari aku...”

Aulia hanya terdiam selepas mendengar kata kata gw tersebut. Gw melepas pegangan gw dari kepalanya dan langsung pergi meninggalkan teras dengan Aulia yang masih terduduk disana. Tapi tiba tiba dia pun memanggil gw dan berlari ke arah gw.

Aulia: “Kak Reza??!”

Gw menghentikan langkah, dan berbalik badan ke belakang. Kemudian Aulia memberikan ciuman lembutnya pada pipi kanan gw. Bibirnya terasa sangat lembut sekali di pipi gw. Dia juga mengenggam tangan kanan gw dan berbisik...

Aulia: “Inget kak. Cinta ngga pernah salah dalam memilih.”

Gw terdiam sebentar. Lalu mencoba untuk melepas genggaman tangan Aulia dari gw dan langsung pulang bersama Red.

*End of the flashback*

Kata kata yang selalu diucapkan oleh Aulia terus teringat dan terdengar dalam kepala gw seperti sebuah alunan nada yang tak bisa dilupakan. Apa hal yang gw lakukan ini sudah terlalu jauh? Sudah melampaui batas wajar dalam menjaga jarak? Oh god...Hal yang sedang terjadi pada gw ini seperti halnya dalam sebuah video game. Gw ambil contoh game The Simes. Sebuah game simulator kehidupan dimana player bisa memegang kendali penuh atas semua yang berjalan dalam game tersebut. Di game itu sih selingkuh tanpa ketahuan tidak ada rasanya, dan tidak ada akibatnya. Paling cuma love meter dari si pacar yang berkurang. Nah, coba jika dibandingkan dengan kehidupan nyata? Ngaco. Gw malah membandingkan game dengan kehidupan nyata, ya jelas pastinya berbanding jauh. Di game kalau mati bisa respawn, di kehidupan nyata? Bisa si respawn, cuma di akhirat. Entah respawnnya di dalam surga atau neraka...

Di Minggu siang yang panas ini, gw habiskan waktu untuk chattingan dengan Erlin. Sebelumnya gw sudah bilang ke dia kalau gw akan mengajaknya ke Plaza XII, hanya sekedar untuk shopping atau makan sih.

Quote:

Gw langsung ganti baju dengan yang berlengan panjang. Pake celana jeans, pastinya dompet dan STNK juga tidak lupa gw bawa. Oh iya, bawa helm. Istilahnya sih “Safety First”. emoticon-Big GrinSekiranya semua yang gw perlukan sudah dibawa, gw langsung pergi kerumah Erlin tanpa menunggangi Red. Maafkan daku Red sayang.

-SKIP-

Akhirnya setelah melewati perjalanan yang lumayan jauh, gw sampai juga di depan gerbang rumah Erlin. Ternyata Erlin sudah menunggu di teras dan terlihat sangat rapih. Dia mengenakan pakaian hitam bergambar hello kitty dibalut dengan rompi berbahan levis. Sebelumnya gw belum pernah melihat dia memakai pakaian seperti ini. Erlin bangun dari kursi teras dan berjalan ke arah pintu gerbang.

Gw: “Baju baru ya? Tumben kamu pas aku sampe udah rapih. Hahaha.”
Erlin: “Udah lama Rez, aku belinya waktu ke citos bareng Helena sama Shinta. Baru sekarang aku pake. Hihi.” –ucapnya sambil naik ke motor.
Gw: “Oalah pantesan aja aku baru liat. Jalan sekarang nih?”
Erlin: “Iyalah sekarang, masa besok?”
Gw: “Hehe, kirain gitu kamu berubah pikiran. emoticon-Big Grin

Langsunglah gw pacu motor gw. Seperti biasanya, kami berdua berbincang dan bercanda di atas motor. Erlin kalau gw ajak jalan kemana juga pasti ngikut tanpa bertanya terlebih dahulu. Memang cewek yang terkensan easy going sih dia. emoticon-Embarrassment Hal ini yang tidak pernah berubah dari gw dengan Erlin ketika bepergian kemanapun tujuannya. Terkadang Erlin membuat gw tertawa lepas sampai pengendara motor lain pun memperhatikan kami berdua. Untungnya gw bersikap seperti biasanya didepan Erlin, karena masih terlintas sedikit dalam pikiran gw tentang Aulia. Karena hal ini, terkadang kalau Erlin membahas sesuatu. Gw jadi kurang fokus menangkap topik pembahasannya.

-SKIP Trip-

Setelah melewati berbagai kemacetan dan segala keramaian di jalanan, akhirnya kami sampai juga di Plaza XII. Karena jika jalan jalan Erlin paling suka ke tempat tempat ramai seperti mall atau wisata alam yang eksotik, sesampainya disini dia langsung sangat bersemangat. Namanya juga cewek, tempat favoritnya pasti tak luput dari shopping spot atau tempat tempat bagus lainnya yang sekira mereka itu menarik. Bahkan jika berwisata ke tempat wisata bernuansa alam, Erlin sampai membawa handycam milik ayahnya dan juga pocket cam untuk mengabadikan segala kegiatan yang dilakukannya di tempat wisata. Ya tentunya jika cuma sekedar ke mall, dia tidak membawa kedua hal tersebut.

Kami berjalan dari parkiran menuju ke dalam mall Plaza XII lewat entrance timur. Karena di entrance ini bertepatan dengan sebuah pusat pakaian aksesoris khusus wanita, Erlin tidak bisa berhenti memalingkan pandangannya dari segala barang yang terpampang di sini. Terutama di bagian yang sedang di diskon.

Gw: “Serius amat ngeliatinnya neng. Mao kamu?”
Erlin: “Hihi, abisnya bagus bagus Rez. emoticon-Big Grin Nggak ah. Aku belum terlalu perlu baju baru.”
Gw: “Tapi kalo sepatu mao kan? Hahaha.”
Erlin: “Mauu. Cuma kapan kapan aja belinya deh. Yang penting mah aku jalan jalan sama kamu. Hihihi.”
Gw: “Yehh...Yaudah kita makan aja ya. Kalo makan pastinya mao kan?”
Erlin: “Mau kalau disuapin. emoticon-Embarrassment
Gw: “Dasar tukang ngambek yang manja. emoticon-Stick Out Tongue

Ketika kami sedang berjalan menjauh dari tempat pakaian itu, gw melihat seseorang yang tidak asing lagi dimata gw yang baru saja menuruni eskalator. Ya, itu adalah Aulia. Dia bersama dengan ibunya kesini. Dia terlihat menenteng beberapa kantung pelastik di tangannya. Gw berusaha untuk memalingkan wajah dan menuntun Erlin agar berjalan lebih cepat karena takut jika ketahuan, Aulia akan membeberkan semuanya ke Erlin. Lo tau pasti jika hal itu terjadi akhirnya akan jadi seperti apa. Tapi usaha gw terlambat, Aulia melihat gw. Erlin yang menyadari bahwa gw berjalan terlalu cepat juga mengeluh kepada gw agar berjalan perlahan. Gw sedikit melirik ke arahnya, dia terlihat berbicara sebentar bersama ibunya lalu berjalan mendekat ke arah gw dan Erlin dengan cepat disusul ibunya di belakang. Mampus gw!

Aulia: “Kak Rezaa...”

Ampun...Apa gw harus pura pura tidak kenal atau gimana? Ah sudahlah. Jika gw melakukan hal yang mencurigakan malah bisa memancing Erlin yang tadinya tidak curiga jadi curiga. Mau tidak mau gw berhenti diikuti oleh Erlin.

Gw: “Eh, kamu juga lagi belanja disini?”
Aulia: “Iya kak. Aku nganterin mamah belanja bulanan.”
Erlin: “Ini siapa Rez?”
Aulia: “Oh iya. Aku Aulia, adek kelasnya kak Reza. Kakak ini pasti pacarnya kak Reza ya?”
Erlin: “Oh adek kelasnya Reza. Iya aku pacarnya.”

Ibunya Aulia pun sampai di tempat kami berdiri.

Ibu Aulia: “Eh ada Reza sama pacarnya.”
Gw: “Hehe. Iya tante. emoticon-Big Grin” –ucap gw sambil mencium tangan ibu Aulia disusul dengan Erlin.
Ibu Aulia: “Kalian pasti lagi jalan yaa?”
Erlin: “Iya tante.”
Ibu Aulia: “Yaudah, tante sama Aulia duluan ya. Soalnya kasihan papahnya Aulia kalau kelamaan nunggu.”
Aulia: “Aku sama mamah duluan ya kak Reza, kak Erlin.”
Gw & Erlin: “Iyaa.”

Huuuh...Hampir saja. Untungnya Aulia tidak membeberkan semuanya. Gw juga tidak tau apa alasannya Aulia sehingga dia tidak memberitahu Erlin jika dia pernah pacaran dengan gw disaat gw masih menjalin hubungan dengan Erlin.

Erlin: “Kok cewek tadi yang katanya adek kelas kamu bisa kenal sama kamu?”
Gw: “Waktu itu aku pernah kena razia atribut sekolah waktu upacara. Nah, kebetulan yang razia dan nyatet nama aku cewek tadi. Mungkin dia masi inget sama muka aku.”
Erlin: “Kirain pernah kamu godain. emoticon-Mad:”
Gw: “Cemburu yaa? Gak usah cemburu, aku gak ada apa apa kok sama dia Lin.”
Erlin: “Yaudah yaudah. Biar aku ngga cemburu, nanti pas makan suapin ya? emoticon-Big Grin
Gw: “Iya deh terserah kamu, tapi aku suapin pake kaki mau?”
Erlin: “Ihh nggak mau. Jorok pake kaki.”
Gw: “Hahaha. Bercanda neng. Yaudah yok lanjut lagi jalannya.”

Erlin sempat curiga dan cemburu dengan Aulia. Baru begitu saja dia sudah cemburu, apalagi jika Erlin tau bahwa gw sempat dekat dengan Aulia. Suasana pasti jadi kacau. Tapi syukurlah Aulia tidak memberitahu hal yang bisa merusak hubungan gw dengan Erlin. Padahal Aulia bilang dia masih mencintai dan sayang kepada gw. Ah, sudahlah. Yang jelas, apapun yang menjadi alasan Aulia gw harus berterima kasih kepadanya.
Diubah oleh rzrdn62 03-05-2017 12:40
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.