- Beranda
- Stories from the Heart
[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta
...
TS
rzrdn62
[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta
⇝★Special Main cover by Special Somebody★⇜
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/30/9697908_20170430071846.jpg)
▓▓∷rvn894∷▓▓
╠⇌≪PERKENALAN≫⇋╣
╠⇌≪RULES≫⇋╣
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/30/9697908_20170430071846.jpg)
▓▓∷rvn894∷▓▓
Quote:
╠⇌≪PERKENALAN≫⇋╣
Quote:
╠⇌≪Frequently Asked Questions≫⇋╣
Spoiler for FAQ:
╠⇌≪RULES≫⇋╣
Spoiler for Rules:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
╠⇌≪INDEX≫⇋╣
Spoiler for LIST All of INDEX:
Diubah oleh rzrdn62 15-06-2017 23:45
efti108 dan anasabila memberi reputasi
2
80.3K
929
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rzrdn62
#573
Part 39: My Perception Between Two Girls With Their Own Habits
OST Everglow by Coldplay
Tidak banyak yang berubah dari Aulia sejak putus dari gw. Bahkan hampir tak ada perubahan sama sekali dari dirinya yang nampak jelas di mata gw. Hanya saja...Ya sekarang dia jadi jarang manggil panggilan romantisnya ke gw. Tapi sesekali juga kadang Aulia suka keceplosan dan akhirnya dia jadi salah tingkah begitu. Unik... Memang harus gw akui, ada sedikit rasa menyesal ketika gw memutus hubungan dengan Aulia. Cuma, ini satu satunya hal yang harus gw lakukan demi mempertahankan hubungan dengan Erlin. Oh my godness! Tuhan menghadapkan gw diantara dua orang perempuan yang unik. Keduanya juga punya sifat uniknya masing masing, yang pasti bikin gw jadi bingung untuk memilih diantara mereka. So why I’m still confused? Well...Penjelasannya sederhana. Karena mereka berdua sangat tulus menyayangi gw. Erlin, Aulia. Kalau diibaratkan sih seperti persaingan antara tukang nasi uduk dengan tukang ketupat sayur. Yang mana keduanya punya rasa yang enak, dan harga yang tidak berbeda jauh. Loh, malah nyambung ke makanan jadinya.

Tadi gw sedang membahas tentang perbandingan kedua cewek ini. Ya...Memang jika terus membandingkan tidak akan ada habisnya. Dan kapan gw bisa mulai serius kalau terus banding bandingkan cewek yang satu dengan yang lainnya? This fuc*in sh*tty things is killin me! Kalau mereka berdua tau gw banding bandingin, akan jadi seperti apa gw kedepannya? Aulia itu...orangnya kalem dan sangat pemalu. Jika dibandingkan dengan Erlin ibaratnya seperti air dan api.
Jadi semuanya kembali lagi ke diri gw pribadi. Keputusan sudah dibuat, dan gw tak kan bisa kembali mundur ke belakang. Life is going on...C’mon! Maksudnya, jika kita sudah membuat suatu keputusan yang mutlak. Maka tidak boleh menarik kembali keputusan tersebut dan kembali ke jalan semula. Misal, gw itu orang jahat tadinya. Bermain diantara kedua hati cewek. Mereka juga mempunyai sifat yang 180’ berbeda. Nah, terus gw mau jadi orang baik dan keputusan yang gw buat itu sudah matang. Akhirnya gw meninggalkan sisi jahat dari diri gw dan beralih menjadi orang yang baik. Pastinya yang hanya mencintai satu orang cewek.
Bisa saja ih gw kembali lagi, maksudnya gw balikan dengan Aulia dan menjalani hidup sebagai orang jahat. Tapi pasti Aulia tak akan merasa nyaman jika cinta yang didapatnya hanyalah separuh dari cinta yang gw punya. Karena separuhnya lagi harus gw berikan untuk Erlin. Memang gw akui, gw kangen bercanda bercanda kembali dengan Aulia. Tertawa bareng, jalan bareng sampai ngeliat dia salah tingkah karena ulahnya sendiri. Itu semua tidak bisa gw lakukan sekarang, yang gw harus lakukan adalah memperjuangkan Erlin. Yangmana dirinya juga turut memperjuangkan diri gw. Bahkan dia pernah bilang ke gw kalau dia itu ngejauhin semua cowok yang ada di kelasnya, bahkan di sekolahnya demi gw seorang. Artinya...Erlin memilih untuk berteman dengan murid yang cewek saja.
Pagi ini kebetulan sekolah libur. Dan seperti biasanya, kebiasaan yang akan gw lakukan hari ini pasti hanya mandi, makan, nonton tv atau yousup, main game dan tidur. Gw mencoba mengubah kebiasaan gw tersebut agar tidak menjadi orang yang itu itu saja. Mengerti kan maksudnya? Bukan berarti gw mau jadi orang yang bipolar. Sesekali jika gw iseng, gw ambil kertas dan pensil lalu mulailah menggores pensil tersebut sesuai dengan current mood gw. Atau gw juga bisa menuangkan apa yang gw pikirkan pada kertas tersebut. Karena pagi ini mood gw sedang tidak bagus, jadi gambar yang gw peroleh hanyalah sebuah coretan tidak beraturan alias acak acakan.
Dari kecil gw memang sangat menyukai gambar dan menggambar. Mulai dari menggambar apapun yang gw pikirkan sampai menggambar model tanpa busana. Eh...Tidak benar, yang kedua itu cuma bohongan. Gw belum bisa menguasai teknik menggambar orang full body dengan leluasa pada saat ini. Namun gw mencari cari tutorialnya di yousup dan pada saat itu juga gw praktekkan tekniknya. Result yang gw daat untuk first try memang tidaklah bagus seperti yang ada di dalam tutorial. Tapi gw tak menyerah sampai sini saja. Gw percaya bahwa gw bisa menghasilkan gambar yang bagus jika gw bersungguh sungguh melakukannya.
Gw mempelajari teknik gambar ini karena suatu saat gw ingin menggambar Erlin diatas kertas untuk gw berikan kepadanya. Memang benar gambar gw tidak sebagus milik orang yang melukis Monalisa. Siapa ya namanya...? Oh iya, Leonardo da Vinci. Bukan Leonardo Dicaprio pastinya, karena dia seorang aktor. Walaupun di film titanic dia terlihat melukis seorang cewek tanpa busana, dan gambarnya juga bagus. Tapi itu semua hanyalah settingan semata, dan gw tau bahwa lukisan yang dibuatnya itu sebelumnya sudah dipersiapkan oleh ahli lukis yang disewa pihak perfilman. Sempat terlintas dalam benak gw. Coba saja gw mempunyai tingkat ketampanan seperti Leonardo Dicaprio, tentu pada saat masa mudanya. Pasti Erlin akan lebih over protective kepada gw dan takut jikalau ada cewek lain yang mengembat gw.
Berpikir tentang mencari kebiasaan baru, gw pikir gw akan membiasakan diri untuk tidak memikirkan tentang Aulia. Seharian ini saja. Tapi gw rasa itu tidak mungkin gw lakukan. Susah bagi seseorang untuk tidak memikirkan orang yang dianggapnya berharga dalam hidup ini. Aulia berharga bagi gw. Mengapa? Karena gw menghargai perjuangan dirinya menantikan diri gw kembali kepadanya disaat gw sudah tidak bersama Erlin. Penantian...Sebuah hal yang pahit, tapi nyata. Sebuah hal yang paling membosankan yang pernah ada dalam kehidupan pastinya. Alah...Kalau gw pribadi pasti tidak akan sanggup menunggu seperti yang dilakukan oleh Aulia. Menunggu angkot lewat saja kadang gw masih geregetan.
Tapi semua ini pasti ada hikmahnya. Dan penantian Aulia pastinya akan terbayarkan, suatu saat nanti. Entah apakah gw yang kembali kepada dirinya, ataukah ada sosok cowok lain yang hadir dan akan membahagiakannya. Yang pasti, sebuah keberhasilan itu diawali dengan bersabar. Dan dengan bersabar, kita juga melatih diri agar tidak selalu meluapkan segala sesuatu yang kita rasakan. Coba saja nama gw Reza Sabarrudin, pasti tingkat kesabaran yang gw miliki diluar batas kesabaran orang pada umumnya. Karena gw dengar dengar, nama bisa mencerminkan perilaku dari seseorang yang memegang nama tersebut. Gw tidak terlalu mengetahui banyak tentang hal ini, dan tidak bisa pula mendefinisikan secara menyeluruh karena gw bukan pakarnya.
Kembali lagi ke main topic...Gw jadi teringat kembali akan ucapan gw ke Aulia waktu sedang jalan bareng di Plaza XII. Semuanya terputar dengan jelas dalam memori ingatan gw.
*FLASHBACK*
Gw: “Hey...Kamu kenapa senyum senyum?”
Aulia: “Hmm...Ngga apa apa kak.” –ucapnya sambil sedikit tersenyum dan memalingkan wajahnya ke bawah.
Gw: “Kamu cewek yang unik ya Lia. Cewek sebaik diri kamu pantes banget sama cowok yang baik juga.
”Aulia: “Unik gimana emang kak? Aku rasa kamu itu cowok yang baik baik kak Rez. Jadi...”
Gw: “Jadi apa hayoo?”
Aulia: “Jadi kamu pantes kalau sama aku kak.
”*End of the FLASHBACK*
Teringat kembali akan hal itu, gw menjadi sedih. Bukannya gw cengeng! Tapi, cowok mana yang tidak akan merasakan hal yang sama seperti gw, jika mereka diposisikan di posisi gw. Posisi dimana gw berada diantara kedua cewek yang sama sama mencintai gw, tulus. Sangat terasa tulusnya. Bahkan sampai meresap ke dalam hati yang terdalam. Dan disaat cewek itu lagi sayang sayangnya dengan lo, maka disaat itu juga lo menghempas cewek itu ke bawah dengan sekeras kerasnya dan berpikir bahwa cewek tersebut akan membenci lo tapi kenyataannya tidak! Justru cewek tersebut memilih untuk menunggu...Ya, menunggu! Seperti yang sudah gw bilang, menunggu adalah hal yang pahit tapi nyata! Seorang cewek mempunyai perasaan yang lebih rapuh dari cowok, tetapi dia masih bisa berdiri dengan tegar pada pendiriannya. Tidak jatuh dan pecah seperti sebuah telur.
Ajaib atau apa? Bukan! Ini adalah kekuatan cinta. Cinta yang sangat kuat akan mampu membuat siapapun yang benar benar mencintai seseorang rela melakukan apa saja, bahkan termasuk menunggu. Maksud gw, siapa yang tidak tahan dengan menunggu orang yang sudah punya pacar sampai putus? Jika yang pacaran masih bocah labil mungkin iya, sebulan dua bulan udah putus. Bahkan seminggu. Serasa seperti menstruasi cewek. Tunggu...Kok gw jadi membahas menstruasi? Ah sudahlah. Berhubung gw cowok, jadi gw tidak mau mengetahui lebih mendalam tentang urusan cewek yang satu ini.
Gw hanya bengong menatapi langit langit kamar sambil memikirkan hal hal yang masih menjadi pikiran gw. Bukan pikiran tentang bokep pastinya. Dan gw tidak mau membahas hal hal berbau bokep bokepan karena nanti si Jhagur bisa berdiri tegak dengan sendirinya.

Ibu: “Reza...Reza!”
Gw: “Iya bu?”
Ibu gw memanggil dari arah dapur, pasti gw akan mendapat kerjaan. Wah, syukurlah. Asal kerjaannya bukan motongin sayur di dapur, pasti gw terima. Gw bangun dari kasur. Lalu berjalan ke dapur.
Gw: “Kenapa bu?”
Ibu: “Ayah kamu udah telepon belum? Kalau belum coba nanti telepon ya. Bilangin ayah, pulang dari kantor ibu nitip beras sama minyak goreng. Soalnya udah mulai abis persediaan kita Rez.”
Gw: “Iya bu siap.”
Walah ternyata Cuma diberikan kerjaan semudah ini, menelpon. Ya...Menelpon. Kan gw bisa pergi ke warung jika hanya membeli beras dan minyak saja. Tapi biarlah. Karena bagaimanapun juga, perkataan orang tua adalah sebuah amanah. Dan gw tidak mau jadi anak yang durhaka dengan membantah atau menyangkal perkataan dari orang tua gw. Gw langsung kembali ke kamar, mengambil Hp dan langsung menelpon Ayah.
Gw: “Halo yah, Assalammualaikum...”
Ayah: “Waalaikumsalam. Kenapa nak?”
Gw: “Gini yah...Ibu tadi bilang kalo ayah udah pulang dari kantor, nitip minyak sama beras. Bisa kan yah?”
Ayah: “Oh iya iya, nanti Ayah ambil di plaza kantor deh. Udah itu aja?”
Gw: “Reza juga nitip dong yah. Nitip roti croissant ya?”
Ayah: “Yaudah yaudah. Nanti pulangnya Ayah bawain. Udah dulu ya, soalnya Ayah mau meeting redaksi dikit lagi. Assalammualaikum.”
Gw: “Iya yah, Waalaikumsalam.”
Haaah...Sudah beres. Tapi sekarang apa yang akan gw lakukan? Oh iya, chattingan dengan Erlin sepertinya seru. Lumayan lah untuk mengisi kebosanan di pagi hari ini. Tunggu, Erlin libur juga atau sekolah ya? Ah sebaiknya gw coba saja mengirim chat dulu.
Spoiler for Send Chat:
Biasanya Erlin yang langsung membalas chat gw, kok pagi ini tumben sekali belum di balas juga. Sampai hampir 15 menit gw menunggu, mantengin hp gw. Sebenarnya sih ada satu pesan sms dari Aulia yang terkirim sudah setengah jam yang lalu, entah mengapa gw jadi sekejam ini terhadap cewek yang tidak bersalah itu. Sejak gw memutuskan Aulia, gw jadi sedikit “kejam” kepada dirinya. Menyedihkan memang...Terkesan seperti gw yang tidak tau diri. Cewek itu rela terjun ke dalam penantian, akan tetapi di sela sela penantiannya gw malah seperti ini.
Gw mengubah pikiran, dan langsung membuka pesan sms dari Aulia.
Spoiler for Open Message:
Walaupun gw sudah memutuskan Aulia, tapi dia itu tetap perhatian kepada gw. Dia tak pernah lupa untuk selalu mengingatkan ke gw akan hal hal seperti makan dan sholat. Apakah Aulia malaikat yang berbentuk manusia? Karena cinta dari dirinya masih bisa gw rasakan dengan sangat jelas, walaupun kami sudah jarang jalan. Tapi saat pulang sekolah masih sering gw mengantarkannya pulang ke rumah untuk menghargai perlakuannya ke gw.
Spoiler for Send Message:
Pesan gw terkirim...Belum juga ada lima menit, pesan gw sudah dibalas kembali olehnya.
Spoiler for Open Message:
Sumpah demi apapun, gw bingung untuk membalas pesan dari Aulia yang isinya seperti itu. Gw tidak sanggup untuk mengeluarkan sepatah kata kata untuk diketik kembali. Gw lempar hp ke arah bantal, lalu gw rebahan di kasur...
Dreed...Dreeed!!
Hp terasa bergetar. Gw ambil Hp, buka pengunci layar. Ternyata satu chat dari Erlin masuk ke sosmed gw.
Spoiler for Open Chat:
Tanpa basi basa atau komando, gw langsung membalas chat Erlin dengan cepat.
Quote:
Yang benar sekarang tanggal merah? Ya ampun...Setelah gw melihat ke tanggalan yang ada di tembok kamar, gw baru sadar jika sekarang itu tanggal merah.

Quote:
Berhubung Erlin itu orangnya sangat menyukai jika diajak ke tempat tempat seperti mall, jadi gw beprikir untuk mengajaknya ke Plaza XII. Ingin sesekali mengajaknya berlibur ke pantai atau tempat wisata alam lainnya. Karena gw ingin Erlin terbiasa dengan suasana alam sekitar. Entah itu ke bogor, yang terkenal dengan banyaknya wisata alam. Ataupun Serang dengan pantainya yang indah. Tapi pasti, gw akan mengajaknya berlibur ke wisata alam di lain waktu.
Diubah oleh rzrdn62 30-04-2017 11:40
0
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/28/8656089_201704280710150445.jpg)

![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/05/02/6955937_20170502044501.png)
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/05/03/6955937_20170503100444.png)
: “