Aku tak mengenali pria itu.



Aku dan Anna pergi. Pertemuan singkat yang aneh.



Kami pulang ke rumah Anna. Selama di kendaraan, aku dan Anna diem-dieman. Setibanya dirumah Anna, ia langsung turun dan masuk kedalam tanpa menutup pintu. Jujur memang cemburu. Entah kenapa aku sedikit kesal dengan pertemuan mereka tadi. Aku menyusul Anna masuk kedalam, ia sedang duduk sambil memainkan kukunya kemudian menghampirinya



Sambil menunggu jam mengajarku, aku dan Anna memutuskan untuk beristirahat saja dirumah.



Sambil menunggu sore, aku mengajak Anna untuk membuat film kecil kami, seperti yang aku lakukan ketika aku berlibur bersama Sari. Aku memasang action cam milik Anna di beberapa titik. Udah kaya mau bikin film X aja . Engga engga, kita hanya membuat video yang isinya adalah kegiatan kami. Canda, tawa, drama kecil yang kami buat. Video yang mungkin ga jelas tapi bagi kami cukup menyenangkan.


Sore hari, aku dan Anna pergi ke madrasah dan bersiap untuk mengajar. Anna begitu bersemangat dan tak sabar untuk bertemu dengan anak-anak. Setibanya kami disana, aku langsung menghampiri pak ustadz Iman.



Aku pergi ke kelas bersama Anna. Disana sudah ada Sari. Langsung saja Anna dan Sari saling melepas rindu. Selama Anna pulang mereka memang belum sempat bertemu. Sari begitu senang mendengar Anna yang akan mengajar menggantikan posisiku. Anak-anakpun merasa begitu bersemangat ketika melihat guru favoritnya mengajar bersama.


Sesekali aku memeriksa kelas lainnya, sesekali aku membantu tiap-tiap pengajar yang ada di kelas. Saat aku pergi keluar sebentar untuk membeli air minum sebagai hadiah untuk anak-anak aku bertemu dengan seseorang yang cukup lama tak kutemui. Apakah kalian ingat dengan sosok perempuan yang pernah membantuku menyelesaikan kasus di sekolah dulu? Yaa . . Sari. Sari yang dulunya merupakan mahasiswa akuntansi terlihat sedang berjalan bersama seseorang. Jika ku sadari, nama Sari dan Dessari serupa. Namun Sari yang kutemui sekarang bernama Intan Sari.



Sekilas tentang Rahma perempuan bertubuh sedikit pendek, ia berhijab, penampilannya tak terlalu jauh berbeda dengan Sari. Hanya saja ia mengenakan gamis yang sedikit lebih lebar dari Sari. Bisa dibilang lebih syar’i



Setelah membeli minum, aku berjalan menuju madrasah bersama mereka. Obrolan kami tak jauh dari kehidupan disini. Ternyata kak Sari sudah bertunangan dengan seorang polisi. Belum setahun lulus, namun sudah akan menikah. Dan ia membawa Rahma karena Rahma yang semula ngekos, kini ia akan menempati rumah tante Ida yang dulunya adalah rumah kak Sari juga. Namun sedang dikosongkan karena sedang persiapan untuk pindah. Namun kak Sari bersih keras untuk tidak menjual rumah tersebut. Katanya terlalu banyak kenangan dan keluarganya menyetujui. Rahma sedang menjalani kuliah semester 2. Ini berarti ia satu tingkat lebih muda dariku.


Setibanya kami di madrasah, Sari mengantar Rahma ke rumah sambil menunggu kepulangan pak ustadz Iman dari DEPAG. Aku kembali ke kelas dimana aku mengajar, disana terlihat Anna dan Sari sedang berkolaborasi membuat ide-ide baru dalam mengajar, menggunakan metode-metode yang belum pernah kami lakukan. Mereka sangat berbakat. Jika saja aku bisa memiliki keduanya


Selesai mengajar, aku, Anna dan Sari bersiap untuk pulang. Setelah selesai shalat magrib aku mengantar Anna pulang. Sari masih ada keperluan di madrasah jadi aku mengantarkan Anna. Saat di hendak pulang, aku berpapasan dengan kak Sari dan Rahma.