- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4567
Part 103
“Aku mau bicara soal Shela… kamu… yang kuat ya… ? “ jawab Wulan dengan nada lirih sambil menatap ane.
“Shela kenapa Lan ?! “ tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
“Jawab Lan !! Shela kenapa ?! “ tanya ane lagi dengan nada tinggi setelah Wulan cuma diem aja.
Tiba-tiba Wulan menatap ane seraya tersenyum penuh arti, sambil melirik ke belakang ane. Dengan penuh pertanyaan ane pun ikutan menoleh ke belakang dan spontan ane kaget setengah mati. Kaget, shock, bingung sekaligus senang bercampur menjadi satu, karena ternyata seseorang yang selama ini sangat ane sayangi, sangat ane cintai, berdiri di belakang ane lengkap dengan senyum manisnya.
“Shel… ? “ ane bener-bener nggak mempercayai penglihatan ane.
“Kamu keliatan kucel banget, Vin. “ jawab Shela.
Shela ada disini ?! Tapi bagaimana bisa, bukannya .... sejuta pertanyaan memenuhi benak ane, tapi sementara ini nggak ane hiraukan lagi. Ane lalu beranjak berdiri dan menghampiri Shela. Ane berniat memeluknya, memeluknya dengan erat sampai kapanpun agar dia nggak akan bisa pergi lagi… tapi…
“Tapi kamu beneran Shela kan ? “ tanya ane saat kami saling berdiri berhadap-hadapan.
“Maksudmu ? “ tanya Shela.
“Jangan-jangan kamu saudara kembarnya Shela, Shely atau Shelvy… atau kamu dedemit penunggu villa ini ? “ tanya ane dengan nada meledek.
“Kamu tu ya, baru aja ketemu udah langsung ngeledek. “ jawab Shela ketus sambil cemberut.
Ane nggak mempedulikan protesnya Shela dan langsung memeluknya dengan erat, seperti yang sering ane lakukan di dalam mimpi (padahal aslinya yang ane peluk Wulan
). Shela terlihat kaget melihat kelakuan ane, namun dia akhirnya balas memeluk ane.
“Maafkan aku Shel, maafkan aku yang udah menyakitimu. Aku janji nggak akan berbuat hal-hal bodoh lagi yang bikin kamu sedih !! “ kata ane dengan penuh penyesalan.
“Iya, iya Vin… “ jawab Shela pelan, dan sambil membelai rambut belakang ane.
“Aku udah maafin kamu kok. “ kata Shela lagi.
“Kamu jangan ninggalin aku lagi ya. Aku bener-bener hancur tanpa kamu. “ kata ane masih memeluk Shela dengan erat. Hancur ? Awal-awal mungkin iya, tapi sekarang ..kayaknya kata “hancur” perlu direvisi deh.
“Iya, tapi kamu harus pegang janjimu ya, jangan pernah bikin aku sakit hati lagi. Aku juga sedih Vin saat harus pisah sama kamu. “ jawab Shela, dengan nada terbata-bata.
Mendengar kata-kata terakhir Shela, ane pelan-pelan melepaskan pelukan ane dan menatap wajahnya. Ane lihat mata Shela mulai berkaca-kaca.
“Jadi kamu mau balikan sama aku ? “ tanya ane.
“Kalo balikan kayaknya kurang pas ya. Mungkin ngasih kamu kesempatan sekali lagi… “ jawab Shela sembari menatap ane dengan mata masih berkaca-kaca.
“Makasih, say, makasih… “ kata ane seraya memegang kedua tangan Shela lalu menciumnya. Shela cuma mengangguk dan tersenyum.
Ups… ane sampai lupa pada Wulan dan Putri. Ane yakin Wulan dan Putri tadi ke kota buat menemui Shela dan membujuknya agar mau belikan sama ane. Ane pun menoleh ke Wulan yang masih duduk di meja makan.
“Makasih Lan, udah mau membujuk Shela agar mau kesini. “ kata ane, dan Wulan nggak menjawab, cuma tersenyum sambil mengangguk.
“Hei, jangan lupa Mbak Putri dong, dia juga ikut membujuk aku lho. “ kata Shela.
“Eh iya, iya Put, makasih banyak ya. “ kata ane ke Putri.
Putri yang sejak tadi berdiri di dekat pintu bersama Citra, juga cuma tersenyum sambil mengacungkan jempol. Ya jelaslah, kalau Wulan sendirian tanpa dibantu Putri mana mau Shela kemari dan salah-salah malah mereka berdua berantem lagi. Cuma yang bikin ane heran sikapnya Citra agak beda, dia menatap ane dengan tersenyum getir, lalu menunduk sambil menggigit bibirnya. Lho, Citra kenapa ya ? tanya ane dalam hati.
"Oh ya sekarang Mbak Shela udah ada disini, dan pastinya Vino udah nggak sedih lagi kan. " kata Putri tiba-tiba.
"Gimana kalo kita nyusul yang lain ke pantai ? "
"Wah boleh juga Mbak Put. " jawab Shela dengan semangat.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put ? " tanya Wulan sambil beranjak berdiri.
"Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " kata Shela dengan riang.
Lho, emang Wulan bilang apaan ya kok Shela bisa sampai segembira ini, kayak nggak ada kejadian apa-apa, batin ane. Apa ada sesuatu yang disembunyikan ? Tapi Shela kan bukan tipe cewek yang suka memendam perasaan. Ah udahlah, ntar ane tanyakan langsung ke Shela. Moga-moga aja dia udah beneran memaafkan ane. Tapi yang jelas Shela sekarang udah ada bersama ane, dan sepertinya sih dia udah memaafkan semua kesalahan ane. Dan tentu saja perasaan ane sekarang bener-bener sukar dilukiskan dengan kata-kata, dan semuanya serasa seperti mimpi. Yah, Shela udah kembali bersama ane, itu yang penting, dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Kami berlima lalu menuju pantai, yang jaraknya nggak begitu jauh dari villa. Sepanjang perjalanan ane menemui pemandangan yang lain daripada biasanya kalo nggak boleh dibilang janggal. Shela terlihat akrab dengan para trio kwek kwek dan sepertinya dia langsung nyetel dengan obrolan mereka. Kalo sama Citra dan Putri sih ane nggak heran, tapi Shela juga akrab dengan Wulan dan sesekali mereka berdua ketawa bareng. Mungkin ane belum terbiasa aja sih, soalnya melihat Shela dan Wulan akrab, seperti melihat Freiza dan SonGoku mendadak berteman.
Sedangkan Citra, ehm.. kami berdua bersikap seolah-olah nggak ada apa-apa, dan dia sejak tadi malah terkesan cuek sama ane. Beberapa kali kami sempat saling bertatapan muka, dan dia cuma menatap ane dengan wajah murung.
Sampai sana nggak sulit mencari rombongan temen-temen karena kondisi pantai yang agak sepi dan keempatnya langsung bergabung. Sedangkan ane, karena nggak begitu suka dengan pantai cuma duduk di tiker di pinggir sekalian menjaga barang-barang temen-temen seperti tas dan HP. Ane lihat semua temen cewek, rata-rata bermain di laut pinggiran dan berbasah-basah ria, kecuali Shela. Mungkin karena dia dadakan kemari jadi nggak bawa baju ganti dan cuma pake celana jeans, nggak kayak temen-temen cewek lain yang pada pake celana pendek atau legging selutut. Sedangkan temen-temen cowok pada main bola dan layang-layang. Meskipun nggak bergabung, ane tetep bisa merasakan keceriaan mereka.
Tiba-tiba ane merasakan ada seseorang duduk di samping ane, ane pun menoleh ternyata dia Citra. Dia juga menatap ane lalu membuang muka dan memandang ke arah temen-temen yang lagi bermain di pantai. Lah ini cewek kenapa yah, kok sikapnya jadi berubah 180* ke ane. Ane ngelirik lagi ke Citra, dia cuma pakai tanktop dan hotpants, cocok banget dah dengan suasana pantai.
"Cit, kok kamu nggak gabung sama temen-temen ? Tadi bilangnya pengen ke pantai. " tanya ane.
Citra nggak menjawab, cuma menggeleng sambil tetap menatap ke arah temen-temen.
"Oh ya selamat ya, kamu udah balikan lagi sama Shela. " kata Citra tiba-tiba sambil menoleh ke ane.
"Makasih. " jawab ane.
"Aku juga nggak nyangka, tiba-tiba aja Shela datang. Rupanya Wulan dan Putri ke kota menemui Shela, dan membujuknya ke villa untuk menemuiku. " kata ane tersenyum.
"Dan kamu seneng Shela kembali ? " tanya Citra lagi. Lho, ane bener nih pertanyaannya Citra.
"Ya seneng lah. Kamu tau sendiri kan aku sayang banget sama Shela. " jawab ane ketawa.
Citra lagi-lagi nggak menjawab, cuma tersenyum, lalu kembali menatap ke laut. Nggak berapa lama, Shela dan Wulan datang. Keduanya emang kelihatan akrab. Baguslah kalau mereka udah baikan.
"Cit, minum dong. " kata Wulan sembari mengadahkan tangan ke Citra lalu Citra menyodorkan sebotol Aqua ke Wulan.
"Vin, temani aku jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " pinta Shela.
"Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab ane.
"Kan udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " pinta Shela sambil menggeret lengan ane.
"Ogah ah, capek. " jawab ane.
"Iiih kamu ini bener-bener nyebelin deh. " kata Shela sewot.
"Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " kata Wulan tersenyum.
"Iya deh. " jawab ane sambil beranjak berdiri.
"Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. " kata Shela ke Wulan lalu ngeloyor pergi, sedangkan ane mengikuti dari belakang bebeb ane.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " teriak Wulan ke Shela.
"Iya mbak !! " jawab Shela.
Sambil mengikuti Shela ane sempatkan menengok ke arah Wulan dan Citra. Wulan tersenyum sambil melambaikan tangan sedangkan Citra cuma diem aja.
“Shela kenapa Lan ?! “ tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
“Jawab Lan !! Shela kenapa ?! “ tanya ane lagi dengan nada tinggi setelah Wulan cuma diem aja.
Tiba-tiba Wulan menatap ane seraya tersenyum penuh arti, sambil melirik ke belakang ane. Dengan penuh pertanyaan ane pun ikutan menoleh ke belakang dan spontan ane kaget setengah mati. Kaget, shock, bingung sekaligus senang bercampur menjadi satu, karena ternyata seseorang yang selama ini sangat ane sayangi, sangat ane cintai, berdiri di belakang ane lengkap dengan senyum manisnya.
“Shel… ? “ ane bener-bener nggak mempercayai penglihatan ane.
“Kamu keliatan kucel banget, Vin. “ jawab Shela.
Shela ada disini ?! Tapi bagaimana bisa, bukannya .... sejuta pertanyaan memenuhi benak ane, tapi sementara ini nggak ane hiraukan lagi. Ane lalu beranjak berdiri dan menghampiri Shela. Ane berniat memeluknya, memeluknya dengan erat sampai kapanpun agar dia nggak akan bisa pergi lagi… tapi…
“Tapi kamu beneran Shela kan ? “ tanya ane saat kami saling berdiri berhadap-hadapan.
“Maksudmu ? “ tanya Shela.
“Jangan-jangan kamu saudara kembarnya Shela, Shely atau Shelvy… atau kamu dedemit penunggu villa ini ? “ tanya ane dengan nada meledek.
“Kamu tu ya, baru aja ketemu udah langsung ngeledek. “ jawab Shela ketus sambil cemberut.
Ane nggak mempedulikan protesnya Shela dan langsung memeluknya dengan erat, seperti yang sering ane lakukan di dalam mimpi (padahal aslinya yang ane peluk Wulan
). Shela terlihat kaget melihat kelakuan ane, namun dia akhirnya balas memeluk ane.“Maafkan aku Shel, maafkan aku yang udah menyakitimu. Aku janji nggak akan berbuat hal-hal bodoh lagi yang bikin kamu sedih !! “ kata ane dengan penuh penyesalan.
“Iya, iya Vin… “ jawab Shela pelan, dan sambil membelai rambut belakang ane.
“Aku udah maafin kamu kok. “ kata Shela lagi.
“Kamu jangan ninggalin aku lagi ya. Aku bener-bener hancur tanpa kamu. “ kata ane masih memeluk Shela dengan erat. Hancur ? Awal-awal mungkin iya, tapi sekarang ..kayaknya kata “hancur” perlu direvisi deh.

“Iya, tapi kamu harus pegang janjimu ya, jangan pernah bikin aku sakit hati lagi. Aku juga sedih Vin saat harus pisah sama kamu. “ jawab Shela, dengan nada terbata-bata.
Mendengar kata-kata terakhir Shela, ane pelan-pelan melepaskan pelukan ane dan menatap wajahnya. Ane lihat mata Shela mulai berkaca-kaca.
“Jadi kamu mau balikan sama aku ? “ tanya ane.
“Kalo balikan kayaknya kurang pas ya. Mungkin ngasih kamu kesempatan sekali lagi… “ jawab Shela sembari menatap ane dengan mata masih berkaca-kaca.
“Makasih, say, makasih… “ kata ane seraya memegang kedua tangan Shela lalu menciumnya. Shela cuma mengangguk dan tersenyum.
Ups… ane sampai lupa pada Wulan dan Putri. Ane yakin Wulan dan Putri tadi ke kota buat menemui Shela dan membujuknya agar mau belikan sama ane. Ane pun menoleh ke Wulan yang masih duduk di meja makan.
“Makasih Lan, udah mau membujuk Shela agar mau kesini. “ kata ane, dan Wulan nggak menjawab, cuma tersenyum sambil mengangguk.
“Hei, jangan lupa Mbak Putri dong, dia juga ikut membujuk aku lho. “ kata Shela.
“Eh iya, iya Put, makasih banyak ya. “ kata ane ke Putri.
Putri yang sejak tadi berdiri di dekat pintu bersama Citra, juga cuma tersenyum sambil mengacungkan jempol. Ya jelaslah, kalau Wulan sendirian tanpa dibantu Putri mana mau Shela kemari dan salah-salah malah mereka berdua berantem lagi. Cuma yang bikin ane heran sikapnya Citra agak beda, dia menatap ane dengan tersenyum getir, lalu menunduk sambil menggigit bibirnya. Lho, Citra kenapa ya ? tanya ane dalam hati.
"Oh ya sekarang Mbak Shela udah ada disini, dan pastinya Vino udah nggak sedih lagi kan. " kata Putri tiba-tiba.
"Gimana kalo kita nyusul yang lain ke pantai ? "
"Wah boleh juga Mbak Put. " jawab Shela dengan semangat.
"Lho emangnya kita check out jam berapa Put ? " tanya Wulan sambil beranjak berdiri.
"Sampai jam tiga kok, tenang aja. " jawab Putri.
"Yee asyik, akhirnya kita ke pantai !! " kata Shela dengan riang.
Lho, emang Wulan bilang apaan ya kok Shela bisa sampai segembira ini, kayak nggak ada kejadian apa-apa, batin ane. Apa ada sesuatu yang disembunyikan ? Tapi Shela kan bukan tipe cewek yang suka memendam perasaan. Ah udahlah, ntar ane tanyakan langsung ke Shela. Moga-moga aja dia udah beneran memaafkan ane. Tapi yang jelas Shela sekarang udah ada bersama ane, dan sepertinya sih dia udah memaafkan semua kesalahan ane. Dan tentu saja perasaan ane sekarang bener-bener sukar dilukiskan dengan kata-kata, dan semuanya serasa seperti mimpi. Yah, Shela udah kembali bersama ane, itu yang penting, dan ane berjanji nggak akan menyakiti hatinya lagi.
Kami berlima lalu menuju pantai, yang jaraknya nggak begitu jauh dari villa. Sepanjang perjalanan ane menemui pemandangan yang lain daripada biasanya kalo nggak boleh dibilang janggal. Shela terlihat akrab dengan para trio kwek kwek dan sepertinya dia langsung nyetel dengan obrolan mereka. Kalo sama Citra dan Putri sih ane nggak heran, tapi Shela juga akrab dengan Wulan dan sesekali mereka berdua ketawa bareng. Mungkin ane belum terbiasa aja sih, soalnya melihat Shela dan Wulan akrab, seperti melihat Freiza dan SonGoku mendadak berteman.
Sedangkan Citra, ehm.. kami berdua bersikap seolah-olah nggak ada apa-apa, dan dia sejak tadi malah terkesan cuek sama ane. Beberapa kali kami sempat saling bertatapan muka, dan dia cuma menatap ane dengan wajah murung.
Sampai sana nggak sulit mencari rombongan temen-temen karena kondisi pantai yang agak sepi dan keempatnya langsung bergabung. Sedangkan ane, karena nggak begitu suka dengan pantai cuma duduk di tiker di pinggir sekalian menjaga barang-barang temen-temen seperti tas dan HP. Ane lihat semua temen cewek, rata-rata bermain di laut pinggiran dan berbasah-basah ria, kecuali Shela. Mungkin karena dia dadakan kemari jadi nggak bawa baju ganti dan cuma pake celana jeans, nggak kayak temen-temen cewek lain yang pada pake celana pendek atau legging selutut. Sedangkan temen-temen cowok pada main bola dan layang-layang. Meskipun nggak bergabung, ane tetep bisa merasakan keceriaan mereka.
Tiba-tiba ane merasakan ada seseorang duduk di samping ane, ane pun menoleh ternyata dia Citra. Dia juga menatap ane lalu membuang muka dan memandang ke arah temen-temen yang lagi bermain di pantai. Lah ini cewek kenapa yah, kok sikapnya jadi berubah 180* ke ane. Ane ngelirik lagi ke Citra, dia cuma pakai tanktop dan hotpants, cocok banget dah dengan suasana pantai.
"Cit, kok kamu nggak gabung sama temen-temen ? Tadi bilangnya pengen ke pantai. " tanya ane.
Citra nggak menjawab, cuma menggeleng sambil tetap menatap ke arah temen-temen.
"Oh ya selamat ya, kamu udah balikan lagi sama Shela. " kata Citra tiba-tiba sambil menoleh ke ane.
"Makasih. " jawab ane.
"Aku juga nggak nyangka, tiba-tiba aja Shela datang. Rupanya Wulan dan Putri ke kota menemui Shela, dan membujuknya ke villa untuk menemuiku. " kata ane tersenyum.
"Dan kamu seneng Shela kembali ? " tanya Citra lagi. Lho, ane bener nih pertanyaannya Citra.
"Ya seneng lah. Kamu tau sendiri kan aku sayang banget sama Shela. " jawab ane ketawa.
Citra lagi-lagi nggak menjawab, cuma tersenyum, lalu kembali menatap ke laut. Nggak berapa lama, Shela dan Wulan datang. Keduanya emang kelihatan akrab. Baguslah kalau mereka udah baikan.
"Cit, minum dong. " kata Wulan sembari mengadahkan tangan ke Citra lalu Citra menyodorkan sebotol Aqua ke Wulan.
"Vin, temani aku jalan-jalan yuk, masa sejak tadi cuma duduk mulu. " pinta Shela.
"Yee aku kan jaga tas temen-temen. " jawab ane.
"Kan udah ada Mbak Wulan sama Mbak Citra. Ayo !! " pinta Shela sambil menggeret lengan ane.
"Ogah ah, capek. " jawab ane.
"Iiih kamu ini bener-bener nyebelin deh. " kata Shela sewot.
"Turuti lah, Vin, masa sama pacar sendiri gitu. " kata Wulan tersenyum.
"Iya deh. " jawab ane sambil beranjak berdiri.
"Aku jalan-jalan dulu sama Vino ya Mbak. " kata Shela ke Wulan lalu ngeloyor pergi, sedangkan ane mengikuti dari belakang bebeb ane.
"Jangan jauh-jauh ya Shel, sejam lagi kita balik ke villa lho !! " teriak Wulan ke Shela.
"Iya mbak !! " jawab Shela.
Sambil mengikuti Shela ane sempatkan menengok ke arah Wulan dan Citra. Wulan tersenyum sambil melambaikan tangan sedangkan Citra cuma diem aja.
mungkin lagu inilah yang bisa menggambarkan perasaan ane sekarang

Quote:
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan