Kaskus

Story

bunbun.orenzAvatar border
TS
bunbun.orenz
[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)
Spoiler for Credit Cover (THANK YOU SO MUCH):


And I know
There's nothing I can say
To change that part

But can I speak?
Well is it hard understanding
I'm incomplete
A life that's so demanding
I get so weak
A love that's so demanding
I can't speak

I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead



- Famous Last Words by MCR -


JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 90% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA


Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahyang dituangkan oleh suami ku tercinta Agatha


Quote:


Spoiler for Special Thanks:


***



Spoiler for From Me:


Versi PDF Thread Sebelumnya:

MyPI PDF

Credit thanks to Agan njum26



[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)

Foto diatas hanyalah sebagai ilustrasi tokoh dalam cerita ini


Quote:
Polling
0 suara
SIAPAKAH YANG AKAN MENJADI NYONYA AGATHA ?
Diubah oleh bunbun.orenz 04-07-2017 12:31
drakenssAvatar border
snf0989Avatar border
ugalugalihAvatar border
ugalugalih dan 27 lainnya memberi reputasi
26
1.5M
7.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
glitch.7Avatar border
glitch.7
#2308
PART 31


Malam minggu tiba juga, si RR sudah terparkir di halaman rumah Nenek sejak pagi tadi kata Nenek. Gua sampai di rumah sekitar pukul 5 sore bersama Mba Siska. Sudah pasti niat Gua ingin mengajak jalan-jalan Mba Siska jalan, tapi sayang sang kekasih itu ada acara keluarga pengajian dan harus bantu-bantu acara pernikahan saudara Ibunya di cibubur. Gua pun menimang-nimang ingin pergi malam minggu dengan siapa. Sebelum maghrib Gua sudah sms Nona Ukhti, tapi dirinya juga ternyata sudah ada acara dengan Mamahnya, hadeuh mau main kemana dengan siapa sekarang. Tau gini Gua lebih milih di kost-an, seenggaknya bisa ajak jalan Lisa atau main ke tempat kerja si Bianca.

Setelah mandi sore dan menunaikan ibadah 3 raka'at, Gua kembali mengecek hp dan memilih satu kontak nama perempuan. Siapa tau dia tidak ada acara hari ini. Tapi jari Gua enggan menekan tombol call dan mengetik sms. Ah sepertinya Gua bikin kejutan aja deh, langsung main ke rumahnya. Setelah mengambil jaket dan mengganti sarung dengan celana jeans, Gua pun kembali keluar kamar, tapi butiran hujan turun dengan cukup deras, tidak jadi lagi deh nyobain si RR halaaaah...

Mau tidak mau Gua mengambil kembali kunci mobil dan memakai si Black lagi. Gua pun berangkat meninggalkan rumah Nenek sekitar pukul 18.30, ternyata walaupun hujan, jalan raya cukup ramai kendaraan, ya mungkin karena ini malam minggu. Selang 15 menit kemudian Gua sudah sampai di rumah seorang mantan. Gua lihat mobil pribadinya terparkir rapih di dalam sana. Lalu Gua menelponnya, cukup lama nada tunggu Gua dengarkan sampai mailbox, Gua coba sekali lagi dan kali ini langsung diangkat.

Quote:


Syit.. Salah prediksi Gua. Nyatanya Mba Yu sedang kencan dengan mantannya. Apa jangan-jangan udah balikkan lagi mereka ? Enggak tau lah. Malu sebenernya, udah pede banget mau malem mingguan sama dia, eh si Feri udah curi start duluan. Ya akhirnya mau gimana lagi selain Gua mendengar kata maaf dari Mba Yu, yang seharusnya Gua yang meminta maaf karena mengganggu acara mereka berdua. Fak!

Kembali Gua jalankan si Black keluar perumahan Mba Yu, Gua pacu si Black perlahan di jalan raya. Sambil memikirkan mau kemana dan gak jelas kayak gini. Syit banget asli ini malam minggu kelabu. Mana hujan masih turun dengan derasnya di luar sana. Sampai akhirnya Gua hentikan mobil karena lampu lalu-lintas menyala merah. Masih menunggu, Gua kembali membuka hp dan memilih kontak teman Gua yang bisa di hubungi. Apa Gua nongkrong aja ya ke mall atau cafe. Hmmm..

Tiba-tiba terbesit satu nama perempuan di otak Gua. Aha.. Kali ini Gua yakin, pasti dia ada di rumahnya.

...

Gua duduk di sofa empuk nan nyaman di ruang tamu yang megah. Di atas meja sudah ada teh manis hangat serta beberapa camilan kue kering.

"Tumben mau ngajak Kakak mu main di weekend kayak gini Za..".

"Eh, hehehe..",
"Iya Mah, lagi pingin ajak jalan si Teteh".

Tidak lama kemudian bidadari turun dari langit, eh salah.. Dari tangga lantai atas menuju ruang tamu ini. Aish cantik banget kamu Teh...

"Mau berangkat sekarang Za ?", tanya Echa ketika sudah duduk di samping Gua.

"Bentaran deh, belum juga minum ini teh nya", jawab Gua.

Yap, akhirnya Gua menyambangi rumah Echa dan prediksi Gua kali ini tepat, Teteh tercinta ada di rumahnya. Setelah tadi datang dan mengajaknya jalan dadakan, Teteh Gua langsung bersolek di kamarnya. Sedangkan Gua menunggu di ruang tamunya, ditemani Mamah tercintanya. Papahnya sedang ada keperluan ke luar kota. Beruntung Papahnya tidak di rumah, kalau sampai Gua bertemu kepala keluarga rumah ini, berabe urusannya, bisa ditagih kapan mau ngelamar ?. emoticon-Nohope

Elsa. Rasanya sudah lama Gua tidak bertemu dengannya, terakhir kami bertemu sekitar setelah lebaran kemarin. Semakin hari semakin mempesona dan anggun saja sosoknya. Seenggaknya di mata Gua. Komunikasi kami sebenarnya masih terbilang cukup baik, beberapa kali kami sering mengabari via sms, dilain waktu kami pernah telponan hingga larut malam. Sebenarnya lebih sering dia yang menelpon Gua, sekedar menemaninya berkutat dengan gambar-gambar yang dia kerjakan di laptopnya setiap malam. Kalau soal menanyakan kabar via sms sudah tidak perlu dihitung, karena sudah barang tentu Echa selalu menanyakan hal seperti sudah makan atau belum, hari ini gimana mata kuliah di kampus, atau hal lainnya yang remeh. Sejujurnya Gua tidak terganggu sama sekali, malahan Gua senang dengan sikap perhatiannya itu. Kalau saja sampai ada seseorang yang melihat isi sms kami, Gua yakin pasti mereka akan menyangka kalau kami berdua pacaran.

Kalau ditanya suka atau tidak Gua kepada Teteh spesial Gua itu, dengan yakin Gua akan bilang 100% menyukainya. Dari perhatiannya selama ini sudah lebih dari cukup untuk membuat Gua menyukai segala sikapnya. Tapi untuk jatuh cinta ?...
Next question please..

Setelah menyicipi kue dan meminum secangkir teh, Gua pun mengajak Echa pergi, tentunya setelah pamit dan mencium tangan Mamahnya.

"Kamu gak jalan sama Mba Siska Za ?", tanyanya dari samping jok kemudi.

"Enggak Teh, dia lagi ada acara keluarga...", jawab Gua.
"Kamu juga gak kemana-kemana ? Di rumah aja seharian ini ?", tanya Gua balik.

"Tadi abis pulang kuliah langsung pulang ke rumah, malas mau kemana-kemana..",
"Apalagi ternyata sekarang ujan".

"Tapi ini sama aku mau sih diajak jalan ? Gak males lagi ?", tanya Gua lagi sambil tersenyum jahil.

"Hahaha.. Ya bedalah kalo kamu yang ajak Za", jawabnya tanpa sungkan.

Kami berdua masih berada di dalam mobil, Gua mengendarakan si Black dengan kecepatan sedang karena pandangan jalan raya yang terhalang oleh butiran hujan yang turun dengan deras.

"Oh ya, dari tadi kamu belum bilang kita mau kemana Za", tanya Echa memecah keheningan.

"Eummm..",
"Jujur Teh, aku juga belum tau mau kemana sih, huehehehe..", jawab Gua seraya menggaruk pelipis dengan tangan kiri.

"Iish dasar... Jadi beneran dadakan nih ceritanya ?", tanyanya.

Gua menoleh kearahnya sambil nyengir dan langsung dibalas dengan kedua bola matanya yang berputar keatas. Gua hanya bisa tertawa melihat tingkahnya itu.

Pada akhirnya Echa menyarankan pergi ke satu Mall. Tanpa pikir panjang, Gua mengarahkan si Black ke Mall tersebut. Kurang dari 10 menit kami telah sampai di parkiran Mall. Lalu setelah turun dari mobil, kami berdua berjalan berdampingan memasuki area dalam Mall. Setelah itu kami berdua bersama pengunjung lainnya masuk ke dalam lift dan menuju lantai 4. Sesampainya di lantai teratas Mall, Gua tanpa ragu menggandeng tangan Echa, hehehe kapan lagi menggenggam tangannya Mblooo emoticon-Big Grin

"Mau nonton film apa nih Teh ?", tanya Gua ketika sudah masuk ke dalam gedung Bioskop.

Kemudian Echa langsung memilih film yang dibintangi aktor ternama hollywood, Leonardo DiCaprio berjudul The Departed. Lalu Gua pun mengantri tiket bersama Echa.

Setelah membeli tiket, kami berdua berjalan ke counter food n' berverage untuk membeli camilan popcorn dan juga soft drink. Ya karena Gua yang mengajak jalan, sudah pasti Gua yang harus memastikan Teteh Gua ini sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Beres membeli makan dan minuman, kami berdua kini duduk di sofa tunggu dalam bioskop. Sambil asyik mengemil popcorn, Gua mulai bertanya soal perkuliahannya.

Hebat bener Teteh tercinta Gua satu ini, kegiatan di kampusnya banyak yang diikuti, salah satunya dari mulai himpunan mahasiswa s1 fakultasnya hingga anggota BEM. Segitu banyak tugas kuliah yang harus dia selesaikan, masih sempat ikut organisasi kemahasiswaan. Terlampau rajin sih nih perempuan satu. Berbanding terbalik dengan Gua yang... Yaaa gitu deh hahahaha.

Tidak lama berselang kami berdua pun masuk ke dalam studio bioskop karena film akan segera dimulai. Gua dan Echa duduk di bagian tengah, studio pun cukup ramai pengunjung. Selama film diputar, kami berdua fokus menonton jalannya cerita, hanya selingan menanggapi cerita tertentu saja kami berbicara sampai sekitar satu jam kemudian Gua merasakan berat di lengan kiri Gua. Lalu Gua menoleh ke ke kiri, ternyata Echa sudah tertidur. Kasihan Teteh Gua ini, sepertinya dirinya lelah setelah seharian kuliah, jadi Gua biarkan dirinya tertidur barang sejenak.

Lampu di dalam studio menyala dengan iringan musik dari speaker yang menandakan film telah usai. Gua tersenyum menatap wajah Echa yang damai dalam tidurnya, tidak tega untuk membangunkan tapi tidak mungkin juga Gua biarkan kami berdiam lebih lama lagi di sini. Perlahan Gua usap lembut bahunya hingga matanya terbuka pelan.

"Eummpph..",
"Eh ? Udah abis filmnya ?", ucapnya seraya menegakkan tubuh.

"Udah subuh loch ini", ucap Gua.

Gua lihat Echa mengerutkan kening, lalu Gua terkekeh yang langsung dibalasnya dengan memukul pelan lengan kiri Gua. Tidak lama kemudian Gua mengajaknya meninggalkan studio bioskop.

"Teh, mau makan dulu atau langsung pulang ?", tanya Gua ketika kami berdua berada di eskalator yang menurun.

Echa tersenyum melirik Gua yang berada di samping kanannya. "Makan dulu ya Za, aku laper.. Hihihi".

Echa memilih makan malam di resto luar Mall, kami berdua kini sudah kembali berada di dalam mobil, Gua mengarahkan mobil ke resto Hokben di jalan protokol. Selang 15 menit kami sudah sampai dan telah mengantri bersama pengunjung lain. Gua berdiri tepat di belakang Echa.

"Za, kamu mau makan apa ?", tanyanya tanpa menoleh ke belakang.

Gua menatap galeri menu makanan yang terpampang di depan atas kami. "Aku mau beef yakiniku aja Teh", jawab Gua.

Kemudian tibalah giliran kami memesan di counter food, tentunya dengan nampan yang kami ambil masing-masing. Echa memilih Chicken Teriyaki dengan tambahan shrimp ball soup dan dua teh kemasan untuk kami. Setelah beres memesan dan menerima makanan, Gua membayar di kasir lalu kami berdua duduk di salah satu meja dan kursi makan di bagian pojok resto.

Kami berdua duduk berhadapan dengan makanan yang sudah tersaji di atas meja.

"Hey", ucap Echa melirik Gua.

Gua menegakkan kepala dan tidak jadi menyumpit nasi dan lauk.

Echa tersenyum lalu. "Berdo'a dulu Za...".

...

Minggu subuh Gua terbangun di atas kasur nan empuk, sambil menggeliatkan badan dan mengucek mata. Gua menoleh ke sebelah kiri, dimana seorang perempuan sedang duduk di sisi kasur tepat di samping Gua sedang mengusap lembut kening ini.

"Bangun, shalat subuh dulu Za", ucapnya sambil tersenyum.

Gua tersenyum mendengar ucapannya, lalu semakin tersenyum ketika sudah menyadari kalau dia sangat cantik dengan mukena yang ia kenakan sekarang. Gua bangkit dari kasur setelah dirinya kembali mengingatkan Gua untuk beribadah dan berjalan menuju pintu.

Selesai melaksanakan ibadah 2 raka'at di mushola dekat halaman belakang kediaman keluarganya ini, Gua kembali berjalan menuju kamar tamu yang semalam Gua tiduri, mengambil hp di atas meja dekat kasur. Lalu kembali keluar kamar dan menuju lantai atas. Gua melangkah menuju kamar di dekat tangga, melongok ke dalam kamar yang pintunya terbuka setengah. Lagi-lagi Gua menyunggingkan senyuman ketika melihat sosok perempuan itu sedang duduk diatas sajadah dengan kitab suci pada genggamannya dan suara lantunan ayat-ayat suci terdengar merdu keluar dari mulutnya.

Lama Gua memperhatikannya membaca kitab suci dengan suara yang pelan dari ambang pintu kamarnya ini.

"Shadaqallahul’azhim".
"Eza, dari kapan disitu ?", tanyanya setelah mencium kitab suci dan bangkit dari duduknya.

Gua tersenyum kepada Echa. "Baru kok Teh..", jawab Gua.
"Kamu lancar banget ya baca Al-Qur'an", ucap Gua lagi.

Echa hanya tersenyum seraya menaruh kitab tersebut di salah satu rak buku, kemudian merapihkan sajadah dan melepas mukena nya. Lalu dia berjalan kearah Gua yang masih berada di ambang pintu ini.

"Yuk, aku buatin sarapan..", ajaknya seraya mengaitkan tangan kirinya ke lengan kanan Gua.


***


Di lain waktu ketika Gua sudah pulang kuliah siang hari. Masih berada di parkiran kampus, Gua mengecek satu pesan sms yang masuk dan setelah Gua baca isinya, Gua tersenyum dan bergumam dalam hati, 'Jadi juga ke sini..'.
Kemudian Gua pacu si hitam RR yang memang sudah Gua bawa dari rumah ke Ibu Kota sejak satu minggu lalu dengan kecepatan sedang. Gua arahkan motor ke salah satu mall yang jaraknya cukup jauh dari kampus. Mungkin sekitar 40 menit perjalanan akhirnya Gua sampai di dalam parkiran motor sebuah Mall. Gua melepas helm dan menggantungnya di stang. Lalu mengelap keringat di kening dan sekitar wajah karena panasnya jalanan ibu kota siang ini.

Gua masuk ke dalam mall dan menuju lantai 5 dimana food court dan resto makanan berada. Setelah 4 kali naik eskalator akhirnya Gua sampai juga di lantai 5, kemudian Gua masuki satu resto di lantai ini dan menyapukan mata untuk mencari seseorang yang sudah menunggu sejak 10 menit lalu katanya di sms tadi. Setelah Gua menemukan seorang perempuan yang duduk sendirian dengan mengenakan cardigan hitam, Gua pun melangkah mendekatinya.

"Hai...", sapa Gua seraya menaruh telapak tangan kiri ke pundak kirinya dari belakang.

"Eh ?", Dia menengok ke kanan dimana Gua berdiri,
"Hai Za...", lanjutnya seraya tersenyum.

"Maaf ya lama, lumayan jauh soalnya dari kampus ke sini..", ucap Gua sambil duduk di depannya.

"Enggak apa-apa, aku juga belum lama kok nunggu kamu", jawabnya,
"Oh ya, mau langsung pesan makanan ?".

"Boleh".

Kemudian perempuan cantik dan istimewa di depan Gua ini memanggil pramusaji dan meminta buku menu. Lalu kami berdua diberikan 2 buku menu. Gua melihat-lihat daftar makanan yang tertulis, lalu menyebutkan 1 makanan dan 1 minuman yang langsung dicatat oleh si Pramusaji. Tidak lama perempuan di depan Gua ini pun menyebutkan makanan yang dia pesan kepada pramusaji.

"Oh ya Mas..", ucapnya.

"Ya Mba ? Ada lagi ?".

"Iya, Eumm.. Saya mau tambahan Tempuranya satu ya..".

"Okey Mba..".

.
.
.

Kamu mirip sama 'Dia' ya Nda', sama-sama suka gorengan jepang. I Love You Forever.


-MW-
Diubah oleh glitch.7 25-04-2017 13:52
fatqurr
fatqurr memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.