- Beranda
- Berita dan Politik
☆PBNU: Lawan Pihak yang Mau Gantikan NKRI dengan Sistem Khilafah!
...
TS
kodok.nongkrng5
☆PBNU: Lawan Pihak yang Mau Gantikan NKRI dengan Sistem Khilafah!
Quote:
Senin, 24 April 2017 | 16:40 WIB
Ahmad Ishomuddin (bangsaonline)
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Ishomuddin menyerukan kepada semua pihak untuk bersatu dan melawan ormas radikal yang ingin mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan sistem khilafah.
"Membiarkan mereka itu sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh sehat kita. Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya," tegas Ishomuddin.
Berikut seruan Ahmad Ishomuddin yang dikutip dari akun Facebooknya, Senin (24/4/2017).
LAWAN SAJA ORANG-ORANG KHILAF YANG INGIN MENGGANTI NKRI DENGAN SISTEM KHILAFAH
Ada banyak muslim yang tergabung dalam kelompok radikal seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)/Daulah Islamiyyah fi al-'Iraq wa al Syam (DAISH), al-Qaedah, dan Hizbut Tahrir (HT) yang berilusi ingin mewujudkan Daulah Islamiyyah (Negara Islam). Kelompok tersebut sangat anti terhadap sistem demokrasi.
Mereka punya hobi menggelar demonstrasi yang mendorong tegaknya kembali sistem khilafah dan penegakan syariat Islam (tathbiq al-syrari'ah al-Islamiyyah).
Untuk mencapai tujuan tersebut, ISIS dan al-Qaedah memakai jalur kekerasan dan teror, sedangkan HTI menempuh cara yang berbeda, yakni jalan damai. HTI kini berani terang-terangan menyuarakan ide-ide gilanya menentang keabsahan NKRI, sedangkan pemerintah atau pihak yang berwajib bungkam seribu basa, membiarkan NU sendirian terutama Banser berteriak lantang menentang gerakannya.
Islam sesungguhnya tidak menentukan khilafah sebagai sistem pemerintahan yang absah satu-satunya, meskipun sistem ini pernah ada dalam sejarah masa lalu umat Islam.Kita bebas memilih dan menentukan sistem pemerintahan mana pun sepanjang urusan duniawi rakyatnya dapat diatur dengan sebaik-baiknya dan urusan agama dapat selalu terjaga dan bebas dilaksanakan. Sebab yang penting adalah substansinya, bukan apa bentuknya.
Ketika semua negara di dunia ini telah berubah menjadi nation state atas dasar kehendak dan kesepakatan masing-masing rakyatnya, maka Khilafah Islamiyyah apalagi yang bersifat global tidaklah relevan lagi. Ide Khilafah tersebut sebagai hasil ijtihad politik pada masa lalu umat Islam kini sudah diganti dengan model nation state (negara bangsa) di seluruh penjuru dunia.
Tidak ada kewajiban sedikit pun bagi individu umat Islam untuk ikut serta menegakkannya kembali. Bahkan kita tidak berdosa menentang sekeras-kerasnya.
Karena dalam kitab suci al-Qur'an kata "khilafah" tidak pernah sekalipun disebutkan, selain karena upaya menegakkan kembali sistem khilafah akan menimbulkan perselisihan di kalangan rakyat banyak tentang siapa khalifah yang disepakati umat dan saya duga kuat tidak akan ada satu negara pun di dunia ini yang mau menyerahkan kedaulatannya secara damai kepada para "pejuang" berdirinya sistem khilafah.
Memaksakan kehendak demi tegaknya sistem khilafah dan penerapan syariat Islam pasti membahayakan keutuhan NKRI, yakni mengakibatkan disintegrasi bangsa dan chaos.
Pemerintah RI tidak boleh tinggal diam, wajib bertindak cepat, tegas dan berani segera membubarkan semua kelompok yang anti terhadap Pancasila. Ide khilafah dari orang-orang Islam yang sedang khilaf, buta sejarah dan tidak menghargai para ulama pejuang NKRI itu harus dilawan dengan cara melarangnya agar rakyat tidak berselisih dan saling menumpahkan darah karenanya.
Membiarkan mereka itu sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh sehat kita. Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya, dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Hila Japi
http://www.netralnews.com/news/nasional/read/71064/pbnu.lawan.pihak.yang.mau.gantikan.nkri.dengan.sistem.khilafah
Ahmad Ishomuddin (bangsaonline)
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Ishomuddin menyerukan kepada semua pihak untuk bersatu dan melawan ormas radikal yang ingin mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan sistem khilafah.
"Membiarkan mereka itu sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh sehat kita. Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya," tegas Ishomuddin.
Berikut seruan Ahmad Ishomuddin yang dikutip dari akun Facebooknya, Senin (24/4/2017).
LAWAN SAJA ORANG-ORANG KHILAF YANG INGIN MENGGANTI NKRI DENGAN SISTEM KHILAFAH
Ada banyak muslim yang tergabung dalam kelompok radikal seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)/Daulah Islamiyyah fi al-'Iraq wa al Syam (DAISH), al-Qaedah, dan Hizbut Tahrir (HT) yang berilusi ingin mewujudkan Daulah Islamiyyah (Negara Islam). Kelompok tersebut sangat anti terhadap sistem demokrasi.
Mereka punya hobi menggelar demonstrasi yang mendorong tegaknya kembali sistem khilafah dan penegakan syariat Islam (tathbiq al-syrari'ah al-Islamiyyah).
Untuk mencapai tujuan tersebut, ISIS dan al-Qaedah memakai jalur kekerasan dan teror, sedangkan HTI menempuh cara yang berbeda, yakni jalan damai. HTI kini berani terang-terangan menyuarakan ide-ide gilanya menentang keabsahan NKRI, sedangkan pemerintah atau pihak yang berwajib bungkam seribu basa, membiarkan NU sendirian terutama Banser berteriak lantang menentang gerakannya.
Islam sesungguhnya tidak menentukan khilafah sebagai sistem pemerintahan yang absah satu-satunya, meskipun sistem ini pernah ada dalam sejarah masa lalu umat Islam.Kita bebas memilih dan menentukan sistem pemerintahan mana pun sepanjang urusan duniawi rakyatnya dapat diatur dengan sebaik-baiknya dan urusan agama dapat selalu terjaga dan bebas dilaksanakan. Sebab yang penting adalah substansinya, bukan apa bentuknya.
Ketika semua negara di dunia ini telah berubah menjadi nation state atas dasar kehendak dan kesepakatan masing-masing rakyatnya, maka Khilafah Islamiyyah apalagi yang bersifat global tidaklah relevan lagi. Ide Khilafah tersebut sebagai hasil ijtihad politik pada masa lalu umat Islam kini sudah diganti dengan model nation state (negara bangsa) di seluruh penjuru dunia.
Tidak ada kewajiban sedikit pun bagi individu umat Islam untuk ikut serta menegakkannya kembali. Bahkan kita tidak berdosa menentang sekeras-kerasnya.
Karena dalam kitab suci al-Qur'an kata "khilafah" tidak pernah sekalipun disebutkan, selain karena upaya menegakkan kembali sistem khilafah akan menimbulkan perselisihan di kalangan rakyat banyak tentang siapa khalifah yang disepakati umat dan saya duga kuat tidak akan ada satu negara pun di dunia ini yang mau menyerahkan kedaulatannya secara damai kepada para "pejuang" berdirinya sistem khilafah.
Memaksakan kehendak demi tegaknya sistem khilafah dan penerapan syariat Islam pasti membahayakan keutuhan NKRI, yakni mengakibatkan disintegrasi bangsa dan chaos.
Pemerintah RI tidak boleh tinggal diam, wajib bertindak cepat, tegas dan berani segera membubarkan semua kelompok yang anti terhadap Pancasila. Ide khilafah dari orang-orang Islam yang sedang khilaf, buta sejarah dan tidak menghargai para ulama pejuang NKRI itu harus dilawan dengan cara melarangnya agar rakyat tidak berselisih dan saling menumpahkan darah karenanya.
Membiarkan mereka itu sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh sehat kita. Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya, dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Hila Japi
http://www.netralnews.com/news/nasional/read/71064/pbnu.lawan.pihak.yang.mau.gantikan.nkri.dengan.sistem.khilafah
Oooooo khilafah itu gak disebutkan di al quran ya bro
Lalu atas dasar apa mereka maksakan kehendak nya?
Hmmm
Quote:
SARAN CINTA UNTUK HTI
Agak kasihan sebenarnya sama teman-teman aktivis HTI mendengar acara "International Khilafah Forum" yang rencananya diselenggarakan di Gedung Balai Sudirman dan Masjid Az-Zikra (dulu bernama Masjid Muammar Qaddafi) mendapat penolakan dimana-mana.
Hidup memang kejam, setelah ditolak di sebagian besar negara muslim Timur Tengah (termasuk Saudi), di Indonesia pun mereka juga mendapat naga-naga yang sama.
Saran saya untuk saudara-saudara Hizbut Tahrir Indonesia. Daripada sibuk mengusung ideologi Khilafah dan teriak-teriak di pinggir jalan pemerintah thoghut, demokrasi kafir dan hancurkan Neolib. Lebih baik tunjukkan siapa sosok yang hendak kalian angkat sebagai Khalifah?
Sepakati dulu dalam intern kalian Hizbut Tahrir sedunia, baik HT Indonesia, HT London, HT Malaysia, HT India dan HT-HT sedunia yang katanya anggotanya ada puluhan juta orang itu siapa Khalifah yang hendak kalian usung?
Dalam islam tidak boleh ada dua orang Khalifah islam di muka bumi. Bahkan ada riwayatnya jika sudah terpilih seorang Khilafah maka bunuhlah Khalifah kedua (yang ngaku-ngaku).
Masa kalah sama ISIS yang baru berdiri 2013 tapi sudah usung Khalifahnya duluan (Abu Bakar al Baghdadi) dan perang mati-matian di Suriah dan Iraq. Sedangkan kalian yang sudah berdiri sejak 1953 sampai hari ini belum jelas Khalifahnya siapa?
Jangan sampai setelah Khilafah berdiri, sesama kalian malah gontok-gontokkan. Seleb medsos pendukung Khalifah yang satu perang tulisan sama seleb medsos pendukung Khalifah yang lain. Masing-masing ribut sendiri, facebook rame, dan akhirnya pemenangnya tetaplah Mark Zuckerberg.
Kan ga lucu kalau nanti Felix Siauw perang status sama Jonru soal Khalifah junjungan. Belum lagi nanti kalian harus perang sama Imam Besar Petamburan yang sudah memproklamirkan diri sebagai Imam Besar Umat Islam.
Jadi harus jelas, spesifik dan konkrit, kalian itu mau angkat siapa? Misalkan kalian mau angkat Felix Siauw sebagai Khalifahnya, ya sudah usung lah dia dan biarkan diuji di hadapan publik dan sejauh mana dia bisa diterima di hadapan umat.
Dan satu lagi, jika sudah menang tugas kalian akan sangat berat, yaitu mengalahkan ISIS yang Khilafahnya sudah berdiri duluan di Iraq wa Syam. Emang Felix Siauw berani??
Haiyaaa.... kalau ga berani mau ditaruh dimana muka lu di hadapan si "kafir" Bashar al Assad.
Agak kasihan sebenarnya sama teman-teman aktivis HTI mendengar acara "International Khilafah Forum" yang rencananya diselenggarakan di Gedung Balai Sudirman dan Masjid Az-Zikra (dulu bernama Masjid Muammar Qaddafi) mendapat penolakan dimana-mana.
Hidup memang kejam, setelah ditolak di sebagian besar negara muslim Timur Tengah (termasuk Saudi), di Indonesia pun mereka juga mendapat naga-naga yang sama.
Saran saya untuk saudara-saudara Hizbut Tahrir Indonesia. Daripada sibuk mengusung ideologi Khilafah dan teriak-teriak di pinggir jalan pemerintah thoghut, demokrasi kafir dan hancurkan Neolib. Lebih baik tunjukkan siapa sosok yang hendak kalian angkat sebagai Khalifah?
Sepakati dulu dalam intern kalian Hizbut Tahrir sedunia, baik HT Indonesia, HT London, HT Malaysia, HT India dan HT-HT sedunia yang katanya anggotanya ada puluhan juta orang itu siapa Khalifah yang hendak kalian usung?
Dalam islam tidak boleh ada dua orang Khalifah islam di muka bumi. Bahkan ada riwayatnya jika sudah terpilih seorang Khilafah maka bunuhlah Khalifah kedua (yang ngaku-ngaku).
Masa kalah sama ISIS yang baru berdiri 2013 tapi sudah usung Khalifahnya duluan (Abu Bakar al Baghdadi) dan perang mati-matian di Suriah dan Iraq. Sedangkan kalian yang sudah berdiri sejak 1953 sampai hari ini belum jelas Khalifahnya siapa?
Jangan sampai setelah Khilafah berdiri, sesama kalian malah gontok-gontokkan. Seleb medsos pendukung Khalifah yang satu perang tulisan sama seleb medsos pendukung Khalifah yang lain. Masing-masing ribut sendiri, facebook rame, dan akhirnya pemenangnya tetaplah Mark Zuckerberg.
Kan ga lucu kalau nanti Felix Siauw perang status sama Jonru soal Khalifah junjungan. Belum lagi nanti kalian harus perang sama Imam Besar Petamburan yang sudah memproklamirkan diri sebagai Imam Besar Umat Islam.
Jadi harus jelas, spesifik dan konkrit, kalian itu mau angkat siapa? Misalkan kalian mau angkat Felix Siauw sebagai Khalifahnya, ya sudah usung lah dia dan biarkan diuji di hadapan publik dan sejauh mana dia bisa diterima di hadapan umat.
Dan satu lagi, jika sudah menang tugas kalian akan sangat berat, yaitu mengalahkan ISIS yang Khilafahnya sudah berdiri duluan di Iraq wa Syam. Emang Felix Siauw berani??
Haiyaaa.... kalau ga berani mau ditaruh dimana muka lu di hadapan si "kafir" Bashar al Assad.
Jadi pada dasar nya khilafah ini sistim diktator ya? Gile loe ndro..
......
0
3.2K
Kutip
39
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.1KThread•40.3KAnggota
Tampilkan semua post
4141525
#11
siipp NU emang mantap,. kesepakatanya Demokrasi ya harus dipegang apapun resikonya
0
Kutip
Balas