- Beranda
- Stories from the Heart
Black Part Of Woman
...
TS
anism
Black Part Of Woman
Spoiler for Peringatan:
Spoiler for Anissa : Aku Bukan pramuria:
Spoiler for Ibu?!:
Spoiler for I Must Found a Father for You:
Wanita itu unik. Karena itu perlakuan terhadap mereka pun berbeda-beda dan spesial.
mereka selalu punya cerita menarik yang pantas disimak
Anism & (edit by) Fanzangela
Diubah oleh anism 30-05-2019 11:43
devarisma04 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
48.2K
379
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#100
Bertemu Mama Anissa Part 1
Ario membeli sedikit buah tangan. Anissa meminta Aryo membelikan lemper tapi Aryo bersikeras membeli buah-buahan.
“Yo, kenapa sih kamu gak beli lemper aja?”, ujar Anissa.
“Jangan ah. Buah-buahan aja lebih umum.”, Ario menunggu buah itu di parsel.
“Mahal Yo.”,melas Anissa.
“Udah nih. Yuk! Rumah dimana Nis?”, Ario menanyakan jalan. Ario percaya diri dengan kemeja lengan panjang yang baru dibelinya.
Setidaknya tato di lengannya tidak nampak. Kalau memang Anissa punya keluarga yang baik. Apa dia harus menghapus tatonya untuk masuk ke keluarga Anissa?
“Mamaku sangat cerewet Yo. Kalau dia ngomel, kamu pura-pura tidak dengar saja ya. Lalu….”, Anissa terus saja mengoceh tentang keadaan keluarganya sembari berjalan mengarahkan Ario. Anissa sangat cemas kalau-kalau Ario kembali dihina di rumahnya.
Sesampainya di depan pagar. Anissa menitipkan balonnya untuk dipegang Ario. Pagar rumah Anissa tinggi dan cukup megah. Setidaknya bagi Ario. Ario melihat sekeliling rumah. Benar sesuai dugaannya. Anissa hidup dengan tanpa kekurangan satu apapun kecuali keharmonisan keluarga. Hal itu nampak dari rasa percaya diri Anissa yang begitu rendah.
“Kami sudah lama gak pakai mbok. Kata mama, kami semua sudah bisa mengurus urusan masing-masing. Jadi tidak perlu mbok lagi. Seminggu sekali ada yang datang membersihkan rumah.”, ujar Anissa.
“Kalian tidak perlu mencuci pakaian?”, tanya Ario.
“Laundry Yo…. Masa kami cuci sendiri??”, bola mata Anissa berputar.
“Tapi….”, Anissa berhenti setelah memegang gagang pagar.
“Tapi?”, Ario mengulang pertanyaan.
“Aku kangen Mbok. Biasa mbok banyak bercerita kehidupannya di desa. Sepertinya hidup di desa sangat menyenangkan dan tidak stress. Kata mbok di desa ada raksasa dan kerajaan jin.”, Anissa bersungguh-sungguh.
Ario tersenyum melihat Anissa percaya hal begitu. “Kamu tahu mbokmu tinggal di mana sekarang?”, tanya Ario. Anissa menggeleng-gelengkan kepalanya. Anissa membuka pintu dan mempersilahkan Ario duduk.
“Ma!!! Temanku datang.”, Anissa berteriak.
Ario membeli sedikit buah tangan. Anissa meminta Aryo membelikan lemper tapi Aryo bersikeras membeli buah-buahan.
“Yo, kenapa sih kamu gak beli lemper aja?”, ujar Anissa.
“Jangan ah. Buah-buahan aja lebih umum.”, Ario menunggu buah itu di parsel.
“Mahal Yo.”,melas Anissa.
“Udah nih. Yuk! Rumah dimana Nis?”, Ario menanyakan jalan. Ario percaya diri dengan kemeja lengan panjang yang baru dibelinya.
Setidaknya tato di lengannya tidak nampak. Kalau memang Anissa punya keluarga yang baik. Apa dia harus menghapus tatonya untuk masuk ke keluarga Anissa?
“Mamaku sangat cerewet Yo. Kalau dia ngomel, kamu pura-pura tidak dengar saja ya. Lalu….”, Anissa terus saja mengoceh tentang keadaan keluarganya sembari berjalan mengarahkan Ario. Anissa sangat cemas kalau-kalau Ario kembali dihina di rumahnya.
Sesampainya di depan pagar. Anissa menitipkan balonnya untuk dipegang Ario. Pagar rumah Anissa tinggi dan cukup megah. Setidaknya bagi Ario. Ario melihat sekeliling rumah. Benar sesuai dugaannya. Anissa hidup dengan tanpa kekurangan satu apapun kecuali keharmonisan keluarga. Hal itu nampak dari rasa percaya diri Anissa yang begitu rendah.
“Kami sudah lama gak pakai mbok. Kata mama, kami semua sudah bisa mengurus urusan masing-masing. Jadi tidak perlu mbok lagi. Seminggu sekali ada yang datang membersihkan rumah.”, ujar Anissa.
“Kalian tidak perlu mencuci pakaian?”, tanya Ario.
“Laundry Yo…. Masa kami cuci sendiri??”, bola mata Anissa berputar.
“Tapi….”, Anissa berhenti setelah memegang gagang pagar.
“Tapi?”, Ario mengulang pertanyaan.
“Aku kangen Mbok. Biasa mbok banyak bercerita kehidupannya di desa. Sepertinya hidup di desa sangat menyenangkan dan tidak stress. Kata mbok di desa ada raksasa dan kerajaan jin.”, Anissa bersungguh-sungguh.
Ario tersenyum melihat Anissa percaya hal begitu. “Kamu tahu mbokmu tinggal di mana sekarang?”, tanya Ario. Anissa menggeleng-gelengkan kepalanya. Anissa membuka pintu dan mempersilahkan Ario duduk.
“Ma!!! Temanku datang.”, Anissa berteriak.
Diubah oleh anism 24-04-2017 16:52
mmuji1575 memberi reputasi
1