- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4530
Part 102
“Kamu masih mikirin Shela, Vin ? “ tanya Citra yang berbaring di springbed.
“Aku masih gak bisa ngelupain dia. “ jawab ane yang duduk di karpet dan bersandar pada ranjang.
“Bukannya kalian belum lama pacaran ? Waktu di pestanya Putri itu kalian baru aja jadian kan ? “ tanya Citra sambil bangkit duduk.
“Iya. “ jawab ane singkat.
“Cuma nggak nyangka aja… “
“Nggak nyangka gimana ? “ tanya Citra sambil membetulkan tanktopnya.
“Hari ini aku seranjang dengan MC-nya. “ jawab ane nyengir.
“Bisa aja kamu. “ kata Citra ketawa.
“Meskipun kami belum lama pacaran, tapi aku udah bener-bener sayang sama dia, aku nggak tahu kenapa, tapi di mataku dia begitu beda… entahlah, maksudku… aku seperti menemukan cewek idamanku pada diri Shela. “ jawab ane.
“Tapi semua udah berakhir, mungkin aku butuh waktu buat move on dari Shela, cuma nggak tahu sampai kapan. “ jawab ane.
“Kamu bener-bener cinta mati ya sama dia. “ kata Citra dan ane nggak menjawab cuma tersenyum getir.
“Shela beruntung banget ya, dicintai oleh seorang cowok. Meskipun hubungan kalian bubar gara-gara Wulan. “ kata Citra.
“Aku nggak pernah nyalahin siapapun Cit, semua murni kesalahanku. Ah sudahlah, nggak usah dibahas… “ jawab ane.
“Emang kamu gimana ? Kamu udah bisa move on belum ? “ tanya ane.
“Dari siapa ? “ tanya Citra.
“Cewek egois kita putus… “ jawab ane seraya menatap Citra. Mendengar kata-kata ane Citra kelihatan terkejut.
“Rupanya kamu dulu ngelihat-lihat isi WA-ku ya. “ kata Citra dengan nada marah.
“Bukan gitu, waktu itu pas aku pindahin HP kamu, tombol on off-nya kepencet, dan aku nggak sengaja liat ke layar. “ jawab ane.
Citra nggak menjawab cuma tersenyum kecut sambil memegangi dahinya. Wajahnya langsung berubah sedih.
“Haha… sama kayak kamu, diputus sepihak, cuma bedanya mutusinnya lewat WA. Cowok fakultas ********. “ jawab Citra ketawa sedih sambil menggelengkan kepala.
“Sss…sorry Cit… kalau itu bikin kamu sedih lagi. Bukan maksudku… “ kata ane tergagap.
“Nggak papa, aku udah mulai bisa ngelupain dia kok. Tapi emang sih, sakit banget pas tiba-tiba kita diputus secara sepihak. Apalagi saat kita bener-bener sayang sama pacar kita. “ kata Citra seraya duduk di sebelah ane.
Ane nggak berani nanya-nanya lagi, takutnya malah Citra makin galau. Eh ternyata bisa juga nih cewek slebor ini sedih.
“Jangan-jangan waktu itu kamu ngajak aku gituan biar kamu bisa ngelupain mantan kamu itu, hehe ? “ tanya ane bercanda.
“Sorry yah, kamu nggak marah kan ? “ tanya Citra sambil menatap ane.
“Yaa kalau aku sih seneng-seneng aja. “ seloroh ane.
“Ooo gitu ? Ternyata kamu nakal juga ya. “ kata Citra sambil menyentil hidung ane.
“Bukannya aku culun ? “ tanya ane ketawa.
“Iya, nakal tapi culun plus o’on. “ jawab Citra tersenyum meledek. Ane cuma tersenyum simpul.
"Dan sekarang kayaknya kita impas deh. " kata ane.
"Impas gimana ? " tanya Citra.
"Tadi kita gituan lagi kan agar aku bisa ngelupain mantan aku. " kata ane.
"Impas apaan, orang dua-duanya aku yang ngajak semua. " jawab Citra.
"Bener juga ya. " jawab ane ketawa.
"Kalo gitu aku punya ide nih, ceritanya kita berdua sama-sama ditinggal pacar masing-masing kan ? " tanya Citra.
"Terus ? " tanya ane.
"Gimana kalo kita sekarang jadian aja ? " tanya Citra.
"Aku pacaran sama kamu ? " tanya ane dengan nada kaget dan Citra cuma mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
"Tapi kamu kan selalu bilang kalau.... I'm not your type. " kata ane menirukan kata-kata Citra.
"As if I care. " jawab Citra.
"Tapi.... ?! "
Ane kebingungan menjawab pertanyaan Citra. Masa iya sih ane pacaran sama Citra ? Disamping ane nggak ada feeling sama dia, dijamin ntar malah bakal ada masalah serius, terutama sama Wulan dan Irfan. Dan bisa-bisa persahabatan mereka bertiga bakalan rusak, termasuk mungkin persahabatan ane dan Irfan.
"Hehe, aku bercanda keles. " kata Citra sambil mentowel hidung ane. Ah elah...
"Ah, kamu bikin aku deg-degan aja. " jawab ane dengan perasaan lega.
“Lagian kalau kita pacaran, Irfan bakalan ngamuk tuh. “ lanjut ane.
“Irfan ? “ tanya Citra mengernyitkan dahi.
“Iya, dia kan naksir kamu. “ jawab ane.
“Oooh… “ Citra cuma tersenyum simpul.
“Aku tahu sih Vin. Irfan… dia emang cowok yang baik. Cuma… hati aku kayaknya masih belum siap menerima siapapun. “ jawab Citra dengan mata menerawang. Hmm, berarti pas ngajak pacaran tadi Citra emang beneran bercanda.
"Terus kamu sama Wulan gimana ? Apa kalian bakal jadian ? Dia kayaknya juga suka banget sama kamu. " tanya Citra.
"Aku nggak tahu Cit. Bagaimanapun aku masih susah melupakan Shela. Mungkin sama kayak kamu, hati aku belum siap menerima siapapun. " jawab ane sambil menatap Citra.
Citra nggak menjawab, lalu dia memegang dagu ane lalu mendekatkan wajahnya ke wajah ane. Ane pun tahu maksudnya, dan bibir kami berdua pun beradu kembali, dan ane merasa lebih santai saat melakukannya, mungkin inilah rileks yang dimaksud Citra. Tentu aja nggak hanya kiss, seperti saat di ruang tamu, tangan kiri ane juga gerayangan ke dada... ehm... bahkan sampai merogoh tanktopnya.... ah sudahlah. Yang jelas sepertinya kita senasib, sama-sama susah move-on dari para mantan masing-masing.
Tiba-tiba HP-nya Citra berdering nyaring yang langsung menginterupsi aktivitas kami berdua. Ane lihat jam di dinding kamar, rupanya udah jam sepuluh lebih seperempat.
"Siapa Cit ? " tanya ane saat Citra menatap layar HP-nya.
"Sssttt... Wulan. " jawab Citra sambil mengacungkan telunjuk ke bibirnya. Ane pun spontan diem.
"Halo, gimana Lan ? "
".................................. "
"Ya masih di villa lah, masa di kampus. "
".................................. "
"Di kamar.
".................................. "
"Vino ada dibawah, lagi nonton TV. " jawab Citra melirik ane sambil tersenyum.
".................................. "
"Sapa yang tidur keles, aku ke kamar cuma ngambil HP dan tiba-tiba aja kamu telpon. "
".................................. "
"Oke deh kalo gitu.
".................................. "
"Iya jangan kuatir. Parno banget sih. "
".................................. "
“Belum pada balik, biasa kan kalo ke pantai kan lama. “
".................................. "
“Eh mau, mau dong. “ kata Citra antusias.
".................................. "
“Bentar ya, eh Vin, kamu mau beef burger nggak ? “ tanya Citra ke ane.
“Cit !! sssttt..!! “ kontan ane berteriak tertahan sambil mengancungkan telunjuk ke bibir dan Citra langsung kaget lalu menutup mulutnya dengan tangan.
".................................. ?!! "
".................................. ?!! "
“Eh iya iya gimana Lan ? “ tanya Citra tergagap menjawab telpon Wulan.
".................................. "
“Nggak… nggak kok, aku sekarang ada di ruang tamu. Vino masih di sini, nggak di kamar. “
".................................. "
“Ya nggak lah say, aku nggak bakal macem-macem sama Vino, orang Vino aja masih sedih gitu kok. Diajak ngomong juga masih gak nyambung. “ kata Citra sambil ketawa tanpa suara.
".................................. "
“Yaelaaa malah bahas itu lagi. Kamu lupa ya kesepakatan kita semalem ? “
".................................. "
“Iyaaa, percaya deh sama aku. Oke say. “ jawab Citra lalu menutup HP-nya.
“Kamu apa-apaan sih, nyaris aja ketahuan Wulan. “ kata ane ke Citra yang ketawa cekikian.
“Nggak kebayang deh gimana ekspresi Wulan tadi. “ kata Citra.
“Terus Wulan ngomong apa aja Cit ? " tanya ane.
"Mereka udah mau balik. Cuma kayaknya sih tadi mereka lagi makan burger makanya nawarin kita. " jawab Citra.
"Jam segini di warung burger ? Lho emang Putri sama Wulan sebenarnya ke kota ngapain sih ? “ tanya ane penasaran.
“Mana aku tahu. Mereka gak bilang apa-apa. “ jawab Citra.
“Berarti mereka sampai sini paling sejam lagi ya ? “ tanya ane.
“Mungkin. “ jawab Citra.
“Berarti bisa sekali lagi dong hehe... “ jawab ane sambil cengengesan.
“Ternyata kamu itu ya… “ kata Citra tersenyum seraya mencolek hidung ane.
“Biar gantian lah, sekarang aku yang ngajak kamu. Dan mumpung kamu belum pakai celana. “ kata ane sambil nyengir.
“Dasar. “ kata Citra ketawa.
Ane lalu memegang dagunya Citra dan mendekatkan bibir ane ke bibirnya. Dia langsung menyambutnya dan bibir kami kembali saling melumat setelah sebelumnya sempat terganggu telpon dari Wulan. Tentu saja tangan kiri ane kembali bergerilya ke dalam tanktop… ah.. skip skip !!
Kami berdua lalu kembali naik ke springbed, lalu kami… ehm ya anggap aja kami melanjutkan maen game Tekken 6, dan Citra masih pake Christie Monteiro. Biar nggak kalah pake jagoan ane, Jin Kazama tapi tetep sama aja ane bukan tandingan Citra
dan lagi-lagi ane disikat habis
Ah elah, hebat banget nih Citra
atau mungkin ane yang levelnya emang masih pemula 
Setelah puas bercint... eh maksud ane selesai maen Tekken 6, kemudian kami berdua kembali ke ruang tamu, tentu saja setelah membereskan segala sesuatu untuk meninggalkan jejak termasuk …ehm… seperangkat Xbox360 beserta semua joystick-nya yang kami pergunakan buat main game tersebut.
Kami berdua melanjutkan nonton film After The Sunser lewat VCD di TV ruang tamu. Tiba-tiba Citra menatap ane dengan tersenyum simpul, dan ane pun balas tersenyum. Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu ane dan ane lalu merangkul pundaknya. Kami pun lalu asyik menonton adegan demi adegan di layar TV, persis kayak orang pacaran.
"Kita kayak orang pacaran ya ? " tanya ane ke Citra yang masih bersandar di bahu ane.
"Idih ngarep deh. Remember, you're still not my type. " jawab Citra ketawa.
"Am I ? " tanya ane lagi. Kali ini sambil mendekatkan bibir ane ke bibirnya Citra.
"Not for a million years. " jawab Citra lirih sambil menyambut bibir ane dengan memejamkan mata.
Dan kami berdua melakukan kissing lagi di sofa ruang tamu villa dengan serunya, dan nggak lupa tangan kanan ane gerayangan ke dalam tankt... ah sudahlah skip aja lah
Dan kira-kira sejam kemudian terdengar deru suara mobil dari luar villa, Putri dan Wulan datang kah ? Ane dan Citra yang masih duduk di sofa ruang tamu spontan berdiri dan melongok keluar, dan ternyata emang suara mobilnya Aldo alias pacarnya Putri. Gak berapa lama tiba-tiba Wulan ngeloyor masuk dan langsung menghampiri ane. Dia kelihatan gelisah sekali. Ane pun berdiri menyambutnya.
“Vin, aku mau bicara. “ kata Wulan dengan nada serius.
“Ada apa ? “ tanya ane penasaran.
“Ikut aku ke rooftop. “ kata Wulan lagi.
“Ada apa sih ? Kok kayaknya serius banget. Putri mana ? “ tanya ane.
“Udah ikut aja. “ jawab Wulan nggak sabar sambil menggeret lengan ane.
“Awas ya kamu !! “ kata Wulan ketus ke Citra, yang cuma tersenyum-senyum penuh arti.
“Daaahhh… “ kata Citra sambil melambaikan tangan ke ane dengan nada mesra.
Sambil berjalan ke rooftop, ane pun balas tersenyum melambaikan tangan ke Citra. Melihat sikap ane kontan aja Wulan kaget.
“Lho, Vin ? Kamu kok udah nggak sedih lagi ? “ tanya Wulan dengan nada terkejut.
“Yaa masih dikit sih, masa galau kok terus-terusan.. haha… “ jawab ane ketawa.
“Iyaa tapi tadi di telpon Citra bilang kamu masih sedih, kok sekarang bisa udah ketawa-ketiwi gitu. Kamu ngapain aja sama Citra ?! “ tanya Wulan dengan nada menuh selidik.
“Nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol sama nonton film di TV aja kok. “ jawab ane berkilah dan bohong.
Wulan cuma diem mendengar jawaban ane, tapi sepertinya dia nggak percaya 100%. Sampai di rooftop kami lalu duduk di meja makan. Wulan menatap ane dengan tatapan serius.
“Vin, aku mau nanya sama kamu. “ kata Wulan.
“Nanya apa ? “ tanya ane penasaran.
“Kamu masih sayang sama Shela ? “ tanya Wulan lagi. Terang aja pertanyaan Wulan bikin ane kaget.
“Ya jelaslah. Aku sayang banget sama Shela. Kenapa emang ? “ tanya ane dengan perasaan mulai nggak enak. Mendengar jawaban ane, Wulan keliatan ragu-ragu.
“Aku mau bicara soal Shela… kamu… yang kuat ya… ? “ jawab Wulan dengan nada lirih sambil menatap ane.
“Shela kenapa Lan ?! “ tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
“Aku masih gak bisa ngelupain dia. “ jawab ane yang duduk di karpet dan bersandar pada ranjang.
“Bukannya kalian belum lama pacaran ? Waktu di pestanya Putri itu kalian baru aja jadian kan ? “ tanya Citra sambil bangkit duduk.
“Iya. “ jawab ane singkat.
“Cuma nggak nyangka aja… “
“Nggak nyangka gimana ? “ tanya Citra sambil membetulkan tanktopnya.
“Hari ini aku seranjang dengan MC-nya. “ jawab ane nyengir.
“Bisa aja kamu. “ kata Citra ketawa.
“Meskipun kami belum lama pacaran, tapi aku udah bener-bener sayang sama dia, aku nggak tahu kenapa, tapi di mataku dia begitu beda… entahlah, maksudku… aku seperti menemukan cewek idamanku pada diri Shela. “ jawab ane.
“Tapi semua udah berakhir, mungkin aku butuh waktu buat move on dari Shela, cuma nggak tahu sampai kapan. “ jawab ane.
“Kamu bener-bener cinta mati ya sama dia. “ kata Citra dan ane nggak menjawab cuma tersenyum getir.
“Shela beruntung banget ya, dicintai oleh seorang cowok. Meskipun hubungan kalian bubar gara-gara Wulan. “ kata Citra.
“Aku nggak pernah nyalahin siapapun Cit, semua murni kesalahanku. Ah sudahlah, nggak usah dibahas… “ jawab ane.
“Emang kamu gimana ? Kamu udah bisa move on belum ? “ tanya ane.
“Dari siapa ? “ tanya Citra.
“Cewek egois kita putus… “ jawab ane seraya menatap Citra. Mendengar kata-kata ane Citra kelihatan terkejut.
“Rupanya kamu dulu ngelihat-lihat isi WA-ku ya. “ kata Citra dengan nada marah.
“Bukan gitu, waktu itu pas aku pindahin HP kamu, tombol on off-nya kepencet, dan aku nggak sengaja liat ke layar. “ jawab ane.
Citra nggak menjawab cuma tersenyum kecut sambil memegangi dahinya. Wajahnya langsung berubah sedih.
“Haha… sama kayak kamu, diputus sepihak, cuma bedanya mutusinnya lewat WA. Cowok fakultas ********. “ jawab Citra ketawa sedih sambil menggelengkan kepala.
“Sss…sorry Cit… kalau itu bikin kamu sedih lagi. Bukan maksudku… “ kata ane tergagap.
“Nggak papa, aku udah mulai bisa ngelupain dia kok. Tapi emang sih, sakit banget pas tiba-tiba kita diputus secara sepihak. Apalagi saat kita bener-bener sayang sama pacar kita. “ kata Citra seraya duduk di sebelah ane.
Ane nggak berani nanya-nanya lagi, takutnya malah Citra makin galau. Eh ternyata bisa juga nih cewek slebor ini sedih.
“Jangan-jangan waktu itu kamu ngajak aku gituan biar kamu bisa ngelupain mantan kamu itu, hehe ? “ tanya ane bercanda.
“Sorry yah, kamu nggak marah kan ? “ tanya Citra sambil menatap ane.
“Yaa kalau aku sih seneng-seneng aja. “ seloroh ane.
“Ooo gitu ? Ternyata kamu nakal juga ya. “ kata Citra sambil menyentil hidung ane.
“Bukannya aku culun ? “ tanya ane ketawa.
“Iya, nakal tapi culun plus o’on. “ jawab Citra tersenyum meledek. Ane cuma tersenyum simpul.
"Dan sekarang kayaknya kita impas deh. " kata ane.
"Impas gimana ? " tanya Citra.
"Tadi kita gituan lagi kan agar aku bisa ngelupain mantan aku. " kata ane.
"Impas apaan, orang dua-duanya aku yang ngajak semua. " jawab Citra.
"Bener juga ya. " jawab ane ketawa.
"Kalo gitu aku punya ide nih, ceritanya kita berdua sama-sama ditinggal pacar masing-masing kan ? " tanya Citra.
"Terus ? " tanya ane.
"Gimana kalo kita sekarang jadian aja ? " tanya Citra.
"Aku pacaran sama kamu ? " tanya ane dengan nada kaget dan Citra cuma mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
"Tapi kamu kan selalu bilang kalau.... I'm not your type. " kata ane menirukan kata-kata Citra.
"As if I care. " jawab Citra.
"Tapi.... ?! "
Ane kebingungan menjawab pertanyaan Citra. Masa iya sih ane pacaran sama Citra ? Disamping ane nggak ada feeling sama dia, dijamin ntar malah bakal ada masalah serius, terutama sama Wulan dan Irfan. Dan bisa-bisa persahabatan mereka bertiga bakalan rusak, termasuk mungkin persahabatan ane dan Irfan.
"Hehe, aku bercanda keles. " kata Citra sambil mentowel hidung ane. Ah elah...
"Ah, kamu bikin aku deg-degan aja. " jawab ane dengan perasaan lega.
“Lagian kalau kita pacaran, Irfan bakalan ngamuk tuh. “ lanjut ane.
“Irfan ? “ tanya Citra mengernyitkan dahi.
“Iya, dia kan naksir kamu. “ jawab ane.
“Oooh… “ Citra cuma tersenyum simpul.
“Aku tahu sih Vin. Irfan… dia emang cowok yang baik. Cuma… hati aku kayaknya masih belum siap menerima siapapun. “ jawab Citra dengan mata menerawang. Hmm, berarti pas ngajak pacaran tadi Citra emang beneran bercanda.
"Terus kamu sama Wulan gimana ? Apa kalian bakal jadian ? Dia kayaknya juga suka banget sama kamu. " tanya Citra.
"Aku nggak tahu Cit. Bagaimanapun aku masih susah melupakan Shela. Mungkin sama kayak kamu, hati aku belum siap menerima siapapun. " jawab ane sambil menatap Citra.
Citra nggak menjawab, lalu dia memegang dagu ane lalu mendekatkan wajahnya ke wajah ane. Ane pun tahu maksudnya, dan bibir kami berdua pun beradu kembali, dan ane merasa lebih santai saat melakukannya, mungkin inilah rileks yang dimaksud Citra. Tentu aja nggak hanya kiss, seperti saat di ruang tamu, tangan kiri ane juga gerayangan ke dada... ehm... bahkan sampai merogoh tanktopnya.... ah sudahlah. Yang jelas sepertinya kita senasib, sama-sama susah move-on dari para mantan masing-masing.
Tiba-tiba HP-nya Citra berdering nyaring yang langsung menginterupsi aktivitas kami berdua. Ane lihat jam di dinding kamar, rupanya udah jam sepuluh lebih seperempat.
"Siapa Cit ? " tanya ane saat Citra menatap layar HP-nya.
"Sssttt... Wulan. " jawab Citra sambil mengacungkan telunjuk ke bibirnya. Ane pun spontan diem.
"Halo, gimana Lan ? "
".................................. "
"Ya masih di villa lah, masa di kampus. "
".................................. "
"Di kamar.
".................................. "
"Vino ada dibawah, lagi nonton TV. " jawab Citra melirik ane sambil tersenyum.
".................................. "
"Sapa yang tidur keles, aku ke kamar cuma ngambil HP dan tiba-tiba aja kamu telpon. "
".................................. "
"Oke deh kalo gitu.
".................................. "
"Iya jangan kuatir. Parno banget sih. "
".................................. "
“Belum pada balik, biasa kan kalo ke pantai kan lama. “
".................................. "
“Eh mau, mau dong. “ kata Citra antusias.
".................................. "
“Bentar ya, eh Vin, kamu mau beef burger nggak ? “ tanya Citra ke ane.
“Cit !! sssttt..!! “ kontan ane berteriak tertahan sambil mengancungkan telunjuk ke bibir dan Citra langsung kaget lalu menutup mulutnya dengan tangan.
".................................. ?!! "
".................................. ?!! "
“Eh iya iya gimana Lan ? “ tanya Citra tergagap menjawab telpon Wulan.
".................................. "
“Nggak… nggak kok, aku sekarang ada di ruang tamu. Vino masih di sini, nggak di kamar. “
".................................. "
“Ya nggak lah say, aku nggak bakal macem-macem sama Vino, orang Vino aja masih sedih gitu kok. Diajak ngomong juga masih gak nyambung. “ kata Citra sambil ketawa tanpa suara.
".................................. "
“Yaelaaa malah bahas itu lagi. Kamu lupa ya kesepakatan kita semalem ? “
".................................. "
“Iyaaa, percaya deh sama aku. Oke say. “ jawab Citra lalu menutup HP-nya.“Kamu apa-apaan sih, nyaris aja ketahuan Wulan. “ kata ane ke Citra yang ketawa cekikian.
“Nggak kebayang deh gimana ekspresi Wulan tadi. “ kata Citra.
“Terus Wulan ngomong apa aja Cit ? " tanya ane.
"Mereka udah mau balik. Cuma kayaknya sih tadi mereka lagi makan burger makanya nawarin kita. " jawab Citra.
"Jam segini di warung burger ? Lho emang Putri sama Wulan sebenarnya ke kota ngapain sih ? “ tanya ane penasaran.
“Mana aku tahu. Mereka gak bilang apa-apa. “ jawab Citra.
“Berarti mereka sampai sini paling sejam lagi ya ? “ tanya ane.
“Mungkin. “ jawab Citra.
“Berarti bisa sekali lagi dong hehe... “ jawab ane sambil cengengesan.
“Ternyata kamu itu ya… “ kata Citra tersenyum seraya mencolek hidung ane.
“Biar gantian lah, sekarang aku yang ngajak kamu. Dan mumpung kamu belum pakai celana. “ kata ane sambil nyengir.
“Dasar. “ kata Citra ketawa.
Ane lalu memegang dagunya Citra dan mendekatkan bibir ane ke bibirnya. Dia langsung menyambutnya dan bibir kami kembali saling melumat setelah sebelumnya sempat terganggu telpon dari Wulan. Tentu saja tangan kiri ane kembali bergerilya ke dalam tanktop… ah.. skip skip !!
Kami berdua lalu kembali naik ke springbed, lalu kami… ehm ya anggap aja kami melanjutkan maen game Tekken 6, dan Citra masih pake Christie Monteiro. Biar nggak kalah pake jagoan ane, Jin Kazama tapi tetep sama aja ane bukan tandingan Citra
dan lagi-lagi ane disikat habis
Ah elah, hebat banget nih Citra
atau mungkin ane yang levelnya emang masih pemula 
Setelah puas bercint... eh maksud ane selesai maen Tekken 6, kemudian kami berdua kembali ke ruang tamu, tentu saja setelah membereskan segala sesuatu untuk meninggalkan jejak termasuk …ehm… seperangkat Xbox360 beserta semua joystick-nya yang kami pergunakan buat main game tersebut.
Kami berdua melanjutkan nonton film After The Sunser lewat VCD di TV ruang tamu. Tiba-tiba Citra menatap ane dengan tersenyum simpul, dan ane pun balas tersenyum. Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu ane dan ane lalu merangkul pundaknya. Kami pun lalu asyik menonton adegan demi adegan di layar TV, persis kayak orang pacaran.
"Kita kayak orang pacaran ya ? " tanya ane ke Citra yang masih bersandar di bahu ane.
"Idih ngarep deh. Remember, you're still not my type. " jawab Citra ketawa.
"Am I ? " tanya ane lagi. Kali ini sambil mendekatkan bibir ane ke bibirnya Citra.
"Not for a million years. " jawab Citra lirih sambil menyambut bibir ane dengan memejamkan mata.
Dan kami berdua melakukan kissing lagi di sofa ruang tamu villa dengan serunya, dan nggak lupa tangan kanan ane gerayangan ke dalam tankt... ah sudahlah skip aja lah
Dan kira-kira sejam kemudian terdengar deru suara mobil dari luar villa, Putri dan Wulan datang kah ? Ane dan Citra yang masih duduk di sofa ruang tamu spontan berdiri dan melongok keluar, dan ternyata emang suara mobilnya Aldo alias pacarnya Putri. Gak berapa lama tiba-tiba Wulan ngeloyor masuk dan langsung menghampiri ane. Dia kelihatan gelisah sekali. Ane pun berdiri menyambutnya.
“Vin, aku mau bicara. “ kata Wulan dengan nada serius.
“Ada apa ? “ tanya ane penasaran.
“Ikut aku ke rooftop. “ kata Wulan lagi.
“Ada apa sih ? Kok kayaknya serius banget. Putri mana ? “ tanya ane.
“Udah ikut aja. “ jawab Wulan nggak sabar sambil menggeret lengan ane.
“Awas ya kamu !! “ kata Wulan ketus ke Citra, yang cuma tersenyum-senyum penuh arti.
“Daaahhh… “ kata Citra sambil melambaikan tangan ke ane dengan nada mesra.
Sambil berjalan ke rooftop, ane pun balas tersenyum melambaikan tangan ke Citra. Melihat sikap ane kontan aja Wulan kaget.
“Lho, Vin ? Kamu kok udah nggak sedih lagi ? “ tanya Wulan dengan nada terkejut.
“Yaa masih dikit sih, masa galau kok terus-terusan.. haha… “ jawab ane ketawa.
“Iyaa tapi tadi di telpon Citra bilang kamu masih sedih, kok sekarang bisa udah ketawa-ketiwi gitu. Kamu ngapain aja sama Citra ?! “ tanya Wulan dengan nada menuh selidik.
“Nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol sama nonton film di TV aja kok. “ jawab ane berkilah dan bohong.
Wulan cuma diem mendengar jawaban ane, tapi sepertinya dia nggak percaya 100%. Sampai di rooftop kami lalu duduk di meja makan. Wulan menatap ane dengan tatapan serius.
“Vin, aku mau nanya sama kamu. “ kata Wulan.
“Nanya apa ? “ tanya ane penasaran.
“Kamu masih sayang sama Shela ? “ tanya Wulan lagi. Terang aja pertanyaan Wulan bikin ane kaget.
“Ya jelaslah. Aku sayang banget sama Shela. Kenapa emang ? “ tanya ane dengan perasaan mulai nggak enak. Mendengar jawaban ane, Wulan keliatan ragu-ragu.
“Aku mau bicara soal Shela… kamu… yang kuat ya… ? “ jawab Wulan dengan nada lirih sambil menatap ane.
“Shela kenapa Lan ?! “ tanya ane dengan perasaan mulai gelisah.
Diubah oleh gridseeker 03-05-2017 10:34
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan