Bukan Teo yang biasanya
Quote:
Tidak aja hal yang terjadi hari itu, intinya aku dan Wina sudah saling kenal lebih dalam, keesokan harinya di sekolah pun berjalan lancar seperti biasa. Banyak hal konyol yang kadang di lakukan Wina, mulai dari menarik hidungku sepanjang jalan ke kantin, dia bisa ngambek dan manja dalam waktu sekejap, tapi ada 1 hal yang membuatku semakin yakin kalau dia itu aneh. Tepatnya saat kita sudah pacaran selama 2 minggu, waktu itu hari sabtu dan sedang latihan paskib. Seharian ini Wina sama sekali tidak berbicara denganku, di tanya dia hanya akan menjawab seadanya, bahkan dia lebih banyak bergabung dengan yang lain.
“kamu kenapa sih Win?”, kataku saat istirahat latihan
“ga apa-apa”, kata Wina
“dari tadi kamu kalo di tanya ga mau ngomong”, kataku
“beneran ga apa-apa”, katanya
“Win”, kataku
Dia langsung pamit dan pergi.
“kak Teo”, kata seseorang
Aku pun nengok ke belakang, dia adalah adik kelasku dan kami satu ekskul
“kenapa?”, kataku
“bisa lanjut lagi latihannya?”, katanya
“kan lagi istirahat”, kataku
“aku udah istirahat kok, jadi bisa lanjut lagi”, katanya
Hari ini, kami di bagi beberapa kelompok untuk latihan individu, dan aku dapat kelompok yang terdiri dari 3 cewe dan 1 cowo, semuanya kelas 1. Ada 1 cewe yang sebenarnya bukan dari kelompokku namun dia minta di tukar agar masuk kelompokku dengan alasan ada temannya di sini. Aku yang tidak mau ambil pusingpun tidak mempermasalahkan itu.
“udah cukup latihannya”, kataku pada kelompok
“yang lain kan belum kak?”, kata yang cowo
“kalian juga butuh istirahat”, kataku, padahal pikiranku yang tidak bisa konsentrasi karena tingkah laku Wina
Merekapun duduk memisahkan diri dariku.
“kenapa kak?”, kata Ria, cewe yang minta tukeran kelompok
“kenapa apanya?”, kataku
“kakak ga fokus hari ini, ada masalah?”, katanya
“ga ada”, kataku
Akupun terus melihat ke arah Wina yang sedang melatih kelompoknya waktu itu, melihatnya tertawa melihatnya dekat dengan cowo lain membuatku gerah, tapi aku masih menahan diriku. Sepanjang latihan aku tidak bisa melepas pandanganku dari Wina, sampai akhirnya latihan pun selesai. Wina terlihat sangat dekat dengan anak kelas 1 itu dan aku sudah dalam batasanku.
“hei”, sapaku pada mereka
Lalu Wina mengajak anak kelas 1 ini pergi, emosiku benar-benar memuncak. “silver” yang sudah lama tak terlihat sekarang muncul di sebelah cowo itu. terlihat jelas “silver” tersenyum saat itu, akupun langsung berjalan mendekatinya.
“stop! Mau ngapain lu dek”, kata kak Suci yang tiba-tiba menahanku
“lepasin kak”, kataku
“jangan konyol dek, gua tau apa yang bakal lu lakuin”, katanya
Akupun menatap kak Suci
“stop dek gua ga suka cara lu ngeliat gua”, katanya yang langsung menarikku ke DPR.
“lu diem di sini gua yang bawa Wina”, katanya
Setelah kak Suci pergi posisinya di gantikan oleh “silver” yang berdiri di depanku, dia tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri. Akupun melihat ke arahnya dan dia melihat ke arahku, entah kenapa perasaanku tiba-tiba hampa, aku tidakmerasakan emosi yang tadi meluap-luap, hanya perasaan kosong. Tak lama kak Suci datang bersama Wina.
“mendingan lu ngomong deh Win”, kata kak Suci
“yang maaf aku kelewatan ya”, kata Wina
Akupun tidak menjawabnya
“yang ko kamu diem aja?”, kata Wina
Tapi aku sama sekali tidak menjawabnya
“maaf yang, aku Cuma mau tau kamu cemburu ga kalo aku deket sama cowo lain. Kak Suci langsung samperin aku dan ngasih tau apa yang bakal kamu lakuin yang, mangakanya aku lansung kesini. Maaf”, katanya
Akupuun berdiri dan meninggalkan mereka tanpa berbicara apapun, aku berjalan ke arah sekre dan Wina menarik tangnku
“kamu jangan marah”, kata Wina
Aku tetap tidak menjawbnya, di dalam sekre bisa ku lihat cowo itu masih ada, sepertinya mau pulang.
“hei, jawab aku kenapa sih”, katnaya
Akupun menepis tangan Wina, mungkin aku terlalu kasar yang membuat Wina mengaduh, tiba-tiba anak kelas 1 ini mendekatiku
“kak jangan kasar sama cewe”, katanya
“dek mendingan lu ga usah ikut campur”, kata kak Suci ke anak kelas 1
Akupun melewati anak kelas 1 ini, dan Wina menarik tanganku namun aku tepis lagi
“gua ga peduli lu kakak kelas tapi kalau lu kasar sama cewe...”, ucapnya terpotong
“BRAAAAKK”, suara pintu yang terkena badan anak kelas 1 yang sedang ku cekik ini.
“yang stop!”, kata Wina menarik tubuhku
Kak Suci pun menarik tubuhku tapi aku tidak bergeming sama sekali, lalu kak Suci memuntir tanganku
“dek, gua patahain tangan lu kalo lu ga lepasin dia”, kata kak Suci
Akupun melihat ke arahnya, tiba-tiba kak Suci menjuah dan melepaskan tanganku, akupun mendorong anak kelas 1 ke arah kak Suci, dan dia langusng lari. Akupun mengambil tasku lalu pergi.
“yang”, kata Wina menghadangku
Akupun menatapnya.
“yang, jangan gini yang. Aku minta maaf. Aku janji ga akan ulangin lagi yang”, kata Wina
Akupun melewatinya, tapi Wina kembali menghadangku.
“biarin Teo sendiri dulu Win”, kata kak Suci
“ga bisa kak, Teo harus balik kaya Teo yang biasanya”, ktak Wina