- Beranda
- Stories from the Heart
[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta
...
TS
rzrdn62
[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta
⇝★Special Main cover by Special Somebody★⇜
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/30/9697908_20170430071846.jpg)
▓▓∷rvn894∷▓▓
╠⇌≪PERKENALAN≫⇋╣
╠⇌≪RULES≫⇋╣
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/30/9697908_20170430071846.jpg)
▓▓∷rvn894∷▓▓
Quote:
╠⇌≪PERKENALAN≫⇋╣
Quote:
╠⇌≪Frequently Asked Questions≫⇋╣
Spoiler for FAQ:
╠⇌≪RULES≫⇋╣
Spoiler for Rules:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
╠⇌≪INDEX≫⇋╣
Spoiler for LIST All of INDEX:
Diubah oleh rzrdn62 15-06-2017 23:45
efti108 dan anasabila memberi reputasi
2
80.4K
929
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rzrdn62
#124
Part 16: Hal Indah Untuk Yang Terindah (3)
Setelah melalui perjalanan yang gw pikir cukup menyenangkan karena diselingi dengan obrolan dan candaan, tak terasa kami berdua sebentar lagi akan sampai di kafe yang menjadi tujuan kami.
Seseampainya di kafe, gw memarkirkan si Red di tempat parkir yang tersedia lalu gw dengan Erlin turun dari atas Red dan berjalan menuju ke kafe tersebut. Suasana di sini bisa dibilang cukup enak dan nyaman, dengan dekorasi yang terlihat modern namun agak klasik menambah nuansa berkelas pada kafe ini. Kursinya pun tertata rapih dengan meja yang memiliki ukuran lebar tetapi tidak terlalu tinggi menambah kenyamanan untuk menyantap pesanan yang akan dinikmati.
Kondisi disini juga lumayan ramai sekali pada sore ini. Kami pun memutuskan untuk duduk di meja yang terletak diluar saja agar bisa sekalian menatapi suasana jalan raya yang sudah mulai cukup ramai. Tak lama setelah kami duduk, seorang pelayan menghampiri kami dan memberikan sebuah daftar menunya.
Gw: "Mau pesen apa Lin?"
Erlin: "Aku sama kaya kamu aja deh."
Gw: "Astaga, selalu aja nyamain. Tapi aku cuma mau pesen minuman doang lho. Emang kamu gak laper?"
Erlin: "Ngga terlalu Rez. Hihi."
Gw: "Hmm yaudah deh, tapi nanti pas sampai rumah langsung makan ya."
Erlin: "Iya iya..."
Kami memutuskan untuk memesan sebuah es teh saja. Karena Erlin bilang gak terlalu lapar, jadi gw meng-iyakan saja apa yang dia mau. Daripada nanti ngambek lagi, bisa repot gw. Gw menandai pesenan kami berdua lalu memberikannya kepada waitress yang sedang berada di dekat pintu masuk kafe lalu kembali duduk di kursi tepat disebelah Erlin.
Erlin: "Katanya kamu mau ngasih aku kejutan, mana kejutannya?"
Gw: "Sabar tukang ngambeeek.
" -ucap gw sambil mencubit hidung Erlin.
Erlin: "Ihh sakiiit. Tuh kaan jadi merah, kamu mah.
" -ucapnya sambil memegangi hidungnya.
Gw: "Hahaha...Abisan aku gemes sama kamu."
Erlin: "Ohh gemes ya. Sini gantian aku juga gemes sama kamu. Nih rasain..." -ucapnya sambil mencubit pinggang gw.
Gw: "Aduh aduh. Kamu malah nyubitnya lebih sakit sih. Curang nih. Nanti kalau aku masuk rumah sakit gimana? Tanggung jawab ya kamu."
Erlin: "Gantian. Lagian lebay banget cuma dicubit bisa sampe masuk rumah sakit segala."
Gw: "Kalo bukan di kafe mah udah aku apain tau kamu."
Erlin: "Mau kamu apain emangnya?"
Gw: "Mau aku cium.
"
Erlin: "Dasar mesuuum. Nih rasain lagi nih.
" -ucapnya sambil mencubiti pinggang gw.
Gw: "Aduh. Iya Lin ampun, aku cuma bercanda."
Erlin: "Hihihi. Aku juga bercanda kali. Abisan kamu bikin aku gregetan sih."
Gw: "Gregetan mau nyium aku ya? Hahaha."
Erlin: "Diihhh. Cium aja ban si Red sono."
Gw: "Gak ah. Gak ada rasanya."
Erlin: "Emang kalau nyium aku ada rasanya?"
Gw: "Ada lah."
Erlin: "Rasa apa tuh?"
Gw: "Rasa tidak ingin terpisah oleh mu.
"
Erlin: "Hahaha. Emang segitu enaknya ya rasanya, sampe kamu jadi gak mau terpisah sama aku abis nyium?"
Gw: "Tau deh Lin."
Erlin: "Iihhh jelasin..."
Gw: "Gak ah. Hahaha."
Tidak terasa karena saking asiknya mengobrol dan bercanda, pesanan kami akhirnya tiba juga. Lalu kami segera meminum es teh yang kami pesan sambil mengobrol kembali.
Gw: "Lin?"
Erlin: "Hmm?"
Gw: "Kamu di sekolah gimana tuh setiap harinya? Ada anak cowok yang godain kamu gak?"
Erlin: "Pas baru baru masuk ada Rez beberapa, cuma akhir akhir ini udah ngga ada lagi kok. Kamu takut yaa?"
Gw: "Eh siapa bilang aku takut? Aku cuma khawatir aja."
Erlin: "Tenang aja Rez, aku juga pastinya tau kok kalau udah ada kamu yang bener bener sayang sama aku. Jadi aku harus tetep ngejaga kepercayaan kamu juga hubungan kita walaupun jarak kamu lagi jauh dari aku."
Gw: "Ah masa?"
Erlin: "Aku itu orangnya kalau udah sayang banget sama seseorang, pasti akan menjaga dengan baik hati orang tersebut juga hubungan yang lagi aku jalanin bersama orang itu. Dan orang yang aku maksud adalah kamu Rez. Jadi kamu ngga usah khawatir.
"
Gw: "Aku seneng ngedenger hal itu dari kamu Lin. Makasih ya."
Erlin: "Iya sama sama Rez."
Gw: "Yaudah cepet abisin minumnya tuh, aku udah mau abis nih. Biar kita bisa cepet sampai rumah kamu."
Setelah minuman pesenan kami habis dan membayarnya, kami berdua langsung meninggalkan kafe dan menuju ke parkiran tempat si Red berada lalu segera bergegas menuju ke rumah Erlin. Berhubung hari sudah semakin gelap dan jalanan juga sudah semakin ramai karena ini adalah malam minggu, gw pun sedikit merasakan pegal ketika mengendarai si Red.
-SKIP-
Sesampainya didepan rumah Erlin, gw melihat bokap dan nyokap serta supirnya sedang berada di halaman. Mereka terlihat seperti ingin pergi ke suatu tempat karena cara berpakaian mereka yang rapih dan juga membawa beberapa koper. Erlin pun turun dari Red dan disusul oleh gw, lalu kami berdua menghampiri orang tua Erlin.
Erlin: "Mah, pah..." -ucapnya sambil mencium tangan kedua orangtuanya
Gw: "Assalammualaikum om, tante." -ucp gw yang yang juga mencium tangan oangtua Erlin setelahnya.
Orang tua Erlin: "Waalaikumsalam."
Papah Erlin: "Kamu dari mana aja nak? Jam segini baru sampai rumah."
Ibu Erlin: "Papah kaya ngga tau aja urusan anak muda. Kan sekarang malam minggu. Itu kan buktinya Erlin bawa pacarnya kesini."
Papah Erlin: "Oh iya ya haha. Papah hampir lupa."
Erlin: "Mah, pah. Ini Reza, pacar Erlin yang pernah Erlin ceritain ke papah sama mamah waktu itu."
Papah Erlin: "Nak Reza sudah berapa lama kenal sama Erlin?"
Gw: "Baru hampir sekitar satu bulan om."
Ibu Erlin: "Erlin kalau lagi ada om dan tante dirumah dia suka cerita tentang kamu loh. Terutama kalau lagi sama tante, Erlin cerita banyak banget tentang nak Reza."
Erlin: "Mamaah malah ngasih tau ke Reza kalau Erlin sering cerita. Kan Erlin bilang jangan kasih tau Reza maah." -ucapnya dengan bibir yang cemberut.
Gw: "Wah, saya jadi malu nih tante. Hehe."
Ibu Erlin: "Erlin ini anaknya emang manja dan ambekan Rez, jadi kamu yang sabar ya menghadapi sifat Erlin yang begini."
Gw: "Iya tante pastinya saya akan menghadapi sifat Erlin dengan sabar."
Ibu Erlin: "Nah bagus dong kalau gitu nak."
Papah Erlin: "Rezanya ajak duduk di teras gih nak. Papah sama mamah ada urusan di Serang. Besok siang baru pulang lagi."
Erlin: "Tapi kan papah sama mamah baru pulang tadi pagi dari Bandung, emang ngga capek?"
Papah Erlin: "Ya mau gimana lagi nak? Kalau bisnis ini papah batalkan nanti perusahaan papah bisa bangkrut. Yaudah papah sama mamah pamit dulu. Buat nak Reza, tolong jagain Erlin ya."
Erlin: "Yaudah hati hati ya pah, mah."
Gw: "Iya siap om. Om sama tante hati hati di jalan ya."
Kedua orangtua Erlin langsung masuk ke dalam mobil lalu segera berangkat ke Serang meninggalkan gw dengan Erlin disini. Setelah gw memasukkan Red dan memarkirkannya di halaman, gerbang pun Erlin tutup lalu kami berdua berjalan menuju ke teras rumah.
Erlin: "Kamu nginep lagi ya, Rez. Pliss temenin aku."
Gw: "Waduh Lin, emang gak apa apa?"
Erlin: "Ngga kok. Yaudah masuk yuk. Udah malem, nanti kalau kelamaan diluar malah digigitin nyamuk loh."
Gw: "Kalo di dalem digigitinnya sama kamu ya Lin?
"
Erlin: "Udah ah masuk dulu. Baru abis itu kita ngobrol lagi Rez."
Kami pun masuk ke dalam rumah dan berjalan ke ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah gw langsung duduk diatas sofa.
Erlin: "Aku mau mandi sekalian ganti baju dulu ya Rez. Badan aku kerasa aneh kalau mandi cuma sekali doang sehari. Kamu tunggu sini ya."
Gw: "Tunggu Lin. Kamu tutup mata kamu deh."
Erlin: "Mau ngapain Rez?"
Gw: "Udah, tutup mata aja dulu."
Erlin mulai menutup matanya, kemudian gw segera mengeluarkan boneka teddybear yang sudah gw siapkan untuk Erlin dari dalam tas.
Gw: "Sekarang coba kamu buka mata kamu."
Erlin: "Waahhh boneka. Aku suka banget." -ucapnya lalu mengambil boneka tersebut dari tangan gw. "Wangi vanilla lagi. Makasih banyak Rezaa." -lanjutnya sambil tersenyum ke arah gw.
Gw: "Iya sama sama Lin."
Erlin: "Aku juga punya sesuatu untuk kamu, tapi kamu merem dulu."
Gw: "Jangan bilang kalo kamu mau nyubit aku?"
Erlin: "Ihh udah merem aja."
Gw pun menuruti perkataan Erlin dan mulai memejamkan kedua mata gw. Lalu seketika gw merasakan ada sesuatu yang hangat dan lembut menempel pada bibir gw. Saat gw membuka mata, ternyata Erlin sedang berada persis dihadapan gw. Gw hanya terdiam disaat itu karena gw merasa kaget, jantung gw berdebar tak menentu seakan habis berlari mengelilingi lapangan bola 10 putaran. Bibir kami saling bersentuhan lumayan lama. Beberapa saat kemudian Erlin melepaskan ciumannya dari gw.
Erlin: "Itu tadi hal yang pertama kali aku lakuin Rez. Aku cuma mau ngasi hal kaya tadi untuk orang yang bener bener aku sayang dan aku cinta. Dan kamulah orang yang aku maksud.
"
Gw: "Lin...Tapi...kenapa?
"
Erlin: "Karena aku mau kamu tau kalau aku bener bener sayang sama kamu."
Gw: "Tanpa kamu melakukan haltadi aku juga udah tau kok kalau kamu itu bener bener sayang sama aku. Ngomong ngomong ini juga pertama kalinya untuk aku Lin."
Erlin: "Bohong. Yaudah ya aku mau mandi dulu. Jangan ngikutin."
Tidak gw sangka, hal yang terjadi pada gw malam ini terasa seperti mimpi. Padahal gw sama sekali gak mengharapkan hal tersebut terjadi, akan tetapi itu terjadi begitu saja. Gila, semuanya diluar dugaan gw. Dengan ini juga rasa khawatir yang ada di benak gw selama ini lenyap begitu saja. Dan gw harap kedepannya hubungan gw dengan Erlin akan berjalan dengan baik dan mulus. Walaupun gw mengetahui bahwa sebenarnya dalam setiap sisi kehidupan memiliki lika liku yang tidak selalu sama.
Seseampainya di kafe, gw memarkirkan si Red di tempat parkir yang tersedia lalu gw dengan Erlin turun dari atas Red dan berjalan menuju ke kafe tersebut. Suasana di sini bisa dibilang cukup enak dan nyaman, dengan dekorasi yang terlihat modern namun agak klasik menambah nuansa berkelas pada kafe ini. Kursinya pun tertata rapih dengan meja yang memiliki ukuran lebar tetapi tidak terlalu tinggi menambah kenyamanan untuk menyantap pesanan yang akan dinikmati.
Kondisi disini juga lumayan ramai sekali pada sore ini. Kami pun memutuskan untuk duduk di meja yang terletak diluar saja agar bisa sekalian menatapi suasana jalan raya yang sudah mulai cukup ramai. Tak lama setelah kami duduk, seorang pelayan menghampiri kami dan memberikan sebuah daftar menunya.
Gw: "Mau pesen apa Lin?"
Erlin: "Aku sama kaya kamu aja deh."
Gw: "Astaga, selalu aja nyamain. Tapi aku cuma mau pesen minuman doang lho. Emang kamu gak laper?"
Erlin: "Ngga terlalu Rez. Hihi."
Gw: "Hmm yaudah deh, tapi nanti pas sampai rumah langsung makan ya."
Erlin: "Iya iya..."
Kami memutuskan untuk memesan sebuah es teh saja. Karena Erlin bilang gak terlalu lapar, jadi gw meng-iyakan saja apa yang dia mau. Daripada nanti ngambek lagi, bisa repot gw. Gw menandai pesenan kami berdua lalu memberikannya kepada waitress yang sedang berada di dekat pintu masuk kafe lalu kembali duduk di kursi tepat disebelah Erlin.
Erlin: "Katanya kamu mau ngasih aku kejutan, mana kejutannya?"
Gw: "Sabar tukang ngambeeek.
" -ucap gw sambil mencubit hidung Erlin.Erlin: "Ihh sakiiit. Tuh kaan jadi merah, kamu mah.
" -ucapnya sambil memegangi hidungnya.Gw: "Hahaha...Abisan aku gemes sama kamu."
Erlin: "Ohh gemes ya. Sini gantian aku juga gemes sama kamu. Nih rasain..." -ucapnya sambil mencubit pinggang gw.
Gw: "Aduh aduh. Kamu malah nyubitnya lebih sakit sih. Curang nih. Nanti kalau aku masuk rumah sakit gimana? Tanggung jawab ya kamu."
Erlin: "Gantian. Lagian lebay banget cuma dicubit bisa sampe masuk rumah sakit segala."
Gw: "Kalo bukan di kafe mah udah aku apain tau kamu."
Erlin: "Mau kamu apain emangnya?"
Gw: "Mau aku cium.
"Erlin: "Dasar mesuuum. Nih rasain lagi nih.
" -ucapnya sambil mencubiti pinggang gw.Gw: "Aduh. Iya Lin ampun, aku cuma bercanda."
Erlin: "Hihihi. Aku juga bercanda kali. Abisan kamu bikin aku gregetan sih."
Gw: "Gregetan mau nyium aku ya? Hahaha."
Erlin: "Diihhh. Cium aja ban si Red sono."
Gw: "Gak ah. Gak ada rasanya."
Erlin: "Emang kalau nyium aku ada rasanya?"
Gw: "Ada lah."
Erlin: "Rasa apa tuh?"
Gw: "Rasa tidak ingin terpisah oleh mu.
"Erlin: "Hahaha. Emang segitu enaknya ya rasanya, sampe kamu jadi gak mau terpisah sama aku abis nyium?"
Gw: "Tau deh Lin."
Erlin: "Iihhh jelasin..."
Gw: "Gak ah. Hahaha."
Tidak terasa karena saking asiknya mengobrol dan bercanda, pesanan kami akhirnya tiba juga. Lalu kami segera meminum es teh yang kami pesan sambil mengobrol kembali.
Gw: "Lin?"
Erlin: "Hmm?"
Gw: "Kamu di sekolah gimana tuh setiap harinya? Ada anak cowok yang godain kamu gak?"
Erlin: "Pas baru baru masuk ada Rez beberapa, cuma akhir akhir ini udah ngga ada lagi kok. Kamu takut yaa?"
Gw: "Eh siapa bilang aku takut? Aku cuma khawatir aja."
Erlin: "Tenang aja Rez, aku juga pastinya tau kok kalau udah ada kamu yang bener bener sayang sama aku. Jadi aku harus tetep ngejaga kepercayaan kamu juga hubungan kita walaupun jarak kamu lagi jauh dari aku."
Gw: "Ah masa?"
Erlin: "Aku itu orangnya kalau udah sayang banget sama seseorang, pasti akan menjaga dengan baik hati orang tersebut juga hubungan yang lagi aku jalanin bersama orang itu. Dan orang yang aku maksud adalah kamu Rez. Jadi kamu ngga usah khawatir.
"Gw: "Aku seneng ngedenger hal itu dari kamu Lin. Makasih ya."
Erlin: "Iya sama sama Rez."
Gw: "Yaudah cepet abisin minumnya tuh, aku udah mau abis nih. Biar kita bisa cepet sampai rumah kamu."
Setelah minuman pesenan kami habis dan membayarnya, kami berdua langsung meninggalkan kafe dan menuju ke parkiran tempat si Red berada lalu segera bergegas menuju ke rumah Erlin. Berhubung hari sudah semakin gelap dan jalanan juga sudah semakin ramai karena ini adalah malam minggu, gw pun sedikit merasakan pegal ketika mengendarai si Red.
-SKIP-
Sesampainya didepan rumah Erlin, gw melihat bokap dan nyokap serta supirnya sedang berada di halaman. Mereka terlihat seperti ingin pergi ke suatu tempat karena cara berpakaian mereka yang rapih dan juga membawa beberapa koper. Erlin pun turun dari Red dan disusul oleh gw, lalu kami berdua menghampiri orang tua Erlin.
Erlin: "Mah, pah..." -ucapnya sambil mencium tangan kedua orangtuanya
Gw: "Assalammualaikum om, tante." -ucp gw yang yang juga mencium tangan oangtua Erlin setelahnya.
Orang tua Erlin: "Waalaikumsalam."
Papah Erlin: "Kamu dari mana aja nak? Jam segini baru sampai rumah."
Ibu Erlin: "Papah kaya ngga tau aja urusan anak muda. Kan sekarang malam minggu. Itu kan buktinya Erlin bawa pacarnya kesini."
Papah Erlin: "Oh iya ya haha. Papah hampir lupa."
Erlin: "Mah, pah. Ini Reza, pacar Erlin yang pernah Erlin ceritain ke papah sama mamah waktu itu."
Papah Erlin: "Nak Reza sudah berapa lama kenal sama Erlin?"
Gw: "Baru hampir sekitar satu bulan om."
Ibu Erlin: "Erlin kalau lagi ada om dan tante dirumah dia suka cerita tentang kamu loh. Terutama kalau lagi sama tante, Erlin cerita banyak banget tentang nak Reza."
Erlin: "Mamaah malah ngasih tau ke Reza kalau Erlin sering cerita. Kan Erlin bilang jangan kasih tau Reza maah." -ucapnya dengan bibir yang cemberut.
Gw: "Wah, saya jadi malu nih tante. Hehe."
Ibu Erlin: "Erlin ini anaknya emang manja dan ambekan Rez, jadi kamu yang sabar ya menghadapi sifat Erlin yang begini."
Gw: "Iya tante pastinya saya akan menghadapi sifat Erlin dengan sabar."
Ibu Erlin: "Nah bagus dong kalau gitu nak."
Papah Erlin: "Rezanya ajak duduk di teras gih nak. Papah sama mamah ada urusan di Serang. Besok siang baru pulang lagi."
Erlin: "Tapi kan papah sama mamah baru pulang tadi pagi dari Bandung, emang ngga capek?"
Papah Erlin: "Ya mau gimana lagi nak? Kalau bisnis ini papah batalkan nanti perusahaan papah bisa bangkrut. Yaudah papah sama mamah pamit dulu. Buat nak Reza, tolong jagain Erlin ya."
Erlin: "Yaudah hati hati ya pah, mah."
Gw: "Iya siap om. Om sama tante hati hati di jalan ya."
Kedua orangtua Erlin langsung masuk ke dalam mobil lalu segera berangkat ke Serang meninggalkan gw dengan Erlin disini. Setelah gw memasukkan Red dan memarkirkannya di halaman, gerbang pun Erlin tutup lalu kami berdua berjalan menuju ke teras rumah.
Erlin: "Kamu nginep lagi ya, Rez. Pliss temenin aku."
Gw: "Waduh Lin, emang gak apa apa?"
Erlin: "Ngga kok. Yaudah masuk yuk. Udah malem, nanti kalau kelamaan diluar malah digigitin nyamuk loh."
Gw: "Kalo di dalem digigitinnya sama kamu ya Lin?
"Erlin: "Udah ah masuk dulu. Baru abis itu kita ngobrol lagi Rez."
Kami pun masuk ke dalam rumah dan berjalan ke ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah gw langsung duduk diatas sofa.
Erlin: "Aku mau mandi sekalian ganti baju dulu ya Rez. Badan aku kerasa aneh kalau mandi cuma sekali doang sehari. Kamu tunggu sini ya."
Gw: "Tunggu Lin. Kamu tutup mata kamu deh."
Erlin: "Mau ngapain Rez?"
Gw: "Udah, tutup mata aja dulu."
Erlin mulai menutup matanya, kemudian gw segera mengeluarkan boneka teddybear yang sudah gw siapkan untuk Erlin dari dalam tas.
Gw: "Sekarang coba kamu buka mata kamu."
Erlin: "Waahhh boneka. Aku suka banget." -ucapnya lalu mengambil boneka tersebut dari tangan gw. "Wangi vanilla lagi. Makasih banyak Rezaa." -lanjutnya sambil tersenyum ke arah gw.
Gw: "Iya sama sama Lin."
Erlin: "Aku juga punya sesuatu untuk kamu, tapi kamu merem dulu."
Gw: "Jangan bilang kalo kamu mau nyubit aku?"
Erlin: "Ihh udah merem aja."
Gw pun menuruti perkataan Erlin dan mulai memejamkan kedua mata gw. Lalu seketika gw merasakan ada sesuatu yang hangat dan lembut menempel pada bibir gw. Saat gw membuka mata, ternyata Erlin sedang berada persis dihadapan gw. Gw hanya terdiam disaat itu karena gw merasa kaget, jantung gw berdebar tak menentu seakan habis berlari mengelilingi lapangan bola 10 putaran. Bibir kami saling bersentuhan lumayan lama. Beberapa saat kemudian Erlin melepaskan ciumannya dari gw.
Erlin: "Itu tadi hal yang pertama kali aku lakuin Rez. Aku cuma mau ngasi hal kaya tadi untuk orang yang bener bener aku sayang dan aku cinta. Dan kamulah orang yang aku maksud.
"Gw: "Lin...Tapi...kenapa?
"Erlin: "Karena aku mau kamu tau kalau aku bener bener sayang sama kamu."
Gw: "Tanpa kamu melakukan haltadi aku juga udah tau kok kalau kamu itu bener bener sayang sama aku. Ngomong ngomong ini juga pertama kalinya untuk aku Lin."
Erlin: "Bohong. Yaudah ya aku mau mandi dulu. Jangan ngikutin."
Tidak gw sangka, hal yang terjadi pada gw malam ini terasa seperti mimpi. Padahal gw sama sekali gak mengharapkan hal tersebut terjadi, akan tetapi itu terjadi begitu saja. Gila, semuanya diluar dugaan gw. Dengan ini juga rasa khawatir yang ada di benak gw selama ini lenyap begitu saja. Dan gw harap kedepannya hubungan gw dengan Erlin akan berjalan dengan baik dan mulus. Walaupun gw mengetahui bahwa sebenarnya dalam setiap sisi kehidupan memiliki lika liku yang tidak selalu sama.
Diubah oleh rzrdn62 21-04-2017 00:07
0
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/04/28/8656089_201704280710150445.jpg)
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/05/02/6955937_20170502044501.png)
![[REAL STORY] Lika Liku Perjalanan Cinta](https://s.kaskus.id/images/2017/05/03/6955937_20170503100444.png)