Kaskus

Story

akamalsAvatar border
TS
akamals
PULANG (Based On True Story)
- Prolog

hal yang paling sulit saat saya mencoba menulis cerita ini adalah berdamai dengan masa lalu. terlalu banyak kesalahan yang saya buat saat itu dan hingga saya menulis cerita ini, seolah saya belum memaafkan kesalahan yang saya buat.

jujur apa yang akan saya tuliskan kali ini merupakan salah satu moment yang tidak ingin saya ingat dalam fase hidup saya. fase remaja labil, yang ingin dihargai segala pemikirannya. fase dimana ego kesetia kawanan lebih tinggi dari apapun, bahkan masa depan pun harus saya kuburkan demi kesetia kawanan.

sampai pada fase dimana saya bisa menemukan sosok teman, kakak dan keluarga yang sesungguhnya. mereka yang tanpa pamrih selalu siap membantu saya dengan segala keterbatasan nya. mereka orang orang yang akan terus berlari dan bersembunyi dalam hidupnya.
Quote:

- Pergi


satu persatu ku masukan pakaian ku kedalam tas ransel tak lupa ijazah pun ikut ku masukan. pagi itu kontrakan ku sepi, sepertinya teman satu kontrakan sudah berangkat kuliah semua. waktu yang tepat untuk pergi tanpa berpamitan. lagipula aku sudah muak dengan mereka semua. mereka yang hadir saat aku senang dan menghilang saat aku membutuhkan.

yah...beberapa hari yang lalu aku di D.O oleh kampus (saya tidak akan menceritakan penyebab saya di D.O, karena itu privasi saya) sekaligus diusir dari rumah oleh bapak. Mereka teman satu kontrakan ku, yang notabene dulu satu SMA dengan ku dan cukup lama berteman dengan ku seolah tidak mau tahu dengan masalah ku. boro boro memberi kalimat penyemangat, hadir dan mengetuk pintu kamar ku pun nggak. mereka seolah menjauhi ku dan menjaga jarak dari ku. aku yang bingung menyusun masa depan pun serasa berdiri sendirian.

selama berhari hari aku memikirkan, apa yang harus ku kerjakan? aku sudah tidak kuliah, otomatis uang bulanan sudah di stop ortu. lalu, bagaimana selanjutnya aku hidup? akhirnya ku putuskan untuk meninggalkan kota ini. kota kecil di jawa tengah yang punya julukan "spirit of java" dan mencoba lembaran baru di tempat lain. lalu dimana?
Diubah oleh akamals 25-04-2017 19:17
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
18K
88
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
akamalsAvatar border
TS
akamals
#39
- bingung
Sebuah pukulan telak mendarat tepat di hidung iwan. Tampak cairan merah kental keluar dari hidung iwan. Iwan pun nampak sempoyongan, tak lama kemudian dia jatuh terduduk. Aku hanya melihat, hanya itu yang bisa ku lakukan. Aku terlalu takut untuk mengambil keputusan saat itu. Ini dunia yang sangat baru untuk ku. Aku sendiri tak pernah mengharapkan dunia seperti ini.

Aku sangat bingung, sangat kalut. Aku ingin membela iwan seperti dia membela ku tapi, tak ada sedikitpun keberanian muncul dari ku. Aku saat itu benar benar pengecut. Mata cuplis kali ini berpindah ke arah ku, telunjuknya diacungkan di hidung ku.

“heh anjing!!! Gara gara lu gue berantem sama temen gue!!! Puas lo!!! Sekarang lu angkat kaki dari sini atau gue habisin sekarang” kali ini cuplis mengancam ku

aku hanya duduk mematung, masih syok dengan kejadian barusan. Tiba tiba dari arah warung ku lihat kipli berdiri dan berjalan kearah kami.

“bajingan kamu plis!!!”kali ini gantian iwan menendang perut cuplis sambil memakinya. Cuplis jatuh terjengkang.
Sebelum cuplis bangkit, tiba tiba kipli berteriak…

“STOP!!! Kalian mau berhenti gak”kali ini kipli terlihat sangar dengan memegang botol ditangan kanannya.

“gue hajar semua kalo kalian masih mau ribut!!! Ayo maju kalian semua!!!” kipli nampak menantang mereka dan aku masih kagum dengan adegan yang terjadi saat ini.

“lu gak usah ikutan pli!!!”kali ini cuplis sudah berdiri

“gue gak belain siapapun dan malah memusuhi kalian semua!!! Tiap kali mabok kalian pasti berantem, emang kalian gak bisa mabok dengan tenang” kali ini kipli terlihat serius

“oke gue ngalah, kalo emang tempat ini gak mau nerima orang baru, mending gue pergi dari sini” kali ini iwan membalikan badan seperti mau meninggalkan kami. Saat itu aku benar benar bimbang, iwan satu satunya orang yang mau membela ku. Kalau iwan pergi, gimana nasib ku? Akhirnya entah keberanian dari mana, tiba tiba keluar kata kata dari mulut ku.

“jangan wan…aku aja yang pergi…”kata ku

Iwan hanya menoleh sambil tersenyum ke arah ku…

“lu mau kemana malem malem gini?” kali ini kipli bertanya

“pulang, jakarta”kata iwan menimpali

Cuplis tampak kaget dengan keputusan iwan. Dia coba mengejar iwan tapi tangan nya dipegang kipli.

“lepasin pli…”iwan coba berontak, tapi buru buru tubuhnya di peluk kipli.

“diem…lu masih mabok. Kalo lu kejar dia, yang ada kalian bakal berantem lagi. Biarin dia pergi, gak ada kendaraan yang bisa nganterin dia balik jakarta malem malem gini. Lu bar, jangan Cuma bengong bego. Pergi susulin iwan, dia butuh temen”kali ini kipli menyuruhku.

Kali ini segera berdiri dan berlari menyusul iwan. Kepala masih agak berat efek dari air kedamaian tadi.lari ku pun tidak maksimal. Setelah tiba di pinggir perempatan gondomanan, aku clingak clinguk mencari keberadaan iwan. Tapi, dia sudah gak kelihatan. Lah aku harus nyusulin kemana nih? Nyari malioboro aja gak ketemu, sekarang di suruh nyariin iwan yang mau pulang ke jakarta. Karena bingung, ku putuskan buat balik dan tanya pada kipli.

Melihat aku berjalan kembali, kipli malah tertawa…

“hahahahahaha…ngapain lu balik bar? Cari aja dia di stasiun, makanya jangan ngeloyor aja…”kali ini kipli puas menertawakan ku. Disudut mata ku sepertinya cuplis ikut menahan tawa.

“oh makasih pli, saya susul ke stasiun dulu”jawab ku, sambil membalikan badan. Baru berjalan dua langkah aku kembali berbalik…

“stasiun nya dimana yah pli?”tanya ku polos.

“hadah emoticon-Cape d... (S) lupa gue, lu kan belum tahu jogja. Di deket malioboro, sana buruan lu susulin”kali ini kipli menyuruhku cepat cepat.

Aku belum beranjak, mau tanya lagi tapi ragu campur malu…

“apalagi bar….”kali ini sepertinya kipli terlihat jengkel melihat ku diam saja.

“anu pli…tadi saya seharian nyariin malioboro gak ketemu”jawab ku polos

“emang malioboro main kemana? Hedeh nih anak”kali ini dia kelihatan bener bener dongkol

“gak tahu pli, saya kan baru dateng”jawab ku polos

“arrrggghhh…lu dari perempatan ke barat, nanti ada perempatan lagi,nah sebrang jalan itu udah malioboro. Dari maliboro lu lurus ke utara ntar ketemu stasiun, buruan lu susul”kali ini kipli seperti kehilangan kesabaran.

“oke saya susul, tapi barat itu mana yah?”tanya ku agak ragu…

“noh…cepet” kata caplin sambil tangannya menunjuk ke arah barat. Cuplis meledak tawanya mendengar percakapan kami. Benar sepertinya dia emosinya hanya karena terpengaruh minuman keras.

Saya langsung menuju kearah yang ditunjuk kipli, sampai perempatan saya sebenarnya agak bingung. Ini perempatan loh pli, ini malioboro sebrang sana atau situ? Haduh, masak balik lagi sih, yang ada entar dia makin marah. Saya coba ingat ingat lagi petunjuk cuplis, dari malioboro lurus ke utara, jadi kalau saya menuju sebelah barat utara ada di kanan sana. Jadi, malioboro ada dikanan saya, daerah yang ada monumen dengan patung patung pahlawan diatasnya. Lalu aku menuju kearah itu, sambil berbisik
“yah kalau malioboro disini tadi siang saya udah nglewatin” bisik ku…

Mungkin karena sudah sangat larut malioboro tidak begitu ramai. Hanya terlihat beberapa orang yang masih ada disana. Beberapa anak muda yang entah sedang melakukan apa dan beberapa orang berpakaian lusuh yang tertidur dibangku bangku sepanjang malioboro. Toko toko dikanan kiri jalan pun sudah tutup, lesehan lesehan tinggal beberapa yang buka. Malah sudah terlihat orang orang yang bekerja di lesehan mulai mengemasi dagangan mereka.

Ku pacu langkah ku lebih cepat mencari keberadaan iwan atau tepatnya stasiun. Tapi kaki ku rasanya sudah tidak kuat lag. Seharian penuh tadi aku berputar putar dikota jogja, belum lagi efek dari air kedamaian belum juga hilang, kepala ku rasanya seperti berputar putar. Ku putuskan untuk istirahat sebentar, sekedar melepas lelah dan menunggu pusing di kepala ku agak reda. Aku duduk di depan emperan sebuah toko. Karena punggung ku pun terasa sakit, akhirnya aku berbaring di lantai toko tersebut. Ku letakan gitar ku diatas ku dan memeluknya, dan tas ransel yang ku bawa ku jadikan bantal. Baru sebentar aku beristirahat, ada yang menepuk pundak ku. Seorang lelaki, berbadan tegap dengan rambut di belah tengah. Penampilan cukup bersih, terlalu bersih untuk di bilang anak jalanan.

“heh…kowe ngamen nang kene (heh kamu ngamen disini?) “ tanyanya
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.