BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Teka-teki motif penyerangan Novel Baswedan

Seorang aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi membentang poster saat mengikuti aksi dukungan di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (11/4).
Penyerangan dan teror terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menimbulkan tanda tanya besar. Novel saat ini memang tengah menangani sejumlah kasus besar.

Salah satu kasus besar yang sedang ditangani Novel adalah dugaan korupsi mega proyek pengadaan peralatan e-KTP. Proyek ini melibatkan sejumlah nama-nama besar yang berasal dari lintas fraksi di DPR dan mantan menteri.

Salah satu nama yang disebut dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah Ketua DPR Setya Novanto. Bahkan KPK saat ini telah mencegah Novanto untuk bepergian keluar negeri selama enam bulan.

Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, pencegahan Ketua Umum Partai Golkar ini dilakukan karena Novanto merupakan saksi penting untuk terdakwa Andi Agustinus alis Andi Narogong.

Dalam dakwaan mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Irman dan mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Sugiharto, Novanto termasuk aktif melakukan pertemuan-pertemuan dan pengawalan anggaran proyek senilai Rp5,9 triliun ini di DPR.

Novanto antara lain disebut menghadiri pertemuan di hotel Gran Melia pada 2010 yang dihadiri Irman, Sugiharto, Andi Narogong, dan Diah Anggraini, Sekjen Kementerian Dalam Negeri saat itu.

Dalam pertemuan ini, Novanto menyatakan siap mengawal proses penganggaran proyek ini sampai tuntas.

Dugaan keterlibatan Novanto ini pernah diungkapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Menurut dia, dirinya dan Novantolah yang turut merekayasa korupsi senilai Rp2,5 triliun ini. Pernyataan itu diungkapkan Nazar pada September 2013.

Lantas apakah penyerangan terhadap Novel terkait dengan kasus yang ditanganinya? Belum ada jawaban pasti. Ketua KPK Agus Rahardjo hanya memberi sinyalemen singkat. "Kasus yang paling besar itu," katanya seperti ditulis detikcom.

Juru bicara KPK, Febri Diyansyah, memastikan serangan terhadap Novel tidak akan menghambat proses hukum sejumlah kasus hukum yang saat ini sedang bergulir.

"Kalau serangan ini dimaksudkan untuk menghambat kerja-kerja KPK dalam pemberantasan korupsi, maka penyerang dan dalangnya keliru, karena hal itu tak akan terjadi," kata Febri Diansyah.

Presiden Joko Widodo meminta aparat kepolisian mengusut tuntas penyerangan ini. "(Penyerangan terhadap Novel) itu tindakan brutal dan saya mengutuk keras!" ujar Jokowi.

Agar segera terungkap, Jokowi memerintahkan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mencari pelakunya. "Jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab," kata Jokowi.

Untuk mengungkap siapa pelakunya, aparat kepolisian telah memeriksa 14 saksi. Ke-14 saksi itu adalah warga yang mengetahui atau ada di lokasi kejadian. Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi, selain memeriksa 14 saksi, pihaknya juga telah mengambil sampel cairan yang disiramkan. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan cairan tersebut merupakan zat asam.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4).
Kesaksian warga

Sutrisno (55), warga Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menuturkan kesaksiannya sebelum penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK Novel Baswedan disiram air keras. Sutrisno yang kala itu juga sedang menunaikan salat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan bersama Novel, mengaku sempat melihat pelaku.

Saat berangkat ke masjid sekitar pukul 04.25, ia melihat dua orang berboncengan menggunakan motor matic. Sebelum menyerang, dua pelaku ini sempat berputar-putar. Namun, karena pelaku mengenakan helm, Sutrino tak bisa melihat wajah pelaku dengan jelas.

"Pakai jaket, pakai helm. Saya enggak tahu persis, badannya kayaknya tinggi," ujarnya seperti ditulis Kompas.com, Selasa (11/4/2017).

Karenanya ia kaget usai salat, Novel berteriak minta tolong. Ia pun keluar masjid dan langsung menolong Novel yang saat itu sedang mengucurkan air keran ke wajahnya. "Waktu kejadian saya nolongin di sana, di tempat wudu itu," ucap Sutrisno.

Ia juga mengaku sempat terkena cairan yang diduga air keras itu saat membopong Novel ke dalam mobil. Namun, kulitnya hanya merasakan panas dan tidak terluka.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...novel-baswedan

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Penyerang Mapolres Banyumas pernah melamar pendidikan TNI

- Penolakan Hizbut Tahrir di berbagai kota

- Kerusakan situs Majapahit akibat lemahnya pengawasan

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread733Anggota
Tampilkan semua post
marmutgokilAvatar border
marmutgokil
#1
nah tuh musti d kejar pelakunya emoticon-Marah
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.