TS
whiteshark21
NULL
NULL
more than just none
Cerita ini lebih saya kategorikan ke Action-Mistery,yah apapun itu.
sudut pandang orang ketiga(serba tau) dan bahasa indonesia semi baku.
Sinopsis
Bagas,seorang pemuda biasa dipercaya dan diikutsertakan oleh kepolisian untuk membantu menangani kasus-kasus pembunuhan di Ibu Kota.
Keahliannya berhasil menuntun dirinya bergabung ke dalam 'Divisi 1', sebuah grup berisi sekumpulan veteran anak muda dengan keahliannya di masing-masing cabang ilmu forensik.
Rules
- nggak ada peraturan tambahan,bebas aja.
- batasan-batasannya mengacu penuh ke rules H2H & SFTH.
- komentar & teguran langsung saja dilayangkan via Post atau PM.
Warning!
- Cerita ini benang merahnya adalah tentang jagoan lawan penjahat jadi temanya nggak jauh-jauh dari kekerasan.( dengan kata lain kalau kalian sangat tabu dengan kata 'pembunuhan' dan sebagainya, sebaiknya pindah ke bacaan lain ).
- sebagian dari inti cerita ini bukan untuk ditiru atau diidolakan,begitu. ( Hal baik selalu menang jadi jangan tiru yang buruknya )
- Tokoh,Tempat,Kejadian semuanya Fiksi. (Extremely fiksi mungkin)
- Banyak hal terjadi di cerita ini;beberapa masuk akal,beberapa belum bisa dilakukan di jaman ini dan beberapa mungkin mustahil dilakukan di dunia ini.
- Berdasarkan temanya ane pribadi bilang konten cerita ini untuk umur 17 tahun ke atas atau mereka yang sudah mampu menalar cerita fiksi.
- Kentang, pasti! ( TSnya masih belum lancar menulis jadi jeda per part-nya bakalan cukup lama )
- N/A.
Isi Cerita
Spoiler for Ilustrasi karakter:
Spoiler for CHAPTER 1:
Spoiler for CHAPTER 2:
Spoiler for CHAPTER 3:
Spoiler for CHAPTER 4:
Pengumuman tutup lapak (closed permanently)
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
Masukkan dan Update Cerita
Cerita GaJe, 1 hari = 10 chapter ( Random )
0%
Cerita biasa, 1 hari = 1 chapter ( 00:00 - 12:00 )
0%
Cerita lumayan, 1 hari = 1 chapter ( 12:00 - 00:00 )
0%
Cerita bagus, 2 hari = 1 chapter ( 17:00 - 20:00 )
0%
Cerita menarik, 3 hari = 2 chapter ( 12:00 & 17:00 )
0%
NULL, 7 hari = 1 chapter ( 15:00 )
0%
Diubah oleh whiteshark21 11-04-2017 20:43
anasabila memberi reputasi
1
21.4K
98
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
whiteshark21
#97
Chapter 2 - Side story
After hour
".....Bagas.. juga" kata Karina lirih menghawatirkan satu lagi temannya yang ternyata ikut terseret ke dalam permainan mereka.
"waktumu habis.." kata si pria misterius itu sesudah lima menit yang diberikannya berakhir.
Raka kesal bukan main,ia membanting keras HP yang ada di tangannya tersebut ke lantai.
sama dengan ketiganya,hanya bisa diam menatap ke arah yang sama yakni ke monitor si Ibu dari Kyla.
tatapan menyesal pasti tergambar di wajah mereka,terlihat pula emosi yang sama tersalurkan pada wanita di sana. bagaimana ia akan kehilangan putri yang dicintainya malam itu.
{ ................. } diam cukup lama,di antara keempatnya tak ada yang mengira Raka akan mengeluarkan air matanya di sana. dirinya kembali ke kepribadian dewasanya lagi seiring kesedihan menguasai dirinya.
"Jessicaa.. geser ke samping sedikit sayang,kamu bisa ikut ketembak kalau tetap di posisimu" suara si pria yang menantang Jessica sebelumnya kini kembali terdengar lagi walau tanpa ada dirinya di layar monitor.
walau sudah dikatakan demikian Jessica tetap saja menjaga posisinya di samping Kayla.
dirinya tak bergeser sedikit pun menjauh dari tempatnya melainkan kini semakin dekat memeluk tubuh Kyla.
"aku masih butuh kamu buat permainan selanjutnya.. ayo dong yang nurut" kata si pria itu lagi masih dengan nada cerianya mempermainkan divisi 1 yang sedang down di sana.
senapan yang mengancam Kyla sebelumnya memang tak mungkin digunakan lagi kali ini karena dengan lepasnya ikatan di kedua tangan dan leher Kyla maka dirinya bisa dengan mudah diposisikan agar tak sejajar dengan arah moncong senapan di depannya,namun semuanya tetap sia-sia mengingat kaki Kyla masih terkunci di sana jadi jikalau saja seseorang mengincarnya dari kejauhan maka tak ada jalan baginya untuk selamat.
--trak!!
suara retakan kaca terdenfar cukup keras sebelum sebuah peluruh disadari oleh keempatnya mendarat di salah satu sisi dinding kamar.
"....!"
"aku serius.. jangan pikir kalau kaca kamar itu tertutup tirai lalu aku akan gagal mengenai bocah itu yah" katanya lagi setelah sempat membuat terror pada keempatnya.
{ sniper.. } batin Jessica menengok ke arah jendela kaca besar yang tertutup tirai tebal di satu sisi kamar mereka saat ini.
"kalau dia nggak mau patuh habisi saja,Bim.. kita masih punya tiga sisanya" kata pria di monitor kali ini,seperti ditujukkan untuk si sniper barusan.
"halah, kalau sisa 3 berarti aku nggak bisa senang-senang lagi lah sementara kalian bertiga punya pasangan masing-masing" protesnya terdengar dari speaker.
"ya udaaah,tembak anak kecilnya aja,napa repot sih" balas si perempuan kali ini.
".................................."
"Kyla Marsyanda,Ibu Ratnasari sama suaminya Brian Sanjaya..." tiba-tiba suara lain terdengar dari panggilan yang dibuat oleh Karina sebelumnya,serentak membuat semua orang teralihkan fokusnya.
"......."
"bukan sekedar nama saja,si Bagas itu cuma butuh 2 menit buat tau keseluruhan tentang keluarga anak itu.." jelasnya kemudian tanpa diketahui apa maksudnya oleh si keempatnya di sana.
--tiingg..!! (suara kotak ketiga dan keempat terbuka bersamaan)
bersamaan dengan itu layar monitor yang menampilkan wajah-wajah si kriminal tadi pun ikut mati,disusul pula dengan berakhirnya panggilan telfon Karina secara tiba-tiba.
"........lah?" tanya Karina bengong saja saat menafsirkan kondisi mereka pada saat ini adalah telah berhasil menolong Kyla.
ya,keempatnya beranggapan sama kalau tantangan terakhirnya barusan baru saja diselesaikan oleh Bagas entah bagaimana caranya dari kejauhan sana.
hari telah berganti seiring waktu menunjukkan angka 0 sebagai arti awal dimulainya hari yang baru.
Raka bergeges membebaskan Kyla walau tanpa ada instruksi apapun dari si keempat pelaku kriminal itu yang tiba-tiba saja menghilang.
di sisi lain Arya begitu disibukkan untuk mengobati luka Jessica dan Karina.
suasana apartemen mereka berubah menjadi hening sunyi seketika,suasanya yang tepat untuk mengobati tekanan emosi yang dialami kelimanya termasuk kyla sendiri yang agaknya sangat ketakutan di sana.
tak ada satu pun perkataan yang keluar dari mulut mereka,hanya diam hening fokus dengan masing-masing perannya.
bahagia senang sekaligus kesal yang mungkin tengah dialami keempatnya,yang baru saja berhasil sejauh ini di permainan pembukanya.
sedang di tempat lain yang tak termonitor oleh mereka,tak ada yang tau selain mereka berdua sendiri.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
"yo,haloo.."
"Nis,apa timing-nya masih aman sekarang?"
"oh,aman.. semua kendali sistem di gedung itu masih berada di tanganku"
"gimana soal penghuninya?"
"semuanya aman,nggak ada satu pun yang akan bebas dari sana.. kalian bebas bersenang-senang"
".........."
"ada lagi??"
"nggak.. kita berkumpul di markas setelah semuanya selesai"
"sip ...copy"
--tuuuttt....
........
"chh!! payah,kau butuh lebih dari sepuluh menit hanya untuk memecahkan teka-teki semudah ini" gumam si pria misterius itu setelah menutup panggilan telfon dari rekannya.
si pria yang nampaknya sedang mengamati Bagas dari kejauhan melalui sebuah monitor besar di hadapannya rupanya adalah Dennis,pria yang sebelumnya membajak panggilan telfon Karina untuk Bagas.
{ kalau kau tau apa yang sedang dipertaruhkan di luar sana,pasti sekarang kau sudah menangis darah karena menyesalinya,Bagas.. } kutuknya dalam hati.
# Yang baru saja berbohong menggunakan nama lawannya.
".....Bagas.. juga" kata Karina lirih menghawatirkan satu lagi temannya yang ternyata ikut terseret ke dalam permainan mereka.
"waktumu habis.." kata si pria misterius itu sesudah lima menit yang diberikannya berakhir.
Raka kesal bukan main,ia membanting keras HP yang ada di tangannya tersebut ke lantai.
sama dengan ketiganya,hanya bisa diam menatap ke arah yang sama yakni ke monitor si Ibu dari Kyla.
tatapan menyesal pasti tergambar di wajah mereka,terlihat pula emosi yang sama tersalurkan pada wanita di sana. bagaimana ia akan kehilangan putri yang dicintainya malam itu.
{ ................. } diam cukup lama,di antara keempatnya tak ada yang mengira Raka akan mengeluarkan air matanya di sana. dirinya kembali ke kepribadian dewasanya lagi seiring kesedihan menguasai dirinya.
"Jessicaa.. geser ke samping sedikit sayang,kamu bisa ikut ketembak kalau tetap di posisimu" suara si pria yang menantang Jessica sebelumnya kini kembali terdengar lagi walau tanpa ada dirinya di layar monitor.
walau sudah dikatakan demikian Jessica tetap saja menjaga posisinya di samping Kayla.
dirinya tak bergeser sedikit pun menjauh dari tempatnya melainkan kini semakin dekat memeluk tubuh Kyla.
"aku masih butuh kamu buat permainan selanjutnya.. ayo dong yang nurut" kata si pria itu lagi masih dengan nada cerianya mempermainkan divisi 1 yang sedang down di sana.
senapan yang mengancam Kyla sebelumnya memang tak mungkin digunakan lagi kali ini karena dengan lepasnya ikatan di kedua tangan dan leher Kyla maka dirinya bisa dengan mudah diposisikan agar tak sejajar dengan arah moncong senapan di depannya,namun semuanya tetap sia-sia mengingat kaki Kyla masih terkunci di sana jadi jikalau saja seseorang mengincarnya dari kejauhan maka tak ada jalan baginya untuk selamat.
--trak!!
suara retakan kaca terdenfar cukup keras sebelum sebuah peluruh disadari oleh keempatnya mendarat di salah satu sisi dinding kamar.
"....!"
"aku serius.. jangan pikir kalau kaca kamar itu tertutup tirai lalu aku akan gagal mengenai bocah itu yah" katanya lagi setelah sempat membuat terror pada keempatnya.
{ sniper.. } batin Jessica menengok ke arah jendela kaca besar yang tertutup tirai tebal di satu sisi kamar mereka saat ini.
"kalau dia nggak mau patuh habisi saja,Bim.. kita masih punya tiga sisanya" kata pria di monitor kali ini,seperti ditujukkan untuk si sniper barusan.
"halah, kalau sisa 3 berarti aku nggak bisa senang-senang lagi lah sementara kalian bertiga punya pasangan masing-masing" protesnya terdengar dari speaker.
"ya udaaah,tembak anak kecilnya aja,napa repot sih" balas si perempuan kali ini.
".................................."
"Kyla Marsyanda,Ibu Ratnasari sama suaminya Brian Sanjaya..." tiba-tiba suara lain terdengar dari panggilan yang dibuat oleh Karina sebelumnya,serentak membuat semua orang teralihkan fokusnya.
"......."
"bukan sekedar nama saja,si Bagas itu cuma butuh 2 menit buat tau keseluruhan tentang keluarga anak itu.." jelasnya kemudian tanpa diketahui apa maksudnya oleh si keempatnya di sana.
--tiingg..!! (suara kotak ketiga dan keempat terbuka bersamaan)
bersamaan dengan itu layar monitor yang menampilkan wajah-wajah si kriminal tadi pun ikut mati,disusul pula dengan berakhirnya panggilan telfon Karina secara tiba-tiba.
"........lah?" tanya Karina bengong saja saat menafsirkan kondisi mereka pada saat ini adalah telah berhasil menolong Kyla.
ya,keempatnya beranggapan sama kalau tantangan terakhirnya barusan baru saja diselesaikan oleh Bagas entah bagaimana caranya dari kejauhan sana.
hari telah berganti seiring waktu menunjukkan angka 0 sebagai arti awal dimulainya hari yang baru.
Raka bergeges membebaskan Kyla walau tanpa ada instruksi apapun dari si keempat pelaku kriminal itu yang tiba-tiba saja menghilang.
di sisi lain Arya begitu disibukkan untuk mengobati luka Jessica dan Karina.
suasana apartemen mereka berubah menjadi hening sunyi seketika,suasanya yang tepat untuk mengobati tekanan emosi yang dialami kelimanya termasuk kyla sendiri yang agaknya sangat ketakutan di sana.
tak ada satu pun perkataan yang keluar dari mulut mereka,hanya diam hening fokus dengan masing-masing perannya.
bahagia senang sekaligus kesal yang mungkin tengah dialami keempatnya,yang baru saja berhasil sejauh ini di permainan pembukanya.
sedang di tempat lain yang tak termonitor oleh mereka,tak ada yang tau selain mereka berdua sendiri.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
"yo,haloo.."
"Nis,apa timing-nya masih aman sekarang?"
"oh,aman.. semua kendali sistem di gedung itu masih berada di tanganku"
"gimana soal penghuninya?"
"semuanya aman,nggak ada satu pun yang akan bebas dari sana.. kalian bebas bersenang-senang"
".........."
"ada lagi??"
"nggak.. kita berkumpul di markas setelah semuanya selesai"
"sip ...copy"
--tuuuttt....
........
"chh!! payah,kau butuh lebih dari sepuluh menit hanya untuk memecahkan teka-teki semudah ini" gumam si pria misterius itu setelah menutup panggilan telfon dari rekannya.
si pria yang nampaknya sedang mengamati Bagas dari kejauhan melalui sebuah monitor besar di hadapannya rupanya adalah Dennis,pria yang sebelumnya membajak panggilan telfon Karina untuk Bagas.
{ kalau kau tau apa yang sedang dipertaruhkan di luar sana,pasti sekarang kau sudah menangis darah karena menyesalinya,Bagas.. } kutuknya dalam hati.
# Yang baru saja berbohong menggunakan nama lawannya.
0




















