Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#4201
Part 96
Setelah dari sasana, kami menuju ke rumahnya Putri. Seperti juga Yovie, rumahnya Putri berada di sebuah kompleks perumahan mewah dan jaraknya nggak jauh dari sasana. Rumahnya gede dan halamannya luas, meskipun nggak segede rumahnya Yovie.

Tapi sampai sana udah jam tujuh kurang, dan ane lihat nggak ada satupun sepeda motor diparkir, hanya ada dua mobil type MPV dan satu sedan, yang sepertinya merupakan transport untuk ke villa. Baguslah, berarti temen-temen belum ada yang datang. Biasalah, paling juga pada ngaret, batin ane.

“Rumahnya Mbak Putri gede banget ya Vin, halamannya luas lagi. “ kata Shela sambil melihat sekeliling halaman, yang dipenuhi taman yang asri.

“Ya maklumlah, namanya juga orang kaya. “ jawab ane.

Ane lalu menggandeng Shela masuk ke rumah dan sampai di dalam… ah elah … goddamnit … aww.. f*ck f*ck f*ck !! Ternyata di ruang tamu udah ada Wulan, Citra dan seorang cowok yang merupakan pacarnya Putri. Wulan lagi asyik baca majalah sedangkan Citra lagi mainan HP. Melihat kami datang Citra dan cowoknya Putri langsung tersenyum ramah, sedangkan Wulan, udah barang tentu memasang tampang mendung. Apalagi melihat ane menggandeng Shela pas masuk tadi.

“Halo Vin. Wah ternyata kamu datang sama Mbak Shela. “ kata Citra.

“Haha iya tadi kami langsung dari tempat lesnya Shela. “ jawab ane basa-basi seraya melirik ke Wulan, yang kembali asyik membaca majalah.

Shela menyapa dengan ramah ke Citra dan cowoknya Putri dan menyalami mereka berdua, dan cuma menatap dengan sinis ke Wulan yang sama sekali nggak menggubrisnya. Wih suasana udah serem, jadi ane harus pastikan kalo kami nggak ikut ke villa malam ini.

“Putri mana, Cit ? “ tanya ane ke Citra.
“Tadi barusan ke dalam. Bentar lagi juga kesini. “ jawab Citra.
“Lho ternyata Vino udah datang …. “ tiba-tiba Putri muncul dari ruang tengah.
“Ehh… haloo Mbak Shela !! “ sapa Putri ke Shela.
“Mbak Putri… !! “ Shela dengan riang langsung berlari menyambut sahabat FB-nya tersebut dan langsung keduanya cipika cipiki. Ane pun menghampiri Putri.
“Ngg.. Put, kamu ada waktu kan ? “ tanya ane.
“Ada apa ? “ tanya Putri.
“Aku sama Shela pengen bicara sama kamu, tapi cuma bertiga aja. “ kata ane dan Shela cuma mengangguk.
“Ada apa sih kok kayaknya gawat banget ? “ tanya Putri penasaran.
“Cuma ngomong bentar kok mbak. “ jawab Shela.
“Ya udah, kita ke teras aja yuk. “ ajak Putri.

Kami bertiga berjalan menuju teras mengikuti Putri, dan saat lewat di ruang tamu, ane sempatkan curi-curi pandang ke Wulan, dan ternyata dia juga melakukan hal sama. Tapi saat kami bertatapan, dia langsung melengos. Hah, sepertinya Wulan emang lagi marah sama ane, tapi biarlah, daripada Shela yang marah, batin ane.

Saat kami sampai di teras, kami bertemu dengan enam temen lain yang baru aja datang, yaitu Firda, Lusi, Indah dan Siska serta dua orang cowok, yang sepertinya pacarnya Indah dan Siska. Putri pun langsung mempersilahkan mereka berenam menunggu sebentar di ruang tamu. Wah berarti udah pas 12 orang nih.

“Jadi gini Put, kamu udah tahu kan kalo Shela sama Wulan, maksudku, mereka berdua… “ ane membuka pembicaraan saat kami bertiga udah di teras.

“Iya aku udah tahu, emang kenapa sih kok Wulan sepertinya benci banget sama Mbak Shela ? “ tanya Putri.

“Kami ada masalah pribadi mbak, cuma kalo diceritakan sekarang, kayaknya timingnya nggak tepat deh. “ jawab Shela berkilah.
“Ssst, gimana Vin ? “ bisik Shela sambil menyenggol lengan ane.

“Eeh iya iya, makanya malam ini, aku dan Shela… kami berdua tadi memutuskan untuk nggak ikut acara ke villa. Dan sebelumnya kami mohon maaf sekali, Put. “ kata ane.
“Sebenarnya sih, kami juga pengen gabung sama temen-temen di villa, Put, tapi daripada ntar malah bikin semua nggak nyaman. “ kata ane lagi.

“Bener mbak, dan aku harap Mbak Putri bisa mengerti. “ timpal Shela.

Mendengar penjelasan ane dan Shela, Putri cuma mengangguk-angguk, tapi dari ekspresinya kelihatan kalo dia kurang sreg dengan keputusan kami yang nggak ikut ke acaranya.

“Oke, nggak papa kok. “ jawab Putri tersenyum.

“Makasih Put, dan sekali lagi aku minta maaf banget kalau ngasih taunya ke kamu mendadak. “ kata ane.

“Iya Mbak Putri, aku juga makasih banget mbak mau ngerti dan aku juga minta maaf kalo keputusan kami ini bikin mbak marah. “ kata Shela dengan nada menyesal.

“Udah, nggak papa Mbak Shela. Aku hargai kok keputusan kalian. “ jawab Putri lagi.
“Tapi kalian nggak langsung pulang kan ? Ya minimal nunggu kami semua berangkat lah. “ pinta Putri.

“Oke, tapi aku minta tolong yah, bantu kami buat ngomong ke temen-temen kalo kami nggak jadi ikut. “ pinta ane ke Putri.

“Boleh. “ jawab Putri singkat.

Kami bertiga lalu kembali ke ruang tamu dimana semua temen-temen berkumpul termasuk Wulan, yang lagi asyik ngobrol sama temen-temen cewek lainnya. Melihat ane datang sama Shela, lagi-lagi dia cuma melirik dengan tatapan sinis.

“Eh temen-temen… “ tiba-tiba aja Wulan nyeletuk rada keras.
“Aku punya tebakan nih, apa yang ukurannya gede tapi sukanya nempel-nempel mulu ? “ tanya Wulan lagi. Ah elah, Wulaaan.. Semua yang mendengar kata-kata Wulan kelihatan pada kebingungan.

“Apa itu Lan ? “ tanya Citra.

“Teka-tekimu aneh deh. “ sambung Firda.

“Nggak ada yang tahu kan, jawabannya ya cewek labil yang tingkahnya kayak nyonya-nyonya. “ jawab Wulan sambil ketawa mengejek.

Mendengar kata-kata Wulan, Citra, Putri dan ane cuma tersenyum kecut, sedangkan yang lainnya jelas makin bingung. Shela ? Dia yang awalnya rada ceria spontan langsung cemberut. Ah siaal, udah ane duga, Wulan berniat memprovokasi Shela karena masih menyimpan dendam.

“Put, kita berangkat sekarang kan ? Udah jam tujuh lebih lho. “ kata Citra.

“Iya bentar, ini kebetulan ada yang mau aku sampaikan. “ jawab Putri.

“Vino, Mbak Shela, silahkan duduk dulu biar lebih enak ngomongnya. “ kata Putri, dan aku sama Shela lalu duduk di sofa yang masih kosong.

“Jadi gini temen-temen, ini Vino sama Mbak Shela, kebetulan hari ini keduanya ada halangan. Jadi malam ini, mereka berdua terpaksa nggak bisa ikut sama kita ke villa. “ kata Putri.

Mendengar kata-kata Putri, semua yang ada di ruangan cuma terdiam. Bagi Putri, Citra dan temen-temen lain mungkin nggak masalah kalo kami nggak ikut, tapi nggak tau dengan Wulan, yang keliatan sangat terkejut.

"Iya kami ada urusan jadi mohon maaf kami nggak bisa ikut bersama temen-temen. " kata ane.

“Sekali lagi kami minta maaf semuanya... “ timpal Shela.

“Nggak bisa gitu, enak aja !! “ kata Wulan tiba-tiba dengan nada ketus dan semua langsung ngeliatin Wulan termasuk Shela. Waduh Lan, apalagi sih...
"Kalo kamu emang nggak mau ikut ya udah sana tapi nggak usah ngajak-ngajak Vino dong !! " kata Wulan lagi.

"Maaf mbak, yang punya ide untuk nggak ikut itu Vino, bukan aku. Jadi Mbak Wulan salah alamat kalo nyalahin aku. " jawab Shela dengan nada kesal.

"Iya Lan, aku yang ngajak Shela untuk nggak ikut ke villa jadi ... " kata ane membela Shela.

"Halaaah... aku kok nggak percaya !! Cewek manja kayak dia mana mau nurutin kata-katamu. Dia kan sukanya nyuruh-nyuruh, perintah-perintah, emangnya dia pikir dia ini putri raja apa. " jawab Wulan dengan nada sinis.

Deggg !! Mendengar ejekan Wulan, Shela diem aja, tapi kelihatan banget dari wajahnya kalo dia menahan marah karena nggak terima. Suasana ruang tamu pun jadi tegang, semua temen-temen pada ngeliatin Wulan dan Shela. Sedangkan Wulan cuma membuang muka, nggak sedikitpun memandang ke musuh bebuyutannya.

"Udah, nggak papa Lan, Vino sama Mbak Shela mau ikut apa nggak itu kan hak mereka. Kita nggak bisa memaksa. " kata Putri berusaha menengahi.

"Iya iyaa.. emang nggak papa sih, aku cuma kasihan aja sama Vino yang kehilangan kesempatan bersenang-senang bersama kita gara-gara menuruti kemauan pacarnya yang manja dan labil. " kata Wulan nggak henti-hentinya menyindir Shela.

"Nggak Lan, ini semua murni kemauanku. Aku yang tadi siang ngajak Shela agar nggak ikut ke villa. " jawab ane berusaha membela Shela.

"Kamu nggak usah bohong, dikira aku nggak tahu apa. Pacarmu itu kan tipe cewek yang suka ngambek, marah-marah nggak jelas jika kemauannya nggak dituruti. " jawab Wulan.

"Tipe-tipe cewek labil kan kayak gitu, pas udah punya pacar, merasa kalo dia punya hak penuh terhadap pacarnya. " timpal Wulan lagi, sambil tersenyum sninis.

Duh, sepertinya Wulan emang memanfaatkan situasi pas banyak orang buat mempermalukan Shela habis-habisan. Dia tahu kalo Shela bukan tipe cewek yang suka membalas ejekan orang. Ane lihat Shela yang sejak tadi jadi sasaran Wulan hanya diem sambil menundukkan kepala.

"Put, aku sama Shela pamit dulu ya. " kata Shela ke Putri. Lebih baik ane ajak Shela pulang sekarang daripada situasi makin panas.

"Iya, gak papa, kami juga mau berangkat kok. " jawab Putri menganggukkan kepala.

"Temen-temen semua, kami pulang duluan ya. " pamit ane ke temen-temen sambil beranjak berdiri.
"Shel, ayo kita pulang. " ajak ane sambil mencolek pundaknya Shela. Tiba-tiba Shela menarik lengan jaket ane.

"Aku mau ikut ke villa, Vin. " kata Shela dingin sambil menatap ane.

"Hah kok gitu ? Tapi kan ... " ane kaget setengah mati mendengar kata-kata Shela barusan.

"Aku mau ikut ke villa, dengan atau tanpa kamu. " kata Shela dengan nada menahan marah.


Ah elah, ruwet ruwet ruwet !! emoticon-Cape d... (S)
jiyanq
radityodhee
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.