BAGIAN 8 – OM BUDIMAN KETAKUTAN
Lokasi: Rumah
Waktu: Siang hari, malam hari
Korban: Om Budiman, Aku
Cerita ini diceritakan oleh ayahku, dan dialami oleh teman kantornya. Kami memanggil dia om Budiman. Suatu hari, ayah dan om Budiman mampir ke rumah saat jam istirahat kantor, aku lupa apakah ada keperluan atau sekedar mampir istirahat. Sesampai di rumah, mereka beristirahat sebentar, namun tidak lama, ayahku beranjak bersiap-siap pergi.
Quote:
Ayah: Pak, saya pergi sebentar keluar ya.
Om Budiman: Oh iya silakan pak saya disini aja.
Sekitar 20 menit atau lebih, akhirnya ayah kembali bersama ibuku. Ibuku melihat tamu dan menyapa, “Ehhhh ada om Budiman”, om Budiman hanya membalas dengan wajah kagetnya. Ibuku masuk ke kamar dan hanya ada ayahku dan om Budiman. Om bertanya:
Quote:
Om Budiman: Loh dari mana pak tadi?
Ayah: Ini, jemput si Ibu dari sekolah, udah selesai ngajar dia.
Om Budiman: Masa’? Beneran baru pulang sekolah? Saya tadi ngeliat si ibu mondar-mandir dari dapur ke lantai atas dan saya lihatnya jelas banget, makanya saya nanya begitu.
Ayah hanya diam dan memaklumi saja. Tidak berapa lama mereka pun kembali ke kantor.
Malam harinya, saat aku sedang bersantai, aku online internet di ruangan dekat dapur. Saat itu aku sedang keranjingan chatting di website Omegle. Karena aku baru kenal website ini, hampir setiap hari aku online dan biasanya aku chatting dengan bule.
Aku bermain dari jam 9 malam, aku bermain di komputer di lantai 1 di dekat ruang makan, keluargaku yang lain sudah tidak ada di ruang TV, sudah masuk ke kamarnya masing-masing.
Saat sudah mendekati tengah malam, aku mendapat lawan bicara orang Indonesia.
Quote:
You:Hi
Stranger: Hai juga Nina. Nama lengkap lo Nina Amelia Putri, kuliah di Universitas Negeri Malang, tinggal di Jl. Kalingga no 22. Bener kan?
You: Loh?! Siapa lo?! Kok lo tau tentang gw? Tau darimana?!
Stranger: Gw Andre, tinggal di Jakarta, lo bisa bilang kalo gw punya kelebihan, nggak selalu muncul sih tapi gw bisa merasakan.
You: Oh ya? Kelebihan macam apa yang dipunya? Bisa lihat gitu-gitu?
Stranger: Semacam itu, lo harus hati-hati aja sih di rumah, di rumah lo itu ada penghuninya, nih ya, tempat lo berada sekarang, kanan dapur, kiri tangga kan?
Jujur saja, aku merinding, bukan saja merinding karena deskripsi dia, tapi karena orang asing yang kutemui ini, dia begitu tahu apa saja keadaan disini.
Quote:
You:Udah udah, merinding nih
Stranger: Oh sama satu lagi, ada yang nontonin lo di belakang lo, dia anak kecil, cewek, baju putih, bukan standar cewe berbaju putih biasa. Kayaknya dia seneng sama lo.
Saat diberitahu itu, tentu aku refleks menengok ke belakang, dan tentu saja tidak ada apa-apa. Saat mau membalas lagi, leherku ditiup! Sontak, aku kaget dan meninggalkan komputernya, lalu segera lari keluar dan naik ke atas masuk ke kamarku.
Esok sore, aku sudah ada di rumah, seingatku, ibuku juga ada di rumah. Saat aku turun ke lantai 1, aku melihat ibu ada di dapur, aku bertanya “Ibu lagi ngapain?”, dia hanya diam dan senyum saja. Aku mengabaikan, dan aku menuju ke ruang TV untuk menonton acara TV, dan disitu aku masih melihat ibuku, mondar-mandir dari dapur ke ruang TV. Aku masih penasaran, lalu kutanya lagi, “Ibu ngapain sih kok dari tadi mondar-mandir melulu?”, masih tidak ada jawaban dari ibu.
Saat sudah mendekati waktu maghrib, tiba-tiba aku mendengar suara salam dari pintu rumah, dan ternyata ibuku datang! Aku kaget, dan bertanya:
Quote:
Aku: Loh ibu dari mana?! Emang ibu pergi dari kapan?
Ibu: Ibu dari pengajian, dari Ashar perginya, emang kenapa?
Aku pun cerita yang kualami barusan dan ibuku hanya tersenyum saja, aku juga pergi ke dapur untuk memastikan tidak ada siapa-siapa, dan benar saja, dapur kini kosong, tidak ada siapapun di situ.