Di serang

Malam itu Arelia menyimpan semua datanya didalam laptop dan memback upnya. Dia mandi dan kemudian memutuskan untuk keluar lagi. Dia tidak bisa tidur malam itu.

Arelia memilih berjalan di sebuah jalan tikus dekat tempat tinggal Samantha. Arelia menyusuri taman yang selalu dilewatinya tiap pagi saat mau membeli makanan atau keluar.

Malam itu disana ada seekor anjing kecil yang sedang menangis. Mungkin ia kehilangan induknya.

Arelia menghampiri anak anjing itu. ‘kasihan, kau kangen ibumu, huh?’. Bersamaan dengan kalimat itu Arelia pingsan karena ada yang memukulnya dari belakang. Anjing itu terlempar dan ia menyalak pada pria berpakaian hitam.

‘Temani dia malam ini.’, tubuh Arelia diseret ke suatu tempat dan Ia diikat disana.

Pagi harinya mereka semua sibuk mencari wanita cerdas tersebut. Mereka tahu Arelia pergi mencari sepupunya. Itulah yang paling mereka khawatirkan dari Arelia. Bertindak tanpa sepengetahuan yang lainnya. Mereka kemudian mencari di luar kawasan universitas.

Dan mereka sangat bersyukur menemukan wanita itu dalam keadaan masih hidup. “Sial, pria itu benar-benar pengecut”, maki Romeo.

“Baiklah, ini sebagiannya juga salah Arelia. Dia terlalu menantang bahaya datang pada dirinya. Lihat, apa yang dia persiapkan pada peretasnya. Dia merekam pembicaraannya dengan orang yang mau membunuhnya beberapa tahun lalu. Dia mencarinya. Semuanya ada disini.”, ujar Samantha.

Entah mengapa Romeo menggenggam tangan Arelia erat. Semua berpura-pura tidak melihatnya. “Biarkan aku yang menemui pria itu dan menjebloskannya dalam penjara.”, ujar Romeo.

“Sial! Kau juga tidak kalah sensitif dengan wanita itu.” erang Brian. “Diam dan dengarkan aku.”, Samantha menengahi. “Biarkan Arelia menemui Edward sekali lagi. Namun tidak sendiri. Kita semua dan kepolisian ada disana. Dan wanita itu harus pakai rompi anti peluru. Kali ini semua harus mendengarkanku! Aku muak melihat kalian semua dalam bahaya karena pikiran pendek kalian.”

Akhirnya mereka semua mengangguk dan menyetujui alasan Samantha. “Aku mau menjeratnya dengan pasal berlapis.” Kali ini giliran Samantha yang tersenyum puas.