Arelia's Anger

“Ini benar-benar sebuah keajaiban. Minnie, kau tahu betapa aku ketakutan. Yeah, aku bukan pengecut. Tapi kau pasti tahu bagaimana rasanya tanpa sadar, kau menghilangkan nyawa seseorang. Kau seolah-olah adalah seorang dewa.”, sombong Edward.

‘Cih, aku muak sekali dengannya.’, Arelia kemudian mencoba mengakhiri chat dengan pria itu sembari berjanji akan kembali menghubunginya.

Karena Ia masih harus mencari tahu semua hal. Percakapan hari itu di hack dan masuk ke dalam database mereka.
Arelia tidak bisa tinggal diam.

Emosinya meluap-luap. Darahnya naik hingga ujung kepalanya. Ternyata benar bahwa Edward yang telah menjebaknya. Dan sekarang dia hidup dengan begitu bebasnya.

Dia harus membuat perhitungan dengan pria itu sekarang walaupun nyawa taruhannya. Saking meluap-luapnya emosinya, dia tidak ingat mencabut flashdisk.

Dia memacu mobilnya hingga kecepatan maksimum. Dia tahu dimana pria itu sekarang berada. Pria sialan itu sedang berkumpul dengan wanita di suatu bar. Edward bahkan mengiriminya lokasi karena Arelia berkata bahwa dia mau bergabung.

Dia sampai disana dalam waktu sepuluh menit. Dia masuk ke dalam bar dan mencari pria tersebut. Tidak sulit karena mereka berkomunikasi dengan hand phone. Tentu saja Arelia menggunakan nomor sekali pakai.

Arelia melambai padanya. Minnie!! Jerit Edward sampai semua wanita disana memandang Arelia. Benar-benar selalu saja memuakkan
dan memalukan, maki Arelia dalam hati.

Tapi Arelia tetap tersenyum dan berjalan menuju dimana Edward duduk. Sungguh menyenangkan. Ada desiran kuat dalam darah Arelia. Hanya sedikit lagi. Perjuangan dan penderitaan selama beberapa tahun ini akan terbalaskan.