Kaskus

Story

bunbun.orenzAvatar border
TS
bunbun.orenz
[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)
Spoiler for Credit Cover (THANK YOU SO MUCH):


And I know
There's nothing I can say
To change that part

But can I speak?
Well is it hard understanding
I'm incomplete
A life that's so demanding
I get so weak
A love that's so demanding
I can't speak

I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead



- Famous Last Words by MCR -


JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 90% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA


Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahyang dituangkan oleh suami ku tercinta Agatha


Quote:


Spoiler for Special Thanks:


***



Spoiler for From Me:


Versi PDF Thread Sebelumnya:

MyPI PDF

Credit thanks to Agan njum26



[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)

Foto diatas hanyalah sebagai ilustrasi tokoh dalam cerita ini


Quote:
Polling
0 suara
SIAPAKAH YANG AKAN MENJADI NYONYA AGATHA ?
Diubah oleh bunbun.orenz 04-07-2017 12:31
drakenssAvatar border
snf0989Avatar border
ugalugalihAvatar border
ugalugalih dan 27 lainnya memberi reputasi
26
1.5M
7.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
glitch.7Avatar border
glitch.7
#1630
PART 24


Santai dan penuh canda tawa suasana kelas hari ini. Alasannya karena Dosen baru yang mengajar di bawah sana ternyata orangnya asyik juga. Basic ilmunya seputar F&B service, tapi lebih banyak dia memberikan pengetahuan soal sejarah wine,campuran beberapa minuman dan yang terakhir ini... Perasaan Gua gak enak ketika dia mulai bercerita pengalaman pertama kali magang di sebuah bar di Bali, baru hari pertama magang di sana, Pak Boy ternyata sudah berhasil menaklukan pelanggan bar asal Belanda. Jelaslah Gua gak percaya, itu turis cowok apa cewek, jangan-jangankan.. Tapi ya dia bilang sih cewek tulen, ada hole-nya depan-belakang, sial bener tuh omongannya, mesum abis. Karena penjelasan terakhirnya itulah Gua dan Mat Lo sepakat memberikan Pak Boy Gelar Dosum, D*s** Mesum.

Bahas pelajaran tentang cara nyampur minuman dan served sebanyak 40%, dan 60% sisanya jelas sudah membuat mahasiswi di kelas Gua bergidik ketakutan. Apalagi kalo bukan soal girls and girls... ckckck. Tapi baguslah, ketakutan dan pikiran negatif Gua diawal tadi enggak terbukti, doi normal ternyata.

Sorry to say, namanya di dunia perhotelan tuh yang namanya penyuka sesama kaum pasti lebih banyak dibandingkan profesi lainnya. Ngeri coy... Tapi sejauh ini gelagat Pak Boy sih lurus, walau sedikit berkelok ke kiri. Huehehehe...

Jam matkul Beliau selesai dengan diiringi suara bel yang terdengar nyaring dari lorong luar kelas. Gua yang hari ini duduk dengan Mat Lo di belakang Lisa dan Windi membuat Gua gagal paham dengan ilmu racik-meracik dari Pak Boy tadi. Udah ma tuh Dosen banyaknya ngomongin peuyeumpuan, eh si Mat Lo juga ikutan ngomongin 'tali syurga' si Windi yang duduk di depan bawah kami, mentang-mentang si Windi lagi lepas jas seragam kampus. Lagian si Windi juga kenapa abis pake kemeja langsung 'tali syurga' coba ? Pake tanktop dulu kek, kayak beibi Lisa di sebelahnya. Huehehehe.

Eh butuh mulustrasi Lisa gak ?
Butuuuh, ucap reader mesum nan kamvret...
Kasih dah Gaaan.


Spoiler for Lisa:


Lisa itu pokoknya wajahnya lokal banget, cah ayu dan manis lah, agak sulit cari yang benar-benar mirip dengannya.

Back to class...
Mat Lo masih aja ngomongin si Windi yang memang semlohay bentuk bodinya. Gua bukannya ogah ngomongin si Windi, tapi nih si Mamat Pelo bener-bener lagi hornay kayaknya, bentar-bentar benerin celana bagian selangkangan, apa coba maksudnya ?.

"Woi Mat, Lu kenapa ?".

"Kenapa apanya Za ?".

"Lu tongoan yak ?",
"Bentar-bentar gesek selangkangan Lu, parah Lu da gede masih tongoan aje".

"Sial! Kagak lah broh..",
"Ini si Otong bangun gara-gara bodinya si Windi nih.. he he he..".

"Parah Lu Mat, cuci muka sono ke toilet...",
"Masih pagi ini Mat, ngawur aja Lu..".

"Hehehe, iya dah, bentar ya Beb..".

Woaah kamvretos! Kenapa jadi cucok gitu ucapan si Mat Lo, wah gesrek nih anak otaknya. Bahaya aselai dah. Mat Lo pun menuruni deretan tangga dan keluar kelas menuju toilet sendirian, walaupun Gua gak yakin dia beneran cuci muka. Gua itung ah berapa menit dia balik lagi ke kelas, kalo ampe 5 menit gak balik, berarti fix tuh anak jadi atlet senam 5 jari di bilik toilet.

"Za, kenapa telat tadi ?", tanya Lisa yang membalikkan badan ke belakang, kearah Gua.

"Euu.. Itu Lis, aku anter Mba Siska dulu",
"Kan lumayan jauh kantornya dari sini, hehehehe...", jawab Gua seraya menggaruk pelipis.

Gua lihat raut muka Lisa cemberut. Duh gak enak hati Gua sama teman perempuan yang satu ini, udah baik luar-dalam soalnya euy, huehehehe...

"Lis, nanti istirahat makan bareng ya..",
"Biar aku yang teraktir deh..", ucap Gua.

"Eh ? Beneran ?",
"Berdua aja ?",
"Iih mauu...", jawabnya manja.

Yaelaaah, cuma diajakin makan berdua di kantin aja langsung sumringah dia, tapi ya syukur deh gak bete berkepanjangan. Tetep miris hati Gua kalo inget kebaikkan dirinya. Maafin aku ya Lis. Maaf banget.

Beberapa menit kemudian matkul selanjutnya pun dimulai setelah Dosen memasuki kelas bebarengan dengan Mat Lo yang mengekor dari belakang si Dosen. Gua lihat raut muka si Mat Lo sumringah.

"Beres Bro ?", tanya Gua setelah Mat Lo kembali duduk di sebelah Gua.

"Beres Beb.. Hehehe...", jawabnya sambil mengerlingkan mata.

"Bro..".

"Ya Beb ?".

"Mata Lu udah pernah kelilipan botol bir belom ?".

"Hehehe.. Peace Za..", jawabnya sambil memberikan gesture peace dengan dua jari.

...

Setelah 1.5 jam mempelajari matkul B. Inggris, Bel istirahat pun berbunyi, Gua menepati janji kepada Lisa untuk mengajaknya makan di kantin. Tapi dasar si Mat Lo, mendengar Gua akan makan berdua malah minta ditraktir juga, ya mau gak mau lah dia ikut, dan kamvretnya nih anak malah ngajakin si Windi juga. Jebol ini ma dompet Gua.

Kami berempat makan di kantin, anggaplah kami makan nasi goreng, karena lupa makan apaan waktu itu. Lagi asyik-asyik menikmati nasgor, tiba-tiba bahu kiri Gua ada yang menepuk dari belakang. Gua menengok ke belakang dan seorang perempuan manis nan imut sedang berdiri tepat menghadap Gua.

"Di sms malah gak dibales sih Za..", ucapnya.

"Eh Kak, sorry hehehe...",
"Belum cek hp nih..",
"Oh ya, ada apa Kak ?", tanya Gua.

"Nanti aja deh, kamu habisin dulu aja makannya, aku tunggu di kelas ku ya abis ini..", jawabnya lalu pergi begitu saja.

Gua pun kembali melanjutkan makan, tapi sepertinya ada yang terusik dengan kehadiran perempuan tadi.

"Za, kamu kenal sama mahasiswi kelas B tadi ?", tanya Lisa kepada Gua.

"Kenal, Kinan namanya..",
"Dia Kakak kelas aku di SMA dulu kok Lis...", jawab Gua.

"Ooh... Kirain..", ucapnya lalu kembali menyendok makanan.

"Kirain apa Lis ?".

"Enggak apa-apa, udah buru abisin makanan kamu, kan tadi kata Kinan ditungguin di kelasnya..", jawabnya seraya tersenyum simpul.

Beres menghabiskan makanan, Gua pun membayar 4 porsi menu pesanan kami tadi. Lalu bergegas ke kelas Kinan. Lisa sebenarnya tampak bete, tapi ya gimana lagi atuh Lis, hampura we nya, engkin ameung we ka kamar nomor 20 beh eweuh nu ngaganggu, hehehehe...

"Kak..", sapa Gua ketika sudah berdiri di samping mejanya.

Kinan yang sedang duduk itu tersenyum menatap Gua.

"Sini duduk Za..", ucapnya sambil menepuk bangku di sampingnya.

"Ada apa Kak ?", tanya Gua lagi setelah duduk di sampingnya.

"Gimana kost-an kamu ?",
"Udah rapih ?", tanyanya.

"Oh, udah Kak..",
"Eh iya, nih aku beliin kamu minuman..", jawab Gua sambil memberikan minuman teh kemasan dingin dengan rasa apel.

"Eh makasih ya Za..", ucapnya menerima minuman,
"Kamu kost deket sini kan ?", tanyanya lagi.

"Iya, deket kok Kak, nanti ya aku ajak kamu ke kost-an untuk liat-liat..", jawab Gua.

Kemudian Kinan mengeluarkan sebungkus roti dari dalam tasnya.

"Masih suka dengan roti Za ?".

"Masih Kak, Mmm... Kamu kenapa ?".

Kinan hanya menggeleng pelan lalu meremas rotinya. Gua terkejut melihatnya.

"Hei, Kak..",
"Kamu kenapa ?",
"Kak... Kok nangis ?".

Kinan tetap menangis, dan tangan yang meremas roti itu semakin kuat hingga roti pun hancur dalam genggamannya, beberapa teman sekelasnya melirik kearah kami berdua. Gua yang bingung tidak memperdulikan tatapan orang-orang di kelasnya ini, tanpa pikir panjang, hanya satu hal yang bisa Gua lakukan. Memeluknya.

"Kak, ada apa ?", tanya Gua pelan sambil memeluknya.

Kinan masih menangis dalam pelukkan Gua.

"Ya udah..",
"Lepasin semuanya Kak, tumpahin semua tangis kamu...", ucap Gua lalu membelai lembut rambutnya.

Kinan membenamkan wajahnya ke dada Gua yang berbalut Jas dan dasi. Kedua tangannya melingkar ke pinggang ini, lalu tubuhnya pun bergetar karena isak tangisnya semakin keluar. Gua hanya bisa membelai lembut punggungnya. Beberapa menit Kinan masih Gua peluk sampai tangisnya pun mereda dengan sendirinya, lalu pelukkannya pun mengendur, Kinan mengambil tisu dari dalam tasnya.

"Maaf ya Za..",
"Jas, kemeja dan dasi kamu jadi basah..", ucapnya sambil menyeuka airmatanya.

"Enggak apa-apa Kak, jangan dipikirin..",
"Kak..".

"Ya Za ?".

"Aku punya salah sama kamu ?".

Kinan menggelengkan kepala dengan senyuman di bibirnya yang imut.

"Terus kenapa kamu nangis ?",
"Cerita sama aku Kak kalo kamu ada masalah..",
"Mungkin aku bisa bantu kamu".

"Kamu gak salah..",
"Cuma akunya aja yang terlalu berharap sama kamu Za..", ucapnya.

"Maksud kamu ?".

"Aku terlanjur suka sama kamu..",
"Aku sayang kamu Za..".

Gua menghela napas pelan. Seperti ini lagi, selalu dalam situasi seperti ini. Gua tidak terkejut mendengar ucapannya tadi, tapi bagaimana lagi Gua harus menanggapinya. Dulu di saat kami masih SMA, Gua mengabaikannya, sekarang apa Gua harus mengabaikannya lagi.

"Aku tau perasaan kamu ke aku selama ini..",
"Tapi..".

"Za, kamu pacaran Sherlin lagi ?", tanyanya memotong ucapan Gua.

Kali ini Gua terkejut. "Kata siapa aku balikkan sama Sherlin ?", tanya Gua balik.

"Aku liat kamu semalam di Pizza bareng Sherlin...", jawabnya.

"Kamu ada di sana juga ?".

Kinan hanya mengangguk pelan.

"Aku cuma jalan dan makan aja sama Sherlin Kak, kita berdua gak balikkan...",
"Aku memang udah punya pacar lagi, tapi bukan Sherlin..", jelas Gua.

"Siapa Za pacar kamu sekarang ?",
"Veronica ?".

"Hah ?",
"Kok jadi ke Vero sekarang ?", Gua semakin bingung dengan tebakkannya.

"Ya satu kelas ku ini juga tau kok kalo Vero suka sama kamu..", jawabnya dingin.

Kok jadi makin bingung gini. Masa iya Vero suka sama Gua, gak mungkin ah.

"Enggaklah, gak mungkin dia suka sama aku..".

"Terus siapa pacar kamu ?".

"Siska.. Mba Siska..",
"Kakak kelas kamu di SMA..".

"Siska ? Siska anak kelas 3 ? Ketua Osis 2002 ?", tanyanya kaget.

Gua mengangguk, "Iya..", jawab Gua.

"Kok bisa ? Bukannya kamu belum masuk SMA waktu itu ?",
"Aku sama Echa aja masih kelas 1, sedangkan Siska udah kelas 3 Za..".

"Dia kan tetangga aku Kak, tetanggan juga sama Rekti..",
"Kita semua satu komplek..",
"Kalo pacarannya, baru awal lebaran kemarin...", jawab Gua menjelaskan.

Kinan hanya bisa menatap Gua dengan rasa tidak percaya. Apalagi yang bisa Gua ucapkan untuknya, hanya sebuah kejujuran inilah yang dapat Gua berikan, sama seperti halnya kepada Mba Yu tadi subuh.

"Maafin aku ya Kak..",
"Aku gak mau kamu terlalu berharap lebih lagi sama aku..",
"Gak sampai hati aku lukain perasaan kamu Kak..",
"Ya walaupun aku tau kamu pasti udah terluka dan maaf untuk itu..", ucap Gua.

...

Gua keluar kelasnya setelah Kinan ingin menyendiri, diusir sih enggak, cuma Gua tau diri aja, mau menghiburnya bukanlah waktu yang tepat saat ini. Next time aja ya Kak, aku buat kejutan kecil untuk kamu, atau sebaliknya ? Kamu yang buat kejutan buat aku ?... See later.

Masih ada waktu setengah jam sebelum matkul selanjutnya di mulai. Gua berjalan ke tengah area kampus, dimana letak taman berada. Gua keluarkan sebungkus rokok semboro dan mengambilnya sebatang lalu membakarnya. Gua masih berdiri mencari bangku di taman ini yang kosong, tapi hampir semua bangku penuh oleh mahasiswa yang merokok atau hanya sekedar nongkrong berkelompok, belum lagi beberapa Dosen yang juga ikutan bersantai sambil menghisap nikotin. Mata Gua menangkap sesosok perempuan berparas cantik dengan rambut kemerahannya yang indah sedang membaca sebuah buku. Akhirnya Gua langkahkan kaki untuk mendekatinya.

"Hai Vo..", sapa Gua ketika berhenti tepat disampingnya.

Vero menengok kearah Gua lalu tersenyum, "Hai Eza, sini duduk Za..", jawabnya seraya menggeser posisi duduknya.

"Enggak Vo, Gua diri aja, lagi ngerokok nih..", ucap Gua lagi.

Vero tersenyum lalu tangan kanannya merogoh saku Jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok rasa menthol.

"Gue juga mau ngerokok..", jawabnya.

Weisss, perokok juga ternyata. Oke lah kalau begitu, ha ha ha ha... Gua pun duduk di sampingnya, lalu Vero membakar rokoknya dan menghembuskan asap dari mulutnya keatas. Beuuh garang amat Vo.

"Lagi baca buku apa Vo ?", tanya Gua seraya melirik ke buku diatas pahanya.

Tapi kok kampret ya ini mata, malah autofocus ke bagian lain. FYI, namanya juga anak perhotelan, pastilah pakaiannya berbeda dengan fakultas lain. Apalagi seragam mahasiswinya, aduh-aduh itu rok diatas lutut kalo diri udah berapa centi coba, apalagi kalo duduk, beeeuuuh Jotha berontak udah. Apalagi baru kali ini Gua disuguhi kaki perempuan yang berbalut stocking hitam, aiiiiihhh.. Fantasi kemana-kemana deh! Kalo kata genre blu pelem ma udah fetish nih, milah stocking or office girl, jadi inget 'veronica vain' yang jadi secretary kalo liat stocking item gini.. Fak! Ngawur nih otak!

"Ini baca novel aja kok Za..", jawab Vero seraya kembali menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Suka baca novel luar Vo..", ucap Gua lagi ketika melihat beberapa isi ceritanya itu berbahasa inggris.

"Iya Za, sekalian ngasah kemampuan bahasa juga.. hi hi hi..".

"Oh ya Vo, ada yang mau Gua tanyain..",
"Tapi jangan marah ya hehehehe...".

"Ada apa Za ?".

"Eeuu..",
"Itu.. Euu.. Lu... Lu..", ucap Gua terbata,
"Lu beneran titip salam buat Gua kata Pak Boy ?", tanya Gua akhirnya.

"Salam ? Enggak ah..", jawabnya dengan raut muka yang keheranan.

Lah, kamvret bener dah tuh Dosen satu. Gua diboongin ternyata.

"Emang kenapa Za ?", tanya Vero lagi.

"Eh enggak...",
"Itu tadi pagi kata Dosen yang baru ngajar di kelas Gua, ada yang titip salam, katanya dari Veronica anak kelas B..", jawab Gua.

"Ooh Pak Boy ya..",
"Eh, emang Lo baru diajar sama dia ?", tanya Vero lagi.

Gua mengangguk, "Iya, baru hari ini, soalnya Dosen sebelumnya pindah katanya sih, makanya digantiin sama Pak Boy..", lanjut Gua.

"Oh gitu...",
"Kalo kelas Gue emang dari awal matkul F&B services udah diajar sama itu Dosen..",
"Mungkin karena sebelum libur puasa kemaren kali Za anak-anak kelas Gue pada ledekin..".

"Maksudnya ledekin gimana Vo ?".

"Iya, kan itu Dosen satu suka genit gitu, ya suka ngeledek mahasiswi kelasan Gue lah, sampe pas Gue yang digodain, eh temen-temen malah bilang Gue udah punya cowok..",
"Terus Pak Boy nanya siapa cowok Gue, yang jawab ya anak lain, kesebutlah nama Lo, he he he..", jawabnya menjelaskan.

Lah dasar, kok bisa-bisanya disangka ama temen kelasan si Vero dan Kinan kalo Gua cowoknya ni perempuan bohay satu sih. Deket aja baru-baru ini, ngobrol begini di taman aja jarang-jarang.

"Ya jadi disangkanya Gue ama Lo jadian kali sama Pak Boy.. ha ha ha ha", ucap Vero lagi seraya tertawa pelan.

"Jangan-jangan Pak Boy suka lagi ama Lu Vo..", ucap Gua menebak.

"Enggak kok Za..",
"Dia emang gitu, genit kelakuannya kalo sama mahasiswi...",
"Cuma orangnya baik kok, gak pelit nilai juga ke semua mahasiswa/i..", jawabnya.

Gua hanya mengangguk seraya membentuk huruf 'O' pada bibir ini. Bingung mau bahas apalagi, mata Gua malah kembali autofocus ke pahanya si Vo yang berbalut stocking hitam, duh bahaya lama-lama disini. Gak beres nanti.

"Vo, Gua cabut dulu ya..", ucap Gua seraya berdiri.

"Mau kemana ?",
"Masib lama kan matkul selanjutnya Za..", jawabnya.

"Ke kelas, ada perlu ama temen..",
"Duluan ya Vo".

Gua pun meninggalkan Vero yang masih asyik duduk di bangku taman dan membaca novelnya itu. Ketika Gua masih berjalan ditengah taman menuju kelas Gua, ada suara yang memanggil.

"Zaa.."
"Ssstt.., Sini oii..".

Gua menengok ke kiri dimana sumber suara itu memanggil, dan ternyata si Mat Lo sedang memberikan gesture tangannya menyuruh Gua mendekat. Akhirnya Gua pun melangkah kearahnya, tidak jadi ke kelas. Setelah Gua sudah duduk disamping si Mat Lo, ternyata dia tidak sendirian, tepat di samping kanannya ada seorang lelaki yang mengenakan tuxedo.

"Sini Za, hehehe.. Nih Gua ama Pak Boy lagi melakukan spionase..", ucap Mat Lo sambil tersenyum mesum.

"Spionase apaan ?", tanya Gua.

"Eh Za, pacar Lu cakep bener, bodinya mantep Za hehehe....", potong Pak Boy.

Gua mengerenyitkan kening menatap kedua orang yang memiliki fantasi overload itu.

"Vero maksudnya Pak ?",
"Ah saya enggak pacaran sama dia kok Pak..", jawab Gua.

"Ya terserahlah apa kata Lu...",
"Yang jelas sayang kalo tuh perempuan Lu anggurin Za..", tandasnya,
"Nih liat nih.. mantep gak ?", ucap Pak Boy lagi seraya menyodorkan hp yang bentuknya baru Gua lihat.

Gua melirik ke layar hp yang ternyata bermerk O2 xda, di layarnya itu terpampang nyata sebuah foto yang menunjukkan paha dan kaki yang terbalut stocking hitam, jelaslah ini candid.

"Ah ngawur ente Pak..",
"Ini ma ngintip yak ? Gila.. Cauurr..", ucap Gua kaget.

"Sssttt... Jangan berisiklah",
"Tapi keren kan ? Hehehe...",
"Sejauh ini sih belum dapet nih ampe isi dalemannya, susah Za hehe...", jelas Pak Boy.

Gokil, diem-diem nih pervert si Pak Boy, hadeuh kacau bener.

"Eh, itu foto paha ama kaki si Vero bukan ?", tanya Gua menyelidik.

"Santai, bukan kok, hehehe..",
"Ini ma mahasiswi yang disitu tuh", seraya menunjuk salah satu mahasiswa di sebrang kami.

"Tenang Za, bukan milik Vero kok, liat aja sepatunya beda kan..", timpal Mat Lo.

Gua hanya menggeleng pelan melihat aksi Dosum dan Mat Lo, duo maut dengan otak gesrek yang hobi motoin paha dan bokong mahasiswi di waktu istirahat kayak gini, dan aktifitas mereka akan berlanjut di hari-hari berikutnya. Gokil bener deh.
Masih untung sih gak kelewatan sampe bener-bener motoin ampe isi daleman rok. Tapi tetep pervert ya pervert aja.

Tidak lama bel masuk pun berbunyi, menandakan waktu istirahat telah usai. Btw, Gua kuliah kayak jaman SMA yak, ke jadwal gini, gak ada bedanya, ngehe emang.

...

Jam 2 siang Gua sudah selesai kuliah, tidak ada lagi matkul setelah jam ini, waktunya pulang ke kostan. Singkat cerita Gua sudah memarkir mobil sang kekasih di area parkir kost-an, lalu Gua menuju ke kamar. Gua buka pintu tapi terkunci, tidak lama bunyi suara kunci pintu terbuka, dan...

"Eh udah pulang Mas..", ucap Mba Yu.

"Loch Mba ?",
"Kirain kamu udah pulang ke rumah, mobil mu gak ada di parkiran sih..", ucap Gua.

"Iish, kebiasaan deh suka gak cek hp, aku kan udah sms dari siang..", balasnya.

"Hehehe, iya sih Mba, aku dari pagi belum cek hhp maaf deh ya...", jawab Gua lalu masuk ke dalam kamar.

Gua menaruh tas di kursi belajar, lalu membuka jas dan dasi. Mba Yu mengambilkan Gua air minum dari botol kemasan yang dituang ke gelas.

"Minum dulu Mas, cape ya..", ucapnya seraya menyodorkan segelas air sambil tersenyum.

"Eh makasih banyak Mba..", lalu Gua meneguk habis air di gelas tersebut, "Mba, kamu udah makan siang..", tanya Gua kemudian.

Mba Yu hanya menggelengkan kepala dengan raut muka yang sedih.

"Ya ampun!",
"Kenapa gak makan ? Di depankan banyak yang jual makanan Mba..",
"Eh atau jangan-jangan kamu lagi gak pegang uang ?", tanya Gua khawatir.

"Bukan kok Mas, aku masih ada kalo uang sih, cuma...",
"Cuma sengaja mau nungguin kamu aja, biar makan bareng..", jawabnya lalu tersenyum.

Berarti dari pagi, mba Yu hanya makan sarapan nasi uduk yang Gua belikan. Sampai jam 2 siang gini belum makan lagi dia, duh mbaaa nanti sakit kamu Mba!.

"Ck, jangan gitu lain kali Mba, nanti kamu sakit maag...",
"Ya udah aku ganti baju dulu ya Mba bentar..", ucap Gua.

Gua mengambil pakaian dari lemari dan masuk ke kamar mandi. Gua mengenakan kaos warna biru dengan short-jeans warna putih. Lalu keluar lagi dan langsung mengajak Mba Yu keluar untuk mencari makan.

"Mau makan di deket sini atau pakai mobil Mba ?", tanya gua sambil berjalan kearah gerbang kost-an.

"Deket sini aja Za, kalo ada sih soto..", jawabnya.

Singkat cerita Gua dan Mba Yu sudah berada di warung soto betawi dekat kost-an, tidak begitu jauh, paling hanya 50 meter jaraknya. Setelah memesan makanan dan mulai menyantapnya, Gua kembali bertanya kepada Mba Yu, yang seksehnya gak ada habisnya itu.

"Mba, mobilmu kemana ?".

"Dipinjam teman Mas",
"Tadi jam 12 dia ke kost-an, aku yang suruh sih, soalnya dia nelpon mau pinjam mobil, terus motornya ditaruh di parkiran kost-an kamu..", jawabnya sambil menyendok makanannya.

"Ooh..",
"Oh ya, rencananya kamu pulang ke rumah hari ini ? Atau mau ke kost-an kamu ?", tanya Gua lagi.

"Mmm...",
"Kalo nginap di kost-an kamu lagi boleh ?", tanyanya dengan nada suara genit.
Diubah oleh glitch.7 11-04-2017 05:39
dany.agus
dany.agus memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.