Anna menggandengku pergi dari rumah Sari dan membawaku pulang. Setibanya aku dirumah, aku lebih banyak diam. Keadaan rumah sangat sepi. Mungkin ibu sedang pergi ke pengajian, dan ayahpun sedang keluar. Karna? Mungkin sedang mengaji di madrasah. Alhasil aku dan Anna hanya berdua saja. Kami duduk di teras depan. Aku terus memikirkan Sari. Dimana Sari sekarang? Dimana ia dirawat? Dan bagaimana keadaannya sekarang. Sampai saat inipun aku tak tahu Sari sakit apa.



Akupun membonceng Anna dengan motorku. Pertama adalah rumah sakit dekat perempatan jalan daerahku. Aku dan Anna masuk ke beberapa gedung karena cukup banyak, tapi Anna mengatakan untuk masuk ke gedung utama saja. Akupun kesana dan langsung bertanya pada resepsionis



Aku keluar dari rumah sakit tersebut menghampiri Anna yang menunggu di luar.



Setelah kurang lebih kami mengunjungi 4 rumah sakit, semuanya nihil. Sari tak kunjung ku temui. Tak terasa sudah satu jam kami mencari. Aku tidak tahu harus kemana, apa mungkin Sari ada dirumah sakit besar yang ada di Bandung? Saat itu, aku juga melihat Anna seperti kelelahan setelah seharian menemaniku. Haripun mulai gelap.



Setelah mengantar Anna pulang, akupun pulang kerumah. Tiga hari berlalu. Selama kami mencari, kami tak mendapati Sari di rumah sakit yang kami datangi. Sungguh pencarian yang sia-sia. Di kampuspun Sari tak kudapati masuk kuliah. Teman-temannya tak ada yang tahu, bahkan sahabatnyapun tak tahu. Aku sangat khawatir pada Sari sekarang.


Suatu hari, aku dan Anna sedang berada di madrasah. Kami sedang membicarakan tentang Sari. Kalian tahu apa? Sementara ini, Anna menggantikan Sari sebagai pengajar di madrasah bersamaku. Tak bermaksud membandingkan, tapi suasana berbeda jika Sari tidak ada. Meski didalam keramaian anak-anak, tapi rasanya begitu berbeda jika tak melihat senyumannya untuk anak-anak.


Sudah seminggu Anna disini, tiga minggu menjelang kembalinya ke Australia. Selama itu aku tak mendapat kabar dari Sari. Suatu ketika, aku melihat pak Mahmud sedang berada di masjid sedang mengadakan rapat bersama para DKM disana. Aku masih penasaran dengan Sari. Saat itu aku sendirian berjalan menuju rumahnya. Setibanya disana, aku langsung mengetuk pintu. Ketika pintu terbuka, aku melihat seorang lelaki yang dulu pernah aku lihat disini dan di kampus bersama Sari. Lelaki yang sempat membuatku cemburu ahem.



Ternyata dia begitu ramah, ketika ia bertanya senyuman terpampang diwajahnya



Kemudian terdengar suara perempuan dari dalam rumah. Seketika ia keluar, ternyata ia adalah ibunya Sari. Sebut saja bu Tina



DEGG DEGG jantungku berdebar, selama ini merupakan usahaku yang sia-sia. Selama satu minggu mencari, Sari ada disini. Apa pak Mahmud berusaha menjauhiku dengan Sari? Aku masuk kedalam rumahnya dan duduk diruang tamu bersama Bayu



Bayu: Begini, beberapa hari terakhir, Sari sering merasakan sakit di bagian dada. Saat itu aku dan keluarganya menemaninya ke rumah sakit. Dokter bilang Sari ada sakit maag, namun saat pemeriksaan lebih lanjut, takutnya terdapat kerusakan pada bagian jantung. Soalnya sering merasakan sakit gitu

Tubuhku lemas seketika Bayu menceritakan hal itu padaku. Seberat itukah? Apa ini karena liburan dulu? Sari menyembunyikan rasa sakitnya dariku?



Seketika itu aku dan Bayu berdiri didepan pintu kamar Sari. Aku melihat seorang perempuan wajahnya sedikit pucat, ia sedang tertidur pulas disana. Seseorang yang selama ini aku cari ada disini.



Aku masuk bersama Bayu, ia berdiri dibelakangku, aku jongkok di samping Sari. Mengusap kepalanya, membisikkan di telinganya


Seketika itu, kepalanya bergerak, dan perlahan ia membuka matanya. Seketika ia menghadap ke kanan, dan menatapku.



Seketika itu Bayu meninggalkan kami berdua. Tentunya dengan pintu terbuka Aku mengambil kursi kecil yang ada disitu lalu duduk disamping Sari.



Aku merangkul Sari menuju ruang tengah, dimana disana sedang ada Bayu yang menunggu kami. Akupun melihat bu Tina sedang menyiapkan makan untuk Sari. Aku, Bayu dan Sari mengobrol bersama, diiringi canda tawa dari Bayu yang selalu bisa membuat Sari tertawa. Seketika itu juga, seseorang datang dan beliau adalah . . . . . pak Mahmud ! ! !