Kaskus

Story

bunbun.orenzAvatar border
TS
bunbun.orenz
[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)
Spoiler for Credit Cover (THANK YOU SO MUCH):


And I know
There's nothing I can say
To change that part

But can I speak?
Well is it hard understanding
I'm incomplete
A life that's so demanding
I get so weak
A love that's so demanding
I can't speak

I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead



- Famous Last Words by MCR -


JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 90% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA


Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahyang dituangkan oleh suami ku tercinta Agatha


Quote:


Spoiler for Special Thanks:


***



Spoiler for From Me:


Versi PDF Thread Sebelumnya:

MyPI PDF

Credit thanks to Agan njum26



[TAMAT] L.I.E (LOVE in ELEGY)

Foto diatas hanyalah sebagai ilustrasi tokoh dalam cerita ini


Quote:
Polling
0 suara
SIAPAKAH YANG AKAN MENJADI NYONYA AGATHA ?
Diubah oleh bunbun.orenz 04-07-2017 12:31
drakenssAvatar border
snf0989Avatar border
ugalugalihAvatar border
ugalugalih dan 27 lainnya memberi reputasi
26
1.5M
7.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
glitch.7Avatar border
glitch.7
#1560
PART 23


Pukul 22.30 wib lewat Gua dan Mba Yu sudah sampai di kost-an, mobil Mba Yu tepat Gua parkirkan di sebelah CieRVi Mba Siska. Lalu kami berdua pun berjalan kearah kamar no.20.

Ceklek..Pintu terbuka.

"Wah Mas, bagus banget kamar kamu...", ucap Mba Yu yang berdiri di ambang pintu.

"Ya alhamdulilah Mba..",
"Ayo masuk Mba, ngapain berdiri disitu ? udah malem..", jawab Gua sambil melepas jaket di samping kasur.

"Eh iya Mas..", Mba Yu berjalan masuk ke dalam lalu menutup pintu kamar dan menguncinya.

Gua kembali berjalan kearahnya yang masih berdiri di dekat pintu, lalu Gua menggantung jaket di hanger belakang pintu. Ketika Gua mengaitkan jaket ke hanger, ternyata Mba Yu melirik kearah lengan Gua yang terluka.

"Mas..",
"Itu tangan mu luka kenapa ?", tanyanya.

"Eh..",
"Oh ini.. Eumm..",
"Kena minyak Mba, minyak goreng..", jawab Gua sedikit kikuk.

"Kok bisa ?",
"Masak apaan emangnya Mas ?", tanyanya semakin kepo.

Mau gak mau Gua pun mengarang sedikit cerita soal luka di lengan ini. Gua bilang saja tadi pagi tes masak ikan asin, nah karena ikan asinnya masih dalam keadaan basah malah percikan minyaknya loncat-loncat mengenai lengan Gua.

"Diih, ada-ada aja sih Mas, bukannya dikeringin dulu airnya baru dimasak..", ucapnya.

"Iya Mba lupa..",
"Mba, udah malam nih, kamu istirahat gih.. Tuh tidur dikasur ku aja..",
"Biar aku tidur di matras...", ucap Gua seraya menuju ke kamar mandi.

Selesai berganti celana santai, Gua pun keluar kamar mandi dan menggelar matras pemberian Om Gua, ya matras biasa yang biasa dipakai aparat baju ijo gitu lah. Mba Yu gantian masuk ke kamar mandi, untuk bersih-bersih dan mengganti baju atasnya dengan kaos milik Gua dari lemari pakaian.

Gua sudah rebahan diatas matras dan menyalakan Tv ketika Mba Yu keluar dari kamar mandi. Mba Yu duduk diatas kasur, lalu menyandarkan punggungnya ke bahu kasur, bed-cover sudah ditariknya hingga seperut. Gua pun mengenakan sarung untuk menahan dinginnya AC di kamar ini.

"Lampunya mau dimatikan Mba ?", tanya Gua.

"Boleh Mas...", jawabnya.

Gua pun bangkit dan mematikan lampu kamar, kini penerangan hanya dari Tv yang masih menyala dan lampu tidur yang redup diatas lemari kecil samping kasur. Gua kembali rebahan diatas matras dan menarik sarung, Tv sudah Gua timer agar auto-off.

Beberapa menit kemudian hanya suara Tv yang Gua dengar, mata pun kian menutup karena rasa kantuk yang menyerang. Tapi baru saja Gua akan mengarungi alam mimpi, suara merdu nan manis membuat Gua kembali membuka mata.

"Mas".

"Ya Mba ?".

"Dingin gak ?".

"Aku pakai sarung kok..".

"Diatas sini Mas tidurnya sama aku...".

...

Alarm hp membangunkan Gua karena bunyinya yang cukup cumiakkan telinga. Tangan Gua meraba-raba sisi atas matras dan mengambil hp dengan mata yang masih terpejam, perlahan Gua kerjapkan mata lalu melihat jam di hp. Pukul 04.30 wib. Gua mengucek mata sebentar lalu duduk diatas matras, meregangkan otot yang sedikit kaku karena tidur dibawah, Gua rentangkan tangan seraya menguap. Dengan rasa kantuk yang masih menggelayut di kelopak mata, Gua paksakan tubuh berdiri dan bergegas ke kamar mandi, langsung saja Gua mem-bom wc dengan amunisi dari dalam perut, selesai bom alaium gambreng, Gua langsung bersih-bersih membilas tubuh. Dasar ibu kota, subuh gini aja airnya gak terasa dingin, beda sama di kota Gua. Beres mandi Gua mengambil wudhu.

Gua keluar kamar mandi dan melihat Mba Yu yang masih tertidur pulas diatas kasur. Gua tersenyum melihat wajah damainya yang tentram mengarungi alam mimpi. Semalam Gua memilih tetap tidur dilantai beralaskan matras daripada memilih tawarannya yang meminta Gua tidur satu ranjang dengannya.

Lalu Gua pun menggelar sajadah dan melakukan kewajiban 2 raka'at. Selesai shalat, Gua melirik lagi ke arah kasur, Gua terkekeh pelan ketika melihat Mba Yu menggeliat dalam selimut. Tidak lama matanya terbuka perlahan dan menatap Gua yang masih terduduk diatas sajadah.

"Mas..".

"Ya Mba..".

"Habis shalat subuh ?".

Gua mengangguk pelan dan tersenyum, "Kamu mau shalat Mba ?", tanya Gua sambil berdiri dan melepas baju koko.

"Aku lagi gak shalat Mas ada 'tamu', hihihi...", jawabnya.

"Ooh, yaudah kalo gitu..",
"Eh iya Mba.. Aku mau berangkat..", ucap Gua seraya membuka lemari pakaian dan mengambil kemeja kuliah,
"Kamu kalo masih mau tidur, tidur aja enggak apa-apa.. Nanti kunci kamar taruh diatas ventilasi aja ya Mba kalo mau pulang siang..", lanjut Gua sambil mengenakan kemeja.

"Loch ?",
"Ini jam berapa ? Kok pagi banget Mas kuliahnya ?", tanyanya seraya bangun dan terduduk diatas kasur.

Selesai mengenakan kemeja, Gua mengambil celana bahan hitam, lalu berjalan kearah kasur dan duduk disisi ranjang, tepat di sebelah Mba Yu yang masih duduk. Gua membelai lembut kepala atasnya.

"Aku mau jemput dan antar Mba Siska dulu..", jawab Gua.

"Mba ?",
"Mba Siska ? Mba Siska nya saudara Almh. Dini ?", tanyanya lagi dengan cukup terkejut.

"Iya Mba..".

"Kamu.."
"Kamu sama Mba Siska ?".

Gua mengangguk tanpa tersenyum, lalu Gua peluk tubuhnya, menyandarkan kepalanya ke bahu Gua.

"Maafin aku ya Mba..",
"Maaf.. Maaf...".

"Kenapa Mas..",
"Kenapa kamu milih dia ?".

"Maafin aku Mba, aku udah lama suka sama dia...".

"Kenapa kamu gak balik ke aku Mas.. Kenaapaaaa...".

Suara isak tangisnya pun pecah mengisi ruang kamar nomor 20. Menyambut pagi ini dengan tangis seorang perempuan bukanlah harapan Gua, tapi sebuah kejujuran adalah pilihan tepat bagi Gua daripada membohonginya.

...

Gua sudah berada di dalam mobil milik sang kekasih, melintasi jalan raya ibu kota ini bersama kendaraan lainnya yang mulai memadati jalanan. Sekitar pukul 6 lewat, Gua sudah memarkirkan mobil di halaman rumah kontrakan sang kekasih. Gua turun dari mobil dan menuju pintu rumah yang sudah terbuka.

"Assalamualaikum..", Gua mengucapkan salam.

"Walaikumsalam..", jawab sang kekasih hati sambil berjalan keluar dari kamarnya.

Wow.. wow.. wow.. Cuantiiikkknyooo Mba Siska kuuu. Duh duh duuuh, pacar Gua beneran cantik beuts dah, seragam kerjanya itu loch, beeuuuh.. cocok daaah Mba kamu jadi pacar Mas Eza hahahaha...

"Eh udah datang kamu...",
"Masuk dulu Za",
"Aku lagi masak air panas buat kopi kamu...", ucapnya yang sudah berada tepat dihadapan Gua.

"Makasih banyak Mba hehe..",
"Ah aku tunggu diluar aja Mba", jawab Gua lalu duduk di kursi plastik di teras kontrakannya.

Sambil menunggunya membuatkan segelas kopi hitam, Gua sudah 'ngebul' menghisap sang racun. Gua keluarkan hp lalu mengetik sms.

Quote:


Gua memang sengaja membelikannya sarapan, sekalian Gua makan nasi uduk juga sih. Setelah kejujuran Gua soal hubungan dengan Mba Siska yang membuat Mba Yu menangis, Gua meminta maaf dan menenangkannya, rasa bersalah pasti ada karena Gua tidak memilih untuk kembali ke pelukkannya. Gua masih sayang dengan Mba Yu, tapi apa boleh buat, sekarang sudah ada Mba Siska di hati Gua, gak mungkinlah Gua juga memutus hubungan dengan Mba Siska secepat ini. Toh Gua juga serius menjalin kisah dengan Mba Siska, bukan hanya pelarian semata. Walaupun Mba Siska galak, tetep aja Gua jatuh hati padanya, gak Gua pungkiri rasa suka yang sejak lama terpendam di hati langsung meledak ketika Mba Siska menerima pernyataan rasa suka Gua. Gayung bersambut, Gua pacaran dengannya, tapi ternyata di lain hati, di lain tempat, Mba Yu malah sudah putus dengan pacarnya. Mana Gua tau dia putus sebulan sebelum Gua jadian dengan Mba Siska. Memang belum waktunya mungkin Gua balikkan dengan Mba Yu yang seksehnya gak ketulungan.

Tidak lama, Gua pun harus berangkat untuk menjemput sang kekasih, lalu Mba Yu memilih untuk kembali tidur, mungkin masih lelah, lelah karena hatinya menangis.

Tidak lama kemudian Mba Siska sudah kembali dengan secangkir kopi hitam dan secangkir teh manis. Lalu dirinya duduk di bangku plastik juga, samping meja plastik yang menghalangi kami.

"Itu apaan Za ?", tanya Mba Siska melirik kearah kantung plastik hitam diatas meja teras.

"Oh iya, maaf aku lupa hehehe..",
"Ini nasi uduk untuk sarapan kamu Mba..",
"Kamu belum sarapan kan ?", tanya Gua.

"Ya ampun makasih banyak Zaa..",
"Kamu perhatian banget, tadinya aku mau ajak kamu sarapan disebelah, di warteg situ..",
"Iya aku belum sarapan, makasih sekali lagi ya Za..", ucapnya.

"Sama-sama Mba..",
"Ya udah dimakan dulu Mba..".

Mba Siska pun kembali kedalam rumah untuk mengambil piring dan sendok, lalu kembali lagi ke teras dan memindahkan sarapan dari kertas nasi ke piring yang dia ambil tadi.

Perhatian kecil seperti ini cukup membuat hati seorang perempuan berbunga-bunga, bukan soal lebay dia sampai mengucapkan terimakasih 2x. Karena sewajarnya perempuan yang biasanya selalu menyiapkan sarapan ataupun hidangan lainnya, jadi jika kita sebagai lelaki bisa mengganti perannya sekali-kali dalam menyediakan sarapan seperti ini pastilah pasangan atau gebetan kalian senang bukan main. Karena sudah jadi hal biasa jika kita hanya datang dan menawarkannya 'mau sarapan dimana ?'.

(Yank.. Iya gak ? Hehehe... Kangen yak aku masakin sarapan pagi kayak diawal nikah... emoticon-Big Grin emoticon-Wowcantik)

"Eh kamu udah sarapan ?", tanyanya yang tidak jadi menyendok makanan ke mulutnya.

"Udah kok Mba, maaf ya aku sarapan duluan...",
"Tadi langsung makan di tempat jual nasi uduknya hehe...", jawab Gua seraya mengangkat cangkir kopi.

"Ooh yaudah, aku makan ya Za..", ucapnya lagi dengan senyuman manis sekali.

Gua mengangguk pelan seraya meneguk kopi. Lalu Gua hanya tersenyum melihatnya memakan sarapan yang Gua belikan itu. Mba Siska mengunyah makanan sambil tersipu malu karena gua memperhatikannya terus. Duh manisnya kamu Mba, cantik lagi walaupun lagi makan, ah kapan sih kamu jeleknya.

Beres juga dia menghabiskan sarapannya dan meminum teh manis, bersamaan dengan itu Gua pun sudah menghabiskan kopi buatannya. Mba Siska membereskan cangkir dan piring kotor lalu membawanya ke dapur, kemudian dia kembali ke depan dengan tas kerjanya, selesai menutup pintu dan menguncinya, kami pun masuk kedalam mobil.

Gua sudah mengemudikan kembali mobilnya ke jalan raya, menuju kantor sang kekasih. Dengan arahan darinya Gua pun mengarahkan mobil ke jalan A B dan C, sekitar 20 menit bergelut dengan kemacetan ibu kota, akhirnya kami sampai di depan kantor sang kekasih. Oh ini toh kantornya, ucap Gua seraya melongok kearah kantornya dari dalam mobil.

"Za, makasih ya udah anter aku",
"Nanti aku pulang jam setengah lima sore..",
"Kalo kamu masih ada kuliah gak apa-apa, gak usah jemput aku, biar aku pulang bareng temen ku..", ucapnya.

"Oh oke Mba, tapi tenang aja, aku kuliah cuma sampai jam 3 sore kok..", jawab Gua

Mba Siska tersenyum kepada Gua, membuka seatbeltnya dan..

Cupp.. kecupan bibirnya mendarat tepat di bibir Gua.

"Aku kerja dulu ya sayang...",
"Hati-hati di jalan, kabarin kalau udah sampai kampus..", ucapnya.

Gua tarik pelan tengkuknya agar wajahnya mendekat lagi. Lalu Gua kecup keningnya. Cup..

"Oke Mba, semoga hari ini lancar ya kerjanya..", ucap Gua kemudian.

"Sip, makasih Za..",
"Aku masuk dulu ya, udah mau apel tuh..", ucapnya lagi.

"Dih kayak anak sekolah aja masih upacara senin pagi hehehe...", balas Gua.

"Yee, kewajiban dan rutinitas kerjaan aku tauuu...", jawabnya lagi seraya mencubit gemas pipi Gua.

Setelah Mba Siska keluar mobil dan hilang dari pandangan mata Gua, tangan kiri Gua menggerakkan persneling ke gigi-1 dan kembali mengemudikan mobil untuk berangkat ke kampus.

Macet lagi macet lagi... Gara-gara si komo lewat... Gua telat ini ma hadeuh! Jam 8 kurang 10 menit masih ditengah kemacetan, membuat harapan Gua pupus mengawali kuliah dengan niat tepat waktu. Ya akhirnya sampai juga di parkiran kampus, beres memarkirkan mobil milik sang kekasih, Gua pun berlari kecil menuju kelas, dan dasarnya teledor dan terburu-buru, Gua lupa Jas kampus tertinggal di dalam mobil, mau enggak mau Gua balik lagi ke parkiran dan mengambil Jas yang Gua gantung di jok kemudi. Gua cek jam tangan sudah menunjukkan pukul 08.25 wib, hadeuh telat 25 menit lagi! Vret kamvret!. Bodo lah, tes aja dulu masuk kelas, siapa tau masih dikasih kelonggaran, toh pasti ada acara halal-bihalal, pikir Gua.

Sampai depan pintu kelas, Gua melihat Pak Dosen sudah memulai perkuliahan, teman-teman Gua pun sudah lengkap di dalam kelas. Gua mengetuk pintu yang memang sudah terbuka.

"Pagi Pak..", ucap Gua.

Pak Dosen yang baru Gua lihat selama kuliah ini, menengok kearah Gua lalu tersenyum.

"Pagi juga Mas..",
"Ada yang bisa dibantu ?", tanyanya.

"Maaf Pak, saya terlambat datang karena jalanan ibu kota macet..".

"Oh kamu kelas sini juga..",
"Memangnya kapan Jakarta gak macet Mas ?", tanyanya lagi dengan tetap tersenyum.

"Maaf Pak, saya dari kota xxx..",
"Telat bangun juga tadi pagi Pak..", ucap Gua berbohong.

Pak Dosen hanya menggeleng pelan lalu menyuruh Gua masuk ke dalam kelas. Ah selamat Gua, baik nih Dosen.

"Mas, nama mu siapa ?", tanyanya ketika Gua baru menaruh tas diatas meja.

"Oh, nama saya Reza.."
"Reza Agatha Pak..", jawab Gua dengan posisi berdiri dibelakang meja.

Lalu Pak Dosen memanggil Gua untuk turun dengan gerakan tangannya, Gua pun kembali menuruni tangga dan menghampirinya yang berada di bawah.

"Ya Pak ?", tanya Gua ketika sudah berada di hadapannya.

"Kenalkan nama saya Boy",
"Dosen F&B pengganti Pak Avin..", ucapnya seraya mengulurkan tangannya.

Gua cukup terkejut dengan gaya perkenalannya yang ramah dan terlihat bersahabat ini. Dan Gua akhirnya tau juga kalau dia pengganti Dosen F&B sebelumnya yang pindah kerja ke luar negeri. Gua pun menyambut jabat tangannya, gile kuat banget cengkraman tangannya, lagian apa maksudnya nih dia pake acara menyeringai ke Gua. Rasa takut pun mengusik perasaan Gua, jangan-jangan... Jangan-jangan nih Dosen yang bernama Boy, Homo lagi.. Oh Fak! Apes kalo ketakutan Gua bener-bener menjadi kenyataan.

Lalu Dosen baru Gua itu menepuk bahu kanan Gua dengan tangan kirinya.

"Ada salam dari Veronica anak kelas B untuk kamu..", ucapnya pelan.
dany.agus
fatqurr
fatqurr dan dany.agus memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.