- Beranda
- Stories from the Heart
Ekspedisi Kota Misteri Berdarah
...
TS
fandi.bin.stres
Ekspedisi Kota Misteri Berdarah
Hallo Agan Sista semuanya...
Spoiler for TOP THREAD:
Alhmadulillah...
Akhirnya ini thread jadi Top Thread juga...
Terima kasih kepada Om Momod, Agan Sista Kaskuser semuanya...
saya terharu berat
: ( 

Akhirnya ini thread jadi Top Thread juga...
Terima kasih kepada Om Momod, Agan Sista Kaskuser semuanya...
saya terharu berat
: ( 

Spoiler for first:
Setelah sekian lama menjadi member
akhirnya saya mendapat inspirasi untuk membuat sebuah cerita misteri wal horor
akhirnya saya mendapat inspirasi untuk membuat sebuah cerita misteri wal horor
Spoiler for second:
Threat misteri wal horor yang gwe buat kali ini tentang ekspedisi kota misteri yang sudah lama hilang ditelan bumi namun kembali digali oleh beberapa orang


Spoiler for third:
Tanpa banyak cas cis cus
Silahkan dinikmati cerita saya nie
Silahkan dinikmati cerita saya nie
Spoiler for fourth:
Dalam cerita saya ini terkandung unsur BB +20rate atau Mengandung Materi Berbau Dewasa
Spoiler for filler:
Ini sih namanya bagian filler, bukan side story atau ntah apa sejenisnya...
tujuannya simpel, untuk menutupi mata rantai cerita yang hilang antara satu part dengan part lainnya maupun didalam part itu sendiri...
No Chit Chat anymore, just enjoy it Guys...
Filler Section 1
Filler Section 2
Filler Section 3
After Ending
tujuannya simpel, untuk menutupi mata rantai cerita yang hilang antara satu part dengan part lainnya maupun didalam part itu sendiri...
No Chit Chat anymore, just enjoy it Guys...
Filler Section 1
Filler Section 2
Filler Section 3
After Ending
Spoiler for last:
WARNING!!!
Cerita saya ini memiliki durasi update sekitar lebih 14 hari saja atau 2 minggu lebih untuk menghindari "kentang" berterbangan dimana mana
Cerita saya ini memiliki durasi update sekitar lebih 14 hari saja atau 2 minggu lebih untuk menghindari "kentang" berterbangan dimana mana
Pembaca yang baik budiman itu dapat memberi komeng ke TS


Pembaca yang dimuliakan derajatnya itu sekiranya




Pembaca yang dimuliakan derajatnya itu sekiranya


Jika agan sista berkenan untuk mendapat pahala lebih, mohon TS diberi




Tapi tolong dengan sangat TS jangan


Sakit gan sista rasanya

Tapi lebih parah rasa sakitnya jumpa sama mantan



Sakit gan sista rasanya

Tapi lebih parah rasa sakitnya jumpa sama mantan

Diubah oleh fandi.bin.stres 14-05-2017 04:13
exc@libur dan 8 lainnya memberi reputasi
9
137.4K
Kutip
676
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fandi.bin.stres
#385
Part 13 - Suksesi Tahta
PART 13 - Suksesi Tahta
Quote:
Dalam dimensi itu hari terus berlanjut menjadi gelap. Aku masih menyaksikan aksi kebiadaban makhluk makhluk tak berotak itu. Setelah mereka melucuti pakaian wanita wanita itu hingga tak berbalut sehelai kain pun dan menampakkan seluruh bagian tubuhnya, kini mereka akan menghadapi siksaan baru lagi. Mereka kini digiring layaknya hewan ternak kembali ke kandangnya, namun masih lebih lembut dan lebih baik daripada sebelumnya. Sesampainya mereka semua di balai alun alun kota raja, mereka disuruh berdiri berbaris menghadap kedepan. Dibawah terangnya cahaya obor, satu per satu prajurit Sudarma datang memperhatikan para wanita itu. Kini tubuh para prajurit itu sudah bersih dari tetesan darah dan sisa daging dan tulang belulang manusia yang menempel sebelumnya.
Tampak para prajurit itu akan memilih para wanita itu. Ya, mereka diperlakukan layaknya sebuah barang dagangan yang sedang dipajang di etalase toko. “Aku ambil yang ini!” teriak sang komandan prajurit sembari menarik tangan seorang gadis yang berusia kira kira 20 tahun. Tubuhnya memang kelihatan mungil tapi sebenarnya tubuh gadis tersebut jelas jelas sanggup menarik mata lelaki mana pun. Lekukan tubuhnya yang langsing, buah dadanya yang cukup besar, kemaluannya yang berwarna merah muda terang menandakan dia masih perawan dan belum pernah menikah serta wajahnya yang lugu dan manis menjadi megnet bagi sang komandan untuk memilihnya. Jangankan sang komandan, aku sendiri pun sangat tertarik padanya karena sejujurnya dia masih “lebih” daripada Mirna dan tuan putri ini.
Satu persatu para wanita sudah terpilih dan telah bersama para prajurit. Ternyata masih ada beberapa wanita yang tidak terpilih, sekitar 10 orang lebih. Memang jumlah prajurit Sudarma sedikit, hanya sekitar 100 orang saja yang terdiri dari 70 orang pasukan prajurit pria dan 30 orang pasukan prajurit wanita yang berperan ganda. Sebagai selir pemuas nafsu setan Sudarma sebelum kudeta di dalam lingkungan Istana serta sebagai penyihirnya yang memberikan petunjuk dan nasihat ghaib pada Sudarma. Aku sendiri tak tahu bagaimana itu bisa terjadi karena aku hanya mendengar kesaksian dari Atri, si tuan putri yang malang. Berdasarkan ceritanya selama aku menyaksikan pembantaian sebelumnya, ternyata Sudarma suka mengangkat selir sebagai pemuas nafsunya setelah menikah dengan sang tuan putri. Begitu juga dengan penyihir penyihir wanita itu, Sudarma sengaja mengutus orang kepercayaannya untuk pergi ke suatu tempat merekrut para wanita penyihir itu dengan alasan untuk melindungi kerajaan.
Memang masa masa kerajaan dahulu kala banyak para pangeran dan raja mengangkat selir untuk memuaskan nafsu birahi mereka. Bahkan mereka mengangkat selir itu untuk memberikan keturunan lelaki sebagai penerus kerajaan jika sang ratu maupun tuan putri tak dapat memberikan seorang bayi lelaki. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang wajar dan lumrah dilakukan oleh para pangeran dan raja dimasanya. “Aldi, kamu yakin sanggup menyaksikan yang berikutnya?” tiba tiba Atri mengagetkanku. Aku hanya mengangguk saja tak mengeluarkan suara apapun. Benar saja, setelah selesai ara prajurit itu memilih wanita wanita itu mereka pun langsung melepas baju zirah mereka. Pemandangan itu membuatku merinding sekaligus merasa aneh.
Tanpa basa basi, para prajurit itu mulai melakukan tindakan terbejat berikutnya. Mereka secara paksa menggagahi wanita wanita yang telah mereka pilih. Mata mereka benar benar penuh nafsu birahi. Gerakan mereka kini hanya dipenuhi syahwat dan libido semata. Teriakan teriakan wanita wanita itu memecah kesunyian malam. Mulai dari gadis perawan, wanita bersuami dan mempunyai anak hingga janda merasakan kepedihan yang luar biasa malam itu. Terlebih lebih bagi gadis perawan yang mahkota keperawanannya harus hilang diterjang “benda tumpul” prajurit tak bermoral itu yang seharusnya keperawanan mereka diserahkan kepada suami mereka setelah menikah. Aku benar benar sedih melihat pemandangan itu. Aku tak kuasa sebenarnya.
Setelah melalui menit demi menit penyiksaan seksual yang ganas dan mengerikan serta penuh kepedihan, para prajurit itu mencapai puncaknya. Hampir bersamaan mereka mencapai puncaknya dalam acara biadab itu. Badan mereka yang penuh tetesan keringat menandakan mereka telah siap menyelesaikan hubungan badan terkutuk itu. Pekik teriak para prajurit kini merupakan saat saat terakhir dimana para prajurit pria itu selesai melampiaskan nafsu setannya ke tubuh para wanita tak berdosa itu demi hasrat untuk mencari keturunan pasukan berikutnya. Desah nafas para wanita yang sudah tak berdaya kini perlahan lahan mendominasi ruangan berukuran super besar itu. Satu demi satu para prajurit bangkit dan meninggalkan mereka yang tergeletak lemas tak bertenaga lagi. Tak lama kemudian beberapa prajurit yang masih dalam keadaan telanjang masuk membawakan beberapa tong makanan dan air. “Hei, kalian makanlah ini! Jangan sampai calon calon prajurit muda kami dalam perut kalian mati!” teriak salah seorang prajurit itu.
“Aldi, kekejaman yang kita saksikan ini hanya terjadi didalam kota raja. Sedangkan di luar kota raja yang banyak dihuni para petani, buruh, tukang kayu dan pandai besi tidak. Aku yakin Sudarma akan memindahkan mereka semua untuk tinggal didalam kota raja” tiba tiba suara Atri mengagetkanku. Lantas pintu ruangan itu ditutup namun dengan perlahan lahan dapat kusaksikan wajah beberapa orang wanita yang menangis namun tak lagi mengeluarkan air mata hanya suaranya saja yang keluar lirih, pelan tapi memilukan hati. “Aldi, ayo kita kembali. Sudah cukup pemandangan ini” ajak Atri. “Ya, aku tak tahan lagi melihat mereka, benar benar tersiksa” sambungku yang tak sadar bahwa air mata menetes perlahan turun di pipiku.
Tampak para prajurit itu akan memilih para wanita itu. Ya, mereka diperlakukan layaknya sebuah barang dagangan yang sedang dipajang di etalase toko. “Aku ambil yang ini!” teriak sang komandan prajurit sembari menarik tangan seorang gadis yang berusia kira kira 20 tahun. Tubuhnya memang kelihatan mungil tapi sebenarnya tubuh gadis tersebut jelas jelas sanggup menarik mata lelaki mana pun. Lekukan tubuhnya yang langsing, buah dadanya yang cukup besar, kemaluannya yang berwarna merah muda terang menandakan dia masih perawan dan belum pernah menikah serta wajahnya yang lugu dan manis menjadi megnet bagi sang komandan untuk memilihnya. Jangankan sang komandan, aku sendiri pun sangat tertarik padanya karena sejujurnya dia masih “lebih” daripada Mirna dan tuan putri ini.
Satu persatu para wanita sudah terpilih dan telah bersama para prajurit. Ternyata masih ada beberapa wanita yang tidak terpilih, sekitar 10 orang lebih. Memang jumlah prajurit Sudarma sedikit, hanya sekitar 100 orang saja yang terdiri dari 70 orang pasukan prajurit pria dan 30 orang pasukan prajurit wanita yang berperan ganda. Sebagai selir pemuas nafsu setan Sudarma sebelum kudeta di dalam lingkungan Istana serta sebagai penyihirnya yang memberikan petunjuk dan nasihat ghaib pada Sudarma. Aku sendiri tak tahu bagaimana itu bisa terjadi karena aku hanya mendengar kesaksian dari Atri, si tuan putri yang malang. Berdasarkan ceritanya selama aku menyaksikan pembantaian sebelumnya, ternyata Sudarma suka mengangkat selir sebagai pemuas nafsunya setelah menikah dengan sang tuan putri. Begitu juga dengan penyihir penyihir wanita itu, Sudarma sengaja mengutus orang kepercayaannya untuk pergi ke suatu tempat merekrut para wanita penyihir itu dengan alasan untuk melindungi kerajaan.
Memang masa masa kerajaan dahulu kala banyak para pangeran dan raja mengangkat selir untuk memuaskan nafsu birahi mereka. Bahkan mereka mengangkat selir itu untuk memberikan keturunan lelaki sebagai penerus kerajaan jika sang ratu maupun tuan putri tak dapat memberikan seorang bayi lelaki. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang wajar dan lumrah dilakukan oleh para pangeran dan raja dimasanya. “Aldi, kamu yakin sanggup menyaksikan yang berikutnya?” tiba tiba Atri mengagetkanku. Aku hanya mengangguk saja tak mengeluarkan suara apapun. Benar saja, setelah selesai ara prajurit itu memilih wanita wanita itu mereka pun langsung melepas baju zirah mereka. Pemandangan itu membuatku merinding sekaligus merasa aneh.
Tanpa basa basi, para prajurit itu mulai melakukan tindakan terbejat berikutnya. Mereka secara paksa menggagahi wanita wanita yang telah mereka pilih. Mata mereka benar benar penuh nafsu birahi. Gerakan mereka kini hanya dipenuhi syahwat dan libido semata. Teriakan teriakan wanita wanita itu memecah kesunyian malam. Mulai dari gadis perawan, wanita bersuami dan mempunyai anak hingga janda merasakan kepedihan yang luar biasa malam itu. Terlebih lebih bagi gadis perawan yang mahkota keperawanannya harus hilang diterjang “benda tumpul” prajurit tak bermoral itu yang seharusnya keperawanan mereka diserahkan kepada suami mereka setelah menikah. Aku benar benar sedih melihat pemandangan itu. Aku tak kuasa sebenarnya.
Setelah melalui menit demi menit penyiksaan seksual yang ganas dan mengerikan serta penuh kepedihan, para prajurit itu mencapai puncaknya. Hampir bersamaan mereka mencapai puncaknya dalam acara biadab itu. Badan mereka yang penuh tetesan keringat menandakan mereka telah siap menyelesaikan hubungan badan terkutuk itu. Pekik teriak para prajurit kini merupakan saat saat terakhir dimana para prajurit pria itu selesai melampiaskan nafsu setannya ke tubuh para wanita tak berdosa itu demi hasrat untuk mencari keturunan pasukan berikutnya. Desah nafas para wanita yang sudah tak berdaya kini perlahan lahan mendominasi ruangan berukuran super besar itu. Satu demi satu para prajurit bangkit dan meninggalkan mereka yang tergeletak lemas tak bertenaga lagi. Tak lama kemudian beberapa prajurit yang masih dalam keadaan telanjang masuk membawakan beberapa tong makanan dan air. “Hei, kalian makanlah ini! Jangan sampai calon calon prajurit muda kami dalam perut kalian mati!” teriak salah seorang prajurit itu.
“Aldi, kekejaman yang kita saksikan ini hanya terjadi didalam kota raja. Sedangkan di luar kota raja yang banyak dihuni para petani, buruh, tukang kayu dan pandai besi tidak. Aku yakin Sudarma akan memindahkan mereka semua untuk tinggal didalam kota raja” tiba tiba suara Atri mengagetkanku. Lantas pintu ruangan itu ditutup namun dengan perlahan lahan dapat kusaksikan wajah beberapa orang wanita yang menangis namun tak lagi mengeluarkan air mata hanya suaranya saja yang keluar lirih, pelan tapi memilukan hati. “Aldi, ayo kita kembali. Sudah cukup pemandangan ini” ajak Atri. “Ya, aku tak tahan lagi melihat mereka, benar benar tersiksa” sambungku yang tak sadar bahwa air mata menetes perlahan turun di pipiku.
--------------------------------
Quote:
Aku membuka mataku perlahan lahan. Ternyata didepanku telah duduk kelima wanita itu sambil tersenyum kepadaku. Mereka seakan akan ingin tertawa namun dari ekspersi wajah mereka terlihat sangat mengkhawatirkanku. “Sudah bangun Aldi?” Lidya langsung menggenggam tanganku. Aku terkejut mendengarnya, lantas aku melihat ke kanan ke arah pintu, “Mana tuan putri itu? Si Atri?”. “Aku disini Aldi” jawabnya. “Syukurlah kamu sudah sadar. Kami kebingungan melihatmu terdiam saja disini dari tadi tapi Atri menjawab kamu baik baik saja, hanya dalam sebuah penglihatan” sambung Setia semari meneteskan air mata. “Lha Bu, kok nangis? Aku kan gak kemana mana. Radi aku hanya pergisesaat bersama tuan putri kok” jawabku sembari tertawa kecil. “Dari awal kamu manggil Ibu terus ke kami, sekarang panggil Kakak saja ya” pinta Cut padaku. “Oke Bu, eh Kakak” dan aku hanya tertawa kecil.
“Atri, kemarilah. Aku ingin kamu berjanji padaku, pada mereka sekarang”. “Apa itu Aldi?” jawab Atri sembari berjalan ke arahku dan duduk tepat diantara mereka berlima tepat didepan kakiku. “Aku pinta padamu, seandainya ini semua berakhir, selesai. Kamu dan rakyatmu terbebas. Apakah kamu akan tetap menahanku? Atau kamu melepasku tapi kamu tetap berada disisiku, menjadi teman tak kasat mataku?” pandangan mataku tajam ke arahnya. “Aku... Aku...” tiba tiba saja dia menangis terisak isak. “Jawab Atri, hai tuan putri jawab!” nadaku sedikit meninggi. “Aku sebenarnya ingin melepasmu tapi aku kini mencintaimu!” teriaknya. Sontak saja jawabannya mengagetkanku, membuatku merinding. “Hei, alam kita sudah berbeda. Sekarang ini kamu yang menarik kami semua sekarang kan?” aku hanya menerka saja berharap dia memberikan jawaban jujur berdasarkan analisa yang kubuat ketika aku pergi berdua bersamanya tadi.
“Baiklah, aku akan menceritakan sesuatu ke kalian. Tapi, aku pinta kalian jangan marah” tangannya mengusap air matanya. Ternyata meskipun dia sudah menjadi hantu, rasa kemanusiannya masih ada belum hilang. “Oke, silahkan ceritakan apapun itu” sambungku. “Jadi, selama masa kudeta berlangsung, aku dapat menyelamatkan diri menghindari amukannya” matanya berkaca kaca. Ternyata, ketika serbuan Sudarma dan pasukannya, tuan putri berada dalam istana raja di tengah tengah kota raja. Pagi hari itu semuanya beraktivitas normal seperti hari hari sebelumnya. Tiba tiba saja sebuah suara terdengar keras yang ternyata sebuah teriakan. Ada serbuan dari gerbang utara! Ayah Atri, sang raja terkejut dan kaget mendengarnya. Lalu dia memerintahkan tuan putri untuk berlindung ke dalam jalur rahasia di balik ruangan tidur sang raja. Jalur itu ternyata sebuah pintu ke terowongan keluar menjauhi kompleks istana menyeberangi kota raja menuju hutan.
Kota raja yang berada ditengah tengah 4 kota kecil yang merupakan pendukungnya memang terlindungi dengan baik. Keempat kota pendukung itu dihuni oleh masing masing rakyat dengan kehalian tertentu. Keempatnya terdiri dari satu kota pandai besi, satu kota tukang kayu dan dua kota petani dan buruh lengkap dengan lumbung persediaan bahan bahan hasil pertanian. Sudarma dan pasukannya langsung masuk menyerbu kota raja setelah menundukkan keempata kota tadi tanpa membinasakan satu pun penghuninya yang berharga karena sudah berada dibawah pengaruh Sudarma sebelum dia menikahi tuan putri. Pasukan raja yang setia terlebih dahulu menjadi sasaran mereka. Memang pasukan raja menang jumlah dari pasukan Sudarma tapi mereka menang kemampuan karena dibantu oleh sihirnya Sudarma sehingga satu orang pasukan Sudarma dapat menghabisi sampai 20 orang pasukan raja.
Lantas sang tuan putri, Atri lari meninggalkan ayahnya yang sedang bertempur bersama pasukannya. Didalam kota raja, Sudarma mulai menghabisi beberapa orang yang sudah ditandai oleh para pengikut setianya terlebih dahulu. Setelah melakukan sedikit pertumpahan darah, Sudarma langsung meringsek maju ke dalam Istana raja. Kini hanya dia dan sang raja saling berhadapan siap berduel sampai mati. Entah mengapa itu merupakan nasib sial sang raja karena para petingginya tiba tiba berbalik menyerangnya dan sisa pasukannya yang setia. Begitu juga dengan penyihir penasihat sang raja, para penyihir itu kalah bertempur dengan penyihir penyihir Sudarma. Sebuah panah melesat dengan kencang menuju tangan sang raja. Panah itu menembus tangannya, menancap erat di dinding dibelakangnya.
Kesempatan itu lantas tak dibuang sia sia oleh Sudarma. Dia pun langsung mengambil pedangnya dan menghujamkan pedangnya tepat ke jantung sang raja. Tapi sebelum sang raja mati, Sudarma membisikkan beberapa kalimat ke telinga lawannya itu. “Rasakan pembalasanku, kakek tua. Aku akan mengambil nyawamu sekarang seperti kamu mengambil nyawa Ibuku dulu di tiang gantungan”. Tak pelak lagi, pedang Sudarma yang tepat mengenai jantung sang raja berhasil mencabut nyawa sang raja. Setelah puas membunuh sang raja dan para pengikutnya yang masih setia, Sudarma bergegas lari ke arah kamar mereka. Dia mencari tuan putri yang telah menjadi istri sahnya. Sialnya, Sudarma tak menemukannya dimanapun karena sang tuan putri telah lari terlebih dahulu untuk bersembunyi.
“Karena itulah Sudarma menjadi naik pitam dan melakukan hal keji yang kau saksikan tadi Aldi” demikian Atri menutup kisahnya. Benar benar pilu, dia dikhianati oleh orang yang dicintainya yang ternyata menyimpan dendam kesumat kepada sang raja karena membunuh ibunya dalam rencana kudeta yang gagal. Kami terdiam seribu bahasa mendengar kisahnya. Kami berenam tak tahu harus berucap apa lagi. Sebuah kalimat yang telah berada di ujung lidahku kembali kutelan bulat bulat. Aku menunda kalimat itu keluar dari mulutku jarena aku tak sanggup mengucapkannya. “Tapi aldi, itu belum selesai. Karena sebuah ramalan dari para penyihir kesayangan ayahku dapat mengakhiri ini semua”. Kalimat itu telempar dari mulutnya yang membuat kami berenam kaget dan memandangnya tajam. Apa maksudmu Atri? Apa yang kau sembunyikan dari awal sewaktu kau menculik kami semua? Lantas kenapa mereka harus terlibat juga kalau sedari awal kamu begitu mengenalku? Apakah mereka seperti sebuah jaminanmu agar aku dapat menuruti kemauanmu?
“Atri, kemarilah. Aku ingin kamu berjanji padaku, pada mereka sekarang”. “Apa itu Aldi?” jawab Atri sembari berjalan ke arahku dan duduk tepat diantara mereka berlima tepat didepan kakiku. “Aku pinta padamu, seandainya ini semua berakhir, selesai. Kamu dan rakyatmu terbebas. Apakah kamu akan tetap menahanku? Atau kamu melepasku tapi kamu tetap berada disisiku, menjadi teman tak kasat mataku?” pandangan mataku tajam ke arahnya. “Aku... Aku...” tiba tiba saja dia menangis terisak isak. “Jawab Atri, hai tuan putri jawab!” nadaku sedikit meninggi. “Aku sebenarnya ingin melepasmu tapi aku kini mencintaimu!” teriaknya. Sontak saja jawabannya mengagetkanku, membuatku merinding. “Hei, alam kita sudah berbeda. Sekarang ini kamu yang menarik kami semua sekarang kan?” aku hanya menerka saja berharap dia memberikan jawaban jujur berdasarkan analisa yang kubuat ketika aku pergi berdua bersamanya tadi.
“Baiklah, aku akan menceritakan sesuatu ke kalian. Tapi, aku pinta kalian jangan marah” tangannya mengusap air matanya. Ternyata meskipun dia sudah menjadi hantu, rasa kemanusiannya masih ada belum hilang. “Oke, silahkan ceritakan apapun itu” sambungku. “Jadi, selama masa kudeta berlangsung, aku dapat menyelamatkan diri menghindari amukannya” matanya berkaca kaca. Ternyata, ketika serbuan Sudarma dan pasukannya, tuan putri berada dalam istana raja di tengah tengah kota raja. Pagi hari itu semuanya beraktivitas normal seperti hari hari sebelumnya. Tiba tiba saja sebuah suara terdengar keras yang ternyata sebuah teriakan. Ada serbuan dari gerbang utara! Ayah Atri, sang raja terkejut dan kaget mendengarnya. Lalu dia memerintahkan tuan putri untuk berlindung ke dalam jalur rahasia di balik ruangan tidur sang raja. Jalur itu ternyata sebuah pintu ke terowongan keluar menjauhi kompleks istana menyeberangi kota raja menuju hutan.
Kota raja yang berada ditengah tengah 4 kota kecil yang merupakan pendukungnya memang terlindungi dengan baik. Keempat kota pendukung itu dihuni oleh masing masing rakyat dengan kehalian tertentu. Keempatnya terdiri dari satu kota pandai besi, satu kota tukang kayu dan dua kota petani dan buruh lengkap dengan lumbung persediaan bahan bahan hasil pertanian. Sudarma dan pasukannya langsung masuk menyerbu kota raja setelah menundukkan keempata kota tadi tanpa membinasakan satu pun penghuninya yang berharga karena sudah berada dibawah pengaruh Sudarma sebelum dia menikahi tuan putri. Pasukan raja yang setia terlebih dahulu menjadi sasaran mereka. Memang pasukan raja menang jumlah dari pasukan Sudarma tapi mereka menang kemampuan karena dibantu oleh sihirnya Sudarma sehingga satu orang pasukan Sudarma dapat menghabisi sampai 20 orang pasukan raja.
Lantas sang tuan putri, Atri lari meninggalkan ayahnya yang sedang bertempur bersama pasukannya. Didalam kota raja, Sudarma mulai menghabisi beberapa orang yang sudah ditandai oleh para pengikut setianya terlebih dahulu. Setelah melakukan sedikit pertumpahan darah, Sudarma langsung meringsek maju ke dalam Istana raja. Kini hanya dia dan sang raja saling berhadapan siap berduel sampai mati. Entah mengapa itu merupakan nasib sial sang raja karena para petingginya tiba tiba berbalik menyerangnya dan sisa pasukannya yang setia. Begitu juga dengan penyihir penasihat sang raja, para penyihir itu kalah bertempur dengan penyihir penyihir Sudarma. Sebuah panah melesat dengan kencang menuju tangan sang raja. Panah itu menembus tangannya, menancap erat di dinding dibelakangnya.
Kesempatan itu lantas tak dibuang sia sia oleh Sudarma. Dia pun langsung mengambil pedangnya dan menghujamkan pedangnya tepat ke jantung sang raja. Tapi sebelum sang raja mati, Sudarma membisikkan beberapa kalimat ke telinga lawannya itu. “Rasakan pembalasanku, kakek tua. Aku akan mengambil nyawamu sekarang seperti kamu mengambil nyawa Ibuku dulu di tiang gantungan”. Tak pelak lagi, pedang Sudarma yang tepat mengenai jantung sang raja berhasil mencabut nyawa sang raja. Setelah puas membunuh sang raja dan para pengikutnya yang masih setia, Sudarma bergegas lari ke arah kamar mereka. Dia mencari tuan putri yang telah menjadi istri sahnya. Sialnya, Sudarma tak menemukannya dimanapun karena sang tuan putri telah lari terlebih dahulu untuk bersembunyi.
“Karena itulah Sudarma menjadi naik pitam dan melakukan hal keji yang kau saksikan tadi Aldi” demikian Atri menutup kisahnya. Benar benar pilu, dia dikhianati oleh orang yang dicintainya yang ternyata menyimpan dendam kesumat kepada sang raja karena membunuh ibunya dalam rencana kudeta yang gagal. Kami terdiam seribu bahasa mendengar kisahnya. Kami berenam tak tahu harus berucap apa lagi. Sebuah kalimat yang telah berada di ujung lidahku kembali kutelan bulat bulat. Aku menunda kalimat itu keluar dari mulutku jarena aku tak sanggup mengucapkannya. “Tapi aldi, itu belum selesai. Karena sebuah ramalan dari para penyihir kesayangan ayahku dapat mengakhiri ini semua”. Kalimat itu telempar dari mulutnya yang membuat kami berenam kaget dan memandangnya tajam. Apa maksudmu Atri? Apa yang kau sembunyikan dari awal sewaktu kau menculik kami semua? Lantas kenapa mereka harus terlibat juga kalau sedari awal kamu begitu mengenalku? Apakah mereka seperti sebuah jaminanmu agar aku dapat menuruti kemauanmu?
Diubah oleh fandi.bin.stres 07-04-2017 00:40
erman123 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas