- Beranda
- Stories from the Heart
Ekspedisi Kota Misteri Berdarah
...
TS
fandi.bin.stres
Ekspedisi Kota Misteri Berdarah
Hallo Agan Sista semuanya...
Spoiler for TOP THREAD:
Alhmadulillah...
Akhirnya ini thread jadi Top Thread juga...
Terima kasih kepada Om Momod, Agan Sista Kaskuser semuanya...
saya terharu berat
: ( 

Akhirnya ini thread jadi Top Thread juga...
Terima kasih kepada Om Momod, Agan Sista Kaskuser semuanya...
saya terharu berat
: ( 

Spoiler for first:
Setelah sekian lama menjadi member
akhirnya saya mendapat inspirasi untuk membuat sebuah cerita misteri wal horor
akhirnya saya mendapat inspirasi untuk membuat sebuah cerita misteri wal horor
Spoiler for second:
Threat misteri wal horor yang gwe buat kali ini tentang ekspedisi kota misteri yang sudah lama hilang ditelan bumi namun kembali digali oleh beberapa orang


Spoiler for third:
Tanpa banyak cas cis cus
Silahkan dinikmati cerita saya nie
Silahkan dinikmati cerita saya nie
Spoiler for fourth:
Dalam cerita saya ini terkandung unsur BB +20rate atau Mengandung Materi Berbau Dewasa
Spoiler for filler:
Ini sih namanya bagian filler, bukan side story atau ntah apa sejenisnya...
tujuannya simpel, untuk menutupi mata rantai cerita yang hilang antara satu part dengan part lainnya maupun didalam part itu sendiri...
No Chit Chat anymore, just enjoy it Guys...
Filler Section 1
Filler Section 2
Filler Section 3
After Ending
tujuannya simpel, untuk menutupi mata rantai cerita yang hilang antara satu part dengan part lainnya maupun didalam part itu sendiri...
No Chit Chat anymore, just enjoy it Guys...
Filler Section 1
Filler Section 2
Filler Section 3
After Ending
Spoiler for last:
WARNING!!!
Cerita saya ini memiliki durasi update sekitar lebih 14 hari saja atau 2 minggu lebih untuk menghindari "kentang" berterbangan dimana mana
Cerita saya ini memiliki durasi update sekitar lebih 14 hari saja atau 2 minggu lebih untuk menghindari "kentang" berterbangan dimana mana
Pembaca yang baik budiman itu dapat memberi komeng ke TS


Pembaca yang dimuliakan derajatnya itu sekiranya




Pembaca yang dimuliakan derajatnya itu sekiranya


Jika agan sista berkenan untuk mendapat pahala lebih, mohon TS diberi




Tapi tolong dengan sangat TS jangan


Sakit gan sista rasanya

Tapi lebih parah rasa sakitnya jumpa sama mantan



Sakit gan sista rasanya

Tapi lebih parah rasa sakitnya jumpa sama mantan

Diubah oleh fandi.bin.stres 14-05-2017 04:13
exc@libur dan 8 lainnya memberi reputasi
9
137.4K
Kutip
676
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fandi.bin.stres
#348
Part 12 - Kekejaman Mereka Benar Benar...
PART 11 - Kekejaman Mereka Benar Benar Lebih Parah Dari Binatang
Quote:
Di depan mataku sendiri terlihat sebuah pemandangan yang lebih memilukan lagi. Seorang pria dihadapkan wajahnya dengan sebuah tombak yang sangat tajam. Saking tajamnya ujung mata tombak itu, mata tombak itu memantulkan sinar matahari yang sangat menyilaukan diujungnya. Seorang prajurit memegang kedua kaki pria itu yang telah diikat layaknya seekor hewan yang akan disembelih. Prajurit kedua datang memegang badan pria itu sementara kedua tangan pria itu sudah terkunci rapat oleh tali di punggungnya layaknya seekor buaya yang sudah tertangkap. Tentara ketiga datang memegang kepala pria itu dan lebih kejamnya memaksa matanya untuk terbuka menatap ujung tombak itu. Lalu tanpa aba aba prajurit yang memegang kepala pria itu menikamkan pisau kecilnya ke pipi pria itu sehingga pria itu menjerit sekuat kuatnya. Kemudian, slurrrpppp.... ggrrrrgggghhhhh..... tombak tadi masukkan kedalam mulutnya dengan perlahan. Matanya melotot tajam, mulutnya yang berisi tombak menyemburkan darah, tangannya mengepal kuat dan dadanya naik turun sangat kencang. Keempat prajurit itu tertawa terbahak bahak ketika mata tombak itu keluar dari dubur pria tersebut. Pria tersebut benar benar malang, dia diperlakukan layaknya seekor hewan yang akan dipanggang dengan tombak panjang masuk dari mulut menembus hingga ke lubang dubur.
Pemandangan itu belum selesai, masih banyak lainnya yang menderita parah juga. Beberapa pria yang dari paras wajahnya terlihat berumur hampir 40 tahun mendapat hadiah benda tajam dikepalanya. Tepat didahi mereka tercipta sebuah lubang besar yang mengeluarkan gumpalan otak mereka ke rerumputan. Tampak otak mereka masih berdenyut pelan dan mengeluarkan darah kental yang segar diatas rerumputan itu. Lubang didahi mereka begitu besar sehingga menampakkan rongga kepala tempat bersemayamnya otak mereka yang telah keluar. Sebuah senjata yang terbuat dari logam panjang dan berwarna hitam bermandikan darah berada ditangan salah satu prajurit itu. Gelak tawa dan teriakan mereka semua benar benar menggema mendominasi teriakan teriakan pasrah rakyat tak berdosa itu. Beberapa prajurit bahkan menari nari diatas tumpukan manusia yang baru saja mereka habisi. Lebih parahnya lagi beberapa prajurit dengan sengaja menyemburkan air kencingnya ke tumpukan mayat itu dengan tujuan berlomba siapa yang paling panjang semburannya.
Pemandangan itu belum selesai, masih banyak lainnya yang menderita parah juga. Beberapa pria yang dari paras wajahnya terlihat berumur hampir 40 tahun mendapat hadiah benda tajam dikepalanya. Tepat didahi mereka tercipta sebuah lubang besar yang mengeluarkan gumpalan otak mereka ke rerumputan. Tampak otak mereka masih berdenyut pelan dan mengeluarkan darah kental yang segar diatas rerumputan itu. Lubang didahi mereka begitu besar sehingga menampakkan rongga kepala tempat bersemayamnya otak mereka yang telah keluar. Sebuah senjata yang terbuat dari logam panjang dan berwarna hitam bermandikan darah berada ditangan salah satu prajurit itu. Gelak tawa dan teriakan mereka semua benar benar menggema mendominasi teriakan teriakan pasrah rakyat tak berdosa itu. Beberapa prajurit bahkan menari nari diatas tumpukan manusia yang baru saja mereka habisi. Lebih parahnya lagi beberapa prajurit dengan sengaja menyemburkan air kencingnya ke tumpukan mayat itu dengan tujuan berlomba siapa yang paling panjang semburannya.
--------------------------
Quote:
Nafasku, detak jantungku semuanya tak beraturan bak seorang atlit lari yang baru saja memenangkan lari estafet. Aku tak percaya dihadapanku ada manusia manusia yang begitu kejamnya. Seumur hidupku, aku tak pernah menyaksikan peristiwa seperti ini langsung didepan kedua bola mataku ini. Aku benar benar terkejut tapi aku masih penasaran dengan para orang tua itu, para wanita dan anak anak. “At.. Atri... Bagaimana dengan mereka, para orang tua, anak anak, dan wanita?”. “Sebentar lagi jawaban dari pertanyaan kamu akan terjawab” sambungnya dengan nada datar. Yup, benar saja tak lama kemudian Sudarma berteriak kencang. “Buang seluruh sampah ini kedalam lubang, timbun mereka dengan tanah dan batu” tangannya menunjuk ke tumpukan mayat para pria. “Setelah itu, bariskan para orang tua dan anak anak di lubang sebelah sana! Ayo cepat kalian!”. Aku dan Atri bergerak berjelan menuju ke lubang kedua. Kami berdua berjalan menembus mereka seakan akan kami ini adalah hantu bagi mereka.
Sesampainya di bibir lubang kedua, mataku melotot seakan akan ingin keluar tak percaya dengan apa yang kulihat didepanku. Puluhan tombak berujung tajam dari kayu telah tersusun rapi. Mata tombak itu menghunus ke atas ke udara siap menyambut mangsa. Gila! Benar benar lebih kejam daripada binatang mereka! Lubang tersebut terlihat memiliki ukuran yang sedikit lebih besar daripada lubang sebelumnya tapi memiliki kedalaman yang lebih dalam dari lubang sebelumnya karena dasar lubang itu dipenuhi dengan puluhan tombak kayu tajam yang menancap erat. Aku dan Atri tetap menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Sepertinya, seluruh penduduk kota raja benar benar akan menumpahkan darahnya di lubang lubang ini. Tak lama kemudian, setelah mayat para lelaki sudah berada didalam lubang persemayaman mereka, tibalah giliran para orang tua dan anak anak menghadapi algojo algojo Sudarma.
“Cepat jalan kalian! Dasar lambat!” seorang prajurit menggiring mereka menuju lubang kedua. Tatapan tatapan mata anak anak itu sangat menyakitkan. Meta mereka berkaca kaca, seakan akan tidak ingin pergi jauh dari kedua orang tuanya. Beberapa anak yang menangis mendapatkan sebuah pukulan telak ke bibir mungilnya. Jika terjatuh, tak ayal lagi sebuah tendangan akan mendarat ke dada dan perutnya bahkan ke kepalanya sampai sang anak bangkit berdiri kembali. Brutal sekali! Benar benar diluar batas! Dari kejauhan kelompok wanita yang juga terdiri dari Ibu anak anak itu hanya pasrah dan menangis melihat anak mereka menjauhi mereka. Mereka tahu inilah kesempatan terakhir hidup anak mereka sebelum bertemu algojo Sudarma.
Tiba tiba saja, seorang komandan prajurit Sudarma maju ke depan ke arah deretan barisan orang tua dan anak anak itu. “Sekarang!” teriak Sudarma sekeras kerasnya yang lalu disambut dengan sebuah tendangan ke dada seorang pria uzur dan renta. Dan pria tua itu langsung tercampak melayang jatuh ke dalam lubang berisikan tombak tombak tajam itu. Tak pelak lagi, tombak tombak itu langsung menyambutnya. Teriakannya memilukan, namun yang terdengar dari dalam lubang itu justru hanya membuat para prajurit tertawa sekenceng kencangnya. Kakek itu jatuh kedalam lubang itu, kepalanya tepat menghantam sebuah tombak hingga tembus ke bola matanya, dadanya tertembus tombak dan mengangkat tulang iganya keluar diujung tombak itu, selangkangannya tertusuk tombak yang lain lalu membelahnya menjadi dua dan kedua kakinya putus terkena ujung salah satu tombak yang sangat tajam. Prajurit lainnya pun menyusul sang komandan, mengambil posisi untuk menendang berikutnya.
Tendangan demi tendangan mengenai barisan orang orang tua itu. Satu persatu kakek nenek itu terbang jatuh kedalam lubang maut itu. Teriakan teriakan renta mereka tidak menyurutkan semangat prajurit prajurit itu untuk berhenti. Alih alih berhenti, mereka semakin beringas, semakin bernafsu untuk membunuh. Ku beranikan diri untuk maju melihat langsung kedalam lubang. Aku gemetar, tak kuasa aku rasa untuk berdiri. Puluhan tubuh orang orang tua dan uzur itu menancap tertusuk tepat diatas puluhan mata tombak itu. Usus mereka berserakan, bergantungan dari badan mereka. Bahkan masih ada yang berdenyut menggeliat seperti lupa bahwa tuannya telah tiada namun dia masih tetap mengolah makanan. Darah mengalir disepanjang tombak tombak itu menuju dasar lubang. Bahkan serpihan daging dan tulang belulang manusia turut menempel juga. Mulai dari kepala hingga kaki, semuanya tertembus mata runcing tombak kayu itu. Menembus tubuh tubuh tua itu seperti sebuah sate raksasa namun dagingnya terbuat dari manusia utuh.
Setelah orang orang tua itu habis, tibalah giliran anak anak yang sudah ketakutan sedari awal. “Kalian tahu yang harus kalian lakukan, cepat lakukan karena hadiah untuk kalian disana sudah menanti” tangan Sudarma menunjuk ke arah kelompok wanita, mengisyaratkan para prajuritnya bahwa wanita wanita itu adalah hadiah untuk mereka gagahi. Dengan langkah sigap, mereka mengambil pedang mereka yang tersarung dibalik punggung mereka. Dan tanpa pandang bulu, mereka mulai menangkapi anak anak itu dengan tangan kiri mereka. Tapi yang mengerikan dari pemandangan itu belum selesai juga. Setelah tangan kiri mereka menangkap dan mencekik leher anak anak itu, kini tiba giliran tangan kanan dengan pedangnya beraksi. Para prajurit itu memaksa anak anak yang mereka tangkap itu untuk berbaring di tanah. Creeeesss.... Sebuah sayatan menggantung menebas leher anak anak tak berdosa itu seperti penyembelihan hewan untuk konsumsi.
Darah anak anak itu menyembur keluar bak air yang disemprotkan dari leher mereka. Gantungnya tebasan pedang membuat isi dalam kerongkongan dan tenggorokan mereka terlihat jelas meskipun darah masih mengucur deras keluar. Anak anak tak berdosa itu mencoba melawan, meronta kesakitan dengan nafas mereka yang sudah terputus putus. Matanya menatap kosong ke langit mengisyaratkan dirinya siap untuk berpindah ke alam berikutnya. Merasa belum puas dengan tebasan pedang tadi, para prajurit itu lalu mengangkat tubuh tubuh mungil itu dan mencampakkannya ke dalam lubang itu. Mereka benar benar menderita, sangat menderita. Belum sepenuhnya nyawa mereka terlepas dari tubuh mereka, kini mereka harus mendapat siksaan kedua. Tak dapat dipungkiri lagi, puluhan mata tombak yang sebelumnya telah menyambut kakek nenek mereka kini menyambut mereka juga. Teriakan mereka berusaha mengelak, memohon agar tidak dibunuh tak menyurutkan keinginan prajurit Sudarma bahkan hanya membuat mereka semakin beringas.
Setelah selesai dengan para pria, orang orang tua dan anak anak, kini tibalah giliran para wanita. Mereka sengaja meninggalkan para wanita untuk sebuah tujuan yang lebih gila. Meskipun seluruh pakaian prajurit itu sudah berlumuran darah dan daging manusia yang menempel, tidak tampak rasa takut maupun iba diwajah mereka. “Ambil wanita yang kalian mau! Tiduri dia! Pastikan kalian mempunyai anak darinya! Ingat, keturunan kalian nanti akan menjadi prajurit handal dan terbaik untuk kerajaan kita kedepannya!” teriak Sudarma yang disambut tawa dan kepalan tangan keatas. “Pilih wanita yang subur dan bagus, sisanya bunuh dan buang ke dalam lubang!” komando dari Sudarma langsung dilaksanakan oleh para prajuritnya. Mereka bergegas menuju kumpulan para wanita. Tanpa aba aba maupun perintah, para prajurit itu langsung melucuti semua pakaian yang masih menempel di tubuh para wanita itu. Dengan tangan yang masih berlumuran darah, mereka meraba raba seluruh bagian tubuh wanita wanita tersebut. Walhasil, diantara sekitar 80-an wanita tersebut, hanya 5 yang berakhir tragis. Kelimanya langsung dieksekusi para prajurit tersebut dengan cara memenggal kepala mereka.
Sesampainya di bibir lubang kedua, mataku melotot seakan akan ingin keluar tak percaya dengan apa yang kulihat didepanku. Puluhan tombak berujung tajam dari kayu telah tersusun rapi. Mata tombak itu menghunus ke atas ke udara siap menyambut mangsa. Gila! Benar benar lebih kejam daripada binatang mereka! Lubang tersebut terlihat memiliki ukuran yang sedikit lebih besar daripada lubang sebelumnya tapi memiliki kedalaman yang lebih dalam dari lubang sebelumnya karena dasar lubang itu dipenuhi dengan puluhan tombak kayu tajam yang menancap erat. Aku dan Atri tetap menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Sepertinya, seluruh penduduk kota raja benar benar akan menumpahkan darahnya di lubang lubang ini. Tak lama kemudian, setelah mayat para lelaki sudah berada didalam lubang persemayaman mereka, tibalah giliran para orang tua dan anak anak menghadapi algojo algojo Sudarma.
“Cepat jalan kalian! Dasar lambat!” seorang prajurit menggiring mereka menuju lubang kedua. Tatapan tatapan mata anak anak itu sangat menyakitkan. Meta mereka berkaca kaca, seakan akan tidak ingin pergi jauh dari kedua orang tuanya. Beberapa anak yang menangis mendapatkan sebuah pukulan telak ke bibir mungilnya. Jika terjatuh, tak ayal lagi sebuah tendangan akan mendarat ke dada dan perutnya bahkan ke kepalanya sampai sang anak bangkit berdiri kembali. Brutal sekali! Benar benar diluar batas! Dari kejauhan kelompok wanita yang juga terdiri dari Ibu anak anak itu hanya pasrah dan menangis melihat anak mereka menjauhi mereka. Mereka tahu inilah kesempatan terakhir hidup anak mereka sebelum bertemu algojo Sudarma.
Tiba tiba saja, seorang komandan prajurit Sudarma maju ke depan ke arah deretan barisan orang tua dan anak anak itu. “Sekarang!” teriak Sudarma sekeras kerasnya yang lalu disambut dengan sebuah tendangan ke dada seorang pria uzur dan renta. Dan pria tua itu langsung tercampak melayang jatuh ke dalam lubang berisikan tombak tombak tajam itu. Tak pelak lagi, tombak tombak itu langsung menyambutnya. Teriakannya memilukan, namun yang terdengar dari dalam lubang itu justru hanya membuat para prajurit tertawa sekenceng kencangnya. Kakek itu jatuh kedalam lubang itu, kepalanya tepat menghantam sebuah tombak hingga tembus ke bola matanya, dadanya tertembus tombak dan mengangkat tulang iganya keluar diujung tombak itu, selangkangannya tertusuk tombak yang lain lalu membelahnya menjadi dua dan kedua kakinya putus terkena ujung salah satu tombak yang sangat tajam. Prajurit lainnya pun menyusul sang komandan, mengambil posisi untuk menendang berikutnya.
Tendangan demi tendangan mengenai barisan orang orang tua itu. Satu persatu kakek nenek itu terbang jatuh kedalam lubang maut itu. Teriakan teriakan renta mereka tidak menyurutkan semangat prajurit prajurit itu untuk berhenti. Alih alih berhenti, mereka semakin beringas, semakin bernafsu untuk membunuh. Ku beranikan diri untuk maju melihat langsung kedalam lubang. Aku gemetar, tak kuasa aku rasa untuk berdiri. Puluhan tubuh orang orang tua dan uzur itu menancap tertusuk tepat diatas puluhan mata tombak itu. Usus mereka berserakan, bergantungan dari badan mereka. Bahkan masih ada yang berdenyut menggeliat seperti lupa bahwa tuannya telah tiada namun dia masih tetap mengolah makanan. Darah mengalir disepanjang tombak tombak itu menuju dasar lubang. Bahkan serpihan daging dan tulang belulang manusia turut menempel juga. Mulai dari kepala hingga kaki, semuanya tertembus mata runcing tombak kayu itu. Menembus tubuh tubuh tua itu seperti sebuah sate raksasa namun dagingnya terbuat dari manusia utuh.
Setelah orang orang tua itu habis, tibalah giliran anak anak yang sudah ketakutan sedari awal. “Kalian tahu yang harus kalian lakukan, cepat lakukan karena hadiah untuk kalian disana sudah menanti” tangan Sudarma menunjuk ke arah kelompok wanita, mengisyaratkan para prajuritnya bahwa wanita wanita itu adalah hadiah untuk mereka gagahi. Dengan langkah sigap, mereka mengambil pedang mereka yang tersarung dibalik punggung mereka. Dan tanpa pandang bulu, mereka mulai menangkapi anak anak itu dengan tangan kiri mereka. Tapi yang mengerikan dari pemandangan itu belum selesai juga. Setelah tangan kiri mereka menangkap dan mencekik leher anak anak itu, kini tiba giliran tangan kanan dengan pedangnya beraksi. Para prajurit itu memaksa anak anak yang mereka tangkap itu untuk berbaring di tanah. Creeeesss.... Sebuah sayatan menggantung menebas leher anak anak tak berdosa itu seperti penyembelihan hewan untuk konsumsi.
Darah anak anak itu menyembur keluar bak air yang disemprotkan dari leher mereka. Gantungnya tebasan pedang membuat isi dalam kerongkongan dan tenggorokan mereka terlihat jelas meskipun darah masih mengucur deras keluar. Anak anak tak berdosa itu mencoba melawan, meronta kesakitan dengan nafas mereka yang sudah terputus putus. Matanya menatap kosong ke langit mengisyaratkan dirinya siap untuk berpindah ke alam berikutnya. Merasa belum puas dengan tebasan pedang tadi, para prajurit itu lalu mengangkat tubuh tubuh mungil itu dan mencampakkannya ke dalam lubang itu. Mereka benar benar menderita, sangat menderita. Belum sepenuhnya nyawa mereka terlepas dari tubuh mereka, kini mereka harus mendapat siksaan kedua. Tak dapat dipungkiri lagi, puluhan mata tombak yang sebelumnya telah menyambut kakek nenek mereka kini menyambut mereka juga. Teriakan mereka berusaha mengelak, memohon agar tidak dibunuh tak menyurutkan keinginan prajurit Sudarma bahkan hanya membuat mereka semakin beringas.
Setelah selesai dengan para pria, orang orang tua dan anak anak, kini tibalah giliran para wanita. Mereka sengaja meninggalkan para wanita untuk sebuah tujuan yang lebih gila. Meskipun seluruh pakaian prajurit itu sudah berlumuran darah dan daging manusia yang menempel, tidak tampak rasa takut maupun iba diwajah mereka. “Ambil wanita yang kalian mau! Tiduri dia! Pastikan kalian mempunyai anak darinya! Ingat, keturunan kalian nanti akan menjadi prajurit handal dan terbaik untuk kerajaan kita kedepannya!” teriak Sudarma yang disambut tawa dan kepalan tangan keatas. “Pilih wanita yang subur dan bagus, sisanya bunuh dan buang ke dalam lubang!” komando dari Sudarma langsung dilaksanakan oleh para prajuritnya. Mereka bergegas menuju kumpulan para wanita. Tanpa aba aba maupun perintah, para prajurit itu langsung melucuti semua pakaian yang masih menempel di tubuh para wanita itu. Dengan tangan yang masih berlumuran darah, mereka meraba raba seluruh bagian tubuh wanita wanita tersebut. Walhasil, diantara sekitar 80-an wanita tersebut, hanya 5 yang berakhir tragis. Kelimanya langsung dieksekusi para prajurit tersebut dengan cara memenggal kepala mereka.
Diubah oleh fandi.bin.stres 06-04-2017 04:34
erman123 dan sirluciuzenze memberi reputasi
2
Kutip
Balas