- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#4082
Part 94
Saat masuk ruangan kuliah, ane liat Wulan seperti biasa lagi ngumpul sama Putri dan Citra di bangku deretan depan. Saat ane lewat, Wulan sama sekali nggak ngelihat ke ane dan asyik mainan HP.
“Vin !! “ tiba-tiba Putri memanggil ane.
“Gimana Put ? “ jawab ane.
“Nanti malam kumpul di rumahku jam tujuh ya. Terus kita berangkat ke villa sama-sama naik mobil. “ pinta Putri.
“Oke. “ jawab ane.
“Shela juga udah aku kasih tahu barusan, biar dia bisa siap-siap. Hari ini dia ada kelas Karate sampai jam enam kan ? “ tanya Putri.
“Iya. Ntar kami usahakan sampai tempatmu sebelum jam tujuh. “ jawab ane.
“Ngapain juga Put, kamu pake ngasih tahu cewek labil itu. Gak penting banget. “ tiba-tiba aja Wulan nyeletuk agak keras, sambil tetap menatap layar HP-nya. Putri dan Citra yang sepertinya sadar situasi cuma tersenyum kecut. Ah elah…
Kuliah udah berjalan setengah jam, dan pas dosen ngerocos di depan kelas, nggak ada satupun materi yang nyangkut, karena ane masih sibuk mikirin gimana caranya agar Shela sama Wulan nggak ketemu nanti malam di villa. Dan satu-satunya cara adalah salah satu dari mereka harus ane cegah agar nggak ikut. Drrrt drrt, HP ane berbunyi, saat ane cek ada notif BBM dari Shela, pasti dia minta jemput jam satu.
Shela: say jemput aq jam satu ya
Shela: bisa kan
Ane: bisa dong
Shela: sip sip makasih (emot jantung 3x)
Shela: tapi jangan telat
Shela: awas!! (emot tinju 3x)
Ane: iya say beres
Oke, kalo ane minta Wulan nggak ikut jelas mustahil, dan jalan satu-satunya cuma membujuk Shela. Iya bener, itu satu-satunya cara. Asal punya alasan yang kuat, pasti Shela mau, dan gantinya besok Minggu ane ajak aja dia ke tempat lain. Sip, sip, sip. Ntar pas jemput ane coba omongin ke tuan putri.
Ane menatap ke depan dimana Wulan duduk sama Putri dan Citra. Tiba-tiba aja dia menoleh ke belakang buat minjem penggaris. Dan saat kami bertatapan, dia cuma melengos sambil cemberut. Haduuuhh, keluh ane dalam hati.
Saat kuliah selesai jam sepuluh, ane lihat Wulan dan gengnya seperti biasa keluar bareng dan mereka asik ngerumpi sambil ketawa-ketiwi. Pasti mereka bakal pergi ke mall atau café sambil ngomongin acara ntar malam. Ehh tunggu, berarti sekarang ane bebas dari Wulan, yes, dengan semangat ane mengemasi alat tulis dan buku, lalu buru-buru keluar ruangan. Sampai di halaman depan ane lihat mobilnya Putri melintas dan Wulan duduk di jok depan kayak kemaren. Dengan santai ane berjalan menuju parkiran, ngambil motor lalu pulang ke rumah.
Jam satu siang ane kemudian menjemput sang tuan putri di kampusnya. Sampai disana ternyata Shela udah menunggu di depan gerbang kampusnya. Saat melihat ane datang, dia langsung tersenyum senang.
"Lama nunggu ? " tanya ane sambil memberikan helm ke Shela.
"Nggak, baru aja kok. " jawab Shela.
"Vin, aku laper. Makan yuk. " pinta Shela sambil memakai helm.
"Kemana ? " tanya ane.
"Aku pengen KFC. " jawab Shela.
"Ah elah makanan gituan mulu. Yang lain, gado-gado kek. " jawab ane.
"Aku pengen banget Vin. " rengek Shela.
"Ngidam ya ? " tanya ane sambil nyengir.
"Apaan sih ?! " jawab Shela sewot sambil mencubit lengan ane, tapi tumben nggak sakit.
Akhirnya kami menuju KFC yang ada di dekat kampus Shela. Ah kebetulan nih emang ada yang pengen ane omongin, terutama tentang acara di villa nanti. Dan ane harus berhasil membujuk Shela, soalnya udah mepet banget waktunya. Tapi tentu dengan ekstra hati-hati, soalnya Shela sensi banget kalo ngomongin segala hal yang menyangkut Wulan.
"Shel, aku mau ngomong sesuatu. " kata ane.
"Ngomong apaan ? " tanya Shela sambil mengunyah kentang goreng kesukaannya.
"Gimana kalau kita berdua nggak usah ikut acara di villa ntar malam. " jawab ane.
"Kok gitu ? Emang kenapa ? " tanya Shela.
"Ya kamu tahu sendiri lah, kemaren pas kamu sama Wulan ketemu di rumahku, kalian berantemnya aja kayak gitu. Aku yakin kalian ntar bakal ribut lagi kayak kemaren. " kata ane berusaha menjelaskan dengan hati-hati.
"Kan waktu itu Wulan yang mulai duluan... !!! " kata Shela dengan nada marah. Wah Shela mulai ngegas nih.
"Iya aku tahu say, makanya aku yakin besok Wulan bakal cari gara-gara sama kamu lagi. Jadi mending daripada kalian ribut kayak kemaren mending kamunya ngalah. Aku juga bakal nggak ikut, gimana say ? " tanya ane dengan hati-hatiiiii sekali.
Shela nggak menjawab, dia cuma menatap ane sambil menyeruput gelas Pepsi-nya.
"Kalau kamu oke, aku sekarang telpon Putri bilang kalau kita berdua nggak jadi ikut. Oke say ? " tanya ane sambil mengeluarkan HP.
"Terus alasannya apa kalo kita nggak ikut ? " tanya Shela lagi.
"Ya bilang aja terus terang kalo kamu ada selek sama Wulan. Lagian Putri sepertinya juga udah tahu kok. " jawab ane.
"Gimana say ? " tanya ane.
"Terserah kamu ajalah. " jawab Shela sambil melengos keluar. Keliatan banget kalau dia kecewa, tapi ane rasa ini keputusan terbaik.
Ane lalu membuka kontak di HP ane lalu mencari nomornya Putri dan menelponnya, "nomor yang anda putar salah... " lhoooo kok ? Ah elah... pasti si Putri ganti nomor lagi nih, gerutu ane dalam hati.
"Kenapa Vin ? Nyambung nggak ? " tanya Shela.
"Gak nyambung Shel, nomor yang anda putar salah. " jawab ane.
"Ada nomor lain nggak ? " tanya Shela.
"Nggak ada, oh iya aku coba telpon Citra sapa tahu dia lagi sama Putri. " jawab ane.
Ane lalu mencari nomornya Citra di kontak lalu "nomor yang anda tuju sedang ... " walah ini cewek-cewek udah kayak artis kali ya pada susah dihubungi. Duh nelpon sapa lagi nih ? Wulan ? Wiiihhh ogah lah...
"Gimana ? Nggak nyambung lagi ? " tanya Shela.
"Nomornya Citra nggak aktf. Ya udahlah aku BBM aja si Putri. " jawab ane.
"Jangan !! Nggak sopan keles !! Gini aja, temen-temen ngumpul di rumahnya Mbak Putri jam berapa ? " tanya Shela.
"Jam tujuh. " jawab ane.
"Nah jam tujuh kurang, sebelum temen-temen pada ngumpul kita ke rumahnya Mbak Putri, gimana ? " tanya Shela.
"Boleh. " jawab ane.
"Berarti habis dari sasana kita ke tempatnya Putri ya, tapi aku nganter pulang Dina dulu dong. " jawab ane.
"Iya lah. " jawab Shela singkat.
"Eh Vin, kamu minta aku nggak ikut bukan maksud kamu mau ngelindungi Wulan kan ? " tanya Shela sambil menatap ane penuh arti.
"Aku melindungi semua say, ya kamu, Wulan, dan temen-temen semua. Aku cuma nggak mau ada keributan kayak kemaren. Udah gitu aja. " jawab ane menegaskan.
"Lagian aku takut kalau kamu ntar ngamuk, itu villa bisa rubuh. " seloroh ane.
"Apaan sih. " kata Shela ketawa sambil melempar ane dengan sepotong kentang goreng. Ih, tumben tumbenan nih cewek nggak marah aku ajak bercanda, tanya ane dalam hati.
Syukurlah, akhirnya Shela mau aku ajak membatalkan niatnya ikut ke villa, berarti tinggal ntar ngomong ke Putri dan besok Senin menghadapi amukan Wulan. Ah nggak papa, itu bisa dipikir nanti. Setelah dari KFC, ane lalu mengantar sang tuan putri ke kosannya lalu pulang ke rumah.
Jam setengah empat, seperti biasa, ane harus mengantar sang bocah ember latihan Karate ke tempat guru kesayangannya.
Sampai di sana sasana udah ramai, anak-anak udah pada datang, dan Shela seperti biasa menanti kehadiran murid-muridnya di depan aula, lengkap dengan seragam Karatenya. Entah kenapa ane suka banget liat Shela pake seragam Karate, karena ane rasa seragam putih-putih itu cocok banget buat dia.
"Sore, Dina. " sapa Shela dengan senyum ramahnya.
"Selamat sore kak. " teriak Dina dengan riang lalu memeluk guru kesayangannya tersebut.
"Gimana ujiannya tadi ? " tanya Shela.
"Aku bisa semua kak, makasih ya kak semalem udah nemenin aku belajar. " jawab Dina dengan semangat.
"Iya, kakak juga seneng kok bisa bantu kamu dapet nilai bagus. " jawab Shela tersenyum sambil mengusap kepala Dina.
Ane cuma tersenyum simpul melihat keakraban mereka berdua yang ane sendiri nggak pernah mengalaminya sama Dina. Sepertinya ane memang udah menemukan figur kakak yang sebenarnya buat adik ane tersayang ini. Setelah mengantar Dina, ane lalu pulang lagi ke rumah, sekitar jam enam kurang ane kembali ke sasana buat jemput Dina dan tentu saja dengan keadaan udah mandi. Sampai disana ternyata Dina udah menunggu ane di depan aula. Lho tapi Shela mana ? Ane melongok ke dalam ternyata dia lagi asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya di tengah aula. Ah udahlah, nggak usah pamitan, ntar juga kesini lagi kok, batin ane.
"Yuk, Din, kita pulang. " ajak ane ke Dina.
"Kak Shelaaa aku pulang dulu ya !! " teriak Dina dari luar aula.
"Iya. " samar-samar ane denger Shela menjawab.
Ane lalu menggandeng Dina menuju parkiran motor dengan rada buru-buru, soalnya kasihan kalo Shela harus nunggu lama. Lagian habis ini kami juga ada acara ke tempatnya Putri, kalo sampai sana udah jam tujuh, ntar keburu temen-temen udah pada datang dan bisa-bisa Shela malah ketemu Wulan lagi.
"Kak... " panggil Dina tiba-tiba.
"Kenapa Din ? " tanya ane.
"Nggg... nggak, nggak papa. " jawab Dina sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.
Setelah mengantar Dina sampai rumah, ane lalu meluncur kembali ke sasana. Sampai disana sasana udah sepi, karena ane lihat jam udah menunjukkan pukul enam lebih dua puluh. Dan ane lihat Shela lagi duduk sendirian di bangku yang ada di pinggir aula, dan masih mengenakan seragam Karatenya. Lho kok dia belum ganti baju ?
"Say, kok kamu belum ganti baju ? Kita mau ketempatnya Putri kan ? " tanya ane sambil mendekati Shela.
"Shel... " panggil ane lagi.
Tapi Shela nggak menjawab, dia menatap ane dengan tatapan penuh amarah, persis kayak Uciha Itachi saat mau mengeluarkan jurus Genjutsu. Ada apa nih ? Tiba-tiba aja Shela berdiri lalu mendorong ane dengan keras sehingga ane jatuh terjengkang. Tentu saja ane kaget setengah mati dengan tindakan Shela barusan. Kok Shela kelihatan marah banget, jangan-jangan ...
"Kamu ini kenapa say ?! " tanya ane sambil bangkit berdiri.
"Semalem... " kata Shela seraya mendekati ane.
"... Wulan nginep di rumah kamu kan ? " tanya Shela sambil menatap tajam ke ane dengan suara gemetar, seolah-olah ada iblis yang mau keluar dari tubuhnya.
"Itu... itu.. kok kamu tahu... ? " jawab ane dengan gelagapan.
"Dina yang cerita. " kata Shela. Aaarrrggggh!! Udah ane duga !! Pantes aja tadi Dina sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Gini, say.. aku ... "
"JAWAB !!!! IYA KAN ?!!! " teriak Shela dengan keras penuh emosi.
Ohhh mai gad
,
kenapa sih ane selalu aja dapet momen cocolatos mentos kampretos


okeh bersambung dulu ya guys...
edited: nggak ada sesi ngelamun, mengkhayal, ngimpi, dll, semua real
“Vin !! “ tiba-tiba Putri memanggil ane.
“Gimana Put ? “ jawab ane.
“Nanti malam kumpul di rumahku jam tujuh ya. Terus kita berangkat ke villa sama-sama naik mobil. “ pinta Putri.
“Oke. “ jawab ane.
“Shela juga udah aku kasih tahu barusan, biar dia bisa siap-siap. Hari ini dia ada kelas Karate sampai jam enam kan ? “ tanya Putri.
“Iya. Ntar kami usahakan sampai tempatmu sebelum jam tujuh. “ jawab ane.
“Ngapain juga Put, kamu pake ngasih tahu cewek labil itu. Gak penting banget. “ tiba-tiba aja Wulan nyeletuk agak keras, sambil tetap menatap layar HP-nya. Putri dan Citra yang sepertinya sadar situasi cuma tersenyum kecut. Ah elah…
Kuliah udah berjalan setengah jam, dan pas dosen ngerocos di depan kelas, nggak ada satupun materi yang nyangkut, karena ane masih sibuk mikirin gimana caranya agar Shela sama Wulan nggak ketemu nanti malam di villa. Dan satu-satunya cara adalah salah satu dari mereka harus ane cegah agar nggak ikut. Drrrt drrt, HP ane berbunyi, saat ane cek ada notif BBM dari Shela, pasti dia minta jemput jam satu.
Shela: say jemput aq jam satu ya
Shela: bisa kan
Ane: bisa dong
Shela: sip sip makasih (emot jantung 3x)
Shela: tapi jangan telat
Shela: awas!! (emot tinju 3x)
Ane: iya say beresOke, kalo ane minta Wulan nggak ikut jelas mustahil, dan jalan satu-satunya cuma membujuk Shela. Iya bener, itu satu-satunya cara. Asal punya alasan yang kuat, pasti Shela mau, dan gantinya besok Minggu ane ajak aja dia ke tempat lain. Sip, sip, sip. Ntar pas jemput ane coba omongin ke tuan putri.
Ane menatap ke depan dimana Wulan duduk sama Putri dan Citra. Tiba-tiba aja dia menoleh ke belakang buat minjem penggaris. Dan saat kami bertatapan, dia cuma melengos sambil cemberut. Haduuuhh, keluh ane dalam hati.
Saat kuliah selesai jam sepuluh, ane lihat Wulan dan gengnya seperti biasa keluar bareng dan mereka asik ngerumpi sambil ketawa-ketiwi. Pasti mereka bakal pergi ke mall atau café sambil ngomongin acara ntar malam. Ehh tunggu, berarti sekarang ane bebas dari Wulan, yes, dengan semangat ane mengemasi alat tulis dan buku, lalu buru-buru keluar ruangan. Sampai di halaman depan ane lihat mobilnya Putri melintas dan Wulan duduk di jok depan kayak kemaren. Dengan santai ane berjalan menuju parkiran, ngambil motor lalu pulang ke rumah.
Jam satu siang ane kemudian menjemput sang tuan putri di kampusnya. Sampai disana ternyata Shela udah menunggu di depan gerbang kampusnya. Saat melihat ane datang, dia langsung tersenyum senang.
"Lama nunggu ? " tanya ane sambil memberikan helm ke Shela.
"Nggak, baru aja kok. " jawab Shela.
"Vin, aku laper. Makan yuk. " pinta Shela sambil memakai helm.
"Kemana ? " tanya ane.
"Aku pengen KFC. " jawab Shela.
"Ah elah makanan gituan mulu. Yang lain, gado-gado kek. " jawab ane.
"Aku pengen banget Vin. " rengek Shela.
"Ngidam ya ? " tanya ane sambil nyengir.
"Apaan sih ?! " jawab Shela sewot sambil mencubit lengan ane, tapi tumben nggak sakit.
Akhirnya kami menuju KFC yang ada di dekat kampus Shela. Ah kebetulan nih emang ada yang pengen ane omongin, terutama tentang acara di villa nanti. Dan ane harus berhasil membujuk Shela, soalnya udah mepet banget waktunya. Tapi tentu dengan ekstra hati-hati, soalnya Shela sensi banget kalo ngomongin segala hal yang menyangkut Wulan.
"Shel, aku mau ngomong sesuatu. " kata ane.
"Ngomong apaan ? " tanya Shela sambil mengunyah kentang goreng kesukaannya.
"Gimana kalau kita berdua nggak usah ikut acara di villa ntar malam. " jawab ane.
"Kok gitu ? Emang kenapa ? " tanya Shela.
"Ya kamu tahu sendiri lah, kemaren pas kamu sama Wulan ketemu di rumahku, kalian berantemnya aja kayak gitu. Aku yakin kalian ntar bakal ribut lagi kayak kemaren. " kata ane berusaha menjelaskan dengan hati-hati.
"Kan waktu itu Wulan yang mulai duluan... !!! " kata Shela dengan nada marah. Wah Shela mulai ngegas nih.
"Iya aku tahu say, makanya aku yakin besok Wulan bakal cari gara-gara sama kamu lagi. Jadi mending daripada kalian ribut kayak kemaren mending kamunya ngalah. Aku juga bakal nggak ikut, gimana say ? " tanya ane dengan hati-hatiiiii sekali.
Shela nggak menjawab, dia cuma menatap ane sambil menyeruput gelas Pepsi-nya.
"Kalau kamu oke, aku sekarang telpon Putri bilang kalau kita berdua nggak jadi ikut. Oke say ? " tanya ane sambil mengeluarkan HP.
"Terus alasannya apa kalo kita nggak ikut ? " tanya Shela lagi.
"Ya bilang aja terus terang kalo kamu ada selek sama Wulan. Lagian Putri sepertinya juga udah tahu kok. " jawab ane.
"Gimana say ? " tanya ane.
"Terserah kamu ajalah. " jawab Shela sambil melengos keluar. Keliatan banget kalau dia kecewa, tapi ane rasa ini keputusan terbaik.
Ane lalu membuka kontak di HP ane lalu mencari nomornya Putri dan menelponnya, "nomor yang anda putar salah... " lhoooo kok ? Ah elah... pasti si Putri ganti nomor lagi nih, gerutu ane dalam hati.
"Kenapa Vin ? Nyambung nggak ? " tanya Shela.
"Gak nyambung Shel, nomor yang anda putar salah. " jawab ane.
"Ada nomor lain nggak ? " tanya Shela.
"Nggak ada, oh iya aku coba telpon Citra sapa tahu dia lagi sama Putri. " jawab ane.
Ane lalu mencari nomornya Citra di kontak lalu "nomor yang anda tuju sedang ... " walah ini cewek-cewek udah kayak artis kali ya pada susah dihubungi. Duh nelpon sapa lagi nih ? Wulan ? Wiiihhh ogah lah...
"Gimana ? Nggak nyambung lagi ? " tanya Shela.
"Nomornya Citra nggak aktf. Ya udahlah aku BBM aja si Putri. " jawab ane.
"Jangan !! Nggak sopan keles !! Gini aja, temen-temen ngumpul di rumahnya Mbak Putri jam berapa ? " tanya Shela.
"Jam tujuh. " jawab ane.
"Nah jam tujuh kurang, sebelum temen-temen pada ngumpul kita ke rumahnya Mbak Putri, gimana ? " tanya Shela.
"Boleh. " jawab ane.
"Berarti habis dari sasana kita ke tempatnya Putri ya, tapi aku nganter pulang Dina dulu dong. " jawab ane.
"Iya lah. " jawab Shela singkat.
"Eh Vin, kamu minta aku nggak ikut bukan maksud kamu mau ngelindungi Wulan kan ? " tanya Shela sambil menatap ane penuh arti.
"Aku melindungi semua say, ya kamu, Wulan, dan temen-temen semua. Aku cuma nggak mau ada keributan kayak kemaren. Udah gitu aja. " jawab ane menegaskan.
"Lagian aku takut kalau kamu ntar ngamuk, itu villa bisa rubuh. " seloroh ane.
"Apaan sih. " kata Shela ketawa sambil melempar ane dengan sepotong kentang goreng. Ih, tumben tumbenan nih cewek nggak marah aku ajak bercanda, tanya ane dalam hati.
Syukurlah, akhirnya Shela mau aku ajak membatalkan niatnya ikut ke villa, berarti tinggal ntar ngomong ke Putri dan besok Senin menghadapi amukan Wulan. Ah nggak papa, itu bisa dipikir nanti. Setelah dari KFC, ane lalu mengantar sang tuan putri ke kosannya lalu pulang ke rumah.
Jam setengah empat, seperti biasa, ane harus mengantar sang bocah ember latihan Karate ke tempat guru kesayangannya.
Sampai di sana sasana udah ramai, anak-anak udah pada datang, dan Shela seperti biasa menanti kehadiran murid-muridnya di depan aula, lengkap dengan seragam Karatenya. Entah kenapa ane suka banget liat Shela pake seragam Karate, karena ane rasa seragam putih-putih itu cocok banget buat dia.
"Sore, Dina. " sapa Shela dengan senyum ramahnya.
"Selamat sore kak. " teriak Dina dengan riang lalu memeluk guru kesayangannya tersebut.
"Gimana ujiannya tadi ? " tanya Shela.
"Aku bisa semua kak, makasih ya kak semalem udah nemenin aku belajar. " jawab Dina dengan semangat.
"Iya, kakak juga seneng kok bisa bantu kamu dapet nilai bagus. " jawab Shela tersenyum sambil mengusap kepala Dina.
Ane cuma tersenyum simpul melihat keakraban mereka berdua yang ane sendiri nggak pernah mengalaminya sama Dina. Sepertinya ane memang udah menemukan figur kakak yang sebenarnya buat adik ane tersayang ini. Setelah mengantar Dina, ane lalu pulang lagi ke rumah, sekitar jam enam kurang ane kembali ke sasana buat jemput Dina dan tentu saja dengan keadaan udah mandi. Sampai disana ternyata Dina udah menunggu ane di depan aula. Lho tapi Shela mana ? Ane melongok ke dalam ternyata dia lagi asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya di tengah aula. Ah udahlah, nggak usah pamitan, ntar juga kesini lagi kok, batin ane.
"Yuk, Din, kita pulang. " ajak ane ke Dina.
"Kak Shelaaa aku pulang dulu ya !! " teriak Dina dari luar aula.
"Iya. " samar-samar ane denger Shela menjawab.
Ane lalu menggandeng Dina menuju parkiran motor dengan rada buru-buru, soalnya kasihan kalo Shela harus nunggu lama. Lagian habis ini kami juga ada acara ke tempatnya Putri, kalo sampai sana udah jam tujuh, ntar keburu temen-temen udah pada datang dan bisa-bisa Shela malah ketemu Wulan lagi.
"Kak... " panggil Dina tiba-tiba.
"Kenapa Din ? " tanya ane.
"Nggg... nggak, nggak papa. " jawab Dina sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.
Setelah mengantar Dina sampai rumah, ane lalu meluncur kembali ke sasana. Sampai disana sasana udah sepi, karena ane lihat jam udah menunjukkan pukul enam lebih dua puluh. Dan ane lihat Shela lagi duduk sendirian di bangku yang ada di pinggir aula, dan masih mengenakan seragam Karatenya. Lho kok dia belum ganti baju ?
"Say, kok kamu belum ganti baju ? Kita mau ketempatnya Putri kan ? " tanya ane sambil mendekati Shela.
"Shel... " panggil ane lagi.
Tapi Shela nggak menjawab, dia menatap ane dengan tatapan penuh amarah, persis kayak Uciha Itachi saat mau mengeluarkan jurus Genjutsu. Ada apa nih ? Tiba-tiba aja Shela berdiri lalu mendorong ane dengan keras sehingga ane jatuh terjengkang. Tentu saja ane kaget setengah mati dengan tindakan Shela barusan. Kok Shela kelihatan marah banget, jangan-jangan ...
"Kamu ini kenapa say ?! " tanya ane sambil bangkit berdiri.
"Semalem... " kata Shela seraya mendekati ane.
"... Wulan nginep di rumah kamu kan ? " tanya Shela sambil menatap tajam ke ane dengan suara gemetar, seolah-olah ada iblis yang mau keluar dari tubuhnya.
"Itu... itu.. kok kamu tahu... ? " jawab ane dengan gelagapan.
"Dina yang cerita. " kata Shela. Aaarrrggggh!! Udah ane duga !! Pantes aja tadi Dina sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Gini, say.. aku ... "
"JAWAB !!!! IYA KAN ?!!! " teriak Shela dengan keras penuh emosi.
Ohhh mai gad
, kenapa sih ane selalu aja dapet momen cocolatos mentos kampretos



okeh bersambung dulu ya guys...

edited: nggak ada sesi ngelamun, mengkhayal, ngimpi, dll, semua real

Diubah oleh gridseeker 04-04-2017 18:59
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan