- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#44
Lativa Twins Terror 4 : Love, Threat, And Faith 1
Johnny berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya. Dia baru saja selesai bekerja paruh waktu. Namun, begitu mendengar bahwa Lativa akan mendapat pengawasan khusus. Ia tidak bisa berhenti mencemaskan wanita itu, meskipun dia tidak tahu apa masalah yang sedang terjadi. Apa yang mengancam wanita itu.
Ia tiba disana dalam 15 menit. Sepuluh menit lebih cepat dari seharusnya. Setibanya Ia tidak perduli semua dan langsung memeluk wanita itu. Ia melepasnya hanya saat mendengar suara batuk dibuat-buat oleh Brian.
“Apa yang sebenarnya terjadi. Hah?!”, Johnny menuntut penjelasan.
“Dia dibuntuti orang. Malam itu…”, cerita versi Arelia terus bergulir begitu lengkap.
Seakan tidak ada habisnya hingga Samantha melakukan penutupan. “Kita perlu meminta pengamanan khusus untuk Lativa. Hanya saja kita perlu menangkap orang itu. Dia berhasil masuk ke kamar kami. Kita tidak pernah tahu siapa dia. Dan sekarang aku perlu kesediaanmu sebagai pacarnya, Johnny.”, Samantha sangat serius.
“Apa maksudmu?”, Johnny semakin bingung. Dia merasakan seakan-akan jantungnya akan meledak.
“Aku perlu Lativa untuk mengumpan terdakwa keluar dari sarangnya.”, Samantha berbicara dengan nada tenang dan datar.
Johnny membanting diri ke sofa.
“Dia tidak akan setuju.”, olok Arelia.
“Aku bukan terlalu mengekang Lativa. Tapi kalau benar itu adalah kembarannya. Dia pasti menginginkan hal yang buruk terjadi pada Lativa. Sebagai pembalasan. “, ujar Johnny.
“Kalau begitu kenapa tidak kamu saja yang maju?”, Tukas James.
“Tentu saja. Kenapa tidak?”, Johnny membela diri.
“Bagaimana kalau kamu jawab chat dari kembarannya itu?”, tusuk James.
Johnny terbelalak dan mulai salah tingkah. Tampak raut muka kecewa dari Lativa yang baru keluar dari kamar. “Jangan salah paham. Aku sudah bilang padamu kan? Soal chat itu?”, Johnny tergagap.
“Iya. Tapi dia masih ragu antara mau membalas atau tidak? Aku dengar dia bilang wanita itu lucu dan agresif.”, tawa Gerald membahana.
Tapi Gerald sama sekali tidak menyangka bahwa Lativa memutuskan untuk masuk ke kamar dan membanting pintu.
“Sayang sekali dia tidak menamparmu bro. Jangan sekali-kali kamu bermain api dengannya. Aku liat mata pembunuhan disana.”, ejek Gerald.
“Kau tidak lucu!”, tatap Johnny tajam.
“Oke. Aku tidak perduli urusan asmara kalian. Sekarang bagaimana kita mengurus kembarannya. Siapa namanya?”, tanya Arelia mengarah pada Samantha.
“Rativa Darshan.”, jawab Samantha kalem.
Johnny berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya. Dia baru saja selesai bekerja paruh waktu. Namun, begitu mendengar bahwa Lativa akan mendapat pengawasan khusus. Ia tidak bisa berhenti mencemaskan wanita itu, meskipun dia tidak tahu apa masalah yang sedang terjadi. Apa yang mengancam wanita itu.
Ia tiba disana dalam 15 menit. Sepuluh menit lebih cepat dari seharusnya. Setibanya Ia tidak perduli semua dan langsung memeluk wanita itu. Ia melepasnya hanya saat mendengar suara batuk dibuat-buat oleh Brian.
“Apa yang sebenarnya terjadi. Hah?!”, Johnny menuntut penjelasan.
“Dia dibuntuti orang. Malam itu…”, cerita versi Arelia terus bergulir begitu lengkap.
Seakan tidak ada habisnya hingga Samantha melakukan penutupan. “Kita perlu meminta pengamanan khusus untuk Lativa. Hanya saja kita perlu menangkap orang itu. Dia berhasil masuk ke kamar kami. Kita tidak pernah tahu siapa dia. Dan sekarang aku perlu kesediaanmu sebagai pacarnya, Johnny.”, Samantha sangat serius.
“Apa maksudmu?”, Johnny semakin bingung. Dia merasakan seakan-akan jantungnya akan meledak.
“Aku perlu Lativa untuk mengumpan terdakwa keluar dari sarangnya.”, Samantha berbicara dengan nada tenang dan datar.
Johnny membanting diri ke sofa.
“Dia tidak akan setuju.”, olok Arelia.
“Aku bukan terlalu mengekang Lativa. Tapi kalau benar itu adalah kembarannya. Dia pasti menginginkan hal yang buruk terjadi pada Lativa. Sebagai pembalasan. “, ujar Johnny.
“Kalau begitu kenapa tidak kamu saja yang maju?”, Tukas James.
“Tentu saja. Kenapa tidak?”, Johnny membela diri.
“Bagaimana kalau kamu jawab chat dari kembarannya itu?”, tusuk James.
Johnny terbelalak dan mulai salah tingkah. Tampak raut muka kecewa dari Lativa yang baru keluar dari kamar. “Jangan salah paham. Aku sudah bilang padamu kan? Soal chat itu?”, Johnny tergagap.
“Iya. Tapi dia masih ragu antara mau membalas atau tidak? Aku dengar dia bilang wanita itu lucu dan agresif.”, tawa Gerald membahana.
Tapi Gerald sama sekali tidak menyangka bahwa Lativa memutuskan untuk masuk ke kamar dan membanting pintu.
“Sayang sekali dia tidak menamparmu bro. Jangan sekali-kali kamu bermain api dengannya. Aku liat mata pembunuhan disana.”, ejek Gerald.
“Kau tidak lucu!”, tatap Johnny tajam.
“Oke. Aku tidak perduli urusan asmara kalian. Sekarang bagaimana kita mengurus kembarannya. Siapa namanya?”, tanya Arelia mengarah pada Samantha.
“Rativa Darshan.”, jawab Samantha kalem.
Diubah oleh anism 05-04-2017 14:26
0