Wrong person
Quote:
Waktu itu Hari jumat, saat jam istirahat
“yang namanya Teo yang mana ya?”, kata seseorang dekat pintu
lalu anak kelas menunjuk ke arahku. Ada sekitar 3 orang yang mendekatiku, aku tahu mereka kelas 3 dan anak basket.
“lu yang namanya Teo?”, tanya lelaki yang agak botak tapi tinggi
“iya, ada apa ya?”, kataku
“ikut kita bentar ya ada yang mau di omongin”, katanya dengan santai
“ol, bentar ya. Yang aku pergi dulu”, kataku pada Rathi
Sesaat Rathi memegang tanganku.
“ga apa-apa yang”, kataku
Lalu kamipun pergi. Aku di bawa ke kating dekat sekretariat ekskul. Bisa kulihat ada Iam juga di sini, memangdangku dengan sinis.
“ni Am anaknya?”, tanya seseorang yang badannya ukup besar dan agak brewok
“iya bang”, kata Iam
“sory nih ada apa ya?”, kataku
“jadi gini, kita ga mau ribut-ribut Cuma mau nanya aja, katanya lu yang bikin gosip kalo Iam jadian sama si “ini” Cuma buat ngincer duitnya doang?”, katanya
“dapet info dari mana ya bang? Gua ga pernah bilang kaya gitu. Emang gua tau Iam jadian sama dia tapi gua ga tau si “ini” itu kaya gimana orangnya”, kataku
“udah lah ngaku aja lu dari pada abis disni”, kata yang botak
“lu santai dulu”, kata yang brewok
“adalah yang bilang sama kita, jadi lu ga ngaku?”, lanjutnya
“bukannya ga ngaku bang, tapi emang gua ga ngomong. Gini aja daripada kita ngoceh aja, mendingan abang bawa aja bocah yang bilang kaya gitu kesini, kalo memang dia beneran denger gua bilang kaya gitu”, kataku
Lalu yang brewok meminta si botak ini pergi menjemputnya. Tak lama terdengar suara dari balik tembok
“wah mau diapain nih gua”, kata seseorang yang tidak ku kenal
“udah ikut aja dulu kaga gua apa-apain”, kata si botak
“bocahnya ada ga ntar gua ribut lagi”, kata suara si x
“siapa? Teo? Kaga ada udah ayo”, kata si botak
Akhirnya si x menunjukan dirinya ke kami. Saat melihatku dia mencoba pergi namun di tahan.
“ni bocahnya yang ngomong”, kata brewok
“gua ga kenal bang”, kataku
“masih ngeles aja lu!”, kata si botak dengan nada meninggi
“bener dia ngomong apa yang lu kasih tau kekita”, kata brewok kepada si x
Dia tidak menjawab sama sekali hanya menunduk.
“jawab”, lanjut brewok
Tak lama brewok merangkul si x.
“ampun bang, bukan dia yang ngomong”, kata si x
Terlihat wajah brewok agak kesal, ku lihat Iam juga berdiri.
“jadi lu bokis?”, kata botak
X hanya diam saja. Brewok memegang kepala si x.
“iya bang gua bohong, ampun bang, gua yang nyebarin gosip itu, ampun bang”, kata si x terlihat hampir menangis
“udah jelas kan bang”, kataku
Iam langsung mengambil kerah si x.
“maksud lu apa?!”, kata Iam
“gua ga suka aja sama tu bocah, gara-gara dia gua di tolak Vivi sama Luna”, jawabnya
“maksudnya?!”, akupun ikut berdiri
“dari dulu gua suka sama Vivi sama Luna tapi dua-duanya lu rebut, seangkatan tau kelakuan lu!”, kata si x dengan nada tinggi
“buk buk”, si x di pukul oleh brewok di bagian perut
“bawa ni anak daripada abis sama gua nanti”, kata brewok
Lalu si botak membawa si x pergi.
“udah ya bang gua ga enak sama cewe gua ninggalin lama”, kataku
“Teo. Sory gua kira itu elu”, kata Iam
“santai Am”, kataku
“bentar-bentar, lu Teo yang katanya punya cewe 2 itu ya?”, kata brewok
“dulu bang sekarang 1”, kataku
“anjir lah lu. Hahahaha”, diapun tertawa
“duluan ya bang”, kataku
“kalau ada apa-apa bilang aja sama gua. Sory buat yang tadi ya”, katanya
Akupun kembali kekelas
“yaaaanggg, kamu ga apa-apa?”, tanya Rathi yang berlari menghampiriku di pintu
“ga apa-apa ko, tenang aja, udah beres masalahnya”, kataku lalu menggandeng tangan Rathi kembali duduk
“masalah apa sih yang”, kata Rathi
Akupun mceritakan semuanya ke Rathi
“oh, iya aku tau orangnya. Luna juga pernah bilang kalau dia pernah di tembak gitu. Cuma di tolak yang”, kata Rathi
Akupun mendengarkan cerita Rathi. Bahwa dia juga pernah di tembak oleh kelas lain namun di tolak, kejadian itu saat aku masih memiliki hubungan dengan Luna dan Rathi. Aku menjadi kesal pada diriku kenapa aku bisa sekejam itu pada mereka. Dan masih kejam pada Luna sampai sekarang.
“kamu kenapa yang?”, tanya Rathi
“kenapa apanya?”, tanyaku
“ya tiba-tiba diem gitu kaya mikir”, katanya
“ga da apa-apa yang”, kataku
“aku tau loh kalo kamu bohoong”, katanya
Aku hanya tersenyum dan tidak memberitahukannya pada Rathi. Dia pun kesal namun dengan sedikit rayuan dariku diapun kembali seperti biasa. Jam istirahat pun selesai dan kegiatan belajar dilanjutkan kembali sampai terpotong solat jumat. Selesai jumat, ternyata guru pelajaran ppkn tidak ada jadi jam kosong sampai pulang. akupun menghabiskan waktu dengan Rathi. Lalu masalah lain pun datang.
“Teo, bisa ngomong”