"Sejuk banget, mulai besok aku mau bawa alat musik kesini, aku mau recording, suntuk juga biasanya nonton tv atau apa, kini susah banget" ucap Laras

"Kamu biasa main musik lagu apa?" Tanyaku halus

"Kamu tau Andrea Banica yang judulnya samba, fly project judulnya musica? Aku suka banget sama suara mereka, ditambah irama musiknya masuk ke suara penyanyinya"

Serasa pernah mendengar namanya

"Penyanyi latin ya? Kamu suka lagu itu? Dulu aku pernah punya di playlist, cuman ke hapus sama lagu - lagu dari modestep"

"Iya, hahahaha, besok janji ya kamu ajak aku kesini lagi, aku mau bawa piano, terus nanti kamu yang main gitarnya"

"Tapi kan,....."

"Udah si coba aja dulu, kata om Jaya kamu jago kok mainnya"

"Oh ya? Papa bilang begitu?"

-------------------------------------------------

Laras mengaku senang jika di ajak ketempat yang hening dengan udara sejuk, dimana tempat itu hanya terdapat di pedesaan atau rooftop gedung bertingkat, karena sisanya penuh dengan hingar bingar kota

Secara otomatis Laras menjadi audiophile juga saat itu, ku ajak dia membeli gear pribadinya, mungkin hanya hiburan itu yang bisa ia dapat

"Di coba aja dulu yas, mana yang cocok suaranya sama genre electronic latino gitu, dimana butuh detil tinggi, ada JBL, ada koss, bose macem - macem, kalo punyaku yang biasa kamu pakai itu takstar hd 6000"

"Hehehe aku awam banget ya kayanya" bisiknya sambil memegang pundakku

Ya dia berjalan dengan memegang pundakku, dan sebuah tongkat, kalian tahu apa yang menjengkelkan saat sedang bersama laras? Ketika dia bilang "mas aku mau ketoilet", disaat itulah aku menjadi tahu bagaimana suasana toilet perempuan

"Kamu ngapain di toilet wanita? Mau ngintip ya? Saya laporin satpam"

"Mbak tenang dulu, saya antar istri saya yang buta, istri saya ada di dalam"

"Bohong, mana ada yang mau ngaku"

"Ham, ada apa sayang? Kenapa kaya ribut - ribut gitu, bantu aku dong ham kamu masuk dulu"

Oh god

"Biar saya aja, saya mau check masnya ini bohong apa nggak"

"Ya sudah silahkan"

Setelahnya stranger itu hanya tersenyum kecut "maaf mas"

"Nggak papa mbak, suami saya emang gitu mbak orangnya"

Setelah mendapatkan gear untuknya bermusik, sengaja direcord agar suatu saat bisa di jadikan bisnis

"Makasih ya mas, kamu sabar banget, jadi makin cinta aku mas sama kamu" ucapnya lirih di dalam mobil

"Iya, apapun untuk calon istriku nantinya, yuk di pakai safety beltnya, kita menuju rumah"

"Mas, aku boleh tanya sesuatu? Tapi kamu jawab jujur ya?" Tanyanya

"Kenapa mesti gitu?"

"Jawab jujur aja ya, selama aku di lux kemarin, apa kamu nggak punya gebetan juga disini? Aku akan terima apapun jawabanmu"

"Nggak, aku setia kok" (bohong menjaga kebaikan bersama)

Tak terasa sudah sebulan Laras resign dari kampusnya dan mengambil short course untuk jurusan studi musik, ntah kenapa malah dia seperti memotivasi hidupku jika aku terlihat malas dan kekurangan semangat hidup