Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#3936
Part 91.3
Cukup lama Wulan menangis di hadapan ane dan ane cuma bisa terdiam. Entah ini yang keberapa ane bikin sang bidadari ini mengeluarkan air mata. Setelah Wulan keliatan tenang, ane mencoba bicara padanya, tapi tetep dengan ekstra hati-hati soalnya ane takut digampar lagi. Tapi tunggu, bukannya Wulan sekarang lagi emosi sama ane, mungkin sekarang saat yang tepat buat mengatakan hal tersebut. Ane nggak tahu akibat kedepannya, tapi tetep harus ane katakan kalo nggak kejadian seperti ini bakalan terulang terus dan Wulan bakalan makin menderita.

“Lan, kamu selama ini selalu baik sama aku, dan kamu kamu berusaha menunjukkan kalau kamu begitu sayang sama aku… “ ane berusaha mengatakannya dengan pelan-pelan.

“Hanya saja aku selalu membuatmu sedih, marah, menangis, dah hari ini aja aku malah nampar kamu. “ lanjut ane.

Wulan nggak menjawab dan masih sesenggukan sambil sesekali menyeka air matanya. Ane jadi ragu-ragu meneruskan kata-kata ane, tapi kalo nggak sekarang kapan lagi.

“Jadi mungkin lebih baik mulai sekarang kita jaga jarak aja , Lan… “ kata ane dengan sangat hati-hati.

JREEEENG !! Mendengar kalimat ane yang terakhir, spontan Wulan langsung menoleh dan menatap ane dengan pandangan marah. Aduh celaka, celaka, celaka!!

“Jaga jarak ? Maksudmu aku harus menjauh dari kamu gitu ?! “ tanya Wulan dengan nada tinggi.
“Haa.. oh bukan gitu Lan, maksudku jaga jarak itu tadi … “ ah sial, ane malah lupa nyiapin kata-kata selanjutnya.
“Jadi kamu nyuruh aku agar jangan dekat-dekat sama kamu gitu ?! Iya Vin ?! “ tanya Wulan lagi dengan nada tinggi tinggi sekali.
“Aduh Lan, kamu jangan salah sangka dong. Maksudku aku kan posisinya udah ada Shela sebagai pacar aku, dan… “
“Nggak usah berbelit-belit !! Bilang aja kamu keganggu dengan kehadiran aku !! Aku selama ini cuma jadi penganggu buat kamu kan ?! “ tanya Wulan dengan sengit, dan lagi-lagi air matanya mulai berlinang. Aww.. f*ck !! Ane lagi2 salah ngomong.
“Nggak, sama sekali enggak. Aku nggak nganggap kamu penganggu kok, justru aku senang kalo ada kamu. Please.. kamu jangan salah paham, aku bilang gini karena aku sayang sama kamu dan aku nggak pengen nyakitin kamu lagi. “ ane menjawab sebisanya.
“BOHONG !!! Kamu tega ya ngomong kayak gitu ke aku !! Tadi aku udah sakit hati banget pas kamu tampar dan sekarang kamu malah nyuruh aku pergi !! Kamu bener-bener nggak punya perasaan !! " kata Wulan semakin sengit.
"Enggak Lan, aku bilang gitu karena aku emang sayang dan peduli sama kamu... "
"Kalau kamu emang sayang sama aku harusnya kamu putusin Shela daripada nyuruh aku pergi !! " kata Wulan semakin dan semakin sengit.
"Aku nggak nyuruh kamu pergi Lan, aku cuma minta agar kita jaga jarak... " ane semakin bingung menjelaskan ke Wulan yang mulai kalap lagi.
"Apa bedanya ?! Intinya kamu tetep pengen aku menjauh dari kamu kan ?! " kata Wulan sengit yang sengitnya melebihi el classico Madrid vs Barca.
"Daripada nyuruh aku menjauh ... " kata Wulan sembari memegang tangan ane. Lha Wulan mau ngapain nih ?
"... lebih baik kamu bunuh aja aku sekalian !! " kata Wulan seraya menempelkan tangan ane ke lehernya.
"Kamu ngomong apa sih ?! " jawab ane sambil menarik tangan ane dari lehernya Wulan.

Wulan nggak menjawab, dan malah menatap ane dengan tatapan penuh linangan air mata. Kelihatan kalo dia semakin emosi, antara marah dan sedih. Astaga, ane bener-bener salah ngomong, nggak seharusnya ane ngomong seperti itu ke Wulan, nggak sekarang dan sampai selama-lamanya.

"Maafkan aku Lan... " kata ane pelan.

"Nggak seharusnya aku ngomong gitu ke kamu. Aku cuma nggak pengen kamu menangis dan sedih lagi seperti ini. " timpal ane.

Wulan lagi-lagi cuma diem aja, dan masih sesenggukan sambil sesekali mengucek matanya.

"Lebih baik sekarang aku antar kamu ke kamar biar kamu bisa cepet istirahat. " kata ane.

"Nggak usah, aku bisa sendiri. " jawab Wulan pelan namun ketus.

"Sekarang mending kamu telpon ibu kamu ngasih kabar. Beliau pasti sangat kuatir. " pinta ane.

"Kamu aja yang telpon. " jawab Wulan singkat.

"Oke, tapi aku harus bilang gimana ? Kan nggak mungkin aku bilang kamu nginep disini. " tanya ane.

"Terserah kamu. " jawab Wulan.

Wulan beranjak berdiri, lalu berjalan meninggalkan ane menuju kamar ane, keliatan banget kalau dia masih marah. Sedangkan ane cuma termenung sendirian di ruang tamu sambil menyesali kata-kata yang barusan ane lontarkan ke Wulan. Ane lalu menghubungi rumahnya Wulan memakai pesawat telpon yang ada di ruang tamu. Sebenarnya ane sih ragu takutnya ibunya Wulan bakal marah kalo tahu putrinya nginep disini, tapi bagaimanapun ane juga nggak enak kalo harus bohong.

emoticon-phone *** tuuuut.... tuuuuut... ***
emoticon-phone "Halo. "
emoticon-phone "Halo bu, ini saya Vino. "
emoticon-phone "Eh iya gimana mas, udah ada kabar dari Wulan ? " tanya beliau dengan nggak sabar.
emoticon-phone "Wulan sekarang ada di sini bu. " jawab ane.
emoticon-phone "Lho kok ? Tadi mas bilang dia udah pergi dari tadi ? " tanya beliau dengan nada heran.
emoticon-phone "Iya tapi dia balik lagi karena HP-nya ketinggalan. Tapi karena udah malam dan saya nggak bisa ngantar pulang jadi saya minta ijin agar Wulan boleh nginep disini bu. " kata ane berusaha mengarang sebisanya.
emoticon-phone "Kalo saya sih nggak papa mas, tapi orang tua mas gimana ? Kalian kan belum nikah masa udah tinggal serumah ? " tanya ibunya Wulan yang sepertinya beliau kurang setuju kalo Wulan nginep.
emoticon-phone "Tadi saya udah minta ijin sama orang tua saya. Nggak papa bu, saya janji nggak berbuat macam-macam sama Wulan, lagipula kita nggak tidur sekamar kok. Saya tidur dibawah, sedangkan Wulan tidur di kamar saya di lantai dua. " jawab ane berusaha meyakinkan, cuma kata-kata "nggak berbuat macam-macam" mungkin perlu direvisi.
emoticon-phone "Sekarang Wulan di mana mas ? "
emoticon-phone "Dia sekarang ada di kamar saya bu. "
emoticon-phone "Oh ya orang tuanya mas udah pulang ? " tanya ibunya Wulan lagi.
emoticon-phone "Belum, makanya saya nggak bisa ngantar Wulan pulang bu, karena saya nggak bisa ninggalin adik saya sendirian. " jawab ane.
emoticon-phone "Ya sudahlah kalo memang seperti itu. Ya bukannya saya nuduh mas yang enggak-enggak cuma saya nggak enak aja sama orang tua mas. "
emoticon-phone "Iya bu sebelumnya saya mohon maaf sekali. " jawab ane.
emoticon-phone "Lho, nggak papa mas, justru saya yang harusnya minta maaf udah ngerepotin mas. " jawab beliau.
emoticon-phone "Kalo gitu saya titip Wulan ya mas. "
emoticon-phone "Iya bu. " jawab ane.

Huuaaahh... ane menghela napas lega karena berhasil mendapat ijin dari camer... eh maksud ane ibunya Wulan. Sayup-sayup ane denger suara jebyur jebyur, mungkin Wulan lagi mandi di kamar mandi atas. Ane lihat udah hampir jam dua belas kok bapak ibu belum pulang ya. Ane lalu putuskan menelpon ke HP-nya ibu.

emoticon-phone *** tuuuut.... tuuuuut... ***
emoticon-phone "Halo Vin... "
emoticon-phone "Ibu dimana kok belum pulang ? " tanya ane.
emoticon-phone "Ya ampun Vin ibu sampai lupa ngabarin kamu. Ini kebetulan ada kerabat pakde datang jadi nggak enak kalo ditinggal pulang. " jawab ibu.
emoticon-phone "Terus ? " tanya ane.
emoticon-phone "Ya jadi ibu putuskan malam ini nginep di rumahnya pakde, baru besok pagi kami berangkat pulang. " jawab ibu.
emoticon-phone "Oh ya udah kalo gitu bu, soalnya aku kuatir kok bapak sama ibu belum pulang-pulang. " jawab ane.
emoticon-phone "Shela udah pulang Vin ? " tanya ibu.
emoticon-phone "Udah bu, tadi jam sembilan naik taksi. " jawab ane.
emoticon-phone "Kamu nggak papa kan malam ini berdua sama Dina ? Inget semua pintu jangan lupa dikunci. " kata ibu.
emoticon-phone "Kebetulan sekarang ada Wulan bu, dia malam ini nginep disini. " jawab ane.
emoticon-phone "Wulan ? Lho kamu bilang dia udah pulang ? " tanya ibu.
emoticon-phone "Tadi emang dia pamit pulang bu, tapi ternyata HP-nya ketinggalan jadi dia balik lagi. Karena udah malem dan aku nggak bisa nganter dia pulang jadi aku suruh dia nginep disini bu. " jawab ane.
emoticon-phone "Tapi jangan sering-sering dia nginep lho Vin, nggak enak sama tetangga ntar jadi bahan omongan. " kata ibu.
emoticon-phone "Iya bu, ini juga lagi darurat kan. " jawab ane.
emoticon-phone "Inget, kalian nggak boleh tidur sekamar. Kamu malam ini tidur di kamar ibu aja, biar Wulan yang di kamarmu. " kata ibu.
emoticon-phone "Iya bu, beres. " jawab ane.
emoticon-phone "Ya udah, baik-baik di rumah ya, kalo ada apa-apa telpon ibu. "
emoticon-phone "Baik bu. "

Ternyata bapak sama ibu nginep di rumahnya pakde, dan malam ini Wulan lagi-lagi nginep disini. Sambil tiduran di sofa, ane mengelus-elus pipi ane yang masih perih gara2 ditampar Wulan dua kali. Sekali lagi maafkan aku Lan, kata ane dalam hati emoticon-Berduka (S)

Entah sekitar jam berapa, ane terbangun karena mendengar suara kluthak kluthik dari arah meja makan. Ane lalu melihat jam dinding di ruang tamu, lagi jam setengah dua malam. Tapi suara kluthak kluthik masih terdengar, siapa tuh, jangan-jangan ada kucing atau tikus menyatroni meja makan. Dengan berjingkat ane menuju meja makan dan … ups.. ternyata Wulan lagi makan, dan dia pun terlihat terkejut melihat ane datang.

“Sorry, aku dengar suara aku kira ada tikus ternyata kamu. “ kata ane nyengir.

Wulan nggak menjawab, dia cuma menatap ane sebentar lalu kembali asyik makan nasi dari piringnya. Kayaknya dia masih marah sama ane. Dan ane merasa karena kejadian hari ini, hubungan ane sama Wulan bakalan berantakan dan nggak bakal seperti dulu lagi, karena ane sadar ane udah benar-benar menyakiti hatinya.

“Kalo gitu kamu teruskan makannya, aku tidur lagi ya. “ kata ane lalu berjalan meninggalkan dapur.
“Sup-nya kamu beli dimana ? “ tanya Wulan tiba-tiba.
“Haah ? “
“Rasanya aneh, hambar mirip sayur lodeh. “ kata Wulan lagi.
“Tapi kamu kok makan sampai habis ? “ tanya ane sambil melihat nasi di piringnya Wulan yang tinggal sedikit, dan sup yang ada di mangkuk juga tinggal kuah doang.
“Laper sih, lagian aku cuma ngambil dikit kok. “ jawab Wulan.
“Itu Shela yang bikin. “ jawab ane singkat.
“Pantes aja, rasanya ancur, persis kayak yang buat. “ kata Wulan ketus sambil melap bibirnya pake tissu.
“Tau gitu aku buang tadi supnya. “ timpal Wulan lalu minum segelas air. Keliatan banget kalo dia jijay sama sup bikinan musuh bebuyutannya tersebut.
“Jangan gitu Lan, toh tadi Shela juga makan nasi hasil kamu yang masak. Dan dia nggak masalah tuh. “ jawab ane.
“Ya iyalah dia nggak apa-apa. Dia kan cewek yang paling baik hati sedunia !! “ jawab Wulan dengan nada sinis. Duh, salah ngomong lagi.
“Lan… “ panggil ane sambil duduk di sebelah Wulan.
“… kamu masih marah ? “ tanya ane sambil duduk di sebelah Wulan.
“Apa aku keliatan seneng ? “ Wulan bertanya balik, dan menurut ane udah jadi sebuah jawaban buat ane.
“Sekali lagi aku minta maaf atas semua yang aku lakukan hari ini. Lan. Kamu tahu kan, aku nggak ada maksud menyakiti kamu … “ kata ane dengan nada pelan.
“Kamu selalu aja bilang nggak bermaksud nyakitin aku, tapi kamu lihat, tetap aja kan, hasilnya aku sakit hati juga. “ jawab Wulan sambil membuang muka.

Kata-kata Wulan terakhir seolah menjadi skakmat buat ane, ane pun terdiam nggak mampu menjawabnya. Ternyata Wulan beneran masih marah sama ane.

“Aku tahu Lan. “
“Kamu sejak dulu selalu gitu. “ jawab Wulan ketus.
“Selalu gitu apanya ? “ tanya ane.
“Cuma maaf doang nggak ada tindakan apa-apa. “
“Terus aku harus gimana Lan ? “ tanya ane penasaran.
“Satu lagi, kamu selalu aja pura-pura bego. Selalu nanya padahal udah tahu jawabnya. “ jawab Wulan.
“Maksudmu aku harus putusin Shela gitu ? “ tanya ane. Wulan nggak menjawab, dan malah menatap ane.
“Haaah… harus kubilang berapa kali aku nggak bakal melakukannya. “ jawab ane sambil ketawa sinis.
“Kamu sayang sama dia ? “ tanya Wulan. Waduh, perasaan ane mulai gak enak.
“Kamu dah tahu jawabannya ngapain nanya. “ jawab ane.
“Terus kamu sayang nggak sama aku ? “ tanya Wulan lagi
“Lhah nanya itu lagi. Kan tadi siang aku udah bilang ke kamu. “ jawab ane.
“Aku kurang yakin Vin, coba kamu bilang sekali lagi. “ pinta Wulan sambil mendekatkan wajahnya ke ane.
“Tapi tadi kan cuma spontan aja. Lagipula aku nggak biasa ngumbar kata-kata sayang ke cewek. “ jawab ane sambil ikut mendekatkan wajah ane ke Wulan.
“Ah gombal. “ jawab Wulan ketus, dan jarak wajah kami berdua makin dekat.
“Kok gitu ? “ tanya ane, dan bibir kami mulai memperpendek jarak.
“Kamu kan buaya darat. “ jawab Wulan, jarak bibir kami cuma 10 cm.
“Kamu kolektor buaya. “ kata ane nggak mau kalah.

Dan nggak pakai lama, bibir kami lalu beradu dengan seru, dan ane sepertinya memang menikmati saat-saat seperti ini, dan sepertinya Wulan juga demikian. Setelah kami puas ber-kissing ria, kami saling bertatapan. Sepertinya Wulan udah nggak marah, keliatan banget dari wajahnya yang keliatan seneng.

“Kamu udah nggak marah Lan ? “ tanya ane.

“Masih. “ jawab Wulan singkat.

“Ah bohong. “ kata ane bernada meledek.

“Aku masih sebel sama kamu. “ jawab Wulan, tapi sepertinya dia ketawa tertahan.

“Hayooo ketawaaa !! “ kata ane sambil mentowel pinggangnya Wulan, spontan aja dia langsung reflek bergerak ke samping.

“Vin, geli tau !! “ teriak Wulan sewot tapi sambil tersenyum kecut.

“Ternyata sekarang udah bisa ketawa. “ ledek ane.

Wulan nggak menjawab, dan masih tersenyum kecut. Tapi nggak apalah, yang penting dia udah bisa tersenyum. Tinggal sekarang ane memastikan agar dia nggak ketemu lagi dengan Shela di villa nanti malam. Atau setidaknya ane mencegah agar Shela nggak ikut. Gimana caranya bisa dipikir nanti.

“Udah yuk kita tidur lagi. “ kata Wulan sambil menguap.
“Apa ? Kamu ngajak aku tidur ? “ tanya ane bercanda.
“Tuh kan, kamu emang buaya. “ jawab Wulan ketawa,
“Haha… “ ane ikut ketawa sambil berjalan menuju sofa ruang tamu.
“Vin !! “ panggil Wulan.
“Apaan ? “ jawab ane.
“Jadi enggak ? “ tanya Wulan.
“Jadi enggak apanya ? “
“Katanya mau ke kamar. “ jawab Wulan.
“Kamu serius ? “ tanya ane dengan nada nggak percaya.
“Kan kamu yang ngajak, kalo aku sih tinggal mau-mau aja. “ jawab Wulan.
“Oke deh kalo kamu maksa. “ jawab ane.
“Idih siapa yang maksa. “ jawab Wulan sewot. Ane cuma ketawa melihat Wulan uring-uringan.
“Shall we ? “ kata ane sambil mengulurkan tangan ke Wulan.
“Apa ? sawi ? “ tanya Wulan sambil membalas menggandeng tangan ane.
“Itu artinya “ayo “ atau “mari “ dalam Bahasa Inggris, ah elah. “ jawab ane.

Kami berdua lalu berjalan menuju kamar ane, dan sampai dalam… ehm… nggak usah ane ceritakan lah kami ngapain aja semalaman, anggap aja kami berdua maen kartu, atau catur, atau tanding game Street Fighter IV emoticon-Malu

kalau di part sebelumnya ane posting lirik lagu yang menggambarkan perasaan Wulan
sekarang ane posting lirik lagu yang mungkin bisa menggambarkan perasaan ane emoticon-Malu
Quote:
Diubah oleh gridseeker 06-04-2017 09:35
radityodhee
khuman
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.