- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#158
"Iya gua bukan suami lu Hahaha"
"Gimana? Lu masih mau menghakimi gua? Lu udah tau kan kondisi Laras saat ini?"
Pertanyaan itu cukup membuat Thia diam, hingga rokok yang baru di bakar sudah sampai filternya
"Jadiin gua yang kedua, atau kita nikah sekarang" ucapnya dengan mata yang sangat tajam seolah dia yakin dengan apa yang dia katakan
"Seyakin itu lu mau nikah? Menurutlu gimana perasaan Laras kalau gua juga nikah sama lu? Gimana perasaan Papa Mama? Om Aji? Tante Grungee? Sebesar itu Ego lu?" Ucapku
"Kenapa enggak? Atau emang lu nggak mau nikah sama gua? Ya udah lah gua juga sadar diri, gua ga sehebat Laras yang bisa naklukin lu" ucapnya tersenyum sambil melepaskan asap ke udara
"Nggak gitu posisinya Thia, ngertiin gua dong" ucapku
"Emang bajingan itu ada, gua sepaham kali ini sama Nathan, kalau kalian, lu dan lucas itu ga beda jauh, sama - sama PK, sama - sama suka mainin perasaan, hahaha tolol ya gua? Bisa cinta sama bajingan tengik kaya lu"
Kemudian dia berjalan ke arah tasnya ku dapati barang yang biasa kulihat
"Dan sekarang lu udah berani pake putaw di depan gua?" Ucapku
"Apa peduli lu?, lu urus aja si buta itu, sebentar lagi juga lu nyesel milih dia yang ga bisa apa - apa"
"Gua mau lapor Mama, biar mama tau kelakuan lu kaya gini!"
"Ngadu? Lu pikir gua ga bisa ngaduin lu? Gua tinggal bilang Papa, selama ini kita sering ML udah selesai, atau gua bisa aja ML sama lu di depan Mama ataupun Papa" ancamnya
"Anjing lu" ucapku sambil hendak memukulnya
"Apa? Mukul gua? Lu mau ngajakin gua ribut? Lu tau kan gua lagi emosi tingkat tinggi? Gua bisa bunuh lu pake korek yang gua kantongin sekarang ini"
"Psychopat" ucapku sambil meninggalkannya dikamar
Ah... Thia, kamu kenapa? Apa yang salah? Sama kamu sayang?
---------------------------------------------------
"Gimana yas? Udah kerasa sejuknya pagi?"
"Udah ham, sejuk banget, coba aja aku bisa lihat pemandangannya kaya gimana, pasti enak kalau dinikmati bareng kamu"
"Udah dong, jangan berkecil hati gitu ah"
"Gimana? Lu masih mau menghakimi gua? Lu udah tau kan kondisi Laras saat ini?"
Pertanyaan itu cukup membuat Thia diam, hingga rokok yang baru di bakar sudah sampai filternya
"Jadiin gua yang kedua, atau kita nikah sekarang" ucapnya dengan mata yang sangat tajam seolah dia yakin dengan apa yang dia katakan
"Seyakin itu lu mau nikah? Menurutlu gimana perasaan Laras kalau gua juga nikah sama lu? Gimana perasaan Papa Mama? Om Aji? Tante Grungee? Sebesar itu Ego lu?" Ucapku
"Kenapa enggak? Atau emang lu nggak mau nikah sama gua? Ya udah lah gua juga sadar diri, gua ga sehebat Laras yang bisa naklukin lu" ucapnya tersenyum sambil melepaskan asap ke udara
"Nggak gitu posisinya Thia, ngertiin gua dong" ucapku
"Emang bajingan itu ada, gua sepaham kali ini sama Nathan, kalau kalian, lu dan lucas itu ga beda jauh, sama - sama PK, sama - sama suka mainin perasaan, hahaha tolol ya gua? Bisa cinta sama bajingan tengik kaya lu"
Kemudian dia berjalan ke arah tasnya ku dapati barang yang biasa kulihat
"Dan sekarang lu udah berani pake putaw di depan gua?" Ucapku
"Apa peduli lu?, lu urus aja si buta itu, sebentar lagi juga lu nyesel milih dia yang ga bisa apa - apa"
"Gua mau lapor Mama, biar mama tau kelakuan lu kaya gini!"
"Ngadu? Lu pikir gua ga bisa ngaduin lu? Gua tinggal bilang Papa, selama ini kita sering ML udah selesai, atau gua bisa aja ML sama lu di depan Mama ataupun Papa" ancamnya
"Anjing lu" ucapku sambil hendak memukulnya
"Apa? Mukul gua? Lu mau ngajakin gua ribut? Lu tau kan gua lagi emosi tingkat tinggi? Gua bisa bunuh lu pake korek yang gua kantongin sekarang ini"
"Psychopat" ucapku sambil meninggalkannya dikamar
Ah... Thia, kamu kenapa? Apa yang salah? Sama kamu sayang?
---------------------------------------------------
"Gimana yas? Udah kerasa sejuknya pagi?"
"Udah ham, sejuk banget, coba aja aku bisa lihat pemandangannya kaya gimana, pasti enak kalau dinikmati bareng kamu"
"Udah dong, jangan berkecil hati gitu ah"
0