Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tanjgpAvatar border
TS
tanjgp
Geng Pemburu Hantu.
Geng Pemburu Hantu.


Geng Pemburu Hantu.


Geng Pemburu Hantu, begitulah cara kita menyebut diri kita sendiri. Hanya tiga anak dan tidak berencana untuk menambah anggota baru. Dua perempuan memakai kacamata yang sama-sama pernah ditinggalkan dan seorang anak lelaki Indigo yang wajahnya selalu terlihat suram, mungkin karena pernah ditinggalkan juga.

***

(Raza) Saat ini kalian sedang membaca kalimat yang di tulis oleh Raza. Salah satu dari dua anak perempuan berkacamata dalam Geng Pemburu Hantu kami. Aku penggemar es krim dan tidak suka kecoa. Aku menyukai kisah horor karena aku memang selalu penasaran dengan misteri-misteri yang berkaitan dengan alam lain itu.

(Putri) Sedangkan aku, Putri, takut dengan hantu. Jadi aku masuk dalam geng ini semata-mata karena terpaksa. Menulis kisah ini menurutku seru, namun konsekuensinya adalah jari-jariku yang bergetar karena merinding. Tengkuk leherku yang merasa dingin. Seolah-olah aku sedang di awasi, oleh sesuatu yang bukan manusia. Jadi ketika aku menulis bagianku dalam cerita ini, aku akan menyusup dalam keramaian. Aku takut suatu saat ada pemadaman listrik dan aku masih dalam keadaan mengetik cerita, kemudian seorang wanita akan menyentuh pundakku dan berkata,"Dik, bisa minta tolong?"

(Galih) Aku tidak takut dengan apapun. Namaku Galih. Sekali lagi, aku tidak takut dengan apa pun. Aku bisa melihat, mendengar, dan merasakan apa yang orang normal tidak bisa. Seringkali orang-orang seperti Kak Raza ingin memiliki kelebihan seperti yang Tuhan berikan padaku dan sebagian seperti Kak Putri tidak. Bisa kukatakan aku yang paling banyak berperan di sini karena kelebihanku itu. Aku sering menakut-takuti Kak Putri yang suka membiarkan rasa takut menguasai diri dan pikirannya. Juga menegur Kak Raza yang kadang melampaui batas orang normal sehingga selalu ingin tahu dan ikut campur dalam urusan segala sesuatu yang tak kasat mata.

***

Kami masih duduk bangku sekolah. Sekolah kami berlokasi di daerah Jawa Timur. Kalian tidak perlu mengenalnya secara detail. Cukup tahu bahwa sekolah kami termasuk satu dari sekian sekolah berintegritas sehingga mendapatkan piagam dari presiden dan menjadi sekolah rujukan di daerah tempat tinggal kami.

***

(Raza) Sejauh yang aku bisa dapatkan dari ibuku, bukanlah mitos jika sekolahku dulu adalah benar rumah sakit. Mungkin jika kalian sering mendengar isu bahwa setiap sekolah yang memiliki cerita mistis dan dikaitkan dengan asal-usulnya yang dulunya rumah sakit atau kuburan, lalu kalian tidak percaya, maka sebaiknya kalian percaya.

Di depan sekolahku ada kantor kecamatan. Menurut penuturan dari teman ibuku, mayat-mayat rakyat sipil korban G30SPKI yang hanyut di sungai diangkat dan dipindahkan melalu sungai yang letaknya tepat dibelakang sekolahku itu ke bangunan yang sekarang adalah kantor kecamatan tersebut.

(Putri) Aku tidak tahu pasti perkara apa yang dikatakan oleh teman ibunya Raza itu benar atau tidak. Aku hanya mendengar mitos bahwa di bawah pintu air yang mengalirkan air sungai dari sungai besar di belakang sekolahku ke sungai kecil yang alirannya menuju ke selatan, terdapat tulang belulang manusia. Jadilah pintu air tersebut tidak pernah dibuka dan tidak pernah dibongkar. Bisa disimpulkan bahwa mitos tersebut ada kaitannya dengan cerita dari teman ibunya Raza.

Semoga saja jika rumah kalian dekat dengan sungai dan saat aliran sungainya sedang mati, kalian tidak menemukan tulang belulang manusia atau bahkan bangkai manusia.

(Galih) Aku tidak tahu apa-apa tentang mitos itu.

***

Cerita ini kami rangkum dengan semua fakta yang benar dan tidak mengada-ada. Namun, untuk semua pihak dan tempat-tempat yang berkaitan dengan cerita ini akan kami rahasiakan. Termasuk identitas kami sendiri.

***

(Galih) Aku harap saat kalian membaca cerita ini, sering-seringlah mengecek di sekitar kalian. Siapa tahu 'mereka' juga ikut membaca dan tertarik dengan cerita ini. 'Mereka' ada bersama kalian.

Aku menghargai setiap bintang yang kalian berikan untuk cerita ini. Semakin banyak bintang yang kalian berikan, semakin sedikit gangguan yang kalian alami setiap malam akibat dari ulah 'anak buahku'.

***

Part 1. Adik Kelasku Manusia ataukah Hantu?
Part 2.1 Suara Misterius
Part 2.2 Suara Misterius
Part 3.1 Perseteruan Dua Kerajaan Siluman di Sekolah
Part 3.2 Perseteruan Dua Kerajaan Siluman di Sekolah
Part 4.1 Para Penunggu di Sekolah Kami
Diubah oleh tanjgp 25-03-2017 11:11
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
6.4K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
tanjgpAvatar border
TS
tanjgp
#25
Part 4.1 Para Penunggu di Sekolah Kami
(Raza) Di setiap tempat pasti ada penunggunya.

(Galih) Termasuk kelas kak Raza.

(Raza) Seperti apa bentuknya?

(Galih) Jangan takut ya!

(Raza) Sekarang masih siang hari.

***

Mungkin kalian tidak menyadari. Di pojok belakang kelas kalian, di situlah aku berada. Setiap hari aku lihat kalian berlalu lalang dan beraktivitas sementara aku dari mata kalian hanyalah tembok kelas dan loker untuk menyimpan barang.

Lucu rasanya harus melihat kalian setengah telanjang saat mengganti baju sebelum pelajaran olahraga, terutama bagi siswa laki-laki. Itulah manusia. Kadang aku ikut marah jika mereka berteriak-teriak, berkata kotor, dan bersikap tidak sopan. Namun mereka juga anak-anak remaja yang kadang batinnya menangis bila diputarkan video pendek tentang kasih ibu dan selalu taat beribadah, atau mungkin hanya karena ujian di depan mata mereka menjadi taat beribadah.


***

(Aneke) Wah itu berarti dia juga melihat kita menyontek pada saat mengerjakan ulangan harian?

(Galih) Kamu siapa tiba-tiba menyela?

(Raza) Perkenalkan, Aneke, anggota geng Pemburu Hantu yang baru setelah Putri. Dia juga sedikit penakut sama sepertiku.

(Galih) Penunggu di dalam kelas kalian adalah genderuwo. Dia memiliki satu mata yang letaknya di tengah. Kusarankan agar teman-teman kelas 3B Kak Raza dan Kak Aneke tidak banyak berkata kotor dan bertingkah yang tidak sewajarnya. Karena makhluk ini termasuk jahat dan tidak seperti Kuntilanak atau Pocong.

(Raza) Aku tidak suka pocong.

(Galih) Di rumahku banyak pocong.

(Raza) Sudahlah. Bagaimana dengan kelasmu?

(Galih) Ada seorang lelaki di pojok kelasku, di pintu yang menghubungkan kelasku, kelas 1C, dan kelas 1D. Ada juga Noni Belanda di kelas 1D yang membawa pisau dan memiliki peliharaan seekor harimau.

(Raza) Woahhh... Bagaimana dengan ruang penyimpanan alat musik karawitan? Di sebelah kelasmu ada tangga kemudian di bawah tangga ada ruangan itu.

(Galih) Di situ juga banyak. Aku sering kerasukan di situ. Pernah sekali aku rasakan hawa di situ dingin. Ku lihat pintu membuka sedikit dan ada temanku yang mendorongnya hingga terbuka. Aku mencoba menghisap salah satu penunggunya untuk ku ajak berkomunikasi tapi aku tidak kuat. Semua benda di situ seperti bergerak dan kemudian aku kerasukan. Setelahnya ketika aku lewat di depan tempat itu lagi, hawanya terasa panas.

(Raza) Kau pernah memintaku untuk memegang pintunya. Tadi aku sudah menempelkan tanganku pada gerbang yang biasanya digunakan untuk menutup tangga di sebelahnya. Gerbang itu menutupi ruang tersebut dan kedua pintunya sedikit membelok ke dalam sehingga aku bisa melihat kegelapan dari atas ruangan itu. Hanya sebentar aku memegangnya karena tiba-tiba kepalaku pusing. Aku ingin memegang pintu ruangan itu namun terhalang gerbang dan rasanya aneh sekali. Seperti tubuhku yang berat dan seolah aku tidak mampu untuk meraih pintu itu. Jadi aku segera pergi.

(Aneke) Wah, banyak sekali ya di sekolah kita.

(Galih) Katanya Kak Raza ingin tahu tentang toilet yang selalu di kunci itu?

(Raza) Ceritakan! Pernah saat aku masih kelas 2, dua orang temanku yang penasaran mencoba untuk menempelkan telinga mereka pada pintu toilet tersebut. Suara yang mereka dengar adalah suara tetes air dari keran yang kemudian membuat kepala mereka pusing seketika.

(Aneke) Toilet itu selalu di kunci. Letaknya yang paling ujung dan gelap membuat kesan horornya semakin terasa. Toilet ini paling ujung sebelah kiri dan Toilet paling ujung sebelah kanan yang dekat dengan kelas 1D adalah tempat di mana Dinda melihat seorang siswi menggendong bayi berlumuran darah.

(Galih) Aku pernah memergoki salah satu temanku yang bersembunyi persis di toilet di sebelahnya, dia menghindari program sekolah rutin yang dilaksanakan setiap hari Jumat.

Aku melihat ke kaca ventilasi udara di toilet yang selalu terkunci itu dan aku menyentuhkan tanganku ke sana. Lalu muncul tangan yang terlihat putih dan mulus menyentuh telapak tanganku. Tangan itu memang tampak bagus dari luar namun ternyata lebih kasar dari kulit kerbau.

(Raza) Aku ragu kau bisa meraih ventilasi udara di atas pintu toilet itu. Kamu kan pendek.

(Galih) Terimakasih sudah jujur ya, Kak Raza. Hehe.

(Raza) Aku sempat bertanya mengenai toilet itu pada salah satu bapak tukang kebun di sekolah. Beliau seperti menutup-nutupi soal itu dengan mengatakan bahwa tidak ada kisah horor yang meliputinya. Menurutnya, toilet itu tidak pernah di buka karena memang tidak tahu siapa yang membawa kuncinya?

(Aneke) Tapi bukankah Putri pernah bilang bahwa dia melihat penjaga kopsis kita buang air kecil di situ dan dia membawa kuncinya?

(Raza) Iya benar.

(Aneke) Tidak mungkin dia menggunakan toilet itu untuk dirinya sendiri. Pastilah kuncinya akan dikembalikan lagi.

(Raza) Entahlah, mungkin toilet itu memang khusus untuk staff sekolah karena dalamnya lebih luas seperti toilet untuk guru.

(Galih) Di toilet khusus siswa laki-laki yang terletak di depan juga ada. Di situ sepi dan gelap. Aku pernah membuka salah satu bilik dan menemukan seorang perempuan berambut panjang di pojok dan aku langsung menutupnya kembali.

(Raza) Bagaimana pendapat kalian para pembaca?

(Galih) Masih banyak lagi loh.

(Aneke) Akan kami ceritakan di part selanjutnya.

(Raza) Doakan semoga Galih Tidak di drop out dari sekolah karena terlalu sering kerasukan dan membuat sekolah menjadi ricuh. Dia tidak memiliki ilmu hitam dan itu sama sekali bukan salahnya apabila dia kerasukan.

(Galih) Terimakasih Kak Raza. Aku butuh bantuan kalian juga!

(Raza) Bau minyaknya masih terasa.

(Galih) Anak kecil itu juga masih mengikuti Kak Raza.

(Raza) Huh!

(Galih) Hehe.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.