dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted




Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 10:22
alejandrosf13
anasabila
imamarbai
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
374.3K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#1022
PART 47

Ya, malam itu kemarahan gue berubah menjadi ketakutan. Ketakutan Inah? Bukan, ketakutan gue sendiri.

Malam itu, gue dikejar-kejar warga kosan sebelah jembatan Lempuyangan. Di luar dugaan, ternyata lari mereka bener-bener kenceng. Kalo disuruh ikutan lomba lari, mungkin lari mereka hampir menyamai Usain Bolt. Tapi, gara-gara tekhnik lari mereka yang serampangan, lari mereka jadi lebih mirip sama bencong yang di kejar satpol PP. Orang-orang itu menggulung sarung dan handuknya sambil mengacungkan sendal jepitnya ke gue, "Woe! Berhenti woe!"

Gue ketangkep? Enggak. Santai aja, gue udah belajar cara lari dari Nobita, beruguru tekhnik lari sama Naruto dan juga bertapa di bawah ketek God Usopp, enggak bakalan gue ketangkep semudah itu.

Karena kecepatan lari kita enggak beda jauh, jadi kesempatan satu-satunya buat gue kabur cuma belokan yang tajam. Begitu sampe belokan yang lumayan tertutup, gue kebut lari gue.

Apes emang apes, bukannya mereka kehilangan gue, mereka malah menemukan gue dengan mudahnya. Baru gue ngumpet sebentar, mereka udah nyamperin. Satu hal penting yang terlewat, gue lupa kalo di setiap belokan tajam pasti ada kaca jalan.

"Stop!" seru gue. "Ini kenapa gue dikejar-kejar?!"
"Nah... kamu kenapa kabur?!" tanya mas-mas berhanduk.
"Lhah, gue dikejar, gimana enggak kabur? Mana lari-larian sambil bawa sendal lagi."
"Oh...," gumam orang yang kayaknya tetua kosan.
"Jangan percaya, Mas!" ucap orang yang pake handuk. "Aku yakin dia mau macem-macem dikosan kita."
"Macem-macem gimana?" tanya gue. "Ngintipin kalian? Nyuri celana dalem? Apa gimana? Kita ini sama-sama laki, gue masih normal kali."
"Halah! Tipu-tipu!" orang berhanduk mendorong gue. "Mana ada maling yang mau ngaku! Jelas-jelas lo main buka-buka kamar!"
"Oh... kalo yang itu salah paham. Ya maaf kalo enggak sengaja lihat batang lo, atau lihat masnya yang dibelakang lagi fap-fap, atau kalian berdua lagi mesra-mesraan—"
"Kita enggak lagi mesra-mesraan! Itu adegan drama!"
"Ya... itulah pokoknya, yang jelas gue enggak sengaja."
"Terus?" tanya mas-mas fap-fap, "Kalo enggak sengaja tadi ngapain?!"
"Gue kan udah beneran bilang, gue lagi nyariin adek gue, normal aja dong kalo sedikit emosi kayak preman?"
"Bukan alasan!" tolak mas-mas berhanduk.
"Adek gue cewek dan share locationnya di kosan cowok, Bro. Normal dong sebagai kakak gue khawatir, ya kan?

"Lo bayangin aja adek cewek yang lo sayangin tiba-tiba dikerubutin cowok yang enggak lo kenal. Dia minta jemput karena takut gara-gara disana sendirian, apa lo enggak khawatir? Bayangin aja kalo adek lo kenapa-napa, bayangin aja kalo adek lo ketakutan, apa lo tega? Apa lo tega waktu tau orang yang lo sayangin disakitin orang?"
"Iya juga, sih," ucap mas-mas fap-fap.
"Gue anak tunggal," tambah tetua kosan. "Tapi menurut gue wajar juga kalo kebawa emosi."
"Kalian jangan percaya! Ini tipu daya maling!" seru mas-mas handuk. "Jangan percaya gitu aja!"
"Yaudah!" kata tetua itu. "Kita bantuin buat cari adek lo!"
Gue jabat tangan dia, "Makasih, Bro!"

Gue terima gitu aja perbuatan baik mereka? Enggak. Gue yang tau kalo sampe Inah enggak ketemu di kosan itu bakal digebukin segera mengatur strategi.

"Bro, kalian cari dulu di dalem, ya?" kata gue. "Gue mau telepon nyokap gue."
"Tuh kan, mas! Dia mau kabur!"
"Brisik!" bentak tetua mendorong mas-mas berhanduk. "Telepon nyokap?"
"Iya, gue mau kasih tau nyokap kalo gue nyariin adek gue enggak sendiri. Nyokap gue perlu tau kalo di dunia ini masih ada orang-orang baik kayak kalian."
"Hehehe!" mereka ketawa bersamaan. "Kita jadi malu."

Begitu mereka masuk kosan, gue lari balik ke mobil. Nyalain mesin, masukin persneling, turunin rem tangan, tancap gas!

Slamet! Gue enggak jadi mati malem ini!
Diubah oleh dasadharma10 01-04-2017 12:43
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.