- Beranda
- Stories from the Heart
I Love You More Than You Think
...
TS
nengsr
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl

(Ssstt.. this is the real picture of us)
Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue"

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan

Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis

Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan
PM aja kalo mau. Oke?Selamat menikmati...
Spoiler for Index:
Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 23:10
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.9K
847
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nengsr
#101
For the First Time
Aku pacu motorku dengan kencang, mobil box yang di belakangku lajunya lebih cepat dan mendahuluiku. Pengendara dari arah kiri sudah bersiap untuk jalan tapi naas, dari jarak kurang lebih 1 meter ada motor yang tidak melihat arahku. Aku pun kaget, sebisa mungkin aku ngerem tapi ga bisa terhindarkan aku menabrak motor itu.
Kejadiannya begitu cepat. Aku tersadar dari tabrakan tadi dan segera bangun, letak jatuhku sangat jauh dari tempat tabrakan tadi. Aku terpental jauh ke arah sorong kiri. Aku bangun dan menghampiri motorku yang jatuh ke kanan di arah berlawanan. Tapi saat aku berusaha mengangkat motorku tangan kiriku ga kuat.
"Aww" aku merintih kesakitan.
Aku raba asal rasa sakit itu. Tulang selangka kiriku sudah menonjol. Lalu ada 2 orang bapak2 yang menolongku. Beliau membangunkan motorku dan menanyaiku.
"Mbak gapapa?" Tanyanya panik.
Aku melihat keadanku. Tidak ada darah atau bajuku yang robek. Bahkan helmku pun masih melekat di kepalaku. Dan tali tas ranselku putus sebelah kiri.
"Gapapa pak, tapi ini tanganku sakit" aku menunjukkan selangka kiriku.
"Aduuuhh mbaaakk, itu patah mbak" jawab bapak itu ngeri.
"Ini dipijet bisa ga ya pak?" Tanyaku yang takut campur bingung.
"Ga bisa itu harus operasi. Atau ke sangkal putung aja mbak"
Sangkal putung itu tempat orang yang katanya bisa menyembuhkan patah tulang tanpa operasi. Aku mendengar nama itu disebut sudah ngeri sendiri. Aku yang mempunyai ilmu medis dari ekskul ku dulu di sekolah, jelas lebih memilih penanganan dokter.
"Gimana nih mbak? Motor saya rusak tuh" tiba2 ada seorang perempuan yang datang. Ternyata itu orang yang sudah aku tabrak.
Aku lihat keadaannya dia baik2 saja. Tapi motornya baikan pijakan kaki sebelah kanan itu remuk, motornya dia matic. Waduh, aku juga bingung motorku pun juga sama hancurnya. Totok depan, lampu, spion semua remuk dan setir yang bengkok.
"Sama mbak, motorku juga rusak tuh" aku menunjuk motorku yang standar sampingnya makin miring.
"Lha mbaknya kan yang salah" katanya ngeyel.
"Lho mbak yang ga lihat saya" kataku ga kalah ngeyel.
"Orang tadi lampuku sudah ijo" makin ngotot.
"Iya tau. Orang2 pada lihatin aku tapi kamu engga" kataku membela diri.
"Ini lihat sandalku sampe putus" katanya sambil nunjukin sandal jepitnya yang putus.
Asli aku pengen ngakak. Anjir bener dia masa mau meminta pertanggung jawaban sandal jepit yang putus.
"Mbak cuma sandal aja yang putus. Ini tanganku yang putus" dengan membuka jaket dan kerah kemejaku ke kiri.
Dia langsung terdiam setelah melihatnya. Kemudian bapak2 yang menolongku tadi berusaha menengahi.
"Sudah mbak, sama2 salah. Mending mbaknya pergi aja. Mumpung belum ada polisi nanti makin panjang urusannya" katanya menyuruh mbak yang aku tabrak tadi untuk pergi.
"Ini motornya juga sama2 rusak. Tapi mbak ini malah parah tangannya patahnya" tambahnya, karena cewek tadi masih diam saja.
Akhirnya cewek itu pun pergi setelah melototiku. Memang aku salah, tapi gimana. Aku bingung, mau ganti pake duit apaaa? Ini tanganku patah aja aku juga bingung.
"Mbak, rumahnya mana?" Kata bapak penolong.
"Di jalan itu pak" kataku.
"Yaudah saya antar aja mbak. Gus, ini motornya km bawa" kata bapak penolong ke temennya.
Aku dibonceng bapak penolong itu pulang kerumah. Tanpa aku sadari, tangan kiriku sudah lemas dan sangklek miring ke bawah. Dalam beberapa menit aku sudah dirumah, didepan rumah ada kakak pertamaku dan suaminya yang mau mengantar kakakku kerja. Dia langsung kaget melihat motor dan tanganku.
"Ibuuuuuu, ini lihat anakmuu" teriak kakakku.
Ibu lari keluar dengan tergesa dan..
"Lhoo, Ya Allaaahh.. kenapa ini kok sampe gini?" Sesaat setelah melihat motorku.
"Jangan lihat motornya. Lihat itu tangan anakmu" kata kakakku.
Seketika ibuku mematung dan lemas melihat tanganku yang sudah sangklek. Setelah berterima kasih pada bapak2 penolong ibu langsung masuk ke dalam ambil2 berkas2 untuk ke rumah sakit. Kakakku ga jadi berangkat kerja karena suaminya harus mengantarkan aku dan ibu ke rumah sakit. Sebelum berangkat aku sempat update status di bbm, "aku habis kecelakaan, tanganku patah. Ini mau operasi. Minta doanya"
Habis kecelakaan dan patah tulang masih sempet update status? Hahaha keren ga tuh. Aku cuma mau kasih kabar aja biar teman2ku tau. Siapa lagi yang aku punya selain keluarga dirumah dan mereka. Masa aku harus broadcast? Malah ga penting banget.
Ini adalah pertama kalinya aku jatuh dari motor saat mengendarai sendirian. Padahal beberapa hari yang lalu aku sempet sombong cerita ke sopir kantorku, kalo aku ga pernah jatuh dari motor. Padahal dulu aku bisa naik motor ga ada yang ngajarin. Langsung disuruh nyetir gitu aja. Kan sudah tau teorinya jadi pasti prakteknya ga susah. Ternyata bener aku langsung bisa. Dan sekalinya jatuh langsung fatal gini.
-----
Sesaat kemudian aku sudah di UGD. Karena aku terlihat sehat2 saja pihak rumah sakit pun menyuruhku untuk antri. Mereka tidak tahu dibalik jaket dan kemeja ini ada tulang yang patah. Karena memang aku juga tidak menunjukkan rasa sakit. Aku hanya menghindari orang didekatku biar ga menyenggol tanganku. Setelah duduk, aku buka tasku. Aku teringat tabku yang ada didalam apa pecah atau rusak. Aku sangat lega setelah mengetahui tabku baik2 saja. Maklum, itu barang termahal kedua yang aku beli sendiri. Bahkan harga motor bekasku pun masih kalah mahal.
Setelah masuk aku langsung diperiksa oleh suster, dan setelah tau aku dirujuk untuk rontgen. Aku disuruh duduk di kursi roda dan diantarkan kesana. Aku masih sempat bales bbm anak2 yang membrondong pertanyaan kekhawatiran. Ibu mengurus andministrasi utuk daftar rontgen. Untung ini malam, jadi sepi dan antriannya cuma ada 1 orang.
"Hey Han, gimana keadaanmu?" Suara Pras mengagetkanku. Dia teman kelasku tapi kita juga satu SMP.
"Mana yang patah?" Tanyanya lagi.
"Nih" aku menunjukkannya dan dia lagi bergidik ngeri.
Ga lama setelahnya ada Cindy datang. Kebetulan sekali dia shift pagi hari ini. Sekarang adalah jam pulangnya dan dia langsung mampir ke rumah sakit setelah baca status bbmku. Tentu saja pertanyaan2 pun dia lontarkan. Kemudian tiba giliranku untuk rontgen. Cindy dorong kursi rodaku untuk masuk ruangan dan dia lah yang membantuku didalam.
Keluar dari ruangan sudah ada Dani, Rini, Putri dan temennya. Dengan sigap Dani langsung menggantikan Cindy untuk mendorong kursi roda. Kebetulan dia pulang ke Surabaya, dia baru sampe rumah dan di bbm Rini. Seketika dia jemput Rini langsung berangkat ke Rumah Sakit.
Balik ke UGD, aku disuruh masuk ke ruangan yang tadi aku diperiksa. Disitu ada kakak keduaku yang sudah datang.
"Mas, tolong keluar dulu ya" kata suster pada Dani yang masih berdiam diri.
"Oh, iya sus" jawabnya agak kaget dan bergegas keluar.
Aku ga bisa di operasi sekarang karena semua kamar penuh. Lenganku hanya dibalut untuk menyangga agar tak banyak gerak dan diberi resep obat. Tentu saja ibu bingung dan protes.
"Gimana dok?" Tanya ibu pada dokter yang melihat hasil rontgen ku.
"Hmm. Iya ini patah bu. Ya harus di operasi. Tapi ga bisa sekarang soalnya kamarnya penuh" dokter menjelaskan.
"Lho, terus gimana? Apa gapapa dok?"
"Gapapa kok, kan ini patah tulang tertutup. Kalo patah tulang terbuka yang sampe tulangnya mencuat dan ada luka itu harus di operasi sekarang juga. Ini sekarang saya kasih obat, besok pagi periksa ke poli ortopedhi biar ditangani oleh dokter spesialisnya"
"Oh besok kesini lagi? Tapi langsung ke poli? Trus langsung bisa operasi dok?"
"Ya nanti tergantung apa kata dokternya dan ada kamarnya apa engga. Semuanya itu ya harus antri. Sabar ya"
Maklum aku kan berobat pake kartu jaminan dari pemerintah. Yang pengobatannya gratis ditanggung pemerintah. Jadi harus sabar antri. Ya terpaksa aku harus pulang malam ini. Nah, karena tadi berangkatnya diantar kakak iparku dan dua langsung pulang karena harus antar kakakku kerja. Sekarang bingung mau pulang sama siapa. Lalu Pras sama Dani menawarkan untuk mengantar pulang. Soalnya tadi Rini sudah pulang duluan sama Cindy.
"Sep, aku sama kamu aja ya?" Bisikku ke Dani.
Bukan maksudnya mengambil kesempatan dalam kesempitan atau modus aku pilih Dani yang bonceng. Aku ga mau dibonceng Pras, dia kalo naik motor kayak belum bisa bener. Aku pernah sekali dibonceng dia, turun dari motor kepalaku pusing. Mabuk men, luar biasa kan. Gimana coba dia bawa motornya tuh. Nah ini apalagi tanganku patah yang kalo kena getaran aja nyeri.
"Iyaa" jawab Dani.
"Eh Pras, kamu bonceng ibuku ya. Aku sama Dani"
"Iya, oke" jawab Pras.
Singkat cerita aku sudah sampai rumah. Ternyata disana sudah ada Sita, Lucky, Arif dan Puji. Mereka semua teman kelasku. Aku terharu, ternyata masih banyak yang perhatian padaku. Mereka bertanya2 kronologi kecelakaannya dan kita ngobrol2 sampai akhirnya semuanya pamitan untuk pulang.
Sebelum tidur aku sempat buka path, ternyata Dani update "Neng, kamu pasti sembuh
"
Kejadiannya begitu cepat. Aku tersadar dari tabrakan tadi dan segera bangun, letak jatuhku sangat jauh dari tempat tabrakan tadi. Aku terpental jauh ke arah sorong kiri. Aku bangun dan menghampiri motorku yang jatuh ke kanan di arah berlawanan. Tapi saat aku berusaha mengangkat motorku tangan kiriku ga kuat.
"Aww" aku merintih kesakitan.
Aku raba asal rasa sakit itu. Tulang selangka kiriku sudah menonjol. Lalu ada 2 orang bapak2 yang menolongku. Beliau membangunkan motorku dan menanyaiku.
"Mbak gapapa?" Tanyanya panik.
Aku melihat keadanku. Tidak ada darah atau bajuku yang robek. Bahkan helmku pun masih melekat di kepalaku. Dan tali tas ranselku putus sebelah kiri.
"Gapapa pak, tapi ini tanganku sakit" aku menunjukkan selangka kiriku.
"Aduuuhh mbaaakk, itu patah mbak" jawab bapak itu ngeri.
"Ini dipijet bisa ga ya pak?" Tanyaku yang takut campur bingung.
"Ga bisa itu harus operasi. Atau ke sangkal putung aja mbak"
Sangkal putung itu tempat orang yang katanya bisa menyembuhkan patah tulang tanpa operasi. Aku mendengar nama itu disebut sudah ngeri sendiri. Aku yang mempunyai ilmu medis dari ekskul ku dulu di sekolah, jelas lebih memilih penanganan dokter.
"Gimana nih mbak? Motor saya rusak tuh" tiba2 ada seorang perempuan yang datang. Ternyata itu orang yang sudah aku tabrak.
Aku lihat keadaannya dia baik2 saja. Tapi motornya baikan pijakan kaki sebelah kanan itu remuk, motornya dia matic. Waduh, aku juga bingung motorku pun juga sama hancurnya. Totok depan, lampu, spion semua remuk dan setir yang bengkok.
"Sama mbak, motorku juga rusak tuh" aku menunjuk motorku yang standar sampingnya makin miring.
"Lha mbaknya kan yang salah" katanya ngeyel.
"Lho mbak yang ga lihat saya" kataku ga kalah ngeyel.
"Orang tadi lampuku sudah ijo" makin ngotot.
"Iya tau. Orang2 pada lihatin aku tapi kamu engga" kataku membela diri.
"Ini lihat sandalku sampe putus" katanya sambil nunjukin sandal jepitnya yang putus.
Asli aku pengen ngakak. Anjir bener dia masa mau meminta pertanggung jawaban sandal jepit yang putus.
"Mbak cuma sandal aja yang putus. Ini tanganku yang putus" dengan membuka jaket dan kerah kemejaku ke kiri.
Dia langsung terdiam setelah melihatnya. Kemudian bapak2 yang menolongku tadi berusaha menengahi.
"Sudah mbak, sama2 salah. Mending mbaknya pergi aja. Mumpung belum ada polisi nanti makin panjang urusannya" katanya menyuruh mbak yang aku tabrak tadi untuk pergi.
"Ini motornya juga sama2 rusak. Tapi mbak ini malah parah tangannya patahnya" tambahnya, karena cewek tadi masih diam saja.
Akhirnya cewek itu pun pergi setelah melototiku. Memang aku salah, tapi gimana. Aku bingung, mau ganti pake duit apaaa? Ini tanganku patah aja aku juga bingung.
"Mbak, rumahnya mana?" Kata bapak penolong.
"Di jalan itu pak" kataku.
"Yaudah saya antar aja mbak. Gus, ini motornya km bawa" kata bapak penolong ke temennya.
Aku dibonceng bapak penolong itu pulang kerumah. Tanpa aku sadari, tangan kiriku sudah lemas dan sangklek miring ke bawah. Dalam beberapa menit aku sudah dirumah, didepan rumah ada kakak pertamaku dan suaminya yang mau mengantar kakakku kerja. Dia langsung kaget melihat motor dan tanganku.
"Ibuuuuuu, ini lihat anakmuu" teriak kakakku.
Ibu lari keluar dengan tergesa dan..
"Lhoo, Ya Allaaahh.. kenapa ini kok sampe gini?" Sesaat setelah melihat motorku.
"Jangan lihat motornya. Lihat itu tangan anakmu" kata kakakku.
Seketika ibuku mematung dan lemas melihat tanganku yang sudah sangklek. Setelah berterima kasih pada bapak2 penolong ibu langsung masuk ke dalam ambil2 berkas2 untuk ke rumah sakit. Kakakku ga jadi berangkat kerja karena suaminya harus mengantarkan aku dan ibu ke rumah sakit. Sebelum berangkat aku sempat update status di bbm, "aku habis kecelakaan, tanganku patah. Ini mau operasi. Minta doanya"
Habis kecelakaan dan patah tulang masih sempet update status? Hahaha keren ga tuh. Aku cuma mau kasih kabar aja biar teman2ku tau. Siapa lagi yang aku punya selain keluarga dirumah dan mereka. Masa aku harus broadcast? Malah ga penting banget.
Ini adalah pertama kalinya aku jatuh dari motor saat mengendarai sendirian. Padahal beberapa hari yang lalu aku sempet sombong cerita ke sopir kantorku, kalo aku ga pernah jatuh dari motor. Padahal dulu aku bisa naik motor ga ada yang ngajarin. Langsung disuruh nyetir gitu aja. Kan sudah tau teorinya jadi pasti prakteknya ga susah. Ternyata bener aku langsung bisa. Dan sekalinya jatuh langsung fatal gini.
-----
Sesaat kemudian aku sudah di UGD. Karena aku terlihat sehat2 saja pihak rumah sakit pun menyuruhku untuk antri. Mereka tidak tahu dibalik jaket dan kemeja ini ada tulang yang patah. Karena memang aku juga tidak menunjukkan rasa sakit. Aku hanya menghindari orang didekatku biar ga menyenggol tanganku. Setelah duduk, aku buka tasku. Aku teringat tabku yang ada didalam apa pecah atau rusak. Aku sangat lega setelah mengetahui tabku baik2 saja. Maklum, itu barang termahal kedua yang aku beli sendiri. Bahkan harga motor bekasku pun masih kalah mahal.
Setelah masuk aku langsung diperiksa oleh suster, dan setelah tau aku dirujuk untuk rontgen. Aku disuruh duduk di kursi roda dan diantarkan kesana. Aku masih sempat bales bbm anak2 yang membrondong pertanyaan kekhawatiran. Ibu mengurus andministrasi utuk daftar rontgen. Untung ini malam, jadi sepi dan antriannya cuma ada 1 orang.
"Hey Han, gimana keadaanmu?" Suara Pras mengagetkanku. Dia teman kelasku tapi kita juga satu SMP.
"Mana yang patah?" Tanyanya lagi.
"Nih" aku menunjukkannya dan dia lagi bergidik ngeri.
Ga lama setelahnya ada Cindy datang. Kebetulan sekali dia shift pagi hari ini. Sekarang adalah jam pulangnya dan dia langsung mampir ke rumah sakit setelah baca status bbmku. Tentu saja pertanyaan2 pun dia lontarkan. Kemudian tiba giliranku untuk rontgen. Cindy dorong kursi rodaku untuk masuk ruangan dan dia lah yang membantuku didalam.
Keluar dari ruangan sudah ada Dani, Rini, Putri dan temennya. Dengan sigap Dani langsung menggantikan Cindy untuk mendorong kursi roda. Kebetulan dia pulang ke Surabaya, dia baru sampe rumah dan di bbm Rini. Seketika dia jemput Rini langsung berangkat ke Rumah Sakit.
Balik ke UGD, aku disuruh masuk ke ruangan yang tadi aku diperiksa. Disitu ada kakak keduaku yang sudah datang.
"Mas, tolong keluar dulu ya" kata suster pada Dani yang masih berdiam diri.
"Oh, iya sus" jawabnya agak kaget dan bergegas keluar.
Aku ga bisa di operasi sekarang karena semua kamar penuh. Lenganku hanya dibalut untuk menyangga agar tak banyak gerak dan diberi resep obat. Tentu saja ibu bingung dan protes.
"Gimana dok?" Tanya ibu pada dokter yang melihat hasil rontgen ku.
"Hmm. Iya ini patah bu. Ya harus di operasi. Tapi ga bisa sekarang soalnya kamarnya penuh" dokter menjelaskan.
"Lho, terus gimana? Apa gapapa dok?"
"Gapapa kok, kan ini patah tulang tertutup. Kalo patah tulang terbuka yang sampe tulangnya mencuat dan ada luka itu harus di operasi sekarang juga. Ini sekarang saya kasih obat, besok pagi periksa ke poli ortopedhi biar ditangani oleh dokter spesialisnya"
"Oh besok kesini lagi? Tapi langsung ke poli? Trus langsung bisa operasi dok?"
"Ya nanti tergantung apa kata dokternya dan ada kamarnya apa engga. Semuanya itu ya harus antri. Sabar ya"
Maklum aku kan berobat pake kartu jaminan dari pemerintah. Yang pengobatannya gratis ditanggung pemerintah. Jadi harus sabar antri. Ya terpaksa aku harus pulang malam ini. Nah, karena tadi berangkatnya diantar kakak iparku dan dua langsung pulang karena harus antar kakakku kerja. Sekarang bingung mau pulang sama siapa. Lalu Pras sama Dani menawarkan untuk mengantar pulang. Soalnya tadi Rini sudah pulang duluan sama Cindy.
Quote:
"Sep, aku sama kamu aja ya?" Bisikku ke Dani.
Bukan maksudnya mengambil kesempatan dalam kesempitan atau modus aku pilih Dani yang bonceng. Aku ga mau dibonceng Pras, dia kalo naik motor kayak belum bisa bener. Aku pernah sekali dibonceng dia, turun dari motor kepalaku pusing. Mabuk men, luar biasa kan. Gimana coba dia bawa motornya tuh. Nah ini apalagi tanganku patah yang kalo kena getaran aja nyeri.
"Iyaa" jawab Dani.
"Eh Pras, kamu bonceng ibuku ya. Aku sama Dani"
"Iya, oke" jawab Pras.
Singkat cerita aku sudah sampai rumah. Ternyata disana sudah ada Sita, Lucky, Arif dan Puji. Mereka semua teman kelasku. Aku terharu, ternyata masih banyak yang perhatian padaku. Mereka bertanya2 kronologi kecelakaannya dan kita ngobrol2 sampai akhirnya semuanya pamitan untuk pulang.
Sebelum tidur aku sempat buka path, ternyata Dani update "Neng, kamu pasti sembuh
"Diubah oleh nengsr 21-03-2017 11:18
0
