Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#3786
Part 89
"Kamu ini bisa diem nggak sih ?! " kata ane ke Wulan dengan nada keras.

"Ngapain aku harus diem, emang kamu pikir aku takut sama cewek urakan itu ?! " kata Wulan nggak kalah keras.

"Kamu bener-bener nantang aku mbak ?! " teriak Shela semakin meronta-ronta dan sepertinya ane udah nggak sanggup lagi menahannya.

"Shel, udah Shel.. !! " teriak ane dengan panik sambil terus berusaha memegang tangan Shela.

"Lepasin aku Vin !! " teriak Shela.
"LEPASIN !! " teriak Shela sambil mengibaskan tangannya sekuat tenaga dan ane udah nggak sanggup lagi menahannya.

Plakkk !! Spontan tamparan tangan kiri ane mendarat di pipinya Shela. Nggak begitu keras sih, tapi itu udah cukup membuat Shela yang tadi mau menonjok Wulan langsung terdiam, yang lalu memegang pipi kanannya yang habis ane tampar.

“Vin.. ? “ Wulan pun kelihatan terkejut banget melihat perbuatan ane ke Shela.

“Shel, maaf aku nggak bermaksud… “ kata ane seraya mendekati Shela.

"Kamu berani nampar aku Vin... " kata Shela dengan suara bergetar hebat dan menatap ane dengan penuh kemarahan.

"Haah… maaf Shel, tadi soalnya aku refleks pas ngeliat kamu mau nonjok Wulan jadi... " kata ane sambil mundur ketakutan, soalnya ane jelas sudah melakukan suatu kesalahan besar.

"Kamu... berani nampar aku ... " Shela mengulangi kata2nya, tapi kali ini dengan tangan yang mengepal dan berjalan mendekati ane.

"Shel, m..maaf.. aku.. aku... " ane berusaha membujuk Shela tapi wajah Shela udah seram bagai kerasukan iblis.

BUAAAKKKK!!!! Sebuah pukulan sepenuh hati mendarat telak di pipi ane yang membuat ane langsung terpental dan sukses mencium tanah. Dengan setengah sadar, dan menahan sakit yang teramat sangat di pipi dan badan, ane melihat samar-samar Wulan histeris melihat ane jatuh, tapi semuanya langsung menjadi gelap.

Nggak beberapa lama ane terbangun karena ane merasa seseorang menggoyang-goyangkan kaki ane, kemudian ane membuka mata dan...

"Vin... " wajah Shela yang pertama kali ane lihat.

"WUUAAAAAAA...!! " ane langsung berteriak dan beringsut menjauh.

"Kamu kenapa Vin ? " tanya Shela dengan nada kaget.

"Shel... maafkan aku Shel, sungguh aku tadi cuma refleks, maafkan aku... " kata ane dengan kondisi setengah sadar tapi penuh ketakutan.

"Kamu ngomong apa sih ? Ngelindur yah ? " tanya Shela dengan ekspresi bingung.

"Oh.. hah... haaah... "

Ane melihat sekeliling, lhaa rupanya ini di kamar ane dan ane langsung meraba-raba pipi kiri kanan, nggak sakit, nggak ada luka bonyok, adanya sih bonyok pas ditonjok Yovi beberapa hari lalu tapi udah mulai kering. Sedangkan Shela cuma berdiri kebingungan di samping springbed ane.

"Kamu ngimpi apa sampai ketakutan gitu ? Kok pake ngomong maaf-maaf segala ? " tanya Shela.
"Oh ini, nggak, nggak kok hehe... " jawab ane sambil garuk-garuk kepala.
"Atau jangan-jangan kamu ngimpi lagi berduaan sama Wulan, terus kegep sama aku ?! " tanya Shela penuh selidik.
"Kamu merasa bersalah kan makanya sampai kebawa mimpi ? " timpal Shela sambil menunjuk ke ane.
"Nggak, sapa bilang.... " jawab ane berkilah.
"Jangan bohong ya !! " desak Shela.
"Halaah, udah cuma mimpi kan nggak usah dipikirin. " jawab ane ketawa sambil bangkit berdiri.
"Eh iya ada apa kok bangunin aku ? " tanya ane berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Kamu tuh ya, aku susah-susah ngajarin Dina matematika, kamunya malah molor. " kata Shela dengan nada ketus.
"Sorry, sorry namanya juga orang ketiduran hehe, eh jam berapa ini ? " tanya ane.
"Udah jam tujuh bapaaakkkk, kita malam ini makan apa ? Dina udah lapar. " tanya Shela.

Ane melihat jam weker di meja komputer ane, eh iya udah jam tujuh lebih sepuluh. Makan apa ya ? Seandainya aja Wulan disini, pasti dia udah bikin sup ayam, atau ayam goreng, nasi goreng, oseng-oseng, tinggal request, nggak usah beli. Ah elah Wulan lagi. Duh, pasti dia sekarang lagi nangis-nangis di kamarnya. Wulan, maafkan aku...

"Nasinya kan udah ada kan. Ya udah aku ke warteg dulu beli lauk. Kamu mau lauk apa ? " tanya ane sambil mengambil dompet di meja.
"Ngapain beli, di kulkas kan ada banyak sayuran sama daging. " jawab Shela.
"Iya tapi siapa yang mau masak say ? Kamu ? " tanya ane ketawa.
"Kenapa enggak ? " jawab Shela.
"Haa, kamu masak ? Nggak salah nih ? " tanya ane ketawa lagi.
"Kok malah ketawa ?! Aku ini cewek, dan memasak itu bakat alami yang dimiliki sama cewek. " jawab Shela sewot.
“Kamu kan bakat alaminya mukulin orang. “ kata ane sambil cengengesan. Mendengar candaan ane Shela langsung terdiam, tapi..
“Kamu bilang apa barusan ? “ tanya Shela seraya menatap ane.
“Eh say.. aku bercanda kok.. bercanda… “ kampret ane keceplosan lagi.
“Kamu mau bukti kalo aku bakat mukulin orang… ?!! “ teriak Shela penuh emosi sambil mengangkat tangan kanannya yang horror itu.
“Aaaah... ampun say, aku beneran bercanda, suerrr... kamu cantik dan anggun kok. “ kata ane berusaha membujuk Shela.
“Nyebelin !! “ jawab Shela ketus sambil menurunkan tangannya.
“Ayolah jangan marah say, aku yakin kamu punya bakat masak kok. “ bujuk ane ke Shela yang cemberut.
“Bukannya mukulin orang ? “ tanya Shela dengan nada sinis.
“Enggak lah say, aku yakin kamu bisa masak. “ jawab ane sambil nyengir.
“Ya udah kamu pengen dimasakin apa ? “ tanya Shela.
“Terserah kamu deh. Apa aja yang kamu pernah masak. “ jawab ane.
“Belum pernah. “ kata Shela.
“Waduh ? Serius kamu belum pernah masak ? “ tanya ane gak percaya.
“Emang belum, makanya sekarang aku pengen nyoba. Udah tenang aja aku pasti bisa kok. “ kata Shela yakin sambil berjalan keluar kamar.

Karena sang tuan putri bersikeras maka ane nurut aja. Dan berhubung ini pertama kalinya Shela masak, maka menunya pun ane pilihkan yang menurut ane paling simpel yaitu sup ayam. Tapi tetep aja dia butuh resepnya sehingga ane pinjemi buku resep punya ibu.

“Kak, emang Kak Shela bisa masak ? “ tanya Dina setengah berbisik.

“Gak tau, tapi tadi bilangnya bisa sih. “ jawab ane sambil tiduran di sofa dan asyik main Gran Turismo lewat PSP ane.

Tiba-tiba… “AAAAAAAAAAWW !!! “ Krompyang !!! dari arah dapur terdengar Shela menjerit keras sekali disusul suara piring pecah. Kontan ane dan Dina yang ada di ruang tamu kaget setengah mati lalu berlari menuju dapur.

“Ada apa Shel ? “ tanya ane ke Shela yang berdiri pucat ketakutan di samping meja makan, dan dilantai terlihat piring pecah berserakan.

“Ta.. tadi pas aku mau naruh piring di meja makan ada cicak lari. “ jawab Shela terbata-bata.

“Hmmmmmmpppffffff…. “ mendengar jawaban Shela, spontan ane dan Dina langsung ketawa tertahan.

“Kok malah pada ketawa sih ?! Aku takut beneran nih. “ kata Shela dengan nada sewot.

“Yee yee… Kak Shela takut cicak. “ kata Dina dengan nada meledek.

“Liat cicak aja heboh gini. Tapi jeritanmu seksi juga say. “ ane juga ikut meledek Shela.

“Kalian berdua ini emang nyebelin yah. Udah sana hush.. hush… “ kata Shela sambil mendorong ane dan Dina keluar dari dapur.

Ane dan Dina lalu kembali ke ruang tamu menunggu sang tuan putri masak. Dina asyin nonton sinetron kesayangannya sedangkan ane kembali asyik main PSP ane. Sayup-sayup ane denger suara tok tok tok, sepertinya Shela lagi motongin sayuran. Selang beberapa menit, tiba-tiba Shela memanggil ane.

“Vin… “ panggil Shela dengan setengah berbisik.
“Apaan ? “ tanya ane sambil asyik menatap layar PSP.
“Sini dong !! “ panggi Shela nggak sabar.
“Ada apa sih ? Ada cicak lagi ? “ tanya ane seraya menghampiri Shela.
“Punya Betadine nggak ? “ tanya Shela sambil memegangi telunjuk kirinya, yang ternyata mengucurkan darah.
“Waduh, jarimu kenapa say ? “ tanya ane rada panik soalnya darahnya lumayan banyak.
“Tadi gak sengaja keiris pas motong wortel. “ jawab Shela meringis kesakitan.
“Tunggu ya aku carikan Betadine sama Hansaplast. “ jawab ane buru-buru menuju ke kamar ibu.

Setelah menunggu kira-kira hampir sejam, akhirnya Shela berhasil menyelesaikan “tantangan masterchef” tersebut. Dan dengan perut keroncongan, ane dan Dina menunggu di meja makan. Nggak berapa lama, Shela datang sambil membawa mangkuk besar berisi hasil karyanya, sup ayam citarasa Karate.

“Lho telunjuknya kakak kenapa ? “ tanya Dina menunjuk ke jarinya Shela yang terbungkus Hansaplast.

“Oh ini tadi kena pisau. “ jawab Shela tersenyum malu.

“Naaah, silahkan dinikmati supnya. “ lanjut Shela sambil menaruh supnya di tengah meja makan.

Ane lihat supnya Shela keliatan meyakinkan banget. Sayurannya terpotong2 rapi, aromanya juga menggugah selera. Perut ane yang tadinya keroncongan udah mulai main musik jazz bahkan musik rock n roll segala.

"Ini Din, buat kamu. " kata Shela sembari mengambilkan sepiring nasi buat Dina dari rice cooker, padahal yang masak nasi itu kan... Ooh.. Wulan, keluh ane dalam hati.

"Akunya mana say ? " tanya ane.

"Ambil sendiri !! " jawab Shela dengan ketus.

"Wuuu pelit. " kata ane sambil berdiri mengambil piring.

"Bodo. " jawab Shela gak mau kalah.

Lalu ane dan Dina mulai makan sup ayam tersebut, sedangkan Shela sibuk mencuci panci dan pekakas kotor lainnya. Dengan nggak sabar ane pun menyuap sendokan pertama, mengunyahnya lalu.. hmm..hmmm .. apaan nih ?

"Kak, kok rasanya aneh ya ? " kata Dina dengan nada berbisik.
"Ssst.. jangan bilang gitu Din. " jawab ane setengah berbisik juga, tapi ane akui emang rasa supnya Shela rada-rada hambar gimana gitu.
"Gimana, enak nggak ? " tanya Shela setelah mencuci panci dan membereskan dapur.
"E.. enak kok Shel, iya kan Din ? " tanya ane ke Dina, yang cuma mengangguk sambil tersenyum kecut.
"Kok ekspresi kalian aneh. Sini aku coba. " kata Shela lalu mengambil sesendok sup buatannya. Sedangkan ane sama Dina cuma senyum-senyum penuh arti.
"Iiiih kok rasanya kayak gini sih. Tadi perasaan enak deh. " kata Shela setelah mencicipi sesendok.
"Kamu bikinnya sesuai dengan yang di resep kan ? " tanya ane.
"Iya, aku ngikut resepnya kok. Cuma... " Shela keliatan malu-malu.
"Cuma kenapa ? " tanya ane lagi.
"Ada beberapa bahan yang aku nggak tau Vin, kemiri itu yang kayak apa sih ? Dan katanya pake bumbu Royco, aku cari nggak ketemu. Makanya aku kasih bumbu sachetan yang ada di rak dekat kompor. " jawab Shela.
"Yang bungkusnya kuning ? " tanya ane.
"Iya. " jawab Shela.
"Itu kan bumbu lodeh Shel, mana cocok buat sop. " jawab ane ketawa.

Ane inget soalnya tadi pagi ibu emang masak sayur lodeh yang dicampur rebung dari Wulan semalem. Ah elah, rebung itu dari Wulan, malah keinget Wulan ... oh Wulan...

"Terus gimana dong ? " tanya Shela dengan wajah menyesal.

"Ya udah dimakan aja. Mau gimana lagi, udah terlanjur lapar sih. " jawab ane.

"Aduuh sorry banget ya. "

"Nggak papa Shel, lagi pula kamu kan udah berusaha, sampai berdarah-darah lagi. " jawab ane.

"Iya nggak papa kak, lagipula setelah dirasa-rasain, sopnya lumayan kok. " kata Dina berusaha menghibur Shela.

"Udah yuk kita makan bareng. " ajak ane.

Dengan tersenyum simpul Shela lalu mengambil nasi, dan jadilah malam itu kami bertiga makan bareng sama sop rasa lodeh buatan Shela. Kami bertiga bener-bener bergembira malam itu. Iya kami sangat gembira bagai sebuah keluarga kecil, iyaaa... kami bergembira... tapi Wulan... emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S)
radityodhee
khuman
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.