- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#3690
Part 87
“Trus sekarang Kak Wulan dimana ?! “ tanya ane. Wah, gawat … gawat nih !!
“Di dapur, katanya sih mau masak nasi buat ntar malam. “ jawab Dina.
“Halo Dinaa… “ sapa Shela yang tiba-tiba muncul dari belakang ane.
“Kak Shela ?! “
Dina terkejut sekaligus gembira melihat guru les kesayangannya datang, yang lalu spontan beranjak berdiri dan memeluk Shela. Keduanya tersenyum riang, tapi ane jelas kebalikannya 180 derajat. Duh celaka, apa yang harus ane lakukan ?!
"Aku nggak nyangka lho kalo Kak Shela kemari. " kata Dina.
"Tadi Kak Vino bilang kalo kamu sendirian di rumah, jadi kakak datang kemari mau nemenin kamu belajar. Besok kamu ujian kan ? " tanya Shela sambil mengusap rambut Dina.
"Iya kak, besok aku ujian. Oh iya, Kak Wulan juga datang kemari lho. Nih aku dibeliin coklat. " jawab Dina. JREEEENNGGG !!! Mendengar nama musuh bebuyutannya disebut Dina, Shela terlihat kaget sekali.
"Kamu bilang apa Din ? Wulan disini ? " tanya Shela nggak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Eeeehhh ternyata Vino udah pulang, dan waah... kejutan nih, ternyata ngajak nyonya besar juga rupanya. " tiba-tiba aja Wulan datang sambil membawa serbet.
Melihat Wulan muncul dihadapannya, wajah Shela langsung berubah menjadi mendung, nggak hanya mendung biasa tapi mendung hitam pekat seolah-olah bakal terjadi angin tornado dahsyat kategori Fujita 5. Dengan penuh kebencian Shela menatap Wulan yang cuma tersenyum mengejek. Waduh Lan, kenapa juga kamu pake kemari segala, kamu bener-bener bikin aku kena masalah besar, batin ane dengan keringat dingin yang mengucur deras.
"Lho ternyata kamu disini Lan ? " sapa ane sekedar basa-basi.
"Tadi pas kakak berangkat jemput Kak Shela, Kak Wulan telpon nanya kabar rumah, trus nanya mau nggak kakak temenin, ya aku sih mau-mau aja daripada ditemeni Mbak Diah. " jawab Dina dengan wajah tanpa dosa.
"Jangan kuatir Vin, aku tadi udah telpon ibu kamu, dan beliau malah seneng aku datang, dan aku lagi masak nasi buat makan malam. Oh ya kamu mau aku bikinkan apa ? Tadi aku lihat di kulkas ada ayam beku sama sayuran. Mau aku bikinkan ayam goreng, sup ayam atau semur ? " tanya Wulan.
"Eehh ntar aja deh... " jawab ane seadanya, dan ane lihat Shela cuma diem aja dengan wajah cemberut. Dari nadanya, udah keliatan kalo Wulan mulai manas-manasin Shela.
"Nggak papa kamu tinggal bilang kok, aku bisa bikin masakan apa aja yang kamu mau. Cewek tuh ya harus pinter masak, bukan bisanya cuma ke mall, nonton, minta jemput, terus mukulin orang... " kata Wulan lagi dengan nada menyindir.
Mendengar sindiran plus skakmat dari Wulan, lagi-lagi Shela cuma diem dan nggak bicara sepatah kata pun. Bener dugaan ane, ternyata Wulan emang niat bikin Shela marah.
"Lagian kamu Vin, udah tau adikmu cuma sendiri sama pembantu, malah keluyuran ngurusin dia. Suruh dia pulang sendiri lah, naik bis ato taksi kek, jadi orang kok nggak tau diri banget sih. " kata Wulan dengan nada ketus.
"Mbak !! Aku nggak tau kalo Dina sejak tadi sendirian, aku taunya juga dari Vino pas dia jemput aku di kampus. Jangan ngomong sembarangan dong !! " protes Shela dengan emosi.
"Ya mungkin aja awalnya Vino mau ngasih tau kamu, tapi bisa aja dia takut, soalnya kamu kan manja dan suka marah-marah nggak jelas. " kata Wulan dengan nada mengejek.
"Cewek labil kayak kamu mana mau ngerti. " timpal Wulan sambil menatap sinis ke Shela.
"Mbak Wulan kalo nggak tau apa-apa jangan asal ngomong ya ?! " kata Shela dengan pelan tapi gemetar. Keliatannya amarahnya udah hampir memuncak.
"Nggak tau apa-apa gimana ? Liat aja kamu, tiap hari minta diantar jemput sama Vino. Emang itu bukan manja namanya ? Kamu pikir Vino itu ojek pribadi kamu ? " tanya Wulan gak mau kalah.
"Udah, udah Lan, mending kamu ke dapur aja deh, biar Dina ditemani Shela. " ane berusaha menengahi, sedangkan Dina sejak tadi cuma bengong melihat Shela sama Wulan bersitegang.
“Mbak, perkara jadi ojek atau bukan itu urusan aku sama Vino. Kamu sama sekali nggak punya hak ikut campur. “ kata Shela sambil menunjuk Wulan.
“Oooh gitu ya ? Mentang-mentang jadi pacarnya Vino, terus kamu merasa punya hak gitu ? Naif sekali kamu. “ jawab Wulan nggak mau kalah.
“Aku nggak seperti itu, mbak !! “ kata Shela dengan nada tinggi.
“Shel, udah Shel, ada Dina lho… “ kata ane ke Shela, soalnya Dina sejak tadi menonton mulai terlihat ketakutan.
“Tuh kan, cuma digituin aja udah marah-marah. Tipikal cewek labil. “ kata Wulan dengan nada sinis.
“Vin, ikut aku sebentar… “ kata Shela sambil menarik lengan ane keluar rumah.
Shela terus menggeret lengan ane menuju sebuah tanah kosong yang ada di samping rumah ane. Duh modar deh, sepertinya Shela bakalan menumpahkan semua kemarahannya ke ane. Dan ane melihat sekeliling, ah sial, sepi banget nggak ada orang. Komplek perumahan ane sepanjang hari emang selalu sepi.
“Bisa kamu jelasin ? “ tanya Shela dengan menahan marah.
“Ya.. aku nggak tahu Shel, kalo Wulan kesini, Beneran aku nggak tahu. “ jawab ane dengan nada terbata-bata.
“Sekarang kamu jawab dengan jujur. Selama ini Wulan sering main ke rumah kamu kan ? “ tanya Shela.
“Eh itu… ya nggak… “
“JAWAB VIN !! “ teriak Shela dengan penuh emosi.
“Di … dia emang pernah beberapa kali kesini Shel tapi jarang-jarang kok… “ ane bingung banget menjawab pertanyaan Shela.
“Terus kalian ngapain aja ?! Pasti berdua-duaan di kamar kamu kan ?! IYA KAN ?! “ bentak Shela.
“Ya nggak lah Shel, kamu jangan nuduh gitu dong. “ bantah ane, padahal sih iya.
“BOHONG !! “ BRAKKK !!! Dengan penuh emosi Shela menghantam sebuah papan kayu yang tersandar di tembok dan papan itu langsung retak nyaris terbelah, padahal lumayan tebal.
“Kamu udah tahu kan nasib cowok yang bikin aku sakit hati ? Jangan kira itu nggak bakal terjadi sama kamu, Vin. “ kata Shela sambil menatap ane dengan penuh amarah, persis SonGoku saat mau berubah jadi Super Saiyan.
“S..sss..Shel, beneran aku nggak ada hubungan apa-apa sama Wulan.. sumpah. “ jawab ane dengan penuh ketakutan, soalnya Shela sepertinya udah geregetan pengen nonjok ane dengan tinju mautnya itu.
“Shel please.. cuma kamu cewek yang aku sayang, please, percaya deh sama aku. “
Susah payah ane berusaha menenangkan Shela, karena kalo dia nonjok muka ane kayak mukul kayu tadi, bisa-bisa ane bener-bener wasalam. Tapi lagi-lagi Shela nggak menjawab, dan masih terus aja menatap mata ane dengan tatapan tajam nan menyeramkan. Hiii.. seumur hidup baru kali ini ane merasakan takut yang luar biasa seperti ini.
"Shel... please, percaya deh sama aku. " ane nggak henti-hentinya membujuk Shela, dan untungnya kemarahan Shela akhirnya rada berkurang.
“Baiklah kali ini aku percaya sama kamu. “ jawab Shela. Duh, jawaban yang bikin ane legaaaa banget.
“Tapi aku minta sekarang juga kamu usir Wulan dari rumah kamu. “ timpal Shela.
“A.. apa ? Masa aku harus… ? “
“Kenapa ?! Kamu keberatan ?! Kalau gitu aku kasih pilihan, AKU atau WULAN yang pergi ?! “ tanya Shela dengan nada membentak.
“Kalau aku yang pergi jangan harap aku sudi ketemu kamu lagi !! “ kata Shela lagi dengan nada tinggi tinggi sekali.
“Haah eh iya, iya Shel, aku akan bicara sama Wulan… “ jawab ane.
“Kenapa nggak kamu sendiri aja yang pergi ? “ tiba-tiba aja Wulan muncul.
“Ayo sana pergi dan nggak usah balik balik lagi !! “ kata Wulan ke Shela dengan nada ketus.
“Seenaknya aja nyuruh Vino ngusir-ngusir. Kenapa nggak kamu sendiri aja yang ngusir aku ? “ kata Wulan lagi dengan nada menantang.
Shela nggak menjawab. Sepertinya dia nggak menduga kalau Wulan tiba-tiba muncul. Duh, Wulan malah kesini lagi. Tapi bagaimanapun ane harus menuruti perintah Shela, kalo nggak ane yakin hubungan kami bakal bubar dan ane juga nggak yakin sama keselamatan ane sendiri.
“Lan, mungkin bener kata Shela, mending kamu pulang aja. deh. Kan udah ada Shela, jadi... “ kata ane berusaha membujuk Wulan.
"Jadi kamu ngusir aku ? " tanya Wulan dengan nada ketus.
"Bukan gitu Lan... "
"Kamu ngusir aku itu kemauanmu sendiri atau disuruh sama cewek labil itu ?! " tanya Wulan sambil menunjuk ke Shela.
"MBAK !! Bisa nggak sih berhenti ngatain aku labil ?! " teriak Shela sambil mendekati Wulan.
"Emang kamu labil kok !! Udah labil, manja lagi !! " jawab Wulan nggak kalah sengit.
"Apa ? Bilang sekali lagi ?! " bentak Shela sambil tangan kanannya berusaha meraih Wulan, tapi langsung ane cegah.
"Shel, udah.. udah... " kata ane sambil memegang tangannya Shela.
"Lepasin Vin !! Aku udah nggak tahan, akan kutonjok mulutnya yang suka menghina itu !! " kata Shela sambil berusaha melepaskan tangannya.
"Ayo, pukul aku. Pukul aku kalo berani !! " teriak Wulan seraya berkacak pinggang.
"Nantang kamu mbak ?! "
"Lan, kamu ini apa-apaan sih. Mending kamu segera pergi deh... " kata ane sambil masih memegang tangan Shela, tapi ane gak yakin sampai berapa lama.
"Lepasin aku Vin atau kamu juga aku tonjok !! " teriak Shela sambil terus berusaha melepaskan tangannya yang ane pegang.
"Tuh kan, bener-bener cewek liar. Cuma digituin aja udah ngancem-ngancem mau mukul. " kata Wulan seraya ketawa sinis.
"Mungkin aku liar dan labil tapi itu lebih baik daripada cewek yang sukanya mengganggu pacar orang !! " jawab Shela nggak mau kalah.
"Menganggu ? Justru aku mau nyelametin Vino dari cewek urakan kayak kamu. " jawab Wulan lebih nggak mau kalah.
"Udah labil, manja. liar, urakan lagi. Heran... apa sih yang bisa dibanggain dari kamu. " timpal Wulan yang lagi-lagi ketawa sinis.
"Kamu ini bisa diem nggak sih ?! " kata ane ke Wulan dengan nada keras.
"Ngapain aku harus diem, emang kamu pikir aku takut... "
Plakkk !! Spontan tamparan tangan kiri ane mendarat di pipinya Wulan. Nggak begitu keras sih, tapi itu udah cukup membuat Wulan tertunduk diam, yang lalu memegang pipi kanannya yang habis ane tampar. Shela yang sejak tadi marah dan meronta-ronta juga kelihatan terkejut melihat tindakan ane ke Wulan barusan. Suasana pun berubah hening.
Oh maigad, what I've done ??

sorry ya bro, ntar ane sambung lagi, ane janji
kalo nggak ane rela ngetik update pake jari kaki
oh ya semua yg di part ini bukan mimpi, bukan khayalan, bukan ngelamun,
semua apa adanya
“Di dapur, katanya sih mau masak nasi buat ntar malam. “ jawab Dina.
“Halo Dinaa… “ sapa Shela yang tiba-tiba muncul dari belakang ane.
“Kak Shela ?! “
Dina terkejut sekaligus gembira melihat guru les kesayangannya datang, yang lalu spontan beranjak berdiri dan memeluk Shela. Keduanya tersenyum riang, tapi ane jelas kebalikannya 180 derajat. Duh celaka, apa yang harus ane lakukan ?!
"Aku nggak nyangka lho kalo Kak Shela kemari. " kata Dina.
"Tadi Kak Vino bilang kalo kamu sendirian di rumah, jadi kakak datang kemari mau nemenin kamu belajar. Besok kamu ujian kan ? " tanya Shela sambil mengusap rambut Dina.
"Iya kak, besok aku ujian. Oh iya, Kak Wulan juga datang kemari lho. Nih aku dibeliin coklat. " jawab Dina. JREEEENNGGG !!! Mendengar nama musuh bebuyutannya disebut Dina, Shela terlihat kaget sekali.
"Kamu bilang apa Din ? Wulan disini ? " tanya Shela nggak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Eeeehhh ternyata Vino udah pulang, dan waah... kejutan nih, ternyata ngajak nyonya besar juga rupanya. " tiba-tiba aja Wulan datang sambil membawa serbet.
Melihat Wulan muncul dihadapannya, wajah Shela langsung berubah menjadi mendung, nggak hanya mendung biasa tapi mendung hitam pekat seolah-olah bakal terjadi angin tornado dahsyat kategori Fujita 5. Dengan penuh kebencian Shela menatap Wulan yang cuma tersenyum mengejek. Waduh Lan, kenapa juga kamu pake kemari segala, kamu bener-bener bikin aku kena masalah besar, batin ane dengan keringat dingin yang mengucur deras.
"Lho ternyata kamu disini Lan ? " sapa ane sekedar basa-basi.
"Tadi pas kakak berangkat jemput Kak Shela, Kak Wulan telpon nanya kabar rumah, trus nanya mau nggak kakak temenin, ya aku sih mau-mau aja daripada ditemeni Mbak Diah. " jawab Dina dengan wajah tanpa dosa.
"Jangan kuatir Vin, aku tadi udah telpon ibu kamu, dan beliau malah seneng aku datang, dan aku lagi masak nasi buat makan malam. Oh ya kamu mau aku bikinkan apa ? Tadi aku lihat di kulkas ada ayam beku sama sayuran. Mau aku bikinkan ayam goreng, sup ayam atau semur ? " tanya Wulan.
"Eehh ntar aja deh... " jawab ane seadanya, dan ane lihat Shela cuma diem aja dengan wajah cemberut. Dari nadanya, udah keliatan kalo Wulan mulai manas-manasin Shela.
"Nggak papa kamu tinggal bilang kok, aku bisa bikin masakan apa aja yang kamu mau. Cewek tuh ya harus pinter masak, bukan bisanya cuma ke mall, nonton, minta jemput, terus mukulin orang... " kata Wulan lagi dengan nada menyindir.
Mendengar sindiran plus skakmat dari Wulan, lagi-lagi Shela cuma diem dan nggak bicara sepatah kata pun. Bener dugaan ane, ternyata Wulan emang niat bikin Shela marah.
"Lagian kamu Vin, udah tau adikmu cuma sendiri sama pembantu, malah keluyuran ngurusin dia. Suruh dia pulang sendiri lah, naik bis ato taksi kek, jadi orang kok nggak tau diri banget sih. " kata Wulan dengan nada ketus.
"Mbak !! Aku nggak tau kalo Dina sejak tadi sendirian, aku taunya juga dari Vino pas dia jemput aku di kampus. Jangan ngomong sembarangan dong !! " protes Shela dengan emosi.
"Ya mungkin aja awalnya Vino mau ngasih tau kamu, tapi bisa aja dia takut, soalnya kamu kan manja dan suka marah-marah nggak jelas. " kata Wulan dengan nada mengejek.
"Cewek labil kayak kamu mana mau ngerti. " timpal Wulan sambil menatap sinis ke Shela.
"Mbak Wulan kalo nggak tau apa-apa jangan asal ngomong ya ?! " kata Shela dengan pelan tapi gemetar. Keliatannya amarahnya udah hampir memuncak.
"Nggak tau apa-apa gimana ? Liat aja kamu, tiap hari minta diantar jemput sama Vino. Emang itu bukan manja namanya ? Kamu pikir Vino itu ojek pribadi kamu ? " tanya Wulan gak mau kalah.
"Udah, udah Lan, mending kamu ke dapur aja deh, biar Dina ditemani Shela. " ane berusaha menengahi, sedangkan Dina sejak tadi cuma bengong melihat Shela sama Wulan bersitegang.
“Mbak, perkara jadi ojek atau bukan itu urusan aku sama Vino. Kamu sama sekali nggak punya hak ikut campur. “ kata Shela sambil menunjuk Wulan.
“Oooh gitu ya ? Mentang-mentang jadi pacarnya Vino, terus kamu merasa punya hak gitu ? Naif sekali kamu. “ jawab Wulan nggak mau kalah.
“Aku nggak seperti itu, mbak !! “ kata Shela dengan nada tinggi.
“Shel, udah Shel, ada Dina lho… “ kata ane ke Shela, soalnya Dina sejak tadi menonton mulai terlihat ketakutan.
“Tuh kan, cuma digituin aja udah marah-marah. Tipikal cewek labil. “ kata Wulan dengan nada sinis.
“Vin, ikut aku sebentar… “ kata Shela sambil menarik lengan ane keluar rumah.
Shela terus menggeret lengan ane menuju sebuah tanah kosong yang ada di samping rumah ane. Duh modar deh, sepertinya Shela bakalan menumpahkan semua kemarahannya ke ane. Dan ane melihat sekeliling, ah sial, sepi banget nggak ada orang. Komplek perumahan ane sepanjang hari emang selalu sepi.
“Bisa kamu jelasin ? “ tanya Shela dengan menahan marah.
“Ya.. aku nggak tahu Shel, kalo Wulan kesini, Beneran aku nggak tahu. “ jawab ane dengan nada terbata-bata.
“Sekarang kamu jawab dengan jujur. Selama ini Wulan sering main ke rumah kamu kan ? “ tanya Shela.
“Eh itu… ya nggak… “
“JAWAB VIN !! “ teriak Shela dengan penuh emosi.
“Di … dia emang pernah beberapa kali kesini Shel tapi jarang-jarang kok… “ ane bingung banget menjawab pertanyaan Shela.
“Terus kalian ngapain aja ?! Pasti berdua-duaan di kamar kamu kan ?! IYA KAN ?! “ bentak Shela.
“Ya nggak lah Shel, kamu jangan nuduh gitu dong. “ bantah ane, padahal sih iya.
“BOHONG !! “ BRAKKK !!! Dengan penuh emosi Shela menghantam sebuah papan kayu yang tersandar di tembok dan papan itu langsung retak nyaris terbelah, padahal lumayan tebal.
“Kamu udah tahu kan nasib cowok yang bikin aku sakit hati ? Jangan kira itu nggak bakal terjadi sama kamu, Vin. “ kata Shela sambil menatap ane dengan penuh amarah, persis SonGoku saat mau berubah jadi Super Saiyan.
“S..sss..Shel, beneran aku nggak ada hubungan apa-apa sama Wulan.. sumpah. “ jawab ane dengan penuh ketakutan, soalnya Shela sepertinya udah geregetan pengen nonjok ane dengan tinju mautnya itu.
“Shel please.. cuma kamu cewek yang aku sayang, please, percaya deh sama aku. “
Susah payah ane berusaha menenangkan Shela, karena kalo dia nonjok muka ane kayak mukul kayu tadi, bisa-bisa ane bener-bener wasalam. Tapi lagi-lagi Shela nggak menjawab, dan masih terus aja menatap mata ane dengan tatapan tajam nan menyeramkan. Hiii.. seumur hidup baru kali ini ane merasakan takut yang luar biasa seperti ini.
"Shel... please, percaya deh sama aku. " ane nggak henti-hentinya membujuk Shela, dan untungnya kemarahan Shela akhirnya rada berkurang.
“Baiklah kali ini aku percaya sama kamu. “ jawab Shela. Duh, jawaban yang bikin ane legaaaa banget.
“Tapi aku minta sekarang juga kamu usir Wulan dari rumah kamu. “ timpal Shela.
“A.. apa ? Masa aku harus… ? “
“Kenapa ?! Kamu keberatan ?! Kalau gitu aku kasih pilihan, AKU atau WULAN yang pergi ?! “ tanya Shela dengan nada membentak.
“Kalau aku yang pergi jangan harap aku sudi ketemu kamu lagi !! “ kata Shela lagi dengan nada tinggi tinggi sekali.
“Haah eh iya, iya Shel, aku akan bicara sama Wulan… “ jawab ane.
“Kenapa nggak kamu sendiri aja yang pergi ? “ tiba-tiba aja Wulan muncul.
“Ayo sana pergi dan nggak usah balik balik lagi !! “ kata Wulan ke Shela dengan nada ketus.
“Seenaknya aja nyuruh Vino ngusir-ngusir. Kenapa nggak kamu sendiri aja yang ngusir aku ? “ kata Wulan lagi dengan nada menantang.
Shela nggak menjawab. Sepertinya dia nggak menduga kalau Wulan tiba-tiba muncul. Duh, Wulan malah kesini lagi. Tapi bagaimanapun ane harus menuruti perintah Shela, kalo nggak ane yakin hubungan kami bakal bubar dan ane juga nggak yakin sama keselamatan ane sendiri.
“Lan, mungkin bener kata Shela, mending kamu pulang aja. deh. Kan udah ada Shela, jadi... “ kata ane berusaha membujuk Wulan.
"Jadi kamu ngusir aku ? " tanya Wulan dengan nada ketus.
"Bukan gitu Lan... "
"Kamu ngusir aku itu kemauanmu sendiri atau disuruh sama cewek labil itu ?! " tanya Wulan sambil menunjuk ke Shela.
"MBAK !! Bisa nggak sih berhenti ngatain aku labil ?! " teriak Shela sambil mendekati Wulan.
"Emang kamu labil kok !! Udah labil, manja lagi !! " jawab Wulan nggak kalah sengit.
"Apa ? Bilang sekali lagi ?! " bentak Shela sambil tangan kanannya berusaha meraih Wulan, tapi langsung ane cegah.
"Shel, udah.. udah... " kata ane sambil memegang tangannya Shela.
"Lepasin Vin !! Aku udah nggak tahan, akan kutonjok mulutnya yang suka menghina itu !! " kata Shela sambil berusaha melepaskan tangannya.
"Ayo, pukul aku. Pukul aku kalo berani !! " teriak Wulan seraya berkacak pinggang.
"Nantang kamu mbak ?! "
"Lan, kamu ini apa-apaan sih. Mending kamu segera pergi deh... " kata ane sambil masih memegang tangan Shela, tapi ane gak yakin sampai berapa lama.
"Lepasin aku Vin atau kamu juga aku tonjok !! " teriak Shela sambil terus berusaha melepaskan tangannya yang ane pegang.
"Tuh kan, bener-bener cewek liar. Cuma digituin aja udah ngancem-ngancem mau mukul. " kata Wulan seraya ketawa sinis.
"Mungkin aku liar dan labil tapi itu lebih baik daripada cewek yang sukanya mengganggu pacar orang !! " jawab Shela nggak mau kalah.
"Menganggu ? Justru aku mau nyelametin Vino dari cewek urakan kayak kamu. " jawab Wulan lebih nggak mau kalah.
"Udah labil, manja. liar, urakan lagi. Heran... apa sih yang bisa dibanggain dari kamu. " timpal Wulan yang lagi-lagi ketawa sinis.
"Kamu ini bisa diem nggak sih ?! " kata ane ke Wulan dengan nada keras.
"Ngapain aku harus diem, emang kamu pikir aku takut... "
Plakkk !! Spontan tamparan tangan kiri ane mendarat di pipinya Wulan. Nggak begitu keras sih, tapi itu udah cukup membuat Wulan tertunduk diam, yang lalu memegang pipi kanannya yang habis ane tampar. Shela yang sejak tadi marah dan meronta-ronta juga kelihatan terkejut melihat tindakan ane ke Wulan barusan. Suasana pun berubah hening.
Oh maigad, what I've done ??

sorry ya bro, ntar ane sambung lagi, ane janji

kalo nggak ane rela ngetik update pake jari kaki

oh ya semua yg di part ini bukan mimpi, bukan khayalan, bukan ngelamun,
semua apa adanya

Diubah oleh gridseeker 18-03-2017 04:46
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan