- Beranda
- Stories from the Heart
(HORROR) Kisah Untuk Malam Seratus Lilin - (Diary Gadis Bermata Indigo return)
...
TS
ayanorei
(HORROR) Kisah Untuk Malam Seratus Lilin - (Diary Gadis Bermata Indigo return)
Hallo All,
We come back!!

thanks all for HT
Setelah sekian lama vakum di Kaskus dan hanya menulis di tempat lain. Akhirnya kami memutuskan kembali. Yap, Ayano dan Elisa kembali akan membagikan kisah kami di Kaskus.
Tadinya, kami tidak berpikir untuk kembali ke Kaskus, tapi ternyata banyak Inbox ke ID ini maupun ke ID Ayanokouji (yang sayangnya sedang bermasalah untuk Login) supaya kami mau kembali melanjutkan cerita di Kaskus ini. Jadi, here we are, we came back.
Post #1 ini akan khusus untuk INDEX. Cerita akan dimulai di Post selanjutnya.
Yang mau baca season 1 nya ada di sini
INDEX
Kisah Pertama - Hantu Pembawa Janin
Kisah Kedua - Mereka Mengawasiku?
Kisah Ketiga - Lily (Bagian Pertama)
Kisah keempat - Lily (bagian kedua)
Kisah Kelima - Penguntit (bagian pertama)
Kisah Keenam - Penguntit (Bagian Kedua)
Kisah Ketujuh - Possession (part 1)
Kisah Kedelapan - Possession (part 2)
Kisah Kesembilan - Mahluk di langit-langit
Kisah Kesepuluh - Susahnya kalau yang ngefans 'mereka'
Kisah Kesebelas - Hantu di gedung tua
Kisah Keduabelas - Ternyata
Kisah Ketigabelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (Bag pertama)
Kisah Keempatbelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (bag kedua)
Kisah Kelimabelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (1)
Kisah Keenambelas - Kisah hantu di sekolah - Sri (2)
Kisah Ketujuhbelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (3)
Kisah Kedelapanbelas - Kisah hantu di sekolah - Belum berakhir
Kisah Kesembilanbelas - Kisah hantu di sekolah - Cerita dari Bi Sumi (1)
Kisah Keduapuluh - Kisah Hantu Disekolah - Cerita dari Bi Sumi (2)
Kisah Keduapuluhsatu - Kisah hantu disekolah - Gangguan Dimulai Lagi
Kisah Keduapuluhdua - Kisah Hantu Disekolah - Terkuak
Kisah KeduapuluhTiga - Kisah Hantu Di Kantor - Prologue
Kisah KeduapuluhEmpat - Kisah Hantu Di Kantor - Putih, Hitam dan Ungu
Kisah KeduapuluhLima - Kisah Hantu di Kantor - Sidestory
Kisah Keduapuluhenam - Kisah hantu di Kantor - Resign
Kisah Keduapuluhtujuh - Kisah Hantu di Kantor - Kembali Bekerja (1)

We come back!!

thanks all for HT
Setelah sekian lama vakum di Kaskus dan hanya menulis di tempat lain. Akhirnya kami memutuskan kembali. Yap, Ayano dan Elisa kembali akan membagikan kisah kami di Kaskus.
Tadinya, kami tidak berpikir untuk kembali ke Kaskus, tapi ternyata banyak Inbox ke ID ini maupun ke ID Ayanokouji (yang sayangnya sedang bermasalah untuk Login) supaya kami mau kembali melanjutkan cerita di Kaskus ini. Jadi, here we are, we came back.
Post #1 ini akan khusus untuk INDEX. Cerita akan dimulai di Post selanjutnya.
Yang mau baca season 1 nya ada di sini
Quote:
INDEX
Kisah Pertama - Hantu Pembawa Janin
Kisah Kedua - Mereka Mengawasiku?
Kisah Ketiga - Lily (Bagian Pertama)
Kisah keempat - Lily (bagian kedua)
Kisah Kelima - Penguntit (bagian pertama)
Kisah Keenam - Penguntit (Bagian Kedua)
Kisah Ketujuh - Possession (part 1)
Kisah Kedelapan - Possession (part 2)
Kisah Kesembilan - Mahluk di langit-langit
Kisah Kesepuluh - Susahnya kalau yang ngefans 'mereka'
Kisah Kesebelas - Hantu di gedung tua
Kisah Keduabelas - Ternyata
Kisah Ketigabelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (Bag pertama)
Kisah Keempatbelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (bag kedua)
Kisah Kelimabelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (1)
Kisah Keenambelas - Kisah hantu di sekolah - Sri (2)
Kisah Ketujuhbelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (3)
Kisah Kedelapanbelas - Kisah hantu di sekolah - Belum berakhir
Kisah Kesembilanbelas - Kisah hantu di sekolah - Cerita dari Bi Sumi (1)
Kisah Keduapuluh - Kisah Hantu Disekolah - Cerita dari Bi Sumi (2)
Kisah Keduapuluhsatu - Kisah hantu disekolah - Gangguan Dimulai Lagi
Kisah Keduapuluhdua - Kisah Hantu Disekolah - Terkuak
Kisah KeduapuluhTiga - Kisah Hantu Di Kantor - Prologue
Kisah KeduapuluhEmpat - Kisah Hantu Di Kantor - Putih, Hitam dan Ungu
Kisah KeduapuluhLima - Kisah Hantu di Kantor - Sidestory
Kisah Keduapuluhenam - Kisah hantu di Kantor - Resign
Kisah Keduapuluhtujuh - Kisah Hantu di Kantor - Kembali Bekerja (1)

Diubah oleh ayanorei 20-10-2017 13:04
scorpiolama dan 15 lainnya memberi reputasi
16
119.7K
Kutip
380
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanorei
#42
Spoiler for Mereka mengawasiku?:
Pernahkah kalian merasakan seperti diawasi atau merasakan pandangan mata yang tertuju ke kalian ketika sendirian?
Begitu kalian merasa kalau kalian diawasi pasti kalian langsung menoleh ke arah manapun asal pandangan itu, dan biasanya tidak menemukan apa-apa? betul?
Nah, perbedaannya denganku adalah ketika aku menoleh. Aku benar-benar melihat 'mereka'.
Sebenarnya 'mereka' pun tidak semuanya dapat terlihat langsung oleh mataku, di saat normal, biasanya 'mereka' terlalu kabur atau lemah untuk dapat terlihat oleh mataku. Jadi, hanya 'mereka' yang cukup kuat atau memang bermaksud menampakkan diri saja yang akan nampak jelas olehku.
Sisanya? biasanya sih tidak akan terlihat, sama seperti kalian, para Muggle, hehehe.
Tapi, pada saat-saat tertentu yang bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang menjadi triggernya, mataku akan menjadi sangat kuat dan membuatku dapat melihat, walaupun sekilas, semua dari 'mereka' yang berada di sekitar kita.
Terkadang, tidak hanya terbatas pada 'mata' saja... bahkan aku bisa merasakannya dari berbagai indra lainnya, penciuman, pendengaran dan sentuhan...
Khusus yang terakhir itu tidak biasa terjadi, karena hantu atau arwah tidak bisa disentuh... Yang bisa menyentuh hanyalah 'mereka' yang berada di tingkatan lebih tinggi daripada hantu atau arwah..
Dan kebetulan, saat dimana kemampuan mataku memuncak itu baru terjadi akhir-akhir ini, sehingga akupun baru menyadarinya.
Selama ini belum pernah terjadi seperti ini....
Aku akan menceritakannya.
Waktu itu dari pagi, tidurku sudah terganggu karena aku gelisah.
Aku merasakan ada seseorang di kamarku.
Bukan...
Bukan seseorang, tapi banyak...
Aku merasakan banyak yang sedang berada di sekitarku...
Karena itu, aku segera mengibaskan selimutku dan bangun.
"!!!!!"
Bayangan yang kulihat bukan hanya satu sosok, melainkan banyak... seakan mereka mengerumuni aku, dalam tidurku....
Aku begidik membayangkan mereka beramai-ramai berkumpul di sekitar tempat tidurku dan melihatku entah berapa lama.
Dan aku tidak menyadarinya...
Dengan panik aku segera mengambil ponsel dan menghubungi Ayano. Sedikit perasaan lega menghampiriku ketika teleponku tersambung dan dijawab oleh Ayano di seberang sana dengan suara mengantuk.
Mendengar suara serak pagi harinya, aku sedikit menyesal telah membangunkannya, namun karena sudah terlanjur, aku menceritakan padanya apa yang terjadi dan dia berkata kalau dia akan segera ke tempatku.
Aku bangkit dari tempat tidurku dan bermaksud untuk berpakaian sebelum Ayano tiba. Tidak mungkin kan aku menyambutnya hanya dengan piyama?
Dengan jantung yang masih sedikit berdegup kencang, aku berjalan menuju lemari pakaianku.
"!!!!!!!!"
Ketika aku membuka lemari pakaianku, mataku menangkap sosok lain yang sedang bertengger di atas lemari pakaianku. Sosok manusia yang sedang duduk dengan keempat tungkainya di atas lemari pakaianku dan sedang menatapku.
Namun, sekali lagi, ketika aku menengok ke atas, aku hanya sempat melihat tepat di kala bayangan itu menghilang.
"Apa?... ada apa ini?" gumamku. Aku merasakan kepanikan yang terbentuk di dalam diriku.
Apakah mungkin ada orang lain lagi yang mengirimkan 'mereka' ke tempatku?
Gelombang ketakutan dan trauma seakan merayap pelan-pelan di punggungku.
Aku benar-benar sedang berada di puncak ketakutanku sehingga ketika pintu apartementku diketuk, serta merta aku melompat karena kaget.
Baru setelahnya aku mendengar panggilan Ayano dari luar pintulah aku baru sedikit tenang dan segera berlari membuka pintu untuk membukanya.
Aku segera menghambur ke pelukan Ayano segera setelah melihat sosoknya berdiri di depan pintu.
"Hei... kamu kenapa, El?... kamu gemetaran..." bisik Ayano di telingaku.
Aku menggeleng.
"Ya sudah, masuk dulu kalau begitu... nggak enak kita dilihat CCTV pelukan pakai piyama begini..." bisiknya lagi.
Saat itulah aku baru tersadar kalau aku masih mengenakan piyama.
Aku bahkan lupa mengganti bajuku karena melihat sosok di atas lemari tadi.
"Aku ganti piyama dulu, koko tunggu di ruang tengah ya" kataku sambil berlari masuk ke dalam kamar tidurku.
Dengan sedikit ragu dan takut, aku berjalan pelan-pelan menuju ke lemari bajuku.
Setelah memperhatikan sekeliling lemari dan kamarku untuk memastikan tidak ada lagi 'mereka' yang sedang berada di dekatku, aku memberanikan diri membuka lemari pakaianku.
Perlahan-lahan lemari pakaianku membuka. Dan aku memperhatikan dengan jeli sekelilingku.
Tidak ada...
Aman....
"Hahhh...." aku menghembuskan nafas lega dan mengulurkan tanganku untuk mengambil baju kaos yang terlipat di salah satu tatakan lemari pakaianku.
"AHH!!!!" sesuatu menyentuh pergelangan tanganku, genggaman tangan yang terasa seperti genggaman tangan manusia, namun sangat dingin dan kasar.
"El!!!" teriak Ayano sambil menghambur masuk "Koko dengar teriakan, ada apa?" tanyanya sambil berlari untuk mendekapku.
"Aku nggak tau ko... rasanya aneh...."
"Aneh bagaimana?"
Aku menceritakan bayangan-bayangan yang kulihat pada Ayano dan sentuhan yang kurasakan terakhir.
Ayano tampak mengerutkan alisnya bingung.
"Baiklah, kalau begitu hari ini koko di sini aja jagain kamu"
Kata-kata itu membuatku jauh lebih tenang. Karena bagaimanapun juga, akhir-akhir ini Ayano sangat bisa diandalkan dalam hal berhadapan dengan 'mereka'.
Yang tidak kusangka-sangka... kali ini bahkan Ayano tidak bisa menolongku.
Aku bermaksud untuk mandi sementara Ayano membuatkanku sarapan.
Setelah selesai mandi, seperti biasa aku menghadap cermin besar di kamar mandiku untuk menggosok gigi.
Aku sedang menggosok gigi ketika aku melihat dengan.sangat.jelas. sosok seorang wanita berbaju putih bersih dengan wajah pucat serta rambutnya yang panjang dan menutupi separuh wajahnya sedang berada di belakangku dan tersenyum ke arahku.
"Ahhh!!!!?" teriakku seraya membalikkan badanku.
Dan sekali lagi.. sosok itu juga menghilang..
"!!!!!!!!"
Aku merasakan jari-jari kasar dan sangat dingin menyentuh kulit leherku.
"AAHHHH!!!" teriakku sambil keluar terburu-buru dari kamar mandi. Aku tidak melihat kalau Ayano sudah menungguku di depan kamar mandi, sehingga aku menubruknya.
"Hei?!" panggil Ayano sambil menenangkanku "Ada 'mereka' lagi?" tanyanya.
Aku mengangguk dan menoleh ke kamar mandi.
"!!!!"
Aku melihat sosok wanita itu kembali berada di sana, sebelah tubuhnya terhalang pintu.
"Ada apa?"
"Di kamar mandi..."
Ayano mendekapku dan aku tau dia sedang mengamati kamar mandi di belakangku.
"Koko nggak lihat apa-apa, El..." katanya.
"Apa?" jawabku tidak percaya dan menoleh kembali ke kamar mandi... yang memang sudah kosong...
"Tapi... tadi...."
"Hmm... mungkin kali ini 'mereka' bersembunyi"
"Eh?"
"Mungkin aja kan? jadi cuma bisa kamu yang ngelihat..."
"Cuma aku.... maksud koko... kiriman lagi?"
"Nggak tau sih.. koko nggak ngerasain apa-apa"
'Radar' batin Ayano berkali lipat lebih peka dariku, apalagi akhir-akhir ini. Dan kata-katanya bahwa bahkan dia tidak merasakan apa-apa sedangkan aku bisa melihat sosok-sosok itu membuat hatiku mencelos.....
Bagaimana kalau memang 'mereka' itu adalah kiriman orang lagi?
Pikiranku kembali ke sana, kejadian itu mengakibatkan trauma mendalam untukku.
"El? Koko mau mandi, tapi kalau kamu takut di kamar kamu, gimana kalau ke kamar koko aja? sembari kamu sarapan?" tanyanya.
Aku menyetujui usulan itu.
Pergi kemanapun kecuali berada di kamar penuh 'mereka' ini terdengar sebagai ide bagus bagiku.
Setidaknya itu adalah pikiranku saat itu.
Namun, bahkan ketika aku berada di meja makan di apartement Ayanopun, beberapa kali aku melihat bayangan-bayangan di sekitarku. Seperti sosok-sosok berbentuk manusia yang sedang menatapku dalam diam melalui sudut-sudut mataku.
Hanya butuh waktu lima menit, waktu yang dibutuhkan Ayano mandi, untuk membuatku kelelahan dalam melihat dan mendeteksi 'mereka' yang seakan mengamatiku dalam diam.
"El? kamu kenapa?" aku mendengar suara langkah kaki Ayano yang baru keluar dari kamar mandi berlari mendekatiku yang sedang menutup mataku dengan kedua telapak tanganku.
"Aku nggak tahan ko..."
"Kenapa, El? masih ada yang ganggukah? di sini?"
Aku mengangguk.
"Aneh... koko sama sekali nggak merasakan apa-apa lho..." katanya.
"Tapi....." aku hendak membantah ketika Ayano menghentikan ucapanku dan berkata "El.. koko percaya kamu, tenang ya. Sekarang coba kamu ceritakan seperti apa 'mereka' yang kamu lihat itu?"
Aku menceritakan semua sosok-sosok bayangan yang seakan selalu menghantuiku itu.
"Semua sosok itu bentuknya manusia?"
Aku mengangguk.
"Apa mereka... apa ada luka atau semacamnya yang kentara di tubuh mereka?"
"Aku... nggak lihat jelas, tapi sepertinya nggak..."
"Bau? atau mungkin tanda lainnya?"
"Nggak ada bau... tapi mereka bisa pegang aku..."
"Mereka bisa pegang kamu? coba mana?"
Aku menunjukkan pergelangan tanganku yang dipegang oleh tangan yang dingin itu, serta menunjukkan leherku.
"Nggak ada bekasnya, El..." kata Ayano.
"Iya, aku juga udah cek tadi..."
"Lalu kamu bilang, sosok itu bentuknya kabur? nggak sejelas 'mereka' yang biasanya kamu liat?"
Aku mengangguk.
"Sepertinya... koko pernah juga melihat sosok-sosok begitu deh..."
"Apa?! pernah?! di mana ko!?"
"Waktu kerja di kantor Desy" jelasnya.
"Kantor ci Desy?"
"Ya, waktu itu koko pernah cerita kan? soal kantor yang malem-malem keluar hantunya?"
Aku mengangguk lagi.
"Nah, sosok yang muncul di situ nggak terlalu jelas, seakan kabur. Dan bentuknya pun seperti manusia biasa, cuma samar-samar aja, seperti agak tembus pandang."
"Ya, persis seperti yang aku lihat" jawabku.
"Kalau begitu..." Ayano nampak sedang menimbang-nimbang sesuatu yang berada di pikirannya.
"Itu mungkin arwah?"
"Arwah?" aku membeo.
"Ya" jawabnya singkat.
"Aku masih nggak gitu ngerti maksud koko.. kalau arwah memang kenapa?"
"Elisa, kalau 'mata' kamu bisa melihat semua jenis arwah dan hantu selain 'mereka' yang biasa kamu lihat. Kamu beneran bisa gila." jelas Ayano.
Aku terdiam, mencoba meresapi kata-kata Ayano itu.
"El, memang kamu, atau mungkin tepatnya sekarang, kita bisa ngeliat 'mereka' yang nggak bisa dilihat manusia biasa" kata Ayano "Tapi, tetap aja kita nggak bisa bener-bener melihat 'semua'nya, ada mahluk yang nggak, tetap kita nggak bisa lihat karena terlalu lemah atau terlalu halus"
"Ah... begitu..." kataku sambil mengangguk paham.
"Nah, yang jadi masalah.. kenapa tiba-tiba kamu bisa ngelihat 'mereka' yang biasanya kamu nggak bisa lihat itu?"
"Umm.. ya.."
Ayano tampak berpikir sejenak, kemudian berkata "Kita lihat dulu saja sementara ya. Untuk hari ini jangan jauh-jauh dari koko"
Dan begitulah... hari itu seharian aku harus menahan jantungku agar tidak terlepas dari tempatnya.
Pada saat aku sedang duduk di sofa dan membaca buku, sementara Ayano sedang memanggang kue (ya, waktu luangnya selalu dipakai untuk memasak berbagai macam makanan).
Aku melihat sosok berbaju jas coklat yang sedang duduk di sofa hadapanku...
Kemudian, ketika aku sedang mencuci piring, sesosok wanita berbaju putih yang berbeda dengan yang kulihat di toilet sedang duduk di bagian sudut gelap di samping kulkasku.
Kali lainnya adalah ketika aku sedang duduk di atas sofa untuk menikmati cake yang dibuat Ayano, sebuah tangan dingin memegang pergelangan kakiku. Yang sontak membuatku berteriak ketakutan.
Dan berkali-kali sosok yang berbeda muncul di lorong yang memang dimatikan lampunya oleh Ayano.
Aku juga sempat melihat sosok yang bertengger di atas lemari nakas Ayano, sosok yang sama seperti sosok yang kulihat di atas lemari bajuku.
Kemudian, dua tangan dingin yang memegang kedua bahuku dan menarik tubuhku ke belakang. Tidak menyakitkan dan tidak juga menarikku terlalu parah, hanya cukup membuatku tersender ke sofa.
Semakin sore, aku makin bisa melihat sosok-sosok itu semakin banyak.
Sampai akhirnya aku tidak sanggup lagi dan mengatakannya pada Ayano.
"Ko.. aku udah ampir gila..." begitu kataku ketika akhirnya Ayano memutuskan untuk mencoba 'mengurangi' kemampuan mataku.
Jangan tanya bagaimana caranya karena itu rahasia.
Dan kelemahannya adalah : aku menjadi sangat mudah lelah.
Jadi, aku harus bersabar melihat sosok-sosok kabur bagaikan kabut tipis yang masih saja berada di sekitarku, seakan-akan mereka sedang 'berdiri' mengelilingi aku.
Dan karena akhirnya karena stress yang bertumpuk, aku merasa kelelahanku menjadi dua kali lipat dari kelelahan biasa yang kualami karena mataku 'ditutup' sedikit.
Aku tertidur di sofa Ayano setelah itu...
Keesokan paginya, aku bangun di tempat tidur Ayano dengan tangannya sedang menggengam tanganku sementara dia tertidur di sofa yang sengaja diletakkan di samping tempat tidur.
Dan mataku sudah kembali normal kembali.
Meskipun yang kumaksud dengan normal hanyalah berarti tidak cukup kuat untuk melihat arwah, tapi sudah sangat pasti masih bisa melihat 'mereka'.
Pengalaman ini cukup untukku mengetahui... bahwa 'mereka' selalu berada di sekitarku.
Atau mungkin lebih tepat dikatakan?
Di mana-mana?
Diubah oleh ayanorei 17-03-2017 08:35
1
Kutip
Balas