- Beranda
- Berita dan Politik
Cendana Muncul, Peta Politik Semakin Jelas
...
TS
everesthome
Cendana Muncul, Peta Politik Semakin Jelas
CENDANA MUNCUL, PETA POLITIK SEMAKIN JELAS

Oleh : Ivan Setyadhi | Senin, 6 Maret 2017 | 04:01 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, dukungan siapapun dalam pilgub DKI putaran kedua ini sangatlah penting. Terlepas, ada maksud lain dibalik dukungan tersebut.
"Kondisi final semua dukungan pasti penting," kata Hendri kepada INILAHCOM, Minggu (5/3/2017).
Namun menurutnya, dukungan Titiek Soeharto diikuti Mamiek Soeharto seakan membuat peta politik semakin kental dan jelas.
"Kehadiran cendana di Anies Sandi akan membuat tembok pemisah antar pendukung paslon makin jelas, soeharto - Soekarno, Jokowi - Prabowo," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hendri menganggap dukungan politik trah cendana kepada Anies-Sandi tidak bisa dianggap sepele.
"Ini langkah yang mendebarkan ya, dukungan dari cendana bukan hal yang Biasa. Perlahan namun pasti, cendana mulai Masuk ke ranah dukung mendukung di Pilkada," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, isu dukungan kubu Cendana untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terus menguat. Ini ditandai saat Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno bertemu dengan putri bungsu Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih yang akrab dipanggil Mamiek di sebuah tempat makan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2017).
Sama halnya dengan Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto yang secara nyata memastikan akan mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
sumber

Pendukung Cendana secara akar rumput sudah sangat sedikit, tapi kekuatan Cendana ada di segi DANA...
MESIN UANG GURITA CENDANA
...Semua pada ngumpul.... 

Oleh : Ivan Setyadhi | Senin, 6 Maret 2017 | 04:01 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, dukungan siapapun dalam pilgub DKI putaran kedua ini sangatlah penting. Terlepas, ada maksud lain dibalik dukungan tersebut.
"Kondisi final semua dukungan pasti penting," kata Hendri kepada INILAHCOM, Minggu (5/3/2017).
Namun menurutnya, dukungan Titiek Soeharto diikuti Mamiek Soeharto seakan membuat peta politik semakin kental dan jelas.
"Kehadiran cendana di Anies Sandi akan membuat tembok pemisah antar pendukung paslon makin jelas, soeharto - Soekarno, Jokowi - Prabowo," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hendri menganggap dukungan politik trah cendana kepada Anies-Sandi tidak bisa dianggap sepele.
"Ini langkah yang mendebarkan ya, dukungan dari cendana bukan hal yang Biasa. Perlahan namun pasti, cendana mulai Masuk ke ranah dukung mendukung di Pilkada," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, isu dukungan kubu Cendana untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terus menguat. Ini ditandai saat Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno bertemu dengan putri bungsu Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih yang akrab dipanggil Mamiek di sebuah tempat makan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2017).
Sama halnya dengan Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto yang secara nyata memastikan akan mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
sumber

Pendukung Cendana secara akar rumput sudah sangat sedikit, tapi kekuatan Cendana ada di segi DANA...
MESIN UANG GURITA CENDANA
Para Pendukung Anies-Sandi :
- Prabowo Subianto
- Kivlan Zein
- Fahri Hamzah
- Fadli Zon
- M Taufiq
- Sanusi
- Haji Lulung
- Bibib Brisik
- Novel bibib
- Munar-men
- Lieus Shungkharisma
- Tommy Soeharto
- Titiek Soeharto
- Yapto
- Aher
- Buni Yani
- Bachtiar Nasir
- Tengku Zulkarnain
- Ahmad Dhani
- Firza Husein
- Amien Rais
- Said Iqbal
- Hary Tanoe
- Irena Handono
- Yusril Ihza
- Din Syamsudin
- Ustad Al Habsyi
- Aa Gym
- Rhoma Irama
- Rizal Ramli
- Jonru
- Valak
...Semua pada ngumpul.... 
Quote:
Diubah oleh everesthome 28-03-2017 12:12
0
38.5K
370
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.5KThread•56.8KAnggota
Tampilkan semua post
heaven.above
#315
lanjutan
Di tahun 1988, Departemen Sosial menetapkan adanya karcis SDSB(Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), yang dipegang oleh perusahaannya. SDSB tersebut dapat terus beroperasi sampai kemudian terpaksa harus dihapus karena protes anti-judi dari kalangan Islam di tahun 1993. Pola judi tersebut membuat Sigit dan perusahaannya mendapat jutaan dollar setiap minggunya, kata Christianto Wibisono dari PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia), yang telah mengumpulkan berbagai informasi diseputar bisnis dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto semenjak tahun 1980.
Anak keduanya, Bambang, mendirikan Group Bimantara di tahun 1981 bersama dengan dua teman bekas anggota kelompok band rock-nya. Mereka dibimbing masuk ke bisnis oleh Oom Liem. Dari tahun 1967 sampai tahun 1998, BULOG(Badan Urusan Logistik) mengimpor dan mendistribusikan bahan-bahan pokok, seperti terigu, gula, kacang, dan beras melalui perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto, termasuk enam diantaranya milik Liem.
Sesuai permintaan Bambang, Liem memberikan sebagian bisnis kepadanya. Dari perdagangan gula saja, Bambang mendapat keuntungan sebesar $ 70 juta setahunnya, hanya untuk menstempel dokumen. Sistem itu berjalan dengan begitu baiknya, sehingga setiap anak yang mau masuk ke bisnis diberi sebagian-sebagian dari bisnis tersebut.
Praktek tersebut terus berjalan sampai tahun 1998. Dari tahun 1997 sampai 1998, Liem mendapat kontrak dari BULOG untuk mengimpor sekitar 2 juta ton beras yang bernilai $ 657 juta. Sebagai bagian dari kontrak itu, disebutkan bahwa anak terkecil Suharto, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek) mengimpor 300.000 ton beras yang bernilai $ 90,3 juta.
Selama 18 tahun terakhir, lewat adanya keinginan pemerintah untuk menstabilkan harga beras, anak-anak Suharto telah berhubungan dengan BULOG untuk menghasilkan sekitar $ 3 milyar sampai $ 5 milyar bagi mereka sendiri, demikian menurut seorang bekas pejabat pemerintah.
Anak tertua, Tutut, tumbuh menjadi ratu lebah dari klan Suharto. Basis kerajaan bisnisnya adalah Group Citra Lamtoro Gung. Bisnis besar pertamanya adalah membangun dan mengoperasikan jalan tol. Proyek jalan tol-nya yang pertama dimenangkannya tahun 1987, setelah pemerintah mengalahkan dua pesaing tender lainnya. Pembiayaannya berasal dari dua bank pemerintah, sebuah perusahaan semen milik pemerintah, dan yayasan milik Suharto.
Ketika presiden Bank Bumi Daya menolak permintaan Tutut akan pinjaman-bebas-bunga, ia langsung dipecat. Di pertengahan tahun 1990, jalan tol-nya menghasilkan $ 210.000 per-hari. Di tahun 1995 , konsesi sistem jalan tol yang dipunyainya, bisnis yang paling menguntungkan di Indonesia, diperpanjang sampai tahun 2004. Kata Teddy Kharsadi, Direktur corporate-affair perusahaan jalan-tol PT Citra Marga Nusaphala, “Perpanjangan ini merupakan konsekuensi yang wajar dari investasi kami”.
Kerajaan bisnis Tutut meliputi juga telekomunikasi, perbankan, perkebunan,penggilingan tepung terigu, konstruksi, kehutanan, serta penyulingan dan perdagangan gula. Para pengusaha asing tidak bisa lain selain menjadikan keluarga Suharto sebagai partner-nya, bila mereka hendak ber-bisnis diIndonesia, dan Tutut akan selalu berada di deretan pertama di dalam daftar.
“Banyak perusahaan multinasional besar menginginkan adanya koneksi yang kuat, dan hal ini tentu saja berguna bagi mereka”, kata Graeme Robertson, seorang Australia kelahiran Indonesia, yang perusahaannya – Group Swabara – bergerak di pertambangan emas dan batubara. Pada puncak kekuasaan Tutut, investor yang berkeinginan untuk menemuinya, harus membayar terlebih dahulu uang sebesar $ 50.000 sebagai “jasa konsultasi” kepadanya.
lanjut dibawah
Di tahun 1988, Departemen Sosial menetapkan adanya karcis SDSB(Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), yang dipegang oleh perusahaannya. SDSB tersebut dapat terus beroperasi sampai kemudian terpaksa harus dihapus karena protes anti-judi dari kalangan Islam di tahun 1993. Pola judi tersebut membuat Sigit dan perusahaannya mendapat jutaan dollar setiap minggunya, kata Christianto Wibisono dari PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia), yang telah mengumpulkan berbagai informasi diseputar bisnis dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto semenjak tahun 1980.
Anak keduanya, Bambang, mendirikan Group Bimantara di tahun 1981 bersama dengan dua teman bekas anggota kelompok band rock-nya. Mereka dibimbing masuk ke bisnis oleh Oom Liem. Dari tahun 1967 sampai tahun 1998, BULOG(Badan Urusan Logistik) mengimpor dan mendistribusikan bahan-bahan pokok, seperti terigu, gula, kacang, dan beras melalui perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Suharto, termasuk enam diantaranya milik Liem.
Sesuai permintaan Bambang, Liem memberikan sebagian bisnis kepadanya. Dari perdagangan gula saja, Bambang mendapat keuntungan sebesar $ 70 juta setahunnya, hanya untuk menstempel dokumen. Sistem itu berjalan dengan begitu baiknya, sehingga setiap anak yang mau masuk ke bisnis diberi sebagian-sebagian dari bisnis tersebut.
Praktek tersebut terus berjalan sampai tahun 1998. Dari tahun 1997 sampai 1998, Liem mendapat kontrak dari BULOG untuk mengimpor sekitar 2 juta ton beras yang bernilai $ 657 juta. Sebagai bagian dari kontrak itu, disebutkan bahwa anak terkecil Suharto, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek) mengimpor 300.000 ton beras yang bernilai $ 90,3 juta.
Selama 18 tahun terakhir, lewat adanya keinginan pemerintah untuk menstabilkan harga beras, anak-anak Suharto telah berhubungan dengan BULOG untuk menghasilkan sekitar $ 3 milyar sampai $ 5 milyar bagi mereka sendiri, demikian menurut seorang bekas pejabat pemerintah.
Anak tertua, Tutut, tumbuh menjadi ratu lebah dari klan Suharto. Basis kerajaan bisnisnya adalah Group Citra Lamtoro Gung. Bisnis besar pertamanya adalah membangun dan mengoperasikan jalan tol. Proyek jalan tol-nya yang pertama dimenangkannya tahun 1987, setelah pemerintah mengalahkan dua pesaing tender lainnya. Pembiayaannya berasal dari dua bank pemerintah, sebuah perusahaan semen milik pemerintah, dan yayasan milik Suharto.
Ketika presiden Bank Bumi Daya menolak permintaan Tutut akan pinjaman-bebas-bunga, ia langsung dipecat. Di pertengahan tahun 1990, jalan tol-nya menghasilkan $ 210.000 per-hari. Di tahun 1995 , konsesi sistem jalan tol yang dipunyainya, bisnis yang paling menguntungkan di Indonesia, diperpanjang sampai tahun 2004. Kata Teddy Kharsadi, Direktur corporate-affair perusahaan jalan-tol PT Citra Marga Nusaphala, “Perpanjangan ini merupakan konsekuensi yang wajar dari investasi kami”.
Kerajaan bisnis Tutut meliputi juga telekomunikasi, perbankan, perkebunan,penggilingan tepung terigu, konstruksi, kehutanan, serta penyulingan dan perdagangan gula. Para pengusaha asing tidak bisa lain selain menjadikan keluarga Suharto sebagai partner-nya, bila mereka hendak ber-bisnis diIndonesia, dan Tutut akan selalu berada di deretan pertama di dalam daftar.
“Banyak perusahaan multinasional besar menginginkan adanya koneksi yang kuat, dan hal ini tentu saja berguna bagi mereka”, kata Graeme Robertson, seorang Australia kelahiran Indonesia, yang perusahaannya – Group Swabara – bergerak di pertambangan emas dan batubara. Pada puncak kekuasaan Tutut, investor yang berkeinginan untuk menemuinya, harus membayar terlebih dahulu uang sebesar $ 50.000 sebagai “jasa konsultasi” kepadanya.
lanjut dibawah

0