Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#3613
Part 86
"Lagi-lagi kamu ngadalin aku Lan. " kata ane setelah kami puas berkissing ria.

"Halah kamunya juga demen kan ? " jawab Wulan tersenyum simpul.

"Dasar, nakal. " kata ane ketawa sambil menyentil hidungnya Wulan.

"Dasar buaya darat. " kata Wulan balas meledek sambil ikut ketawa.

Kami berdua lalu ketawa bareng, yang jujur aja belum pernah sekalipun momen seperti ini ane alami bersama Shela. Momen dimana kami saling menyayangi dan saling mengerti.

"Aku sayang kamu Lan. " entah kenapa tiba-tiba aja kalimat itu meluncur pelan dari mulut ane.

Wulan nggak menjawab dan cuma menatap ane dengan tatapan penuh arti, dan kemudian dia tersenyum.

“Kalo kamu sayang aku kenapa kamu mau nyerahin aku ke Yovie ? “ tanya Wulan.
“Itu karena.. aku nggak pengen liat kamu terus-terusan sedih Lan. Tiap kamu deket sama aku, aku selalu bikin kamu marah dan menangis. “ jawab ane.
“Kamu seenaknya aja mutusin sesuatu secara sepihak. Justru aku akan sedih jika harus jauh dari kamu Vin. “ kata Wulan.
“Kalo kamu sayang sama aku, kamu harusnya berusaha gimana caranya dapetin aku, bukan malah nyerahin aku ke orang lain. “
“Terus aku tanya, siapa sekarang yang jadi pacar kamu ? “ tanya Wulan.
“Ngg… Shela. “ jawab ane dengan ragu-ragu.
"Kenapa bukan aku ? " tanya Wulan, sebuah pertanyaan klise yang ane nggak pernah bisa jawab.
"Entahlah, aku juga bingung. " jawab ane.
"Kamu tahu kan, semakin lama kamu bingung, semakin lama kamu bikin aku menderita. "
"Iya aku tahu. " jawab ane sambil menunduk.
"Inget, permintaanku kemaren masih berlaku lho. " kata Wulan sambil menatap ane.
"Yang mana ? " tanya ane pura-pura nggak tahu.
"Pake nanya lagi. " jawab Wulan dengan nada marah.

Tiba-tiba sesuatu yang nggak diharapkan terjadi, HP ane yang ada di saku celana berbunyi nyaring. Ah sial, kenapa juga ane lupa ngeset ke silent mode. Jam segini kan sang tuan putri pasti ngebel minta janjian buat jemput.

"Dari nyonya kamu yah ? Pasti dia minta dibeliin susu buat anak kalian. " kata Wulan dengan ketus. Lhaa pasti dia udah liat DP BBM ane yang baru.

Ane nggak menjawab kata-kata Wulan, dan dengan hati-hati ane mengeluarkan HP ane dari saku lalu melihat ke layar.

"Siapa ? Pasti dari cewek labil itu ya ?! " tanya Wulan dengan nada tinggi.

“Sini lihat !! “

Wulan lalu merebut HP ane setelah melihat ane cuma diem aja sambil menatap layar. Tapi kemudian dia mengembalikan HP ane sambil tersenyum malu, soalnya di layar terpampang tulisan rumah memanggil…

“Makanya jadi orang tu jangan parno mulu. “ ledek ane sambil ketawa.
“Iya iya udah buruan jawab sapa tahu penting. “ jawab Wulan.
emoticon-phone “Halo… “
emoticon-phone “Vin kamu pulang jam berapa ? “ terdengar suara ibu bertanya.
emoticon-phone “Hari ini aku pulang... yaaa kalo nggak jam dua belas ya jam satu. Emang ada apa bu ? “ tanya ane.
emoticon-phone “Siang ini ibu sama bapak mau ke tempatnya pakde. Beliau tadi pagi masuk rumah sakit. “ jawab ibu.
emoticon-phone “Hah ? Astaga, pakde sakit apa bu ? “ tanya ane rada kaget soalnya setau ane pakde meskipun udah tua tapi selalu sehat dan jarang sakit.
emoticon-phone “Beliau kecelakaan pas naik motor, kata bude nggak gawat sih tapi tetep harus dirawat, jadi siang ibu sama bapak mau kesana jenguk. “
emoticon-phone “Ya udah kalo gitu, aku usahakan sebelum jam satu udah sampai rumah bu. Aku juga udah kangen sama pakde. “ jawab ane antusias.
emoticon-phone “Nah masalahnya gini Vin, besok Dina kan ada ujian jadi dia nggak bisa ikut, jadi kamu di rumah nemenin Dina belajar ya. Lagian ibu sama bapak nggak nginep kok, paling nanti malam udah sampai rumah. “ kata ibu.

Kata-kata ibu barusan langsung bikin ane lemes. Ah elah seharian sama si mulut ember itu ? Nggak banget. Tapi tentu ane nggak berani membantah perintah ibu.

emoticon-phone “Iya deh bu. “ jawab ane dengan nada lesu.

emoticon-phone “Ibu usahakan sebelum jam sebelas udah sampai rumah Vin, semoga aja jalanan nggak macet. Sebetulnya ibu udah minta tolong Mbak Diah buat ngurus rumah, tapi dia cuma bisa sampai jam lima. Jadi kamu usahakan kalo nggak penting banget kamu nggak usah pergi. “ kata ibu.

emoticon-phone “Baik bu. “ jawab ane.

Ane inget hari Jumat kan Shela pulang jam dua jadi kalo dia minta jemput masih bisa lah. Tapi ane jelas nggak bilang ke ibu, ntar malah diceramahin macem-macem. Oh ya, Mbak Diah itu mantan PRT kami yang tinggal di kampung sebelah, yang keluar karena menikah, tapi sering beberapa kali dimintai tolong ibu buat jaga rumah kalo pas kosong.

emoticon-phone “Nah kalo gitu ibu sama bapak berangkat sekarang. Itu kebetulan Mbak Diah udah datang. Inget pesen ibu, kalo nggak penting banget jangan pergi-pergi. “ pinta ibu.
emoticon-phone “Iya iya, kalo gitu salam buat pakde ya bu, sama bude juga. “ jawab ane basa-basi.
emoticon-phone ***tuut..tut..tut..***
“Siapa yang sakit Vin ? Pakde kamu ? “ tanya Wulan penasaran.
“Iya, beliau tadi pagi kecelakaan dan harus dirawat. Dan sekarang ortuku mau berangkat ke tempat pakde buat jenguk. “ jawab ane sambil berjalan menuju kantin.
“Terus ? Kamu kamu ikut ke rumah pakdemu ? “
“Nggak, soalnya besok Dina ujian jadi terpaksa dia nggak bisa ikut dan otomatis aku disuruh ibu buat nemenin Dina belajar. “ jawab ane dengan nada menggerutu.
“Jadi sekarang Dina di rumah sendirian dong ? “ tanya Wulan.
“Ada yang nemenin kok, namanya Mbak Diah, dulu dia PRT kami tapi udah keluar karena nikah. Tapi dia sering dimintai tolong ibu buat jaga rumah kalo pas kosong. “ jawab ane.
“Tapi tetep aja Vin, kamu yang punya tanggung jawab nemenin Dina. Kan kasihan kalo Dina harus di rumah sama orang lain, lebih bagus kalo dia ditemeni kakaknya. “ kata Wulan.
“Yee justru Dina itu malah lebih akrab sama Mbak Diah tau, soalnya mereka punya satu hobby, sama-sama suka sinetron dan infotainment. “ jawab ane ketawa.
"Iya bener, tapi lebih baik kan kamu yang menemani. Apalagi besok Dina ujian kan, kan kamu yang lebih bisa membimbing dia belajar. " kata Wulan. Ane diem aja, soalnya kata-kata Wulan emang bener sih.

Duh, Wulan kalo nggak lagi kumat marahnya emang sosok cewek yang menyenangkan kalo diajak ngobrol dan selalu perhatian sama orang lain, mirip sama Rara. Sifat itulah yang bikin ane dulu suka sama dia. Eh nggak ding, sekarang juga masih suka kok, hehe. Sampai di kantin, ane lalu pesen Pop Ice buat Wulan dan ane ambil sebotol INACO Coco Drink dari lemari pendingin.

"Kamu nanti jemput nyonya kamu jam berapa ? " tanya Wulan sambil menyedot Pop Ice-nya.
"Kalo Jumat sih dia pulang jam dua, tapi dia belum ngasih kabar, ntar aku BBM. " jawab ane seraya membuka botol INACO Coco Drink.
"Lebih baik kamu bilang sama dia, kalo hari ini nggak bisa jemput karena Dina sendirian di rumah. " kata Wulan.
"Tapi ntar Shela marah... " jawab ane.
"Kalo dia marah berarti dia emang cewek yang manja dan nggak tahu diri. Sekali-kali kamu tegas lah sama dia. Kamu kan cowok. " kata Wulan lagi.
"Iya ntar aku bilang ke Shela. " jawab ane singkat. Lhaa tumben nih Wulan nggak minta ane antar pulang.
"Eh kamu nanti ada acara sama Putri dan Citra ? " tanya ane berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Iya, nanti habis kuliah kami mau jalan-jalan ke mall. " jawab Wulan dengan nada ceria.
"Ke mall ? Kalian ini tiap hari pergi bertiga mulu apa nggak bosen ? " ledek ane.
"Halah kamu juga, tiap hari nempel mulu sama nyonya kamu apa nggak bosen. " jawab Wulan ketus. Ah elah...
"Tenang kamu nggak usah nganter aku pulang, aku pulang diantar sama Putri. " kata Wulan lagi.
"Tapi inget !! Kamu habis dari kampus langsung pulang lho, dan bilang sama nyonya kamu kalo hari ini nggak bisa jemput. "
"Iya jangan kuatir. " jawab ane berjanji padahal bohong.

Kuliah hari ini selesai jam sebelas. Setelah mengemasi barang, ane lalu berniat segera pulang. Bener juga sih kata Wulan, mending ane segera pulang, setidaknya ane menengok kondisi rumah dulu. Lagipula kalo ane kuatir ibu pas di perjalanan ngecek ane udah pulang belum. Kalo ketahuan ane belum pulang, bisa-bisa ane diomeli habis-habisan.

Ane lalu liat Wulan lagi jalan keluar ruangan bersama dengan Putri dan Citra. Ketiganya seperti biasa keliatan ceria sambil ngoceh, terutama Citra yang emang terkenal vokal, dan kalo ngomong kadang kedengeran sampai mana-mana. Enak banget mereka mau jalan-jalan, sedangkan ane, bakal di rumah dengan si mulut ember itu, ah elah, keluh ane dalam hati.

Ah iya mending telpon sang tuan putri, kira-kira mau dijemput jam berapa. Kalo jam tiga-an kan nggak papa karena Mbak Diah pulangnya jam lima. Sambil masih duduk di bangku, ane lalu mengeluarkan HP dan membuka menu log panggilan buat mencari nomor Shela.

emoticon-phone *** tuuuuut....tuuuuut.... ***
emoticon-phone "Halo... " jawab Shela.
emoticon-phone "Halo say, eh kamu masih kuliah ? " tanya ane.
emoticon-phone "Nggak, barusan selesai. "
emoticon-phone "Sama dong, aku juga barusan selesai. " jawab ane.
emoticon-phone "Eh iya Vin, ntar jemput aku jam tiga yah. Bisa kan ? " pinta Shela.
emoticon-phone "Bisa dong say, buat kamu apa sih yang enggak. " jawab ane.
emoticon-phone "Oke sip sip, tapi inget, jangan telat. " kata Shela seperti biasa.
emoticon-phone "Siap tuan putri. "
emoticon-phone "Oh iya, kamu nunggunya jangan di seberang jalan dong, di bawah pohon aja seperti biasanya. "
emoticon-phone "Iyaa, siap tuan putri. "
emoticon-phone "Oke, makasih Vino sayang. " jawab Shela dengan riang.
emoticon-phone *** tut..tut..tut..***

Ane lihat di jam HP, sekarang masih jam sebelas-an, mending sekarang pulang, dan ntar jam tiga pamit bentar sama Mbak Diah buat jemput Shela. Saat sampai di lobby ane liat mobilnya Putri yaitu KIA Piccanto warna hijau metalik meluncur keluar halaman dan Wulan duduk di jok depan. Dengan lesu ane berjalan menuju parkiran motor.

Sampai rumah, ane lihat Dina lagi tiduran di sofa ruang tamu sambil nonton TV sedangkan Mbak Diah menyapu lantai. Ane lihat acara TV-nya, yah elah... acara gosip artis.

"Mas Vino.. " Mbak Diah menyapa ane dengan ramah, dan ane pun membalas tersenyum padanya.

"Lho Din, kamu nggak belajar, besok ujian kan ? " tanya ane ke Dina.

"Ntar. " jawab Dina singkat plus cuek sambil tetap menatap layar TV.

"Pokoknya kakak udah ngingetin lho. " kata ane sambil berjalan menuju kamar.

"Iya iya... ah, bawel. " jawab Dina dengan ketus.

Waduh... "iya bawel' ?? Lha itu kan kata-kata favorit Shela. Duh.. Dina kayaknya makin hari makin mirip sama guru lesnya itu. Tapi karena ane males ribut, ane biarin aja Dina berdua sama Mbak Diah di ruang tamu.

Setelah makan siang, dan maen game Call of Duty Ghost yang semalem habis ane unduh dari Steam, nggak terasa ane terlelap dan terbangun sekitar jam setengah tiga kurang setelah jam weker HP ane berbunyi dengan nyaring. Oh iya saatnya jemput sang tuan putri.
Di ruang tamu, ane liat Dina lagi belajar di meja ruang tamu. Dia langsung ngeliatin ane yang datang udah necis pake jaket dan celana jeans.

"Mau ketempatnya Kak Shela ya ? " tanya Dina.
"Ah mau tahu aja kamu. " jawab ane.
"Baliknya jangan sore-sore ya kak, soalnya Mbak Diah jam lima pulang. " pinta Dina.
"Terserah kakak lah. " jawab ane cuek.
"Kok gitu sih, awas ntar aku aduin ke ibu lho. " ancam Dina.
"Ya sana. " jawab ane masih cuek sambil menuju pintu ruang tamu.
"Kalo nggak aku aduin ke Kak Shela kalo kemaren Kak Wulan nginep. " ancam Dina lagi. Njirrr... bocah satu ini mulutnya emang perlu dilas pake plat besi kali ya.
"Eh awas ya kalo berani bilang-bilang. " ane mengancam balik.
"Ya terserah aku lah. " jawab Dina menirukan kata-kata ane.

Hiih, ane bener-bener geregetan sama si ember ini, tapi tenang... sabar Vin, kali ini Dina diatas angin, lebih baik mengalah dikit daripada semuanya jadi runyam.

"Iya iya, nanti sebelum jam lima kakak udah sampai rumah. " kata ane.

"Eit, jangan lupa beliin SilverQueen ya. " pinta Dina.

"Iya beres yang item kan ? "

"Tul, dan sekalian Toblerone yah. " pinta Dina lagi. Oalah, dasar bocah semprul, gerutu ane dalam hati.

"Iyaaa, udah ya kakak pergi dulu. " kata ane lalu buru-buru menuju halaman rumah tempat motor ane diparkir.

Ane lihat Mbak Diah lagi menyirami tanaman di halaman. Setelah berpamitan padanya ane langsung menggeber motor ane menuju kampusnya Shela tapi nggak lupa mampir Indomaret beli SilverQueen dan Toblerone pesanan Dina, dan sebotol Mizone. Jam tiga kurang lima ane udah tiba di depan kampusnya Shela, sesuai permintaan dia, ane pun duduk menunggu di bawah pohon di halaman kampusnya. Sambil membuka sebotol Mizone dingin yang ane beli di Indomaret tadi, ane celingukan nyari Shela, yang udah hampir jam tiga kok belum muncul juga. Ah itu dia, ane liat Shela keluar dari lobby kampusnya, lalu berjalan menuju ke tempat ane.

“Kayaknya kamu capek banget say. “ kata ane setelah melihat Shela keliatan lesu.

“Ya iya lah, apalagi tadi ada ujian, mana susah-susah soalnya. “ jawab Shela sambil duduk di sebelah ane dengan muka kusut.

“Bagi dong. “ kata Shela seraya mengambil Mizone dari genggaman ane dan langsung meminumnya, cleguk cleguk cleguk.
“Waaah segernya, makasih ya. “ kata Shela ketawa sambil mengembalikan botol Mizone tersebut ke ane.

Ane pun mengangkat botol Mizone tersebut dan yaa elah ternyata isinya tinggal dikit banget. Padahal baru ane minum seteguk. Ini cewek habis dari padang pasir kali ya, batin ane.

“Kamu udah makan belum ? “ tanya ane.
“Udah tadi di McD sama temen-temen. “ jawab Shela.
“Duuuuh Vin, aku suntuk banget. Kita kemana yuk, jalan-jalan ke mall, atau ke café yang kemaren aja gimana ? “ tanya Shela.
“Ngg.. say kayaknya aku nggak bisa deh, soalnya… “
“Kenapa ? Kamu habis ini ada acara ? “ tanya Shela.
“Nggak sih, gini, kan hari ini ortuku baru keluar kota jenguk pakdeku yang sakit mungkin pulangnya sampei malam, dan Dina sekarang di rumah ditemani tetanggaku. Jadi aku nggak bisa pergi lama-lama. Sorry ya say. “ jawab ane.
“Lho kok kamu sama Dina nggak ikut ? “ tanya Shela.
“Soalnya besok Dina ujian jadi dia harus belajar dan otomatis aku harus nemenin dia. “ jawab ane.
“Trus tetanggamu yang nemenin Dina itu ? “
“Oh dia itu mantan PRT kami, tapi sering kok dimintai tolong ibu buat jaga rumah cuma masalahnya dia cuma bisa sampai jam lima. “ jawab ane.
“Ya udah nggak papa Vin. Yuk, mending kita sekarang pulang aja. “ kata Shela sambil beranjak berdiri.
“Sorry banget ya, kamu nggak marah kan ? “ tanya ane.
“Nggak lah. Ke mall kan bisa kapan aja. Eh atau… “
“Gimana ? “
“Kita ke rumah kamu aja yuk. “ ajak Shela.
“Lho, ngapain ? “ tanya ane penasaran.
“Aku pengen nemenin Dina belajar Vin, daripada sama kamu, kan lebih baik cewek yang mendampingi. “ jawab Shela. Wah ide bagus tuh…
“Tapi kamu kan capek say kuliah dari pagi sampai jam tiga … “
“Nggak papa, lagian kalo di kos juga bakal diajak pergi sama temen-temen. “ jawab Shela.
“Terus ntar kamu pulangnya gimana ? Kan nggak mungkin aku nganter kamu sementara Dina aku tinggal sendirian ? “
“Kan ada taksi, gampang lah. “ jawab Shela meyakinkan.

Eh eh eh … bener juga kenapa nggak ajak Shela ke rumah aja ya, kan mumpung nggak ada bapak sama ibu. Cuma ada Dina, eh tapi kalo Dina ngaduin perihal Wulan nginep kemaren gimana ? Ah, kan ane udah nyiapin SilverQueen sama Toblerone buat nyumpel mulutnya. Ntar kalo Dina udah tidur, kan cuma ane berdua sama Shela, cihuiii.. ane bakal ngajak Shela ke kamar, lalu kecup sana, kecup sini, lalu.. lalu…

“Woi, Vin !! “

“Eh iya iya, gimana ? “ ane tersadar dari lamunan.

“Ngelamun lagi. Pasti mikir ngeres nih. “ kata Shela sambil menunjuk ke ane.

“Nggak… siapa yang ngeres… aku kan cuma kuatir aja kalo kamu pulang naik taksi malam-malam sendirian, apa nggak bahaya tuh ? “ tanya ane.

“Maksudmu kamu takut aku bakal diapa-apain ? Sini siapa penjahatnya kalo berani, bakal aku bikin cacat seumur hidup !! “ jawab Shela sambil mengepalkan tangannya yang super horror tersebut.

“Haaa… bener juga yah hahahahaa. “ jawab ane ketawa.

Kami lalu meninggalkan kampusnya Shela dan menuju ke rumah. Tapi sebelumnya kami mampir dulu ke kosannya Shela, karena sang tuan putri horror mau naruh tas dan buku-buku kuliahnya serta ganti baju yang lebih rileks. Setelah agak lama menunggu (kira-kira 15 menit) di beranda kosannya, Shela keluar dengan memakai kaos oblong dan celana pendek model kulot yang panjangnya selutut.

“Huuu, aku kira kamu mau pake tanktop sama hotpants. “ kata ane dengan nada kecewa.

“Enak aja, ntar kesenengan kamunya kali. “ jawab Shela cuek.

Tapi nggak papa ding, Shela masih keliatan cantik dan serasi pake celana kulot yang modelnya rada kedodoran. Mungkin masih jauh lah kalo dibandingin pas Wulan pake legging. Ah elah kulot kok dibandingin sama legging, mana nyambung, dan yaah… Wulan lagi.

Ane lihat jam udah jam setengah empat lebih, masih banyak waktu, kan Mbak Diah pulangnya jam lima. Kami lalu meluncur ke rumah, dan sampai rumah udah jam empat lebih lima. Setelah parkir motor di halaman, ane lalu bergegas masuk ke rumah, sedangkan Shela masih di depan spion sibuk menyisir dan menguncir rambut. Tapi saat sampai di teras, ane melihat sepasang sandal cewek yang nggak asing. Lho ini kayak sandalnya…

“Lho, Din ? Kamu sendirian ? Mbak Diah mana ? “ tanya ane ke Dina yang asyik nonton TV dan ngemil coklat KitKat.
“Pulang. “ jawab Dina cuek.
“Kok pulang ? Katanya pulangnya jam lima ? “ tanya ane penasaran.
“Kan sekarang udah ada Kak Wulan. “ jawab Dina. DUAAARRRR!!! Mendengar jawaban polos Dina, serasa ada bom meledak di dekat telinga ane.
“Apa ? Wulan disini ?! “ tanya ane dengan panik tingkat dewa, eh nggak, ini malah udah level Kaioo Shin.
“Iya kak, nih aku dibeliin coklat. “ jawab Dina sambil menunjukkan coklat KitKatnya.
“Trus sekarang dia dimana Din ?! “ wah, celaka … celaka !!
“Di dapur, katanya sih mau masak nasi buat makan malam. “ jawab Dina.
“Halo Dinaa… “ sapa Shela yang tiba-tiba muncul di belakang ane.
“Kak Shela ?! “ teriak Dina dengan terkejut sekaligus gembira, lalu beranjak berdiri dan menghampiri guru les kesayangannya itu.

Aaarrrggggh!! Ini bener-bener momen super duper chetos mentos chocolatos kampretos emoticon-Mad (S) emoticon-Najis (S) emoticon-Najis (S) emoticon-Berduka (S)




Oh ya, di part ini nggak ada sesi mimpi, menghayal, melamun dsb. semuanya real emoticon-Ngacir
Diubah oleh gridseeker 17-03-2017 17:46
radityodhee
khuman
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.