- Beranda
- Sejarah & Xenology
Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno
...
![dragonroar](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/01/30/avatar5138651_96.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/3.gif)
TS
dragonroar
Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno
Quote:
Spoiler for HT ke-18:
![Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno](https://s.kaskus.id/images/2017/03/17/5138651_20170317102309.jpg)
Quote:
Ikhtisar
![Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno](https://dl.kaskus.id/www.cinema.com.my/images/movies/2015/7dragonblade00_450.jpg)
Bagi para pecinta film drama kolosal mungkin tak asing dgn film Dragon Blade. Bagi yg belum tau, film yg dibintangi ama Jekicen itu berkisah soal bertemunya tentara Han Tiongkok dengan pasukan Romawi
Wow, jauh bener kan, padahal Romawi sendiri ada di ujung Barat dunia Lama sementara Tiongkok adanya di ujung timur dunia Lama bersama dengan Korea & Jepang.
namun benarkah Tiongkok kuno pernah menjalin hubungan dengan Romawi seperti halnya di film ntu.
Hhhhmmm.... rupa-rupanya hubungan Tiongkok kuno dengan Romawi juga sebagian besar sudah terjadi melalui kontak tak langsung, arus barang dagang, dan para penjelajah khusus antara Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Han dari Tiongkok, serta kemudian antara Kekaisaran Romawi Timur dan berbagai dinasti-dinasti Tiongkok. Kekaisaran-kekaisaran tersebut dekat dengan wilayah ekspansi Romawi di Timur Dekat kuno dan keberadaan militer Tiongkok Han di Asia Tengah. Namun, kekaisaran-kekaisaran perantara seperti Parthia dan Kushan, memegang kendali utama atas jalur sutra, menengahi kontak langsung antara dua kekuatan Eurasia tersebut. Kesadaran menguntungkan masih rendah dan pengetahuan tentang satu sama lain terbatas. Hanya sedikit upaya kontak langsung yang diketahui tercatat. Pada tahun 97 Masehi, jenderal Tionghoa Ban Chao berusaha untuk mengirim dutanya Gan Ying ke Roma, namun Gan dihalangi oleh Parthia saat menuju Teluk Persia. Beberapa emisaris Romawi di Tiongkok dicatat oleh para sejarawan Tiongkok kuno. Salah satu orang pertama yang tercatat, yang diyakini berasal dari kaisar Antoninus Pius atau putra angkatnya Marcus Aurelius, datang pada 166 Masehi. Yang lainnya tercatat datang pada 226 dan 284 Masehi, dengan absensi panjang sampai duta besar Bizantium pertama yang tercatat pada 643 Masehi.
Pertukaran barang tak langsung di darat sepanjang Jalur Sutra dan rute laut meliputi sutra Tiongkok, perangkat kaca Romawi dan pakaian berkualitas tinggi. Koin-koin Romawi yang dicetak dari abad ke-1 Masehi ditemukan di Tiongkok, serta sebuah koin Maximianus dan medali-medali dari masa pemerintahan Antoninus Pius dan Marcus Aurelius di Vietnam, Sumber-sumber Tiongkok pada wilayah yang sama mengklaim pendaratan pertama orang Romawi. Perangkat kaca dan perak Romawi ditemukan di situs arkeologi Tiongkok yang bermula pada zaman Han. Koin-koin dan gelas-gelas Romawi juga ditemukan di Jepang.
Dalam sumber-sumber klasik, masalah pengidentifikasian rujukan kepada Tiongkok kuno dipecahkan oleh tafsiran istilah Latin "Seres", yang artinya berfluktuasi dan dapat merujuk kepada sejumlah bangsa Asia yang membentang dari India sepanjang Asia Tengah sampai Tiongkok. Dalam catatan-catatan Tiongkok, Kekaisaran Romawi dikenal sebagai "Daqin" atau Qin Besar. Daqin secara langsung berkaitan dengan kata "Fulin" (拂菻) dalam sumber-sumber Tiongkok, yang diidentifikasikan oleh para cendekiawan seperti Friedrich Hirth sebagai Kekaisaran Bizantium. Sumber-sumber Tiongkok menyebutkan beberapa duta besar Fulin datang ke Tiongkok pada masa dinasti Tang dan juga menyebutkan pengepungan Konstantinopel oleh pasukan Muawiyah I pada 674–678 Masehi.
Dalam hal geografi, para geografer Romawi seperti Ptolemius menyediakan sketsa dari timur Samudera Hindia, yang meliputi Semenanjung Malaya dan mungkin Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan. Cattigara milik Ptolemius sangat mirip Óc Eo, Vietnam, dimana barang-barang Romawi zaman Antoninus ditemukan. Para geografer Tiongkok kuno mendemonstrasikan pengetahuan umum Asia Barat dan provinsi-provinsi timur Romawi. Sejarawan Bizantium abad ke-7 Masehi Theophylact Simocatta menyebutkan reunifikasi kontemporer dari utara dan selatan Tiongkok, yang ia sebut sebagai negara-negara yang terpisah pada perang terkini. Cermin-cermin taklukan Chen milik Kaisar Wen dari Sui (r. 581–604 AD) serta nama-nama Cathay dan Mangi kemudian digunakan oleh orang-orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan pada masa dinasti Yuan pimpinan Mongol dan dinasti Song Selatan Tionghoa Han.
Spoiler for Dragon Blade, film pertemuan antara pasukan Han dan pasukan Romawi:
![Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno](https://dl.kaskus.id/www.cinema.com.my/images/movies/2015/7dragonblade00_450.jpg)
![](https://img.youtube.com/vi/kUs8tWJ0EWM/0.jpg)
Bagi para pecinta film drama kolosal mungkin tak asing dgn film Dragon Blade. Bagi yg belum tau, film yg dibintangi ama Jekicen itu berkisah soal bertemunya tentara Han Tiongkok dengan pasukan Romawi
![Wow emoticon-Wow](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiimgq21.gif)
![Wow emoticon-Wow](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ogiimgq21.gif)
Spoiler for Letak Tiongkok kuno dengan Romawi:
Hhhhmmm.... rupa-rupanya hubungan Tiongkok kuno dengan Romawi juga sebagian besar sudah terjadi melalui kontak tak langsung, arus barang dagang, dan para penjelajah khusus antara Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Han dari Tiongkok, serta kemudian antara Kekaisaran Romawi Timur dan berbagai dinasti-dinasti Tiongkok. Kekaisaran-kekaisaran tersebut dekat dengan wilayah ekspansi Romawi di Timur Dekat kuno dan keberadaan militer Tiongkok Han di Asia Tengah. Namun, kekaisaran-kekaisaran perantara seperti Parthia dan Kushan, memegang kendali utama atas jalur sutra, menengahi kontak langsung antara dua kekuatan Eurasia tersebut. Kesadaran menguntungkan masih rendah dan pengetahuan tentang satu sama lain terbatas. Hanya sedikit upaya kontak langsung yang diketahui tercatat. Pada tahun 97 Masehi, jenderal Tionghoa Ban Chao berusaha untuk mengirim dutanya Gan Ying ke Roma, namun Gan dihalangi oleh Parthia saat menuju Teluk Persia. Beberapa emisaris Romawi di Tiongkok dicatat oleh para sejarawan Tiongkok kuno. Salah satu orang pertama yang tercatat, yang diyakini berasal dari kaisar Antoninus Pius atau putra angkatnya Marcus Aurelius, datang pada 166 Masehi. Yang lainnya tercatat datang pada 226 dan 284 Masehi, dengan absensi panjang sampai duta besar Bizantium pertama yang tercatat pada 643 Masehi.
Spoiler for Rute dagang Tiongkok-Romawi yg biasa disebut Jalur Sutra:
![Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/Periplous_of_the_Erythraean_Sea.svg/800px-Periplous_of_the_Erythraean_Sea.svg.png)
Pertukaran barang tak langsung di darat sepanjang Jalur Sutra dan rute laut meliputi sutra Tiongkok, perangkat kaca Romawi dan pakaian berkualitas tinggi. Koin-koin Romawi yang dicetak dari abad ke-1 Masehi ditemukan di Tiongkok, serta sebuah koin Maximianus dan medali-medali dari masa pemerintahan Antoninus Pius dan Marcus Aurelius di Vietnam, Sumber-sumber Tiongkok pada wilayah yang sama mengklaim pendaratan pertama orang Romawi. Perangkat kaca dan perak Romawi ditemukan di situs arkeologi Tiongkok yang bermula pada zaman Han. Koin-koin dan gelas-gelas Romawi juga ditemukan di Jepang.
Dalam sumber-sumber klasik, masalah pengidentifikasian rujukan kepada Tiongkok kuno dipecahkan oleh tafsiran istilah Latin "Seres", yang artinya berfluktuasi dan dapat merujuk kepada sejumlah bangsa Asia yang membentang dari India sepanjang Asia Tengah sampai Tiongkok. Dalam catatan-catatan Tiongkok, Kekaisaran Romawi dikenal sebagai "Daqin" atau Qin Besar. Daqin secara langsung berkaitan dengan kata "Fulin" (拂菻) dalam sumber-sumber Tiongkok, yang diidentifikasikan oleh para cendekiawan seperti Friedrich Hirth sebagai Kekaisaran Bizantium. Sumber-sumber Tiongkok menyebutkan beberapa duta besar Fulin datang ke Tiongkok pada masa dinasti Tang dan juga menyebutkan pengepungan Konstantinopel oleh pasukan Muawiyah I pada 674–678 Masehi.
Dalam hal geografi, para geografer Romawi seperti Ptolemius menyediakan sketsa dari timur Samudera Hindia, yang meliputi Semenanjung Malaya dan mungkin Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan. Cattigara milik Ptolemius sangat mirip Óc Eo, Vietnam, dimana barang-barang Romawi zaman Antoninus ditemukan. Para geografer Tiongkok kuno mendemonstrasikan pengetahuan umum Asia Barat dan provinsi-provinsi timur Romawi. Sejarawan Bizantium abad ke-7 Masehi Theophylact Simocatta menyebutkan reunifikasi kontemporer dari utara dan selatan Tiongkok, yang ia sebut sebagai negara-negara yang terpisah pada perang terkini. Cermin-cermin taklukan Chen milik Kaisar Wen dari Sui (r. 581–604 AD) serta nama-nama Cathay dan Mangi kemudian digunakan oleh orang-orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan pada masa dinasti Yuan pimpinan Mongol dan dinasti Song Selatan Tionghoa Han.
Quote:
Daftar Isi
Kesadaran geografi
Keberadaan Tiongkok pd geografi Romawi
Keberadaan Romawi pd geografi Tiongkok
Hubungan dagang
Barang dagang Romawi di Tiongkok
Barang dagang Tiongkok di Romawi
Temuan-temuan koin Romawi di Asia Timur
Penyeludupan telur-telur ulat sutra dari Tiongkok ke Bizantium
Hubungan diplomatik
Pengiriman duta Seres (Tiongkok) ke Romawi
Pengiriman duta Daqin (Romawi) ke Tiongkok
Kedatangan duta-duta Fulin (Bizantium) ke Tiongkok
Xenology
Misteri suku Kaukasia di Liqian, Tiongkok
Tengkorak orang Tionghoa dari zaman Romawi ditemukan di London ?
Terakota terinspirasi dari Yunani ?
Ada pulau Sumatra & Jawa pada peta Yunani kuno ?
Attila & Suku Hun Musuh Terbesar Romawi Berasal dari Asia Timur ?
Kesadaran geografi
Keberadaan Tiongkok pd geografi Romawi
Keberadaan Romawi pd geografi Tiongkok
Hubungan dagang
Barang dagang Romawi di Tiongkok
Barang dagang Tiongkok di Romawi
Temuan-temuan koin Romawi di Asia Timur
Penyeludupan telur-telur ulat sutra dari Tiongkok ke Bizantium
Hubungan diplomatik
Pengiriman duta Seres (Tiongkok) ke Romawi
Pengiriman duta Daqin (Romawi) ke Tiongkok
Kedatangan duta-duta Fulin (Bizantium) ke Tiongkok
Xenology
Misteri suku Kaukasia di Liqian, Tiongkok
Tengkorak orang Tionghoa dari zaman Romawi ditemukan di London ?
Terakota terinspirasi dari Yunani ?
Ada pulau Sumatra & Jawa pada peta Yunani kuno ?
Attila & Suku Hun Musuh Terbesar Romawi Berasal dari Asia Timur ?
Diubah oleh dragonroar 27-03-2017 14:31
0
43.3K
Kutip
142
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Sejarah & Xenology](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-246.png)
Sejarah & Xenology![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
6.5KThread•10.6KAnggota
Tampilkan semua post
![dragonroar](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/01/30/avatar5138651_96.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/3.gif)
TS
dragonroar
#5
Temuan2 koin Romawi di Tiongkok & Asia Timur
Quote:
Spoiler for Koin perunggu Konstantius II (337–361 Masehi), yang ditemukan di Karghalik, sekarang Tiongkok:
![Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Bronze_coin_of_Contantius_II_337_361_found_in_Karghalik.jpg/591px-Bronze_coin_of_Contantius_II_337_361_found_in_Karghalik.jpg)
Sejumlah kecil koin Bizantium dan Romawi yang ditemukan saat ekskavasi di situs-situs arkeologi Tiongkok dan Asia Tengah dari masa itu menunjukkan bahwa perdagangan langsung dengan bangsa Sogdia masih terbatas. Ini mengesampilkan fakta bahwa bangsa Romawi kuno mengompor sutra Tiongkok Han, meskipun temuan-temuan di makam-makam masa itu menyiratkan bahwa Tiongkok dinasti Han mengimpor perangkat-perangkat kaca Romawi. Pada 2002, Valerie Hansen menyatakan bahwa tak ada koin Romawi dari zaman Republik Romawi (507–27 SM) atau Principatus (27 SM – 284 M) dari Kekaisaran Romawi yang ditemukan di Tiongkok. Warwick Ball (2016) menyoroti temuan terkini di Xi'an, Tiongkok (tempat ibukota Han Chang'an) dimana enam belas koin Romawi dari masa pemerintahan Tiberius (14–37 Masehi) sampai Aurelian (270–275 Masehi) ditemukan. Koin-koin Romawi ditemukan di Óc Eo, Vietnam, dekat Jiaozhou yang dikuasai Tiongkok pada pertengahan abad ke-2 Masehi. Sebuah koin Maximianus (memerintah 286–305 Masehi) juga ditemukan di Tonkin. Koin-koin Romawi abad ke-3 dan ke-4 juga ditemukan di Jepang, saat benda-benda tersebut diangkat dari Istana Katsuren (di Uruma, Okinawa), yang dibangun dari abad ke-12 sampai ke-15 Masehi.
Koin-koin solidus emas terawal dari Kekaisaran Romawi Timur ditemukan di Tiongkok berasal dari masa pemerintahan kaisar Bizantium Theodosius II (memerintah pada 408–450 Masehi) dan hanya empat puluh delapan diantaranya yang ditemukan (berbanding dengan tiga belas ratus koin perak) di Xinjiang dan belahan Tiongkok lainnya. Penggunaan koin perak di Turfan berlangsung setelah kampanye Tang melawan Karakhoja dan penaklukan Tiongkok pada tahun 640 Masehi, dengan pengadopsian bertahap dari koin perunggu Tiongkok sepanjang abad ke-7 Masehi. Hansen menyatakan bahwa koin-koin Romawi Timur tersebut hampir selalu ditemukan dengan koin-koin perak Persia Sasaniyah dan koin-koin emas Romawi Timur digunakan lebih sebagai obyek seremonial seperti talisman, yang mengkonfirmasikan pengaruh Irak Raya dalam perdagangan Jalur Sutra Tiongkok di Asia Tengah berbanding dengan Romawi Timur. Walter Scheidel menyatakan bahwa Tionkok memandang koin-koin Bizantium sebagai benda perhiasan eksotis, dibanding dengan penggunaan koin perunggu pada zaman dinasti Tang dan Song, serta uang kertas pada zaman dinasti Song dan Ming, bahkan saat bullion perak menjadi alat tukar. Ball menyatakan bahwa koin Romawi dan Bizantium dikeramatkan di Tiongkok, seperti halnya sebagian besar benda semacam itu yang ditemukan di India, yang mengkonfirmasikan bahwa kebanyak sutra Tiongkok didapat oleh bangsa Romawi melalui India maritim, yang kebanyakan melewati bagian darat dari Jalur Sutra melalui Iran. Koin-koin Tiongkok dari dinasti Sui dan Tang (abad ke 6–10 Masehi) ditemukan di India, yang sebagian besar berasal dari zaman dinasti Song (abad ke 11-13 Masehi), terutama di kawasan bekas wilayah dinasti Chola.
Bahkan dengan produksi sutra Bizantium yang dimulai pada abad ke-6 Masehi, ragam-ragam Tiongkok masih dianggap berkualitas lebih tinggi. Teori ini didukung oleh penemuan sebuah solidus Bizantium yang dicetak pada masa pemerintahan Yustinus II yang ditemukan di sebuah makam dinasti Sui, provinsi Shanxi pada 1953, salah satu koin Bizantium lainnya yang ditemukan di berbagai tempat. Catatan-catatan sejarah Tiongkok memberikan penjelasan soal koin-koin Romawi dan Bizantium. Weilüe, Buku Han Akhir, Buku Jin, serta kemudian Wenxian Tongkao menyatakan tentang bagaimana sepuluh koin perak Romawi kuno senilai dengan satu koin emas Romawi. Aureus emas Romawi bernilai sekitar dua puluh lima denarii perak. Pada masa akhir Kekaisaran Bizantium, dua belas miliaresion perak setara dengan nomisma emas. Sejarah Song menyatakan bahwa bangsa Bizantium membuat koin-koin dari perak atau emas, tanpa lubang di tengahnya dengan inskripsi nama raja-nya. Itu juga menandakan bahwa bangsa Bizantium melarang pembuatan koin-koin palsu.
0
Kutip
Balas