- Beranda
- Sejarah & Xenology
Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno
...
TS
dragonroar
Mengintip Hubungan Antara Romawi & Tiongkok, 2 Kekuatan Besar pada Zaman Kuno
Quote:
Spoiler for HT ke-18:
Quote:
Ikhtisar
Bagi para pecinta film drama kolosal mungkin tak asing dgn film Dragon Blade. Bagi yg belum tau, film yg dibintangi ama Jekicen itu berkisah soal bertemunya tentara Han Tiongkok dengan pasukan Romawi Wow, jauh bener kan, padahal Romawi sendiri ada di ujung Barat dunia Lama sementara Tiongkok adanya di ujung timur dunia Lama bersama dengan Korea & Jepang. namun benarkah Tiongkok kuno pernah menjalin hubungan dengan Romawi seperti halnya di film ntu.
Hhhhmmm.... rupa-rupanya hubungan Tiongkok kuno dengan Romawi juga sebagian besar sudah terjadi melalui kontak tak langsung, arus barang dagang, dan para penjelajah khusus antara Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Han dari Tiongkok, serta kemudian antara Kekaisaran Romawi Timur dan berbagai dinasti-dinasti Tiongkok. Kekaisaran-kekaisaran tersebut dekat dengan wilayah ekspansi Romawi di Timur Dekat kuno dan keberadaan militer Tiongkok Han di Asia Tengah. Namun, kekaisaran-kekaisaran perantara seperti Parthia dan Kushan, memegang kendali utama atas jalur sutra, menengahi kontak langsung antara dua kekuatan Eurasia tersebut. Kesadaran menguntungkan masih rendah dan pengetahuan tentang satu sama lain terbatas. Hanya sedikit upaya kontak langsung yang diketahui tercatat. Pada tahun 97 Masehi, jenderal Tionghoa Ban Chao berusaha untuk mengirim dutanya Gan Ying ke Roma, namun Gan dihalangi oleh Parthia saat menuju Teluk Persia. Beberapa emisaris Romawi di Tiongkok dicatat oleh para sejarawan Tiongkok kuno. Salah satu orang pertama yang tercatat, yang diyakini berasal dari kaisar Antoninus Pius atau putra angkatnya Marcus Aurelius, datang pada 166 Masehi. Yang lainnya tercatat datang pada 226 dan 284 Masehi, dengan absensi panjang sampai duta besar Bizantium pertama yang tercatat pada 643 Masehi.
Pertukaran barang tak langsung di darat sepanjang Jalur Sutra dan rute laut meliputi sutra Tiongkok, perangkat kaca Romawi dan pakaian berkualitas tinggi. Koin-koin Romawi yang dicetak dari abad ke-1 Masehi ditemukan di Tiongkok, serta sebuah koin Maximianus dan medali-medali dari masa pemerintahan Antoninus Pius dan Marcus Aurelius di Vietnam, Sumber-sumber Tiongkok pada wilayah yang sama mengklaim pendaratan pertama orang Romawi. Perangkat kaca dan perak Romawi ditemukan di situs arkeologi Tiongkok yang bermula pada zaman Han. Koin-koin dan gelas-gelas Romawi juga ditemukan di Jepang.
Dalam sumber-sumber klasik, masalah pengidentifikasian rujukan kepada Tiongkok kuno dipecahkan oleh tafsiran istilah Latin "Seres", yang artinya berfluktuasi dan dapat merujuk kepada sejumlah bangsa Asia yang membentang dari India sepanjang Asia Tengah sampai Tiongkok. Dalam catatan-catatan Tiongkok, Kekaisaran Romawi dikenal sebagai "Daqin" atau Qin Besar. Daqin secara langsung berkaitan dengan kata "Fulin" (拂菻) dalam sumber-sumber Tiongkok, yang diidentifikasikan oleh para cendekiawan seperti Friedrich Hirth sebagai Kekaisaran Bizantium. Sumber-sumber Tiongkok menyebutkan beberapa duta besar Fulin datang ke Tiongkok pada masa dinasti Tang dan juga menyebutkan pengepungan Konstantinopel oleh pasukan Muawiyah I pada 674–678 Masehi.
Dalam hal geografi, para geografer Romawi seperti Ptolemius menyediakan sketsa dari timur Samudera Hindia, yang meliputi Semenanjung Malaya dan mungkin Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan. Cattigara milik Ptolemius sangat mirip Óc Eo, Vietnam, dimana barang-barang Romawi zaman Antoninus ditemukan. Para geografer Tiongkok kuno mendemonstrasikan pengetahuan umum Asia Barat dan provinsi-provinsi timur Romawi. Sejarawan Bizantium abad ke-7 Masehi Theophylact Simocatta menyebutkan reunifikasi kontemporer dari utara dan selatan Tiongkok, yang ia sebut sebagai negara-negara yang terpisah pada perang terkini. Cermin-cermin taklukan Chen milik Kaisar Wen dari Sui (r. 581–604 AD) serta nama-nama Cathay dan Mangi kemudian digunakan oleh orang-orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan pada masa dinasti Yuan pimpinan Mongol dan dinasti Song Selatan Tionghoa Han.
Spoiler for Dragon Blade, film pertemuan antara pasukan Han dan pasukan Romawi:
Bagi para pecinta film drama kolosal mungkin tak asing dgn film Dragon Blade. Bagi yg belum tau, film yg dibintangi ama Jekicen itu berkisah soal bertemunya tentara Han Tiongkok dengan pasukan Romawi Wow, jauh bener kan, padahal Romawi sendiri ada di ujung Barat dunia Lama sementara Tiongkok adanya di ujung timur dunia Lama bersama dengan Korea & Jepang. namun benarkah Tiongkok kuno pernah menjalin hubungan dengan Romawi seperti halnya di film ntu.
Spoiler for Letak Tiongkok kuno dengan Romawi:
Hhhhmmm.... rupa-rupanya hubungan Tiongkok kuno dengan Romawi juga sebagian besar sudah terjadi melalui kontak tak langsung, arus barang dagang, dan para penjelajah khusus antara Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Han dari Tiongkok, serta kemudian antara Kekaisaran Romawi Timur dan berbagai dinasti-dinasti Tiongkok. Kekaisaran-kekaisaran tersebut dekat dengan wilayah ekspansi Romawi di Timur Dekat kuno dan keberadaan militer Tiongkok Han di Asia Tengah. Namun, kekaisaran-kekaisaran perantara seperti Parthia dan Kushan, memegang kendali utama atas jalur sutra, menengahi kontak langsung antara dua kekuatan Eurasia tersebut. Kesadaran menguntungkan masih rendah dan pengetahuan tentang satu sama lain terbatas. Hanya sedikit upaya kontak langsung yang diketahui tercatat. Pada tahun 97 Masehi, jenderal Tionghoa Ban Chao berusaha untuk mengirim dutanya Gan Ying ke Roma, namun Gan dihalangi oleh Parthia saat menuju Teluk Persia. Beberapa emisaris Romawi di Tiongkok dicatat oleh para sejarawan Tiongkok kuno. Salah satu orang pertama yang tercatat, yang diyakini berasal dari kaisar Antoninus Pius atau putra angkatnya Marcus Aurelius, datang pada 166 Masehi. Yang lainnya tercatat datang pada 226 dan 284 Masehi, dengan absensi panjang sampai duta besar Bizantium pertama yang tercatat pada 643 Masehi.
Spoiler for Rute dagang Tiongkok-Romawi yg biasa disebut Jalur Sutra:
Pertukaran barang tak langsung di darat sepanjang Jalur Sutra dan rute laut meliputi sutra Tiongkok, perangkat kaca Romawi dan pakaian berkualitas tinggi. Koin-koin Romawi yang dicetak dari abad ke-1 Masehi ditemukan di Tiongkok, serta sebuah koin Maximianus dan medali-medali dari masa pemerintahan Antoninus Pius dan Marcus Aurelius di Vietnam, Sumber-sumber Tiongkok pada wilayah yang sama mengklaim pendaratan pertama orang Romawi. Perangkat kaca dan perak Romawi ditemukan di situs arkeologi Tiongkok yang bermula pada zaman Han. Koin-koin dan gelas-gelas Romawi juga ditemukan di Jepang.
Dalam sumber-sumber klasik, masalah pengidentifikasian rujukan kepada Tiongkok kuno dipecahkan oleh tafsiran istilah Latin "Seres", yang artinya berfluktuasi dan dapat merujuk kepada sejumlah bangsa Asia yang membentang dari India sepanjang Asia Tengah sampai Tiongkok. Dalam catatan-catatan Tiongkok, Kekaisaran Romawi dikenal sebagai "Daqin" atau Qin Besar. Daqin secara langsung berkaitan dengan kata "Fulin" (拂菻) dalam sumber-sumber Tiongkok, yang diidentifikasikan oleh para cendekiawan seperti Friedrich Hirth sebagai Kekaisaran Bizantium. Sumber-sumber Tiongkok menyebutkan beberapa duta besar Fulin datang ke Tiongkok pada masa dinasti Tang dan juga menyebutkan pengepungan Konstantinopel oleh pasukan Muawiyah I pada 674–678 Masehi.
Dalam hal geografi, para geografer Romawi seperti Ptolemius menyediakan sketsa dari timur Samudera Hindia, yang meliputi Semenanjung Malaya dan mungkin Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan. Cattigara milik Ptolemius sangat mirip Óc Eo, Vietnam, dimana barang-barang Romawi zaman Antoninus ditemukan. Para geografer Tiongkok kuno mendemonstrasikan pengetahuan umum Asia Barat dan provinsi-provinsi timur Romawi. Sejarawan Bizantium abad ke-7 Masehi Theophylact Simocatta menyebutkan reunifikasi kontemporer dari utara dan selatan Tiongkok, yang ia sebut sebagai negara-negara yang terpisah pada perang terkini. Cermin-cermin taklukan Chen milik Kaisar Wen dari Sui (r. 581–604 AD) serta nama-nama Cathay dan Mangi kemudian digunakan oleh orang-orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan pada masa dinasti Yuan pimpinan Mongol dan dinasti Song Selatan Tionghoa Han.
Quote:
Daftar Isi
Kesadaran geografi
Keberadaan Tiongkok pd geografi Romawi
Keberadaan Romawi pd geografi Tiongkok
Hubungan dagang
Barang dagang Romawi di Tiongkok
Barang dagang Tiongkok di Romawi
Temuan-temuan koin Romawi di Asia Timur
Penyeludupan telur-telur ulat sutra dari Tiongkok ke Bizantium
Hubungan diplomatik
Pengiriman duta Seres (Tiongkok) ke Romawi
Pengiriman duta Daqin (Romawi) ke Tiongkok
Kedatangan duta-duta Fulin (Bizantium) ke Tiongkok
Xenology
Misteri suku Kaukasia di Liqian, Tiongkok
Tengkorak orang Tionghoa dari zaman Romawi ditemukan di London ?
Terakota terinspirasi dari Yunani ?
Ada pulau Sumatra & Jawa pada peta Yunani kuno ?
Attila & Suku Hun Musuh Terbesar Romawi Berasal dari Asia Timur ?
Kesadaran geografi
Keberadaan Tiongkok pd geografi Romawi
Keberadaan Romawi pd geografi Tiongkok
Hubungan dagang
Barang dagang Romawi di Tiongkok
Barang dagang Tiongkok di Romawi
Temuan-temuan koin Romawi di Asia Timur
Penyeludupan telur-telur ulat sutra dari Tiongkok ke Bizantium
Hubungan diplomatik
Pengiriman duta Seres (Tiongkok) ke Romawi
Pengiriman duta Daqin (Romawi) ke Tiongkok
Kedatangan duta-duta Fulin (Bizantium) ke Tiongkok
Xenology
Misteri suku Kaukasia di Liqian, Tiongkok
Tengkorak orang Tionghoa dari zaman Romawi ditemukan di London ?
Terakota terinspirasi dari Yunani ?
Ada pulau Sumatra & Jawa pada peta Yunani kuno ?
Attila & Suku Hun Musuh Terbesar Romawi Berasal dari Asia Timur ?
Diubah oleh dragonroar 27-03-2017 14:31
0
43.3K
Kutip
142
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•10.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dragonroar
#1
Keberadaan Tiongkok pd geografi Romawi
Quote:
Spoiler for Sebuah rekonstruksi Renaissance dari proyeksi ke-1 Ptolemius:
Spoiler for Sebuah rekonstruksi Renaissance dari peta wilayah Asia ke-11 buatan Ptolemius:
Bermula pada abad ke-1 SM dengan Virgil, Horace, dan Strabo, sejarah-sejarah Romawi hanya menawarkan catatan-catatan samar Tiongkok dan Seres yang memproduksi sutra dari Timur Jauh. Florus mengetahui keberadaan Seres dari orang-orang India, atau setidaknya menyatakan bahwa ciri-ciri kulit mereka membuktikan bahwa keduanya tinggal di "langit yang berlainan" dengan bangsa Romawi. Para pengarang Roma umumnya mengeluarkan beberapa keraguan karena tempat dimana Seres bertempat berjarak sangat jauh, yakni Asia Tengah atau Asia Timur. Geografer abad ke-1 M Pomponius Mela menyatakan bahwa tanah Seres membentuk pusat pesisir samudera timur, yang membentang dari India di bagian selatan dan Skitia dari Stepa Eurasia di bagian utara. Sejarawan Ammianus Marcellinus (s. 330 – s. 400 M) menyatakan bahwa tanah Seres dekat dengan tembok alam besar yang mengitari sebuah sungai yang disebut Bautis, yang diyakini merupakan sebuah deskripsi dari Sungai Kuning.
Meskipun keberadaan Tiongkok diketahui jelas oleh para kartografer Romawi, pemahaman mereka kurang pasti. Geografi karya Ptolemius yang dibuat pada abad ke-2 Masehi memisahkan Tanah Sutra (Serica) di ujung sepanjang daratan Jalur Sutra dari daratan Qin (Sinae) yang dicapai oleh laut. Sinae ditempatkan pada pesisir utara Teluk Besar (Magnus Sinus) dari timur Semenanjung Emas (Aurea Chersonesus, Semenanjung Malaya). Pelabuhan utama mereka, Cattigara, terlihat berada di hilir Delta Mekong. Teluk Besar dijadikan sebagai perpaduan Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan, karena Marinus dari Tyre dan Ptolemius meyakini bahwa Samudera Hindia adalah sebuah laut dalam sehingga pesisir selatan Kamboja dianggap sejajar dengan selatan Libya (Afrika) di sebelah barat. Kebanyakan disebut sebagai daratan yang tidak diketahui, namun wilayah timur lautnya ditempatkan di bawah Sinae.
Para geografer klasik seperti Strabo dan Pliny sang Tetua umumnya pelan-pelan untuk memasukkan informasi baru ke dalam karya-karya mereka dan, dari posisi mereka sebagai cendekiawan berpendirian, memandang sinis para pedagang kelas rendah dan catatan topografi mereka. Karya Ptolemius mewakili pemecahan berbagai hal dari semenjak ia mendemonstrasikan keterbukaan catatannya dan bukannya menyinggung Teluk Bengal sehingga keakuratannya tidak setingkat dengan para pedagang. Dalam Periplus dari Laut Eritrea pada abad ke-1 Masehi, pengarang berbahasa Yunani anonimnya, seorang pedagang Mesir Romawi, menyediakan catatan penyaksian kota-kota dagang di Arab, Pakistan, dan India, termasuk masa-masa perjalanan dari sungai-sungai dan kota-kota, dimana saat menurunkan jangkar, tempat para anggota kerajaan, gaya hidup masyarakat lokal dan barang-barang ditemukan di pasar-pasar mereka, dan masa-masa saat berlayar dari Mesir ke tempat-tempat tersebut dalam rangka mengikuti angin muson, yang dengan jelas bahwa ia mengunjungi beberapa tempat tersebut. Periplus juga menyebut sebuah kota dalam besar, Thinae (sepertinya Sinae) di sebuah negara yang disebut This yang diyakini berada di bagian paling ujung Kaspia. Teks tersebut menyatakan bahwa sutra yang dihasilkan disana dibawa ke wilayah tetangganya India melalui Sungai Gangga dan ke Bactria melalui rute darat. Diyakini, tak ada yang mengejutkan saat Marinus dan Ptolemius mendapatkan sebuah pernyataan dari seorang pelaut Yunani bernama Alexander, yang nampaknya juga adalah seorang pedagang, tentang bagaimana mencapai Cattigara (diyakini Oc Eo, Vietnam). Alexander (Yunani: Alexandros) menyatakan bahwa tempat pemberhentian utama bagi para pedagang Romawi adalah sebuah kota Burma yang disebut Tamala di barat laut Semenanjung Malaya, dimana para pedagang India berkunjung ke sepanjang Kra Isthmus untuk mencapai Teluk Perimulic (diyakini Teluk Thailand). Alexandros mengklaim bahwa membutuhkan dua puluh hari untuk berlayar dari Thailand ke sebuah pelabuhan yang disebut "Zabia" (atau Zaba) di selatan Vietnam. Menurutnya, perjalanan tersebut dilanjutkan ke sepanjang pesisir (selatan Vietnam) dari Zabia sampai mencapai pelabuhan dagang Cattigara setelah beberapa hari yang tidak disebutkan jumlahnya (dengan kata "sejumlah kecil" ditafsirkan sebagai "beberapa" oleh Marinus).
Cosmas Indicopleustes, seorang biarawan Yunani Romawi Timur (atau disebut juga Bizantium) abad ke-6 Masehi asal Aleksandria dan mantan pedagang dengan pengalaman dalam perdagangan Samudera Hindia, merupakan orang Romawi pertama yang berbicara helas tentang Tiongkok dalam Topografi Kristen (sekitar tahun 550 Masehi). Ia menyebutnya negara Tzinista (berbanding dengan Chinasthana dalam bahasa Sansekerta dan Sinistan dalam bahasa Suryani dari Prasasti Nestorian tahun 781 Masehi di Xi'an, Tiongkok), terletak di paling timur Asia. Ia menjelaskan rute maritim menuju kesana (mula-mula berlayar ke timur dan kemudian ke utara pesisir selatan benua Asia) dan pada kenyataannya bahwa cengkih datang dari jalur tersebut menuju Sri Lanka untuk dijual. Pada masa pemerintahan penguasa Romawi Timur Yustinianus I (memerintah pada 527–565 Masehi), bangsa Bizantium mendapatkan sutra Tiongkok dari para perantara Sogdiana. Namun, mereka juga menyeludupkan ulat-ulat sutra dari Tiongkok dengan bantuan para biarawan Nestorian, yang mengklaim bahwa tanah Serindia terletak di utara India dan menghasilkan sutra termurni. Dengan menyeludupkan ulat-ulat sutra dan menghasilkan sutra mereka sendiri, bangsa Bizantium dapat memotong perdagangan sutra Tiongkok yang didominasi oleh pesaing utama mereka, Kekaisaran Sasaniyah.
Dari suku bangsa Turkic dari Asia Tengah pada zaman Wei Utara (386–535 Masehi), bangsa Romawi Timur memakai penyebutan lainnya untuk Tiongkok: Taugast (Turkic Lama: Tabghach). Theophylact Simocatta, seorang sejarawan pada masa pemerintahan Heraclius (memerintah pada 610–641 Masehi), dengan menyatakan bahwa Taugast (atau Taugas) adalah sebuah kekaisaran timur besar yang dijajah oleh bangsa Turkic, dengan ibukota berjarak 1,500 mil (2,400 km) dari timur laut India yang ia sebut Khubdan (dari kata Turkic Khumdan yang digunakan untuk ibukota Sui dan Tang Chang'an), dimana penyembahan berhala dipraktekkan namun bangsanya bijak dan taat hukum. Ia menggambarkan kekaisaran Tiongkok terpisah oleh sebuah sungai besar (diyakini Yangzi) yang dijadikan sebagai perbatasan antara dua negara rival dalam perang, pada masa pemerintahan Kaisar Bizantium Maurice (582–602 Masehi) orang-orang utara yang mengenakan "jubah hitam" menaklukan orang-orang ber"jubah merah" di wilayah selatan (hitam adalah warna khas yang dikenakan oleh orang-orang Shaanxi, yang berada di ibukota Sui, Sui Chang'an, menurut penjelajah Persia abad ke-16, Hajji Mahomed, atau Chaggi Memet). Catatan tersebut menyinggung soal penaklukan dinasti Chen dan penyatuan kembali Tiongkok oleh Kaisar Wen dari Sui (memerintah pada 581–604 Masehi). Simocatta menyebut penguasa mereka dengan sebutan Taisson, yang ia klaim memiliki arti Putra Dewa, yang berkaitan dengan kata Tianzi (artinya Putra Surgawi) dalam bahasa Tionghoa atau bahkan nama dari penguasa pada zaman itu Kaisar Taizong dari Tang (memerintah 626 – 649 Masehi). orang-orang Eropa di Tiongkok pada akhir Abad Pertengahan menyebutnya sebagai dua negara terpisah, dengan Cathay di utara dan Mangi di selatan, pada zaman dimana dinasti Yuan yang dipimpin oleh penguasa Mongol Kublai Khan (memerintah 1260–1294 Masehi) menaklukan Dinasti Song Selatan
Diubah oleh dragonroar 13-03-2017 10:58
0
Kutip
Balas