dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted




Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 10:22
alejandrosf13
anasabila
imamarbai
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
374.3K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#850
PART 41

Inget Jaka? Orang yang sempat diminta Grace buat ngawasin gue itu ternyata anak Northern Mannequin. Ya... enggak kaget sih, dari dandanan dia aja udah kelihatan banget. Perawatan dari dalam sampe luar pake sari rapet, sampe lubang hidungnya ikutan rapet. Mana mungkin orang kayak dia enggak termasuk kubu NM.

Selama ini Jaka jarang kelihatan ternyata karena sakit. Udah hampir sebulan dia masuk rumah sakit, dan hampir selama itu juga gue belum jenguk dia. Malam ini gue dan Grace berencana menjenguk dia, jam setengah delapan gue berangkat ke rumah Grace.

'Udah jalan?'
'Udah, lima menit lagi juga sampe.'
'Yaudah buruan jalan, ngapain malah telepon?'
'Lhoh... yang telepon kan lo, Grace. Lagian ini masih nunggu lampu merah juga.'
'Cepetan! Keburu tutup rumah sakitnya.'
'Iya..., ini gue usahain nunggu lampu merahnya lebih cepet.'

Jam delapan kurang sepuluh gue sampe di rumahnya yang berada di daerah Godean. Sesampainya disana, gue disambut Grace, dengan seorang bayi di tangannya.

"Hai, oom Dawi," ucap Grace melambai-lambaikan tangan bayi itu. "Apa kabar?"
"Itu anaknya siapa, Grace?"
"Anaknya papa Ben, Oom."
"Papa Ben? Ini anaknya Bentigo?! Orangnya mana?"
"Denger nama Ben aja langsung semangat, giliran namaku enggak pernah semangat."
"Ssssttt...!" Gue gendong bayi itu, "Papamu mana, Dek?"
"Dia baru nemuin klien, Oom," jawab Grace pake suara bayi kecekik tali pusar. "Di rumah cuma ada aku, mama sama tante cantik, Oom."
"Heleh... tante cantik." Gue ciumin pipi itu bayi, "Terus ini namanya siapa, Grace?"
"Muhdawi," ucap Grace santai.
"Se-serius? Mirip nama gue?!"
"Kamu percaya?"
"Ya... enggak, sih. Mana mungkin dia pake nama gue."
"Tapi serius namanya Muhdawi."
"Seriusan lo, Grace?"
"Bukan," ucap suara di belakang gue. "Namanya Bentigo Jr."
"Bentigo Junior?" tanya gue pada suara di belakang gue.
"Iya," jawab Mona menggendong anaknya dari tangan gue. "Apa kabar kamu, Wi?"
"Gue baik, Mon. Lo sendiri gimana?"
"Jauh lebih baik dari kamulah pokoknya. Best husband, best kid, and best life."
"Bagus, deh. Seneng gue dengernya. Gue cubit pipi Bentigo Jr. "Enggak ada pilihan nama yang lain apa, Dek? Sampe nama papamu yang dipake."

Dari rumah Grace kita enggak langsung ke rumah sakit, kita mampir sebentar di batagor depan rumah Grace.

"Kamu kenapa suka banget sama batagor, Wi?"
"Ya karena enak." Gue makan batagor kedua, "Emang ada alasan lain?"
"Enak ya enggak sampe segininya. Aku aja sampe bosen tiap kamu ajakin kesini."
"Bosen tapi seneng, kan?"
"Ih...!" Grace menyenggol gue, "GR!"
"Bang," ucap gue mengangkat tangan. "Tambah satu lagi."
"Siap, Wi!" jawab abang batagor.
"Kalo kayak gini ini aku termasuk selingkuh enggak, sih? Makan sama cowok lain berduaan."
"Enggaklah." Gue tatap Grace, "Asalkan enggak main perasaan."
"Kalo main perasaan?"

Selesai makan batagor kita langsung jenguk Jaka di rumah sakit. Sesampainya disana, rumah sakit udah ditutup. Kita dihadang satpam, kata dia, "Mohon maaf mas, jam kunjung rumah sakit hanya sampai jam sembilan malam. Mungkin besok datang lagi, tapi lebih sorean."

Ditolak satpam rumah sakit ternyata nyesek juga.

"Kamu, sih! Makan batagor sampe nambah dua kali!"
"Ya maaf."
"Lain kali ditahan dulu, kek!"
"Iya... gue kan udah minta maaf."

Ditengah-tengah marahnya Grace, dia berbicara pada layar hapenya.

'Jak, maaf ya jenguknya cuma lewat video call. Kita ditolak satpam gara-gara kemaleman, tapi ini masih di depan rumah sakit, kok.'
'Iya... udah maklum.'
'Kalo mau nyalahin....' Grace menunjukkan muka gue di layar, 'Salahin dia, nih!'
'Apaan?! Kok jadi gue?'
'Udah... di luar juga gapapa, Grace. Ramenya udah sampe ke dalem sini.'
'Sorry lhoh, Jak. Batagor depan rumahnya Grace menggoda banget soalnya, abang yang jualan juga maksa gue buat mampir.'
'Mana ada! Orang dia cuma nyapa, terus kamunya malah tiba-tiba parkir di warungnya.'

Ya... begitulah akhirnya, niatnya jengukin Jaka jadinya malah video call doang.

Kita ngobrol sama Jaka cukup lama. Ya, cukup lama sampe Grace ketiduran.

'Gue enggak percaya kalo sakit liver. Jujur deh sama gue, lo sebenernya sakit apaan?'
'Jangan bilang siapa-siapa, ya?'
'Iyaaaaa..., buruan ngomong.'
'Ambeien.'
'Apaan?'
'Ambeien.'
'Ambeien? Sakit di lobang pantat itu?!'
'Iya.'
'Kok bisa? Lo abis ngapain?! Lo beneran main belakang? Mak-maksud gue kok lo bisa sakit begituan?!'
'Lo mikir apaan kampret, gue ambeien emang udah dari kecil, bukan gara-gara main belakang.'
'Enggak percaya gue! Lo pasti main belakang!'
'Bodo!'
'Serem banget sakit lo, lobang pantat lo kenapa gitu? Sobek?'
'Pecah, Wi.'
'Pe-pecah? Pecah gimana?!'
'Ini harus banget gue ceritain semuanya?'
'Janganlah, bayangin doang aja gue udah ngilu, apalagi lo ceritain detilnya.'

Jam sebelas malem gue akhiri video call sama Jaka. Dari rumah sakit gue langsung membawa mobil pulang ke rumahnya.

Baru gue turun dari mobil, ada orang yang udah lama banget enggak gue temuin menyambut gue. Bentigo berdiri di depan pintu menggendong Bentigo Jr.

"Hei, Wi."
"Ben!" Gue langsung peluk Bentigo, "Apa kabar lo?"
"Baik, baik banget malah," ucapnya membalas pelukan gue. "Apalagi sekarang ketemu sama lo."
"Gila lo, balik-balik udah bawa anak," ucap gue mengusap kepala anaknya. "Mana namanya pake disama-samain lagi."
"Masuk dulu, ngobrol di dalem aja kita."
"Waduh... udah malem, Ben. Enggak enak gue sama pak RT disini, paksa gue dong."
"Kelakuan, udah tutup pagarnya, tidur disini aja."
"Emang ada kamar?"
"Kamarnya Grace kosong."
"Yakali tidur sama Grace."
"Halah... kayak sama siapa aja."
Diubah oleh dasadharma10 13-03-2017 17:27
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.