natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#2658
F Part 85
“Hari ini Mona, bukan besok.” Kata si Burhan kepada ibu.
“Loh.. kata kamu kemarin besok.” Kata ibu berdebat.
“Ya besok kemarin kan sekarang.” Kata si Burhan lagi.
“Oh.. iya ya, hehe.” Ibu tersipu malu karena salah.

“Jadi mau gimana neh?” Kata gue kepada mereka.
“Gak tau.” Kompak mereka menjawab gak tau. Wtf..

“Astaga.. yaudah sih gak usah dirayain segala, biasa aja ngucapin.. Aku ultah kemarin juga gitu.. dilupain” Kata gue kepada mereka.

“Lah siapa suruh kabur.” Kata ibu.
“Siapa juga yang gak inget.” Kata gue membalas ibu.
“Aku ingett…”
“Gak..”

“Sudah-sudah kalian jangan bertengkar. Hehe..” Si Burhan mencoba menengahi.

“Diam om!”
“Felisha jangan begitu!!” Ibu ngebentak gue.
“Berisik, giliran si Ani ada rencana mau dirayain, lah aku?”
“Kamu amnesia ? Kan udah ibu rencanain kamunya aja yang manja, padahal udah ibu siapin semua” Ibu ngegas ngomongnya..

“Hehehe.. kalian sudah-sudah ya jangan bertengkar..” Si Burhan lagi-lagi nimbrung mencoba menahan gue dan ibu adu mulut.

“Daripada ribut, mending bantu saya gimana cara bikin surprise buat anak saya, tolong ya..” Si Burhan memohon.

“OKE!!” Kata gue dan ibu kompak.

Baik si Burhan, ibu, ataupun gue tidak ada persiapan sama sekali. Jelas gue gak tau sama sekali kalau si Ani ulang tahun sekarang, ibu juga menyangkanya besok senin, nah ini bokapnya ngedadak ngasih taunya.

“Jadi mo gimana nih om?” Tanya gue ke si Burhan
“Terserah, kamu kan kreatif fe.”
“Palamu kreatif.”
“FELISHA!” Ibu bentak gue karena cara ngomong gue ke suami keduanya itu.
“Yauda deh, kita takut-takutin si Ani aja…”

“Caranya?” Tanya ibu.

“Ani takut hantu apa ?”

“Kayaknya semuanya hantu nakutin deh Felisha bagi dia.” Ujar si Burhan

“Ya apa?”

“Pocong sih kayaknya itu kan lumayan serem.”

“Yauda om jadi pocong!” Kata gue

“Lah kumaha carana?” Dia kayaknya gak setuju pas gue suruh dia jadi pocong.

“Mati dulu om sana, pake kain kafan.” Ujar gue

“Felisha jaga bicaramu.!” Ibu gue nyiwit gue.

“Ih bu, lepasin, aku Cuma becanda….”

“Yauda atuh gini weeh, nanti om burhan matiin listrik rumah ini, biar gelap banget, terus nanti aku deh yang jadi hantunya, pake mukena ibu yang putih.”

“Nah pas si Ani masuk ke rumah, ibu main piano ya.. mainin In the Hall of Mountainya Edvard Grieg..”

“Itu teh yang mana sayang?”

“Itu loh bu yang ada di harry potter, yang ibu ngajarin ke aku pas kecil.”

“Oh.. ya-ya ibu inget..”

“Nah nanti.. aku bawa lilin.. terus nyamperin dia sambil nyanyi happy birthday aja biasa.. ibu nanti ngiringi pakai piano ya ..” Kata gue ke ibu.

“Gimana” Tanya gue ke mereka.

“Saya sih ikut aja Fe.. hehehe” Kata si Burhan.

“Boleh deh, coba aja..” Kata ibu.

“Yauda bu.. sms Ani suruh jangan pulang dulu… suruh dia beli makanan aja. Atau apa kek, terus om telepon juga suruh beli kue kek atau apa kek…” Kata gue

“Emang Ani kemana sebenarnya.” Tanya si Burhan.

“Tadi sih lagi jalan ama cowok.” Jawab gue.

“Loh ke ibu dia bilangnya mau belajar di rumah temanya.” Kata ibu

“Yeee si Ani dipercayaa…” ejek gue ke ibu.

“Awas ya nanti ibu jewer tuh anak, udah berani bohong lagi.” Ibu kayaknya sedikit kesal karena dibohongi si Ani.



Rumah sudah mirip banget dengan rumah hantu, kayaknya nih rumah gue mesti dibuat series menjadi Indonesian Horror Story season 1 Haunted House, biar bisa nyaingi American Horror Story season 1 Murder House.

Krek… terdengar suara pintu depan ada yang ngebuka, dan jelas itu pasti si Ani yang baru saja masuk. Gue, burhan, dan ibu bertiga sudah siap2, ibu sudah ke kamar yang ada pianonya dan gue pun sudah memakai mukena, dan si burhan lagi di kamar gue nyalain lilin.

Dari atas gue bisa melihat si Ani yang juga melihat ke arah gue, dia langsung ngibrit ketakutan pas ngeliat gue di atas pake mukena kayak gini, gue liat Ani langsung bersembunyi di belakang sofa dekat TV. Gue kemudian memberikan kode ke burhan untuk membawa lilin dan ke ibu buat berhentiin mainin lagu in the hall of mountainya.. Sambil berjalan menuruni tangga, gue menyanyikan lagu happy birthday to you lalu menghampiri si Ani..

“BAKEKOK!” Kata gue ke si Ani

“Kak Fe..”

“Ayah..”

“Kalian ngapain?” Tanya dia yang mukanya udah pucat banget

“Happy birthday Ani, bener kan sekarang lo ultah?” Kata gue memastikan

“Hah? Masa? Aku gak tau.”

“Iya Ani, sekarang ultah kamu, masa ayah lupa..” Ujar si Burhan mantap

“Ohya.. 10 Maret ya? Kok aku gak inget ya.”

“Yuk ke atas, ibu mau ngasih kado.” Ajak gue sambil menarik tanganya untuk segera pergi ke atas ke tempat ibu, tapi sebenarnya sih baik kita bertiga sama sekali gak nyiapin kado buat si Ani, baru ide konyol ini yang dilakuin buat memperingati hari ulang tahunya.

“Happy birthday sayang … “ Ujar ibu pas melihat gue membawa si Ani kepadanya

“Ihhh kalian..” Kata dia, suaranya terbata-bata, mo nangis ini mah.

“Aku tadi takut banget…”

“Lo takut liat gue Ni..? Tanya gue.

“Hahaha nggak kak, aku gak takut liat kakak, justru aku senang, ngerasa adem.”

“Siall..”

“Aku takut kalian gak ada, takut kalian pergi, tadinya kupikir rumah ini di rampok..”

“Makasih banget ya ayah ibu.. kak Fe udah inget ulang tahunku..”

si Ani beneran langsung nangis setelah dari tadi matanya udah berkaca-kaca, kemudian si Burhan langsung memeluk dia, oh so sweet banget sih daddy’s girl.

“Eh om nyalain lagi dong listriknya.” Pinta gue kepada si Burhan.

“Ah iya sebentar… tunggu ya..”

Burhan kemudian turun ke bawah buat nyalain listrik rumah, sementara ibu yang dari tadi duduk manis di kursi piano kembali memainkan pianonya, kali ini ibu memainkan Noctrunes, Op. 9 No. 2 In E - Flat Major nya Chopin. Sejenak gue pun menikmati dentingan piano yang dimainkan ibu, udah lama banget gue gak liat ibu memainkan lagu-lagu klasik seperti ini.

“Eh.. Ni.. cepet make a wish..” Kata gue yang baru ingat dari tadi memegang lilin,

“Oke kak..” Dia memejamkan mata lalu mengepalkan kedua tanganya di dada dan berdoa. Setelah berdoa, dia meniup lilin yang gue pegang dan boom… Ruangan jadi gelap gulita karena satu-satunya sumber cahaya yang ada sudah dimatiin sama si Ani.

“Ani hey, jangan dimatiin di tiup lilinya.” Kata ibu berhenti memainkan piano.

“Hahahahaha” Gue ketawa karena memang sengaja gue suruh si Ani buat niup lilin agar kondisinya jadi gelap.

Namun tak lama berselang, listrik rumah sudah menyala. Ibu beranjak dari kursi lalu menghampiri si Ani kemudian memeluknya erat lalu melepaskanya.

“Kamu ini.. “

“Kenapa bohong lagi sama ibu, katanya mau belajar kelompok tapi malah jalan sama anak laki-laki.”

Gue lihat si Ani langsung dijewer sama ibu. Hahaha lucu.

“Hahahaha Ni… gue belum beli kado buat lo ya, besok ya gue beliin.” Kata gue kepada yang lalu meninggalkan mereka.
khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.